Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih Diagnosis Infeksi Saluran Kemih

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Epidemiologi Infeksi Saluran Kemih

Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor lainnya. Insidens ISK tertinggi terjadi pada tahun pertama pada anak. Selama tahun pertama kehidupan, prevalensi bakteriuria 0,9 pada anak perempuan dan 2,5 pada anak laki-laki. Prevalensi ISK pada anak usia 2 bulan sampai 2 tahun adalah 5. Insidens ISK pada anak usia kurang dari 6 tahun adalah 3-7 pada anak perempuan dan 1-2 pada anak laki-laki. Insidens ISK pada anak remaja adalah 10, dimana 7,8 diantaranya dijumpai pada anak perempuan. 10-12 Suatu penelitian mendapatkan prevalensi yang lebih tinggi terjadi pada anak malnutrisi yaitu sekitar 8-35. 13 Angka kejadian ISK pada anak kulit putih lebih tinggi daripada anak kulit hitam. Rekurensi ISK dapat terjadi 6 – 12 bulan berikutnya dengan angka kejadian 20-48. Rekurensi ISK terutama terjadi pada anak usia 3 - 5 tahun. 11-13 Penyebab terbanyak ISK baik yang simtomatik maupun yang asimtomatik, termasuk pada neonatus adalah Escherichia coli 70-80. 1 Pada suatu studi di Arab didapatkan E.coli pada ISK lebih sering dijumpai pada perempuan 81,7. 9 Pada uropati obstruktif dan pada kelainan saluran kemih sering ditemukan Proteus species. Pada penelitian di Iran pada ruangan Intensive Care Unit, bakteri yang paling banyak dijumpai adalah K.pneumonia. Menurut peneliti hal ini berhubungan dengan infeksi nosokomial. ,14,15 Universitas Sumatera Utara

2.2. Diagnosis Infeksi Saluran Kemih

ISK adalah keadaan adanya infeksi ada pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria bermakna yaitu ≥ 100000 koloni ml urin segar. Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin. Bakteriuria asimtomatik adalah bila ditemukannnya bakteriuria bermakna tanpa adanya gejala klinis. Hal ini lebih sering terjadi pada anak perempuan. 1 Gejala klinis ISK adalah nyeri perut, demam, malaise, mual, muntah dan terkadang diare. Pada bayi biasanya gejalanya kurang spesifik misal penurunan nafsu makan, gelisah dan penurunan berat badan. 1,5,16 Studi yang dilakukan di negara berkembang mendapatkan anak yang menderita demam 10 diantaranya adalah ISK. 14 Tidak jarang pada bayi dan anak usia lebih kecil ISK tidak menunjukkan gejala. Faktor predisposisi terjadinya ISK adalah jenis kelamin wanita, anak laki-laki yang tidak disirkumsisi, anak yang sedang belajar buang air kecil, konstipasi, pemakaian popok sekali pakai dalam waktu yang lama, kelainan anatomi, dan lainnya. 1,5,16,17 ISK dapat dibagi menjadi ISK atas upper UTI dan ISK bawah lower UTI. ISK atas yaitu bila infeksi terjadi terutama di parenkim ginjal, lazim disebut pielonefritis. ISK bawah yaitu bila infeksi terjadi di vesika urinaria atau uretra. ISK atas paling sering terjadi pada bayi usia kurang dari 12 bulan dengan gejala demam tanpa sebab. 1,5 Hal penting yang perlu diperhatikan untuk konfirmasi sebelum menegakkan diagnosa ISK adalah cara pengambilan sampel urin. Sampel untuk pembiakan urin Universitas Sumatera Utara sebaiknya dilakukan segera kurang dari setengah jam sesudah sampel urin diambil. Bila waktu tidak memungkinkan dapat disimpan dalam lemari es pada suhu 4 C dan masih dapat dilakukan pembiakan sebelum 48 jam. Waktu pengambilan sampel urin untuk pemeriksaan rutin yang terbaik adalah pagi hari segera sesudah bangun tidur, sedang bila untuk biakan bisa diambil urin sewaktu asalkan sudah lebih dari 4 jam urin terkumpul dalam kandung kemih. 1 Baku emas untuk diagnostik ISK adalah pemeriksaan kultur urin dimana dijumpai bakteriuria ≥ 100000 koloni ml urin segar. Pemeriksaan lainnya adalah dengan cara urin dip slide dan tes dipstik urin. 1,18-20 Urin dipslide adalah suatu gelas objek yang dilapisi media biakan diatasnya, direndam ke dalam pot yang berisi urin di dalamnya dan diinkubasi selama 24 jam. Tes dipstik urin adalah batang plastik tipis yang pada ujungnya terdapat reagens pads dan yang penting diperhatikan untuk ISK adalah nitrit, leukosit esterase dan protein. 1,21 Novak, dkk menyebutkan bahwa urinalisa dapat membantu dalam memprediksi terjadinya ISK dengan sensitivitas 82. 22 Dipstik urin baik dilakukan sebelum kultur urin sebagai petunjuk awal dalam mendiagnosis ISK oleh karena hasil kultur urin baru diperoleh lebih dari 24 jam. 23-25 Suatu studi metaanalisis menyimpulkan bahwa adanya bakteri yang dilihat dari nitrit dan leukosit esterase pada dipstik urin dapat menggambarkan adanya ISK pada anak. 26 Pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan adalah USG ginjal dan skintigrafi menggunakan Dimercaptosuccinic acid scintigraphy DMSA. Lebih kurang 40 anak dengan ISK menunjukkan kelainan radiologis seperti refluks dan hidronefrosis. 21,27,28 Dari suatu studi di Inggris disebutkan bahwa foto polos abdomen Universitas Sumatera Utara tidak perlu dilakukan. 29 Pengenalan dini dan pemilihan terapi antibiotik yang tepat dapat mencegah berkembangnya penyakit menjadi pyelonephritis, urosepsis dan sekuele jangka panjang yaitu skar ginjal. 22,30 Satu dari 3 penderita skar ginjal akan menjurus ke hipertensi asimptomatik. Hipertensi ini akan berlanjut disertai penurunan fungsi ginjal dan akhirnya menderita gagal ginjal kronik. 1

2.3. Hubungan popok sekali pakai dengan terjadinya ISK