Sistematika Penulisan KWH Meter Analog

1. Mengurangi kerugian PLN ataupun konsumen masyarakat atas terjadinya selisih pemakaian dengan pencatatan yang dilakukan oleh petugas PLN. 2. Membatasi besar pemakaian listrik sesuai dengan kebutuhan pelanggan masyarakat pengguna listrik. 3. Mempersingkat waktu dalam proses pembayaran biaya rekening listrik melalui telepon selular konsumen dalam jarak jauh.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat tersebut, maka penulis menulis laporan ini sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, teknik pengumpulan data serta sistematika penulisan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian. Teori pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler Atmega 8535 dan modul GSM hardware dan software.

BAB III. PERANCANGAN SISTEM

Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari rangkaian dan diagram alir dari program yang akan diisikan ke mikrokontroler Atmega 8535

BAB IV. PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

Pada bab ini akan dibahas hasil analisa rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan mengenai rangkaian-rangkaian yang digunakan, penjelasan mengenai program yang diisikan ke mikrokontroler Atmega 8535 dan pengujian alat secara keseluruhan.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari pembuatan alat ini serta saran, apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KWH Meter Analog

KWH meter adalah alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali tegangan, arus faktor kerja, kali waktu tertentu yang bekerja selama waktu tertentu tersebut. Alat ini sangat umum dijumpai di masyarakat. Bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus,elemen penggerakpiringan aluminium, rem magnet tetap yang tugasnya menetralkan piringan aluminium dari induksi medan magnet, registergear mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium, name plate, dan terminal klemp, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut. Gambar 2.1 Bagian-bagian KWH Meter Piringan KWH meter ditempatkan dengan dua buah bantalan atas dan bawah yang digunakan agar piringan KWH meter dapat berputar dengan mendapat gesekan sekecil mungkin. Rem magnit adalah terbuat dari magnit permanen, mempunyai satu pasang kutub Utara dan Selatan yang gunanya untuk mengatasi akibat adanya gaya berat dari piringan KWH meter, dan menghilangkanmeredam ayunan perputaran piringan serta alat kalibrasi semua batas arus. Roda gigi dan alat pencatat register, sebagai transmisi perputaran piringan, sehingga alat pencatat merasakan adanya perputaran, untuk mencatat jumlah energi yang diukur oleh KWH meter tersebut dan mempunyai satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan pluh ribuan. Alat ini sangat penting dan pemakaiannya sangat luas, karena alat tersebut dipergunakan sebagai pengukur energi dalam transaksi daya listrik oleh PLN di masyarakat. Gambar 2.2 berikut ini adalah KWH Meter Analog yg sering kita jumpai di rumah-rumah penduduk. Gambar 2.2 Bentuk Fisik KWH Meter Analog

2.1.1 Prinsip Kerja KWH Meter

Apabila ditinjau dari segi fisika maka, prinsip kerja KWH meter diperlihatkan pada Gambar 2.3 di bawah dapat dijelaskan bahwa arus beban I menghasilkan fluks bolakbalik Φc, yang melewati piringan aluminium dan menginduksinya, sehingga menimbulkan tegangan dan eddy current yang ditunjukkan pada Gambar 2.4b. Kumparan tegangan Bp juga mengasilkan fluks bolak-balik Φp yang memintas arus If. Karena itu piringan mendapat gaya, dan resultan dari torsi membuat piringan berputar. Torsi ini sebanding dengan fluks Φp dan arus IF serta harga cosinus dari sudut antaranya. Karena Φp dan IF sebanding dengan tegangan E dan arus beban I, maka torsi motor sebanding dengan EI cos θ, yaitu daya aktif yang diberikan ke beban. Gambar 2.3 Prinsip Dasar KWH Meter Karena itu kecepatan putaran piringan sebanding dengan daya aktif yang terpakai. Semakin besar daya yang terpakai, kecepatan piringan semakin besar, demikian pula sebaliknya. Secara umum perhitungan untuk daya listrik dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu :  Daya kompleks SVA = V.I  Daya reaktif QVAR = V.I sin φ  Daya aktif PWatt = V.I cos φ ……………………………………….…2.1 Hubungan dari ketiga daya diatas dapat dituliskan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 2 2 Q P S   cos sin . 2 2 2     VI S I V S .  …………………………………………………………………………2.2 Dari ketiga daya diatas, yang terukur pada KWH meter adalah daya aktif, yang dinyatakan dengan satuan Watt. Gambar 2.4.a mengambarkan kepada kita bagaimana medan magnet memutarkan piringan alumunium. Arus listrik yang melalui kumparan arus mengalir sesuai dengan perubahan arus terhadap waktu. Hal ini menimbulkan adanya medan di permukaan kawat tembaga pada koil kumparan arus. Kumparan tegangan membantu mengarahkan medan magnet agar menerpa permukaan alumunium sehingga terjadi suatu gesekan antara piringan alumunium dengan medan magnet disekelilingnya. Dengan demikian maka piringan tersebut mulai berputar dan kecepatan putarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus listrik yang melalui kumparan arus.

a. Medan Magnet Pada KWH Meter b. Arus-arus Eddy pada piringan