Linearitas dan Repeatabilitas DASAR TEORI

yang terjadi pada suatu film dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis film, energi radiasi, jumlah paparan dan kondisi pemerosesan Curry, 1990.

2.10 Linearitas dan Repeatabilitas

Meskipun pengukuran-pengukuran perbandingan keluaran paparan dengan kuat arus dan waktu mRmAs hanyalah metode yang digunakan untuk menyimpulkan pengujian kalibrasi kuat arus mA, pengukuran-pengukuran perbandingan keluaran paparan dengan kuat arus kali waktu mRmAs dapat digunakan dalam hal lain, misalkan penentu kemampuulangan repeatabilitas. Kemampuulangan , yaitu kemampuan pembangkit untuk memproduksi eksposi yang sama untuk teknik yang sama. Sering kali ahli teknologi ingin mengurangi waktu eksposi misalkan, untuk anak kecil atau orangtua yang tidak dapat menahan nafasnya dan harus menaikkan kuat arus mA secara proporsional agar dapat bekerja dengan baik. Meskipun mAs yang sama dapat dipilih, keluaran sinar-X pada tabung dapat berbeda dan radiograf yang dihasilkan tidak memuaskan. Hal ini benar jika planel mA tertinggi dipakai. Pengujian linieritas menetukan keluaran tabung sinar-X, yang menggunakan perbandingan keluaran paparan dengan kuat arus dan waku mRmAs, untuk berbagai kombinasi planel timer dan kuat arus mA. Kecuali jika keluaran di jaga dalam toleransi yang ketat, sangatlah tidak mungkin untuk menukarkan kombinasi kuat arus dan waktu, meski pada kuat arus yang sama dan menghasilkan radiograf dengan kwalitas konsisten. Biro kesehatan Radiologi standard Amerika menjadi acuan internasional mensyaratkan bahwa peralatan sinar-X baru harus dapat menjaga linearitas 10 dari satu arus tabung planel mA ke arus tabung lainnya dan untuk pesawat Rontgen yang lama harus dapat menjaga lineritas 25 dari pesawat baru Gray, 1983. Ini berarti pada pesawat rontgen baru jika pembangkit sinar –X mempunyai enam planel mA sangat mungkin untuk mendapatkan linieritas 50 dan masih memenuhi peraturan internasional bahwa linieritas dapat dijaga pada 10 terhadap keseluruhan jangkauan kerja pembangkit. Tegangan tabung kV dan linieritas hanyalah sebagian masalah dalam pengujian pembangkit sinar-X. Jika pembangkit tidak dapat diulang, selanjutnya pengujian tegangan tabung kV optimal dan linieritasnya menjadi hal yang tidak Universitas Sumatera Utara penting. Kemampu-ulangan keluaran dari tabung tidak akan sama jika kita membuat dalam satu barisan dalam satu teknik. Namun sebuah pembangkit haruslah repeatable dalam batas yang masuk akal, setiap saat dilakukan perubahan teknik dan lalu kembali lagi pada kV, mA dan waktu eksposi yang sama . Hal ini khususnya menjadi masalah saat pembangkit bertambah umur dan komponen mekaniknya mulai aus. Mungkin ditemukan pembangkit yang sama tuanya dan juga sama barunya yang dapat mendekati pengaturan kV yang diinginkan dari arah yang sama tiap waktu, misalkan untuk mendapatkan 80 kV. Dalam banyak pembangkit, masalah ini tidak dapat dikoreksi. Dengan evaluasi dari pembangkit sinar-X, dapat memastikan bahwa peralatan telah teruji dengan tepat dan dapat lebih mampu mendiagnosa masalah- masalah yang sebelumnya berjalan yang tidak tepat. Disamping itu beberapa masalah yang tidak mudah dikoreksi pembangkit baru mungkin jadi penyelesaian dapat diidentifikasi dan itu memungkinkan pembangkit bekerja pada daerah yang bemasalah tersebut. Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Teknik Pelaksanaan Penelitian