ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH MELALUI PENYALURAN PEMBIAYAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. (STUDI KASUS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015)

(1)

(STUDI KASUS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015)

SKRIPSI Oleh :

Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C NPM: 20130730356 FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MUAMALAT

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

(STUDI KASUS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015)

SKRIPSI Oleh :

Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C NPM: 20130730356 FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MUAMALAT

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar Serjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C NPM: 20130730356

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(4)

iii

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C NPM : 20130730356

Judul : ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN MODALTERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH MELALUI PENYALURAN

PEMBIAYAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. (STUDI KASUS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015)

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dengan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamualaikum wr.wb

Dosen Pembimbing


(5)

iv

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH

MELALUI PENYALURAN PEMBIAYAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. (STUDI KASUS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015) Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C NPM : 20130730356

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 21 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:

Sidang Dewan Munaqasyah

Ketua Sidang : Dyah Pikanti, SE., MM. (...) Pembimbing : Satria Utama, S.E.I., M.E.I. (...) Penguji : M. Sobar, SE.I., M.Sc. (...)

Yogyakarta,... Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,


(6)

v

Nama Mahasiswa : Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C Nomor Mahasiswa : 20130730356

Program Studi : Ekonomi Dan Perbankan Islam

Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGADAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH MELALUI PENYALURAN PEMBIAYAAN SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING. (STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta,

Yang Membuat Pernyataan


(7)

vi

penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang. ” -R.A. Kartini-

“it doesn’t matter how you slowly go, as long as you don’t stop.” -confucius-

“ believe you can and you’re halfway there.” -Theodore Roosevelt-


(8)

vii

Ibuku tercinta yang selalu menyelipkan namaku di setiap sujud malamnya dan di setiap rintik permohonan doanya.

Ayahku tersayang yang telah mendidikku, yang sudah rela bekerja keras dengan ikhlas agar aku dapat memiliki masa depan yang lebih baik.

Adik-adiku tercantik dan terganteng yang selalu menjadi semangat untuk menyelesaikan karya tulis ini.

M. Fawwaz Athifi terimakasih telah menjadi teman bicara, teman diskusi, dan teman matcha top.

Sahabat WAAW terimakasih selalu support dan mendoakan satu sama lain. Keluarga EPI G dan EPI H terimakasih telah menjadi keluarga dan teman seperjuangan selama menyelesaikan kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sahabat Larva mba Nisa, mba Vina, Tyas dan KVVM terimakasih atas dukungan dan kebahagiannya.

Teruntuk sahabat chipmunk Sentia, Uthi, dan Dinda terimakasih telah memberi warna di persahabatan kita

Teruntuk Keluarga KKN Generasi Indonesia Mengabdi terimakasih atas pelajaran hidup dan kenangan yang telah di berikan see you on top!

Teruntuk teman-teman organisasi KSEI FIES UMY, Power Ranger TEMILNAS, Rumah Belajar Indonesia Bangkit Yogyakarta, LO UMY terimakasih atas kesempatan


(9)

viii

Segala puji dan syukur kepada Allah S.W.T atas nikmat dan rahmat yang telah Allah limpahkan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skrpsi ini sebagai tugas akhir dan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S1 pada prodi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan judul “Analisis Pengaruh DPK dan Modal terhadap Profitabilitas Bank Syariah Melalui Penyaluran Pembiayaan sebagai Variabel

Intervening. (Studi Kasus Bank Umum Syariah Periode 2010-2015).”

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbinga, dukungan, doa dan saran dari bebgai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainudin, M.Si Selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Syarif As’ad, S.EI., MSI Selaku Ketua Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Satria Utama, SEI., MEI Selaku Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Ekonomi dan Perbankan Islam yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk, saran , dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung. 5. Bapak M. Sobar SEI., MSc. Selaku Dosen Penguji Skripsi Progra Studi Ekonomi dan

Perbankan Islam yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk, saran, dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung.


(10)

ix

mendoakan.

8. Sahabat-sahabatku, Aulia, Wildan, Thoya, Sentia, Ica, Dinda, Ikhwan, Shinta, Aldo, Maman, Abi, Reza, Rheza, Mumut, Tiatu, Ega, Yumna dan teman-teman lainnya yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat, dan bantuan lainnya selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang dan penilis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 21 Desember 2016 Penulis


(11)

x

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... v

HALAMAN MOTTO... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... .. xv

ABSTRACT... xvi

ABSTRAK... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 15

C. Tujuan Penelitian... 15

D. Manfaat Penelitian... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI... 17

A. Tinjauan Pustaka... 17

B. Kerangka Teori... 20

1. Prinsip-prinsip Operasional Bank Syariah... 20

2. Sumber Dana Bank Syariah... 22

3. Dana Pihak Ketiga (DPK)... 26

4. Pembiayaan Bank Syariah... 29

5. Profitabilitas Bank Syariah... 35

6. Modal Bank Syariah... 39

7. Laporan Keuangan ... 45

8. Analisis Laporan Keuangan... 46

C. Hipotesis ... 47

BAB III METODE PENELITIAN... 52

A. Jenis Metode Penelitian... 52

B. Jenis dan Sumber Data... 52

C. Metode Pengumpulan Data... 52

D. Populasi... 53

E. Sampel... 53

F. Metode Analisis Data... 53

G. Metode Estimasi Model Regresi Panel... 57

1. Model Common Effect... 57

2. Model Fixed Effect... 58


(12)

xi

2. Uji Heterokedastisitas... 62

3. Uji Autokorelasi... 63

J. Uji Statistik Analisis Regresi... 63

1. Uji Koefisien Determinasi (R²)... 63

2. Uji Signifikansi Simultan (F)... 64

3. Uji Parsial (T)... 65

K. Pengukuran Variabel... 66

1. Variabel Eksogen (X)... 66

2. Variabel Endogen (Y΍)... 66

3. Variabel Intervening (YΌ)... 67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 68

A. Analisis Data Statistik... 68

1. Analisis Deskriptif... 69

a. Finance Deposit Ratio (FDR)... 70

b. Return On Asset (ROA)... 71

c. Dana Pihak Ketiga (DPK)... 75

d. Capital Adequacy Ratio (CAR)... 77

2. Uji Regresi Data Panel... 79

a. Uji Substruktur II... 79

1) Uji Chow test... 80

2) Uji Hausman test... 80

3. Uji Kualitas Data... 82

a. Uji Multikolinieritas... 82

b. Uji Heterokedastisitas... 83

c. Uji Autokorelasi... 84

4. Estimasi Hasil Regresi Data Panel... 86

a. Uji Regresi Substruktur I... 86

1) Koefisien Determinasi (R²)... 87

2) Uji Simultan (F)... 87

3) Uji Parsial (t)... 88

b. Uji Regresi Substruktur II... 89

1) Koefisien Determinasi (R²)... 91

2) Uji Simultan (F)... 91

3) Uji Parsial (t)... 92

5. Menghitung Pengaruh Variabel Intervening... 94

a. Pengaruh Langsung... 94

b. Pengaruh Tidak Langsung... 95

c. Total Pengaruh... 95

d. Sobel Test... 95

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 97

1. Pengaruh DPK Terhadap ROA melalui FDR... . 97

2. Pengaruh CAR Terhadap ROA melalui FDR... 99


(13)

(14)

xiii

Tabel 2.1 Klasifikasi peringkat Komposit ROA... 38

Tabel 4.1 Analisis Deskriptif... 70

Tabel 4.2 Hasil Uji Chow Test... 80

Tabel 4.3 Hasil Uji Hausman Test... 81

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas... 83

Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 84

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi... 85

Tabel 4.7 Hasil Uji Substruktur I... 86


(15)

xiv

Grafik 1.3 Komposisi DPK BUS periode 2010-2015... 7

Gambar 1.4 Komposisi penyaluran pembiayaan BUS dan UUS... 9

Gambar 3.1 Model Analisis Jalur... 57

Grafik 4.1 Finance Deposit Ratio (FDR)... 71

Grafik 4.2 Return On Asset (ROA)... 73

Grafik 4.3 Dana Pihak Ketiga... 75

Grafik 4.4 Capital Adequacy Ratio (CAR)... 78

Gambar 4.5 Hasil Model Diagram Jalur... 97

Gambar 4.6 NPF Perbankan Syariah... 99

Gambar 4.7 Komposisi Dana Pihak Ketiga (2010-2015) ... 100

Gambar 4.8 Jangka Waktu DPK BUS dan UUS... 101

Gambar 4.9 Pertumbuhan Rasio FDR Bank Syariah Nasional (2010-2015) 104 Gambar 4.10 Pertumbuhan DPK Bank Syariah Nasional (2010-2015)... 104

Gambar 4.11 Rata-rata Pertumbuhan Rasio FDR BUS (2010-2015)... 106

Gambar 4.12 Pengaruh DPK Terhadap ROA Melalui FDR... 107

Gambar 4.13 Rata-rata Pertumbuhan Rasio CAR Periode (2010-2015)... 109

Gambar 4.14 komposisi penyaluran pembiayaan BUS (2010-2015)... 110

Gambar 4.15 Rata-rata Pertumbuhan CAR dan FDR BUS (2010-2015)... 112

Gambar 4.16 Rata-rata Pertumbuhan CAR, FDR, dan ROA BUS... 114


(16)

xv

affecting the profitability (ROA) of Islamic banking, including third-party Funds (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), as well as Financing To Deposit ratio (FDR) as an intervening variable. The population of this study is all of the Islamic banking in Indonesia in the period 2010-2015. This research is quantitative research and using secondary data which are using a Total deposits, CAR, ROA, and FDR. The analysis that used in this research is a path analysis that can explain the patterns of relations between exogenous and endogenous variables in order to determine the directly or indirectly effect between the DPK and the CAR to ROA and it will also allow testing of FDR variables. A classic assumption test result shows that the regression results are used to qualify for the classical assumption test. This results indicate that the variable DPK, CAR, and FDR simultaneously giving a positive and significant impact on ROA. However, in partial DPK and CAR have a negative and significant impact on ROA. While FDR has a positive and significant impact on ROA. Based on the Sobel Test result, FDR is not able to act as an intervening variable but it only able to act as an exogenous variable. To support the increasing profitability, the Islamic banking must have a strategy in its function as an investment manager and distributing the funds which is too expansive on credit-based financing in a carefuly way. Islamic banks are advised too add its capital in order to raise the quality of Islamic bank’s service which is adressed to the general public.


(17)

xvi

pangsa pasar perbankan konvensional. Maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (ROA) perbankan syariah, meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), serta Financing To Deposit Rasio (FDR) sebagai variabel intervening. Populasi penelitian ini adalah seluruh perbankan syariah di Indonesia pada periode 2010-2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yaitu data Total DPK CAR, ROA, dan FDR tahun 2010-2015. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah path analysis yang dapat menjelaskan pola hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variable Total DPK, CAR terhadap variable ROA sekaligus memungkinkan pengujian terhadap variabel FDR. Hasil uji asumsi klasik menunjukan bahwa hasil regresi yang digunakan lolos uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel DPK, CAR, dan FDR secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. namun, secara parsial variabel DPK dan CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan FDR berpegaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil Sobel Test FDR tidak mampu bertindak sebagai variabel intervening melainkan hanya mampu bertindak sebagai variabel independen. Untuk mendukung meningkatkan profitabilitas maka perbankan syariah harus memiliki strategi dalam menjalankan fungsinya sebagai investment manager dan berhati-hati dalam menyalurkan dananya yang terlalu ekspansif pada pembiayaan berbasis kredit. Bank Syariah harus menambah modalnya agar mampu meningkatkan kualitas layanan bank syariah kepada masyarakat luas.


(18)

(19)

xv

This study aims to analyze the factors affecting the profitability (ROA) of Islamic banking, including third-party Funds (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), as well as Financing To Deposit ratio (FDR) as an intervening variable. The population of this study is all of the Islamic banking in Indonesia in the period 2010-2015. This research is quantitative research and using secondary data which are using a Total deposits, CAR, ROA, and FDR. The analysis that used in this research is a path analysis that can explain the patterns of relations between exogenous and endogenous variables in order to determine the directly or indirectly effect between the DPK and the CAR to ROA and it will also allow testing of FDR variables. A classic assumption test result shows that the regression results are used to qualify for the classical assumption test. This results indicate that the variable DPK, CAR, and FDR simultaneously giving a positive and significant impact on ROA. However, in partial DPK and CAR have a negative and significant impact on ROA. While FDR has a positive and significant impact on ROA. Based on the Sobel Test result, FDR is not able to act as an intervening variable but it only able to act as an exogenous variable. To support the increasing profitability, the Islamic banking must have a strategy in its function as an investment manager and distributing the funds which is too expansive on credit-based financing in a carefuly way. Islamic banks are advised too add its capital in order to raise the quality of Islamic bank’s service which is adressed to the general public.


(20)

xvi

mampu menyaingi posisi pangsa pasar perbankan konvensional. Maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (ROA) perbankan syariah, meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), serta Financing To Deposit Rasio (FDR) sebagai variabel intervening. Populasi penelitian ini adalah seluruh perbankan syariah di Indonesia pada periode 2010-2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yaitu data Total DPK CAR, ROA, dan FDR tahun 2010-2015. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

path analysis yang dapat menjelaskan pola hubungan antar variable dengan tujuan

untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variable Total DPK, CAR terhadap variable ROA sekaligus memungkinkan pengujian terhadap variabel FDR. Hasil uji asumsi klasik menunjukan bahwa hasil regresi yang digunakan lolos uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel DPK, CAR, dan FDR secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. namun, secara parsial variabel DPK dan CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan FDR berpegaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil Sobel Test FDR tidak mampu bertindak sebagai variabel intervening melainkan hanya mampu bertindak sebagai variabel independen. Untuk mendukung meningkatkan profitabilitas maka perbankan syariah harus memiliki strategi dalam menjalankan fungsinya sebagai investment

manager dan berhati-hati dalam menyalurkan dananya yang terlalu ekspansif pada

pembiayaan berbasis kredit. Bank Syariah harus menambah modalnya agar mampu meningkatkan kualitas layanan bank syariah kepada masyarakat luas. Kata Kunci : DPK, CAR, FDR, ROA, Data Panel, Analisis Jalur.


(21)

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, peran lembaga keuangan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua lembaga yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi perusahaan.1Di Indonesia terdapat dua jenis lembaga keuangan, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank.Berdasarkan fungsinya, lembaga keuangan berperan sebagai lembaga perantara, dan pelaksana transaksi pembayaran.

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, “perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dananya dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.” Berdasarkan pengertian tersebut maka bank adalah sebuah

1 Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: kencana, 2009, hal. 27.


(22)

lembagausaha yang bertugas sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat dengan tujuan meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Bank Syariah merupakan lembaga keuangan bank yang berprinsip syariah yang dalam beroperasi tidak mengandalkan pada bunga. Bank tanpa bunga adalah perbankan yang kegiatan operasional dan produknya di kembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadis Nabi SAW. Peran pokok perbankan ialah sebagai lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana melalui penghimpunan dana dari masyarakat dan penyaluran dana melalui berbagai pembiayaan.

Eksistensi Bank Syariah di Indonesia secara formal telah dimulai sejak tahun 1992 dengan di berlakukannya UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan. Undang-undang tersebut memberi kebebasan kepada bank dalam menentukan imbalan yang akan di berikan kepada nasabah, baik berupa bunga ataupun bagi hasil maka berdasarkan undang-undang tersebut, berdirilah Bank Muamalat Indonesia sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia.

Kemudian, hingga saat ini perkembangan bank syariah di Indonesia dinilai semakin menunjukan ke arah sistem yang positif sejak dikeluarkannya undang-undang No.10 tahun 1998 sebagai pengganti UU No.7 tahun 1992 ini yang mengizinkan perbankan menjalani dual banking system sehingga Bank Umum terdiri dari bank konvensional dan bank syariah yang kemudian disahkan dengan UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang menjadi payung hukum


(23)

perbankan syariahnasional, dimana Bank Syariah terdiri dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. 2

Saat ini, perbankan syariah di Indonesia sebagai lembaga keuangan telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, menurut data statistik perbankan syariah yang di publikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah perbankan syariah di Indonesia kini sejumlah 12 unit dengan pertumbuhan sekitar 63 persen sehingga total asetnya menjadi 273.494 triliun rupiah pada Juni 2015 dan pada februari 2016 total aset perbankan syariah mencapai 290,43 triliun naik sebesar 0,47 persen dengan pangsa pasar sebesar 4,61 persen. Berikut data statistik lembaga keuangan syariah di Indonesia periode 2010-2015 :

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan , 2016.

Grafik 1.1 Total Asset Perbankan Syariah Nasional Periode (2010-2016)

2 Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: kencana. 2009, hal. 46.

175112 178923 180000 184100

204961 213423 211358

2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

TOTAL ASET

total aset


(24)

Dengan meningkatnya total asset bank syariah tersebut mencerminkan bahwa kinerja perbankan syariah nasional terus mengalami peningkatan. Hal ini berarti bank syariah nasional telah memiliki strategi operasional dalam melakukan kegiatan usaha nya seperti strategi penghimpunan dana, penyaluran dana, dan pembagian bagi hasil yang akhirnya memberi stimulus kepercayaan kepada masyarakat untuk bertransaksi di perbankan syariah baik mempercayakan dananya maupun menggunakan jasa pembiayaan bank syariah.

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Bank Syariah 11 11 11 11 12 12

Unit Usaha

Syariah

23 24 24 23 22 22

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

150 155 158 163 163 163

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, 2016.

Berdasarkan perkembangannya, pertumbuhan jumlah jaringan kantor perbankan syariah di Indonesia mencerminkan adanya dukungan masyarakat dan pemerintah dalam mengembangkan industri perbankan syariah. Namun berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah 2015, pangsa pasar bank syariah di


(25)

Indonesia belum mencapai 5 persen.3 Nilai tersebut masih jauh lebih kecil jika di bandingkan dengan pangsa pasar bank konvensional.

Secara Pokok, bank syariah berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan dengan melakukan proses penyerapan dana dari pihak suplus ekonomi untuk penyaluran dana bagi pihak defisit ekonomi. Proses penyerapan dana disebut dengan penghimpunan dana (funding)sedangkan proses penyaluran dana disebut dengan pembiayaan (financing). Dalam melakukan kegiatannya, pertumbuhan suatu bank sangat di pengaruhi oleh perkembangan dan kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat, baik dana berskala kecil maupun berskala besar atau baik menghimpun dana murah maupun dana mahal. Salah satu sumber dana bank yaitu berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang bersumber dari masyarakat dalam bentuk Giro (demand deposit), Deposito (time deposit) dan Tabungan (saving).4

3www.m.bisnis.com “Februari 2016, Aset Bank Syariah Kinclong”. 6 November 2016 23.50 WIB.

4 Danupranata, Gita, Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta : Salemba Empat. 2013, hal. 114.


(26)

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, 2015.

Grafik 1.2 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (2010-2015)

Menurut data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per juni 2015 dana pihak ketiga yang dihimpun oleh perbankan syariah nasional mengalami peningkatan pada periode 2010-2015 meningkat dari 76.036 miliar rupiah menjadi 215.339 miliar rupiah pada 2015. Pertumbuhan DPK terbesar terjadi pada tahun 2014 yaitu sekitar 50.6 persen sedangkan pada tahun 2010-2013 pertumbuhannya relatif stabil bergerak di angka 20persen-50 persen. Namun, saat ini komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank syariah Nasional masih didominasi oleh produk deposito. Hal ini ditunjukan berdasarkan data komposisi Dana Pihak Ketiga periode 2010-2015 sebagai berikut :

0 100000 200000 300000

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga


(27)

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, 2010-2015.

Grafik 1.3 Komposisi DPK Perbankan Syariah periode (2010-2015)

Berdasarkan data tersebut 77 persen DPK yang berhasil di himpun oleh bank syariah di dominasi oleh produk deposito mudharabah. Hal ini menunjukan bahwasanya nasabah masih lebih memilih produk simpanan mudharabah yang membagikan pendapatan bagi hasil dari pada produk simpanan wadiahyang membagikan bonus yang tidak di perjanjikan.5 Maka dalam penghimpunan dananya, bank syariah masih terkendala dalam mendapatkan Low Cost Fund

untuk kegiatan operasionalnya sedangkan dalam menjalankan perannya bank syariah dituntut untuk mengelola dana nya dengan baik dan efisien baik dana yang di kumpulkan dari masyarakat yaitu dana pihak ketiga maupun dana yang bersumber dari modal sendiri yaitu dari para pemegang saham.

Selain melakukan penghimpunan dana, bank syariah sebagai lembaga intermediasi juga melakukan penyaluran dana berupa pembiayaan kepada pihak

5 Kurnia, Nenny (et.al.), Outlook Keuangan Syariah, 2015.

giro wadiah,

250798125 tabungan wadiah, 115303327 tabungan mudharabah, 72300589 deposito mudharabah, 1488559220 0 200000000 400000000 600000000 800000000 1E+09 1.2E+09 1.4E+09 1.6E+09

giro wadiah tabungan wadiah tabungan mudharabah

deposito mudharabah

Komposisi Dana Pihak Ketiga


(28)

defisit dana sebagai bukti bahwa bank merupakan lembaga intermediasi. Menurut data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per juni 2014 perkembangan pembiayaan bank syariah mengalami peningkatan yang semula 68.181 Triliun pada 2010 menjadi 187.884 tririliun pada juni 2014. Namun, meskipun meningkat tetapi laju pertumbuhan pembiayaan bank syariah masih sangat kecil yaitu hanya sebesar 2.14 persen pada Juni 2014. “Dan berdasarkan jenisnya, pembiayaan konsumsi memiliki porsi yang cukup besar yaitu sekitar 41 persen dimana hal tersebut menunjukan masih mendominasinya akad murabahah yang diterapkan di perbankan syariah nasional. Sedangkan berdasarkan golongannya bank syariah menyalurkan dananya terbesar ke UKM yaitu sebesar 58 persen dan sisanya kepada selain UKM. Hal ini menunjukan bahwa bank syariah lebih banyak menyalurkan dananya kepada nasabah retail di bandingkan kepada nasabah corporate”.6

Berdasarkan hal tersebut, bank syariah memiliki eksposur penyaluran pembiayaan di sektor UKM yang relatif besar di bandingkan perbankan konvensional. Terbatasnya modal yang dimiliki Bank Syariah akan berimplikasi pada Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang artinya bank syariah nasional lebih memilih untuk mendanai UKM serta menghindari pendanaan terhadap perusahaan besar. Karena UKM lebih mudah untuik menurunkan volume usahanya tanpa harus berhenti total disaat krisi melanda. Hal ini membuktikan bahwa bank syariah mampu bersaing dan lebih unggul di bandingkan bank konvensional. Berdasarkan data yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan per-juni


(29)

2015 pertumbuhan pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sebagai berikut :

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, 2010-2015.

Grafik 1.4 Komposisi Penyaluran Pembiayaan BUS (2010-2015)

Berdasarkan grafik diatas, penyaluran pembiaayan tertinggi masih di dominasi oleh akad jual beli yaitu murabahah sebesar 65 persen. Hal ini membuktikan bahwa alokasi penyaluran pembiayaan di perbankan syariah masih di salurkan pada pembiayaan konsumtif dengan resiko lebih kecil dari pada pembiayaan modal kerja.

Selain sebagai lembaga keuangan syariah, bank syariah juga merupakan lembaga usaha. Memperoleh suatu keuntungan merupakan tujuan setiap lembaga usaha, baik lembaga usaha berbentuk perseroan terbatas (PT), lembaga usaha yayasan maupun lembaga usaha lainnya.7 Dalam menjalankan operasionalnya,

7 Millatna Arimi, Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas

perbankan, Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.

murabahah, 1,752,098,401 istishna, 429295 salam, 0 ijarah, 39319934 bagi hasil, 740773645 qardh, 160940133

- 500,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 2,000,000,000 murabahah istishna salam ijarah bagi hasil qardh

PENYALURAN PEMBIAYAAN


(30)

bank syariah memiliki kriteria yang harus di penuhi dalam penilaian tingkat kesehatan bank yaitu selain mampu untuk memenuhi likuiditasnya, bank syariah juga harus mampu dari aspek profitabilitas yaitu kemampuan bank dalam menghasilkan laba pada periode tertentu. Maka untuk menghasilkan laba yang optimal di perlukan manajemen dana yang efektif dan efisien.

Menurut Data Statistik Perbankan Syariah, ROA yang mencerminkan profitabilitas bank syariah mengalami penurunan yaitu dari tahun 2012 sebesar 2,1 persen menjadi 2,0 persen pada tahun 2013 kemudian menjadi 1,09 pada tahun 2014. Jika di bandingkan dengan bank konvensional dimana ROA bank konvensional berada pada kisaran 2,33-2,08 persen. ROA bank Syariah hanya berkisar 1.35-2.14 persen lebih rendah dari bank konvensional. Hal ini menunjukan menurunnya kinerja perbankan syariah dalam menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya. 8

Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur dana yang diterima dari aktifitas

funding untuk disalurkan kepada aktifitas financing, dengan harapan bank yang

bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitasnya. Salah satu kriteria yang harus di penuhi adalah rentabilitas yang merupakan suatu kemampuan bank dalam menghasilkan laba pada suatu periode tertentu. Laba ini tidak hanya berpengaruh pada tingkat bagi hasil untuk pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang diberikan


(31)

kepada nasabah yang menyimpan dananya. Maka untuk menghasilkan laba dibutuhkan modal yang cukup.

Berdasarkan data Laporan Perkembangan Keuangan Syariah per agustus 2015 rasio CAR bank umum syariah pada 2010-2011 mengalami kenaikan namun pada tahun 2012-2013 mengalami penurunan sebesar 0,06 persen. Pada tahun 2014 mengalami kenaikan kembali menjadi 14,79 persen kemudian turun kembali pada tahun 2015 menjadi 13 persen pada tingkat tersebut modal bank syariah masih cukup memadai.9

Bank syariah sebagai lembaga usaha yang berorientasi terhadap laba dalam melagsungkan kegiatannya di perlukan dukungan aspek permodalan yang kuat. Dalam melaksanakan kegiatannya selalu melekat risiko di antara aktivitas yang dilakukan oleh perbankan baik aktifitas funding maupun financing.

Sedangkan capital dan risiko merupakan dua hal yang saling berkaitan.

Mengingat bank syariah sebagai lembaga keuangan memiliki posisi vital dalam perekonomian, fungsinya sebagai penyalur pembiayaan dan likuiditas keuangan, maka peran modal sangat penting bagi perbankan syariah nasional.

Selain berperan terhadap faktor likuiditas, aspek kecukupan modal sebuah lembaga perbankan juga berimplikasi terhadap faktor profitabilitas. Dengan cukup nya modal yg dimiliki oleh lembaga perbankan, maka bank tersebut dapat menanggung risiko yang mungkin timbul di masa yang akan datang sehingga

9 Laporan Perkembangan Keuangan Syariah, Otoritas Jasa Keuangan, 2013 dan 2015.


(32)

ketika modal bank yang dimiliki besar akan meningkatkan kesempatan perbankan untuk melakukan penyaluran pembiayaan yang kemudian akan berimplikasi tehadap kenaikan profit pada bank tersebut.

Semakin besar modal yang di gunakan maka semakin besar risiko yang akan di tanggung oleh perbankan syariah namun juga dapat meningkatkan profitabilitas bank syariah. Maka faktor modal merupakan hal yang paling menentukan besar kecil nya keuntungan bank. Baik modal yang berasal dari internal seperti akumulasi penyusutan dan laba ditahan maupun modal eksternal bank seperti Dana Pihak Ketiga (DPK). Berdasarkan peraturan Basel I lembaga perbankan diperlukan untuk menahan tingkat modal minimum sebesar 8 persen terhadap aset.

Karena pada hakikatnya, Bank Syariah memiliki hubungan kemitraan antara shahibul maal dan mudharib. Oleh karena itu, tingkat laba bank tidak hanya berpengaruh pada tingkat bagi hasil untuk pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang diberikan kepada nasabah yang menyimpan dananya.Dengan demikian, kemampuan bank sebagai professional investment

manager akan menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga intermediasi dan

kemampuannya dalam menghasilkan laba.

Selain itu dapat penulis ketahui bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber dana bank terbesar yang ada di perbankan maka peran DPK sangatlah penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah namun, saat ini DPK perbankan Syariah masih di dominasi oleh produk Deposito


(33)

Mudharabah yang merupakan dana pihak ketiga yang tergolong high cost fund

karena pihak bank melakukan pembagian bagi hasil kepada investor.

Tumbuhnya pembiayaan yang di dominasi oleh produk murabahah yang tergolong low risk mengindikasi bahwa pembiayaan investasi baik bank syariah, bank nasional dan masyarakat masih kurang diminatisehingga menandakan bahwa bank syariah masih bermain “aman” dalam penyaluran pembiayaan nya. Sehingga ATMR bank syariah akan mengecil yang selanjutnya berimplikasi kepada tingginya modal yang akan di cadangkan yang tidak seimbang dengan penyaluran pembiayaannya menjadikan bank syariah menjadi tidak efisien.serta penyaluran pembiayaan di bank syariah hampir 58 persen di salurkan kepada nasabah retail

dari pada corporate sehingga resiko likuiditas bank syariah akan meningkat yang selanjutnya peran modal sangat penting sebagai penyangga resiko kerugian di kemudian hari yang akan berimplikasi kepada besar kecilnya profitabilitas bank syariah di Indonesia.

Berdasarkan teori profitabilitas, meningkatnya dana pihak ketiga yang kemudian berimplikasi kepada meningkatnya volume pembiayaan serta modal yang memadai akan meningkatkan profitabilitas bank syariah. Namun pada praktiknya terdapat fenomena gap antar variable tersebut.

Berdasarkan dengan adanya fenomena gap yang telah di paparkan peneliti dalam latar belakang tersebut dimana masih belum ada kecocokan antara teori dan lapangan, maka hal ini menarik untuk diteliti karena dalam penelitian ini peneliti memfokuskan dalam kemampuan bank menjalankan peran sebagai lembaga


(34)

intermediasi terkait kemampuan menyerap dan menyalurkan dana masyarakat yang telah diamanahkan kepadanya. Selain itu peneliti juga mempertimbangkan faktor kecukupan modal sebagai penopang profitabilitas lembaga perbankan. Penelitian ini di fokuskan kepada perbankan syariah nasional mengingat bank syariah merupakan lembaga perbankan yang berperan dalam pasar nasional memiliki tingkat daya saing yang tinggi terhadap perbankan konvensional.

Beberapa peneliti terdahulu yang telah dipaparkan diatas menunjukan hasil penelitian yang tidak konsisten, maka penelitian ini bermaksud mengkaji lebih lanjut pengaruh antara rasio keuangan perbankan terhadap kemampuan profitabilitasnya sehingga dapat mempertegas dan memperkuat teori yang ada. Maka peneliti mengambil pokok bahasan mengenai “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Modal Terhadap profitabilitas

Bank Syariah dengan Penyaluran Pembiayaan Sebagai Variabel

Intervening.(Studi Kasus Bank Umum Syariah Di Indonesia periode 2010-2015).

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan diatas, dapat diuraikan menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini yaitu :


(35)

1. Bagaimana Pengaruh DPK dan modal dan penyaluran pembiayaan secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia?

2. Bagaimana Pengaruh DPK dan modal dan penyaluran pembiayaan secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh DPK dan Modal terhadap profitabilitas Bank Syariah melalui penyaluran pembiayaan sebagai variable intervening?

4. Berapa besar Pengaruh langsung dan tidak langsung DPK dan Modal terhadap profitabilitas Bank Syariah.

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis pengaruh DPK dan modal dan penyaluran pembiayaan secara bersama-sama terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.

2. Untuk menganalisis pengaruh DPK dan modal dan penyaluran pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.

3. Untuk menganalisis pengaruh DPK dan modal terhadap profitabilitas Bank Syariah melalui penyaluran pembiayaan sebagai variabel Intervening.


(36)

4. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh DPK dan modal terhadap profitabilitas Bank Syariah.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan peneliti terkait kinerja keuangan lembaga perbankan syariah dan sebagai motivasi untuk memberikan kontribusi dalam bidang ekonomi dan perbankan Islam sesuai dengan ilmu yang telah di dapat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bagi perbankan syariah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi perbankan syariah dalam merumuskan strategi yang lebih handal dalam penghimpunan dan penyaluran dana yang akan berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah.

3. Bagi peneliti lain dan masyarakat umum, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan menambah wawasan baru serta untuk mendukung berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia khususnya bank syariah.


(37)

A. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan modal terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah telah banyak dilakukan sebelum penelitian ini. Penelitian tersebut antara lain :

Sudiyanto, Bambang. Analisis Pengaruh DPK, BOPO, CAR, dan LDR

Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang Go Public Di BEI

pada tahun 2010. Penelitian nya menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan hasil penelitiannya menyebutkan bahwa dana pihak ketiga (DPK), biaya operasional (BOPO), dan Capital Adequacy Rasio (CAR), berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank (ROA).

Erika Amelia. Financial Ratio And Its Influence To Profitability In

Islamic Banks pada tahun 2015. Penelitian nya menggunakan teknik analisis

regresi linear berganda dengan hasil penelitiannya menyebutkan bahwa Financing

To Deposit Ratio (FDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR tidak berpengaruh


(38)

Muliawati dan khoiruddin. Faktor-Faktor Penentu Profitabilitas Bank

Syariah Di Indonesia. 2015. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa DPK

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia,

Febrianto dan Dahliawati. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio ( CAR ) Dan Aktiva Tetap Terhadap Modal (ATTM ) Terhadap Profitabilitas

(ROA) Pada Pt Bank "X" Syariah Periode 2009-2011. Penelitiannya

menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan hasil peneliannya menunjukan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Aktiva Tetap Terhadap Modal (ATTM) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

Suryani. Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap

Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia periode 2011. Penelitiannya

menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan hasil penelitiannya menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan FDR terhadap Return On Asset (ROA).

Africano, Fernando. Pengaruh NPF Terhadap CAR Serta Dampaknya

Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia pada tahun 2016.

Penelitiannya menggunakan path analysis dengan hasil penelitiannya menunjukan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA dan terdapat pengaruh negatif CAR terhadap ROA serta CAR memediasi pengaruh NPF terhadap ROA.


(39)

Okky Paulin and Sudarso Kaderi Wiryono. Determinants Of Islamic Bank’s Profitability In Indonesia For 2009 – 2013. Dalam Penelitiannya menggunakan teknik analisis regresi data panel dengan hasil penelitian menyatakan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Setiawati dan Wiagustini. Pengaruh DPK, DPL dan CAR terhadap LDR

dan ROA pada sektor perbankan di bursa efek Indonesia pada tahun 2014.

Penelitiannya menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dan path

analysis dengan hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif

dan signifikan antara variabel DPK dan CAR terhadap LDR pada bank-bank di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012.

Berdasarkan atas penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat persamaan dan perbedaan atara penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu menganalisis pengaruh Rasio keuangan terhadap tingkat profitabilitas dan pembiayaan. Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya yaitu :

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia meliputi Bank Umum Syariah di Indonesia.

2. Periode Penelitian

Data yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan publikasi periode 2010-2015.


(40)

3. Variabel Endogen

Rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Assets

(ROA) sebagai variable dependen. 4. Variabel Eksogen

VariabelEksogen dalam penelitian ini menggunakan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Capital Adequacy Ratio (CAR).

5. Variabel Intervening

Dalam penelitian ini penyaluran pembiayaan di gunakan sebagai variabel intervening dengan diukur melalui Finance Deposit Ratio (FDR).

B. Kerangka Teoritik

1. Prinsip-prinsip Operasional Bank Syariah

Kegiatan operasional bank syariah selalu di kembangkan dengan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah dimana dalam bank syariah menekankan pada prinsip tolong-menolong (at-ta’awun) dan tidak menjadikan harta menganggur melainkan harus di putar dan di Investasikan. Hal tersebut tertuang dalam Al-Qur’an sebagai berikut :

a. QS. Al-Maidah: 2 tentang tolong-menolong.1


(41)

Yang artinya,“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

b. QS. Al-Hasyr : 7 tentang investasi.2

Yang artinya, “Harta rampasan fai’i yang diberikan Allah kepada

Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk

Allah, rasul, kerabat (rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan

untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya

beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang

diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang

dilarangnyabagimu, maka tinggalkanlah.Dan bertakwalah kepada Allah.

Sungguh, Allah sangat keras hukumannya.

Tujuan didirikannya bank syariah salah satunya adalah untuk mengembangkan prinsip-prinsip Islam, Syariah dan tradisinya ke dalam


(42)

transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Prinsip utama yang diikuti oleh bank syariah yaitu :

a. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi

b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah

c. Memberikan zakat

Dalam bank syariah tidak menggunakan metode pinjam-meminjam uang dalam rangka kegiatan komersial, karena setiap pinjam-meminjam uang yang dilakukan dengan persyaratan atau janji pemberian imbalan adalah termasuk riba. Maka prinsip-prinsip operasional yang di jalankan oleh bank syariah adalah sebagai berikut :3

a. Prinsip Bagi hasil (profit and loss sharing) b. Prinsip Jual Beli (Al Bai’)

c. Prinsip Sewa dan Sewa-Beli (Al Ijarah)

d. Prinsip Qard

e. Prinsip Titipan (Al-Wadi’ah)

2. Sumber Dana Bank Syariah

Dana adalah fresh money yang dimiliki oleh lembaga perbankan dalam bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus di kaitkan

3 Arifin, Zainul, Dasar-dasar Perbankan Syariah,Jakarta: Alvabet, 2003, hal.18


(43)

dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities) , baik melalui transaksi seperti perdagangan, industri manufaktur, sewa-menyewa dan lain-lain, atau melalui penyertaan modal guna melakukan salah satau atau seluruh kegiatan usaha tersebut. 4 Berikut adalah Sumber-sumber dana dari suatu bank terdiri dari :5

a. Dana dari modal sendiri (Dana Pihak ke-1) 1) Modal yang disetor.

2) Cadangan-cadangan. 3) Laba yang ditahan.

b. Dana pinjaman dari pihak luar (Dana Pihak ke-2) 1) Pinjaman dari bank-bank lain.

2) Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain dari luar negeri.

3) Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank. 4) Pinjaman dari bank sentral.

c. Dana dari masyarakat (Dana pihak ke-3) 1) Giro (Demand deposit)

2) Deposito (time deposit) 3) Tabungan (saving)

Konsep uang dalam ekonomi islam sangatlah berbeda dengan ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam uang secara tegas

4 Arifin, Zainul, Dasar-dasar Perbankan Syariah, Jakarta: Alvabet. 2003, hal.51.

5 Danupranata, Gita, Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta : Salemba Empat. 2013, hal. 114.


(44)

merupakan sebuah harta yang berfungsi sebagai medium of change dimana sifatnya flow concept sehingga uang tidak dapat hanya di jadikan capital

yang sifatnya stock concept. Sehingga dalam ekonomi Islam menekankan prinsip keadilan dimana harta kekayaan tidak boleh hanya di simpan atau mengendap melainkan harus di putar atau di investasikan. Berdasarkan prinsip tersebut bank Syariah dana Bank Syariah terdiri dari :6

a. Modal inti (core capital)

Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yaitu pemilik bank. Pada umumnya dana modal sendiri terdiri dari :

1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham

2) Cadangan, yaitu sebagai laba bank yang tidak di bagi untuk menutup timbulnya resiko kerugian di kemudian hari. 3) Laba di tahan, yaitu sebagai laba yang seharusnya

dibagikan pada para pemegang saham, namun oleh para pemegang saham sendiri melalui RUPS diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank.

b. Kuasi Ekuitas (mudharabah account)

Bank menghimpun dana bagi-hasil atas dasar prinsipmudharabah yaitu akad kerja sama antara pemilik dana

(shahibul mal) dan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu

usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri

6 Danupranata, Gita,Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta : Salemba Empat.2013, hal. 116.


(45)

pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan yang di peroleh di bagi antara keduanya berdasarkan perbandingan (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian finansial menjadi beban pemilik dana, sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha yang dilakukan. Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank menyediakan jsa bagi investor berupa :

1) Rekening investasi umum, di mana bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqahdengan jangka waktu 1,3,6,12,24.

2) Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lainnya) atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha tertentu yang mereka setujui prinsip ini dinamakan

mudharabah muqayyadah.

3) Rekening Tabungan Mudharabah, tabungan ini tidak bisa di tarik sewaktu-waktu sebagaimana tabungan wadi’ah. Sehingga untuk tabunga Imudharabah biasanya tidak diberikan fasilitas ATM, karena penabung tidak dapat menarik dananya dengan leluasa.


(46)

c. Titipan (wadi’ah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated

deposit)

Dana titipan adalah dana pihak ketiga (DPK) yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro, tabungan dan deposito.

3. Dana Pihak Ketiga (DPK)

Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan tugas pokok lembaga perbankan. Sehingga untuk dapat menyalurkan dana kepada masyarakat secara optimal dan maksimal, bank syariah juga harus mampu dalam hal menghimpun dana masyarakat. Salah satu sumber dana bank syariah yang merupakan dana himpunan dari masyarakat di sebut Dana Pihak Ketiga (DPK).

Dana Pihak Ketiga adalah dana yang di peroleh dari masyarakat, sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing.7 DPK merupakan komposisi dana terbesar yang di miliki oleh seluruh industri perbankan. Karena pada hakikatnya DPK merupakan dana yang di titipkan oleh masyarakat kepada pihak perbankan yang menjalankan salah satu fungsinya sebagai penghimpun dana masyarakat. Maka, dana pihak ketiga memiliki fungsi yang sangat penting bagi perbankan untuk melakukan ekspansi penyaluran pembiayaan.


(47)

Macam-macam produk Dana Pihak Ketiga dan akad yang digunakan oleh Bank Syariah :

a. Tabungan, simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu. Dalam Bank Syariah memiliki 2 akad dalam produk tabungan yaitu akad wadi’ah dan mudharabah.

Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah menurut Karim adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad

mudharabah.8Mudharabah mempunyai dua bentuk, yaitu

mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah, perbedaan

utama di antara keduanya terletak pada ada atau tidaknya persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada bank dalam mengelola hartanya.

b. Giro, simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro.menurut Karim giro syariah adalah giro yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah.9 Dalam kaitannya dengan produk giro, Bank Syariah menerapkan prinsip wadiah yad dhamanah, yaitu nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada Bank Syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan Bank Syariah bertindak sebagai pihak

8 Karim, Adiwarman, Bank Islam :Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : Raja

Grafindo. 2010,hal. 347.

9 Karim, Adiwarman, Bank Islam :Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT RajaGrafindo. 2006, hal. 291-292.


(48)

yang dititipi yang disertai hak untuk mengelola dana titipan tanpa mempunyai kewajiban memberikan bagi hasil dari keuntungan pengelolaan dana tersebut. Namun demikian, Bank Syariah diperbolehkan memberikan bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya kepada nasabah.

c. Deposito, simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak bank dan nasabah yang bersangkutan. Dalam bank syariah produk deposito menggunakan akada mudharabah dimana akad tersebut mendistribusikan bagi hasil kepada shahibul maal atas usaha yang dilakukan oleh pihak bank sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di awal.

Dalam kaitannya dengan kegiatan menghimpun dana masyarakat, maka bank akan memberikan bagi hasil kepada para pemilik dana yang bersedia menyimpan dananya di bank syariah melalui akad mudharabah,

sedangkan apabila bersedia menyimpan dananya melalui akad wadi’ah akan di berikan bonus namun tidak di perjanjikan di awal oleh pihak bank syariah. Maka untuk dapat memberikan bagi hasil kepada para deposan, pihak bank harus menyalurkan dana titipan tersebut kepada penyaluran pembiayaan. Hubungan antara DPK dengan penyaluran pembiayaan adalah Salah satu sumber dana yang dapat digunakan untuk pembiayaan adalah simpanan masyarakat (DPK) semakin besar dana pihak ketiga yang


(49)

dihimpun, akan semakin besar pula volume pembiayaan yang akan disalurkan.10

Likuiditas bank syariah sebagian besar sangat bergantung pada perolehan dana pihak ketiga, yang kemudian disalurkan dalam bentuk pembiayaan syariah seperti mudharabah, musyarakah, murabahah, salam,

istishna, dan ijarah. Dari penyaluran dana pihak ketiga tersebut akan

menghasilkan keuntungan bagi bank syariah baik berupa perolehan bagi hasil, margin, maupun fee dari akad sewa.

4. Pembiayaan Bank Syariah

Bank syariah merupakan lembaga usaha yang berfungsi sebagai lembaga penghubung antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Setelah DPK telah dikumpulkan oleh bank syariah, maka bank syariah berkewajiban untuk menyalurkan dana tersebut melalui pembiayaan, maka penyaluran pembiayan merupakan salah satu tugas pokok perbankan. Pembiayaan adalah penyediaan dana yang di berikan oleh pihak perbankan kepada pihak lain berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain dengan tujuan untuk mendukung investasi yang telah di rencanakan yang mewajibkan pihak yang dibiayai

10 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 2005, Hal. 55.


(50)

untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.11

Dalam pelaksanaan pembiayaan, bank syariah harus memenuhi dua aspek penting yaitu aspek Syar’i dan aspek ekonomi. Aspek syar’i yaitu dalam melakukan pendanaan harus tetap berlandaskan syari’at Islam yaitu tidak menggandung unsur MAGHRIB ( maysir, gharar, Riba) dan dana tersebut harus di salurkan kepada bidang usaha yang halal.12 Maka Bank Syariah dalam menentukan harga produknya juga selalu didasarkan pada aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau memperoleh keuntungan bagi bank syraiah dilakukan dengan menggunakan produk sebagai berikut :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah) b. Prinsip jual beli barang dengan margin sebagai keuntungan

(murabahah)

c. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).

11 Kasmir, Bank dan lembaga keuangan lainnya, Jakarta: Raja Gravindo, 2000, hal. 92.

12 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : AMP YKPN, 2005, hal. 16.


(51)

d. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah muntahiyya bi Tamlik )

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.05/2014 pasal 3 tentang kegiatan pembiayaan syariah meliputi :13

a. Pembiayaan jual beli (murabahah, salam, dan istishna).

b. Pembiayaan investasi (mudharabah, musyarakah, mudharabah musytarakah, musyarakah mutanaqisah).

c. Pembiayaan jasa (ijarah, ijarah mutahiya bittamlik, hawalah,

wakalah, ju’alah, qardh).

Dalam melakukan aktivitas financing, selain harus berjalan sesuai prinsip Syariah bank syariah juga menjalankannya sesuai aspek ekonomi yaitu dengan mempertimbangkan pendapatan keuntungan baik bagi bank syariah maupun bagi nasabah bank Syariah.

Secara umum, tujuan pembiayaan adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat banyak melalui tersedianya dana untuk peningkatan usaha, meningkatkan daya produksinya, membuka lapangan pekerjaan baru yang kemudian berimplikasi pada distribusi pendapatan.14 Secara khusus, tujuan pembiayaan adalah untuk memaksimalkan laba perbankan syariah sebagai lembaga usaha, untuk meminimalkan risiko seperti risiko

13 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.05/2014 pasal 3 tentang kegiatan pembiayaan syariah.

14 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : AMP YKPN, 2005, hal. 18.


(52)

kekurangan modal usaha yang dapat di topang melalui penyaluran pembiayaan, pendayagunaan sumber ekonomi, serta penyaluran kelebihan dana sebagaimana fungsi lembaga perbankan.

Selain itu dalam melakukan aktivitas financing bank syariah juga harus patuh kepada peraturan Otoritas Jasa Keuangan dalam menyalurkan pembiayaan syariah dalam rangka memitigasi resiko yang mungkin timbul di masa yang akan datang. Salah satunya adalah mengetahui batas maksimum pemberian pembiayaan syariah kepada nasabah . Penentuan batas pemberian pembiayaan didasarkan kepada :

a. Kebijakan Otoritas Moneter

Berdasarkan SK Direksi Bank Indonesia No. 31/177/DIR tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, untuk pihak tidak terkait besaran pembiayaan yaitu sebesar 20persen dari modal sejak berlaku 1 januari 2003. Sedangkan untuk pihak terkait besaran pembiayaan maksimal 10persen dari modal baim untuk satu peminjam atau kelompok peminjam atau untuk keseluruhan pinjaman pihak terkait.

b. Kebijakan Internal Bank

Penyaluran pembiayaan didasarkan atas keputusan pejabat Kantor Pusat.


(53)

c. Operasional

Besarnya penyaluran pembiayaan didasarkan pada besaran dana yang tersedia di bank tersebut baik yang berasal dari modal sendiri maupun yang berasal dari masyarakat dalam bentuk Dana Pihak Ketiga (DPK). Maka hal tersebut mengidikasikan bahwa semakin besar funding yang dilakukan oleh perbankan syariah akan meningkatkan kemampuan bank dalam penyaluran pembiayaan.

Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.05/2014 pasal 33 tentang batas maksimum pemberian pembiayaan syariah “Perusahaan Syariah wajib memenuhi ketentuan BMPPS kepada satu konsumen yang bukan merupakan pihak terkait paling tinggi 20persen (dua puluh persen) dari Ekuitas Perusahaan Syariah sedangkan kepada satu kelompok konsumen yang bukan merupakan pihak terkait paling tinggi 50persen (lima puluh persen) dari ekuitas perusahaan Syariah”.15 Maka berdasarkan PEOJK tersebut, bank syariah harus patuh terhadap BMPPS dalam melakukan aktivitas financing.

Selain itu Bank Umum Syariah harus mampu melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri (self-assessment) atas tingkat kesehatan bank. Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individu dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank

15 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.05/2014 pasal 33 dan 34 tentang batas maksimum pemberian pembiayaan syariah.


(54)

Rating). Dalam financing, Rasio yang di gunakan untuk mengukur kinerja financing yaitu menggunakan rasio keuangan Financing to

Deposit Ratio(FDR). FDR merupakan rasio yang digunakan untuk

membandingkan seberapa besar dana pembiayaan yang bersumber dari Dana Pihak Ketiga disalurkan kepada masyarakat.

FDR menyatakan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, atau menyatakan seberapa jauh pemberian pembiayaan kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk memenuhi kewajiban kepada deposan yang melakukan penarikan kembali dananya yang telah disalurkan oleh bank berupa pembiayaan. Semakin tinggi rasio FDR mengindikasikan rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.16

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang dituangkan dalam peraturan Bank Indonesia No. 5/10/PBI/2003 pasal 5 batas maksimum penyertaan modal perbankan syariah dalam aktivitas pembiayaan. Bank syariah dapat memiliki rasio pembiayaan mencapai financing deposit

ratio (FDR) di atas 100 persen yaitu paling tinggi 110 persen.

Berikut adalah tingkat likuiditas yang dikategorikan baik bagi perbankan syariah sesuai dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 :

16 Rivai, Veithzal dan Arviyan arifin, Islamic Economics : Sistem Bank Islam Bukan

Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi Dalam Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan & Ekonomi Global, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010, hal. 500.


(55)

a. 75persen ≤ FDR ≤ 100 persen dikategorikan BAIK. b. FDR < 75 persen dikategorikan kelebihan likuiditas. c. FDR > 75 persen dikategorikan kekurangan likuiditas Secara matematis, FDR dihitung sebagai berikut :

5. Profitabilitas Bank Syariah

Bank syariah sebagai lembaga usaha harus mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dengan mengamati pertumbuhan perusahaan bedasarkan profit yang di peroleh oleh perusahaan. Profitabilitas bank atau rentabilitas bank merupakan salah satu tujuan yang harus di capai oleh bank syariah. Bank syariah sebagai profesional

investment manager harus mengelola dananya secara efektif dan efisien.

Tingkat efisiensi dapat diukur melalui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dan seberapa besar tingkat keuntungan bersih bank di bandingkan dengan kondisi aset dan ekuitas bank. Profitabilitas merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat kesehatan bank. Maka, bank yang sehat adalah bank yang memiliki kemampuan profitabilitas di atas standar yang telah ditentukan.

Kata “laba” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah selisih lebih antara harga penjualan yang lebih besar dan harga pembelian atau biaya produksi. Laba merupakan hal yang penting bagi perusahaan, pada bank syariah tingkat laba bank tidak hanya berpengaruh pada tingkat bagi


(56)

hasil untuk pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang diberikan kepada nasabah yang menyimpan dananya. Dengan demikian, kemampuan bank sebagai professional investment manager

akan menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga intermediasi dan kemampuannya dalam menghasilkan laba.

Sedangkan Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan seperti Neraca dan Laba Rugi kemudian hasilnya yang akan di evaluasi sebagai bahan pertimbangan di kemudian hari.

Dalam hal tersebut, maka bank syariah harus memiliki strategi untuk mengalokasikan dana-dananya dengan tujuan untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dengan tingkat risiko yang rendah, namun tetap menjaga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah dengan menjaga keamanan posisi likuiditas bank. Pada dasarnya, alokasi penggunaan dana bank dapat di klasifikasikan menjadi 2 :17

a. Earning Asset, yaitu aktiva aset bank yang digunakan untuk

menghasilkan keuntungan. Aset ini disalurkan melalui berbagai pembiayaan seperti mudharabah, musyarakah, Al-Ba’i, Ijarah, IMBT, dan surat-surat berharga syariah lainnya.

17 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : AMP YKPN, 2005, hal. 273.


(57)

b. Non Earning Asset, yaitu aset bank yang di gunakan namun tidak memberikan pendapatan. Aset ini terdiri dari aktiva dalam bentuk tunai (uang tunai dalam vault, cadangan likuiditas), pinjaman (qard), penanaman dana dalam aktiva bank dan inventaris.

Sumber-sumber pendapatan bank syariah terdiri dari :18

a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah

b. Keuntungan atas kontrak jual beli

c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina’ d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.

Tingkat efisiensi manajerial bank sangat ditentukan oleh tingkat keuntungan bersih yang di peroleh oleh bank. Terdapat dua rasio yang dapat di gunakan dalam mengukur kinerja bank, yaitu Return on assets

(ROA) dan Return on Equity (ROE).19 Menurut Bank Indonesia, ROA adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset dalam suatu periode. Sedangkan ROE adalah perbandingan antara pendapatan bersih dengan rata-rata modal. Semakin tinggi ROA bank, maka menandakan bahwa kinerja bank tersebut semakin baik, yang ditandai dengan tingkat perolehan laba yang meningkat. Return On Assets

18 Arifin,Zainul, Dasar-dasar Perbankan Syariah, Jakarta: Alvabet, 2003, hal. 60-61.

19 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : AMP YKPN, 2011, hal. 280


(58)

memiliki peranan yang sangat penting dalam kinerja keuangan suatu perusahaan atau perbankan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tahun 2004, ROA yang sehat nilainya lebih dari 1,25 persen.

Tabel 2.1 Klasifikasi peringkat Komposit ROA

Tujuan pengukuran rasio Return On Asset (ROA) ialah untuk mengukur kemampuan sebuah bank dalam menghasilkan laba. Semakin kecil ROA bank syariah maka mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam mengelola aktivanya untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu penilaian terhadap profitabilitas juga penting dilakukan untuk mendukung kegiatan permodalan Bank Syariah. Karena Bank Syariah sebagai lembaga usaha

Nilai Komposit Peringkat Predikat

ROA > 1,5 persen 1 Sangat sehat

1,25 persen < ROA < 1,5 persen

2 Sehat

0,5 persen < ROA < 1,25 persen

3 Cukup sehat

0 persen < ROA < 0,5 persen

4 Kurang sehat


(59)

bertugas untuk menghasilkan laba sebagai penambah modal, semakin besar laba maka semakin besar pula cadangan modal yang akan di peroleh bank syariah.

Secara matematis, tingkat profitabilitas dirumuskan sebagai berikut:

6. Modal

Modal memiliki banyak makna bagi setiap lembaga keuangan. Pada dasarnya modal merupakan dana yang di kontribusikan oleh pemilik perusahaan untuk keberlangsungan usaha yang di jalankan. Maka, modal memiliki peranan penting dalam sebuah perusahaan diantaranya :

a. Modal sebagai penyerap kerugian yang disebabkan oleh kegiatan operasional dan kegagalan memanage keuangan.

b. Modal berperan sebagai dana yang di gunakan untuk kegiatan operasional perusahaan sebelum dana dari pihak lain masuk kedalam perusahaan tersebut.

c. Modal menjadi dasar untuk mencerminkan reputasi dan kekuatan finansial perusahaan.

d. Modal berperan sebagai dana untuk mengembangkan fasilitas-fasilitas perusahaan.

e. Modal juga berperan untuk meyakinkan pertumbuhan perusahaan dalam jangka waktu yang panjang.


(60)

Menurut Johnson dan johnson modal bank mempunyai tiga fungsi.20 Pertama, sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Kedua, sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum pemberian kredit dimana kebijakan tersebut dikeluarkan oleh Bank Sentral. Ketiga, modal juga menjadi dassar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif dalam menghasilkan keuntungan

Brenton C. Leavitt, staf Gubernur Federal Reserve, menekankan empat fungsi modal bank yaitu :

a. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank dalam keadaan insolvable dan likuidasi.

b. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga kepercayaan masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi.

c. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang diperlukan guna menawarkan pelayanan bank. d. Sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi

aktiva yang tidak tepat.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat di simpulkan bahwa modal merupakan bagian terpenting dalam sebuah perusahaan khususnya

20 Arifin,Zainul, Dasar-dasar Perbankan Syariah, Jakarta: Alvabet,2003, hal.115.


(61)

perbankan. Modal berperan sebagai pelindung bagi para deposan untuk menyerap kerugian dengan tujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.

Pada dasarnya, modal dan risiko merupakan dua hal yang saling berkaitan. Modal sendiri merupakan dana yang di kontribusikan oleh pemilik perusahaan yang ditempatkan di perusahaan sebagai penyangga risiko perusahaan. Sedangkan risiko merupakan kerugian yang mungkin timbul dari setiap kegiatan operasional perusahaan yang memungkinkan tidak dapat membayar kembali utuh modal perusahaan bahkan tidak dapat membayar penuh modal perusahaan.

Maka, regulasi mengenai kecukupan modal sebuah perusahaan khususnya lembaga perbankan merupakan alat terpenting untuk memberikan batasan seberapa banyak risiko yang mungkin di terima oleh suatu perusahaan.21 Salah satu penilaian tingkat kesehatan bank adalah aspek permodalan (capital). Salah satu tujuan utama dari adanya regulasi terhadap permodalan adalah (1) untuk membatasi risiko kegagalan (2) untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan (3) untuk mengurangi kerugian pemerintah dan institusi lainnya yang timbul dari asuransi dana yang diinvestasikan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia

21 Peter & Silvya, Bank Management & financial services ninth edition,


(62)

No.6/10/PBI/2004 pasal 3 Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:22

a. Kecukupan, komposisi, dan proyeksi (trend ke depan) permodalan serta kemampuan permodalan Bank dalam mengcover aset bermasalah.

b. Kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan, dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan Bank.

Perlunya permodalan bank menurut Wilson, JSG (1988) (dalam Arimi 2012) adalah untuk :

a. Melindungi pemilik dana dan menjaga kepercayaan masyarakat. b. Menutup resiko operasional yang dapat terjadi.

c. Menghapus aset yan non performing loan dimana peminjam tidak dapat membayar angsuran pada saat yang telah ditentukan.

d. Sumber pendanaan pendahuluan .

Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa fungsi kapital yang utama adalah sebagai perlindungan terhadap kegagalan atau kerugian bank dan perlindungan terhadap kepentingan para deposan serta melindungi diri

22 Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 pasal 3 Penilaian terhadap faktor permodalan.


(63)

dari kegagalan kredit dari satu debitur yang akan berpengaruh terhadap pendapatan bank serta tingkat keuntungan para investor dengan tujuan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap reputasi bank.

Rasio yang di gunakan dalam pengujian aspek capital untuk menilai apakah sebuah bank mempunyai kecukupan modal, oleh karena itu, rasio keuangan yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah ” Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana – dana dari sumber – sumber di luar bank , seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain–lain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian–kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko.”23

Rasio CAR menggambarkan modal bank untuk menghasilkan keuntungan. CAR yang terlalu tinggi mengindikasikan bahwa terdapat dana yang menganggur. Dalam kondisi tersebut, perbankan syariah kemudian menahan diri untuk tidak menyalurkan pembiayaan karena kenaikan pembiayaan yang disalurkan akan menambah aset berisiko, sehingga mengharuskan bank menambah modal untuk memenuhi standar ketentuan kecukupan modal. Sehingga hal tersebut akan berimplikasi

23 Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, Edisi.II, Bogor: Galia Indonesia, 2005, hal.121.


(64)

terhadap menurunnya tingkat profitabilitas bank syariah. CAR dapat dihitung dengan rumus matematis sebagai berikut :24

Tingkat kecukupan modal ini dapat diukur dengan cara membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga dan membandingkan modal dengan aktiva beresiko.25 Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Yang dimaksud dengan aktiva tertimbang ialah aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. ATMR adalah faktor pembagi dari CAR, sedangkan modal adalah faktor yang di bagi untuk mengukur kemampuan modal menanggung aktiva tersebut. Aktiva bank syariah terdiri atas :

a. aktiva yang di danai oleh modal sendiri. Kewajiban atau hutang (wadi’ah atau qard).

b. aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil ( mudharabah mutlaqah dan atau mudharabah muqayyadah).

ATMR aktiva neraca diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal item-item neraca dengan bobot resiko. Setelah angka ATMR

24 Danupranata, Gita, Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta : Salemba Empat,2013, hal. 114.

25 Arifin, Zainul, Dasar-dasar Perbankan Syariah, Jakarta: Alvabet, 2003, hal.151.


(1)

S.E. of regression 315549.9 Akaike info criterion 28.22741 Sum squared resid 1.10E+13 Schwarz criterion 28.41525 Log likelihood -1657.417 Hannan-Quinn criter. 28.30368 F-statistic 107.5968 Durbin-Watson stat 2.090600 Prob(F-statistic) 0.000000

Hasil Uji Random Effect Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 12/16/16 Time: 19:52

Sample: 2010Q1 2015Q4 Included observations: 24 Cross-sections included: 5

Total pool (unbalanced) observations: 119

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 25705.67 68403.43 0.375795 0.7078

FDR? 0.631507 0.048226 13.09488 0.0000

DPK? -0.424323 0.049711 -8.535870 0.0000 CAR? -0.465839 0.042376 -10.99300 0.0000 Random Effects

(Cross)

_MUAM--C -261278.3

_BSM--C -159827.5

_BNI--C 82202.50

_BRI--C 256548.4

_BUKOP--C 82354.94

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 76466.01 0.0555

Idiosyncratic random 315549.9 0.9445

Weighted Statistics

R-squared 0.651567 Mean dependent var 627458.7 Adjusted R-squared 0.642398 S.D. dependent var 740966.2 S.E. of regression 443583.9 Sum squared resid 2.24E+13 F-statistic 71.05971 Durbin-Watson stat 0.568511 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.657220 Mean dependent var 970740.6 Sum squared resid 2.95E+13 Durbin-Watson stat 0.432855

Hasil Uji Chow Test Redundant Fixed Effects Tests

Pool: BANK


(2)

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 39.949125 (4,110) 0.0000

Cross-section Chi-square 105.868137 4 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: ROA?

Method: Panel Least Squares Date: 12/16/16 Time: 19:53 Sample: 2010Q1 2015Q4 Included observations: 24 Cross-sections included: 5

Total pool (unbalanced) observations: 119

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 146180.2 76470.41 1.911592 0.0584

FDR? 0.723715 0.066354 10.90690 0.0000

DPK? -0.512037 0.068853 -7.436646 0.0000 CAR? -0.536751 0.058867 -9.117988 0.0000 R-squared 0.687438 Mean dependent var 970740.6 Adjusted R-squared 0.679213 S.D. dependent var 857087.6 S.E. of regression 485438.0 Akaike info criterion 29.05680 Sum squared resid 2.69E+13 Schwarz criterion 29.15072 Log likelihood -1710.351 Hannan-Quinn criter. 29.09494 F-statistic 83.57588 Durbin-Watson stat 0.613923 Prob(F-statistic) 0.000000

Hasil Uji hausman test Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: BANK

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 114.278775 3 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

FDR? 0.472896 0.631507 0.000636 0.0000

DPK? -0.353184 -0.424323 0.000543 0.0023 CAR? -0.402871 -0.465839 0.000355 0.0618

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: ROA?

Method: Panel Least Squares Date: 12/16/16 Time: 19:53 Sample: 2010Q1 2015Q4 Included observations: 24


(3)

Cross-sections included: 5

Total pool (unbalanced) observations: 119

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 453835.2 81198.75 5.589189 0.0000

FDR? 0.472896 0.054419 8.689856 0.0000

DPK? -0.353184 0.054901 -6.433159 0.0000 CAR? -0.402871 0.046376 -8.687017 0.0000

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.872564 Mean dependent var 970740.6 Adjusted R-squared 0.864454 S.D. dependent var 857087.6 S.E. of regression 315549.9 Akaike info criterion 28.22741 Sum squared resid 1.10E+13 Schwarz criterion 28.41525 Log likelihood -1657.417 Hannan-Quinn criter. 28.30368 F-statistic 107.5968 Durbin-Watson stat 0.560600 Prob(F-statistic) 0.000000


(4)

LAMPIRAN III

Uji Fixed Effect Variabel Intervening

Dependent Variable: FDR?

Method: Pooled Least Squares

Date: 12/17/16 Time: 17:55

Sample: 2010Q1 2015Q4

Included observations: 24

Cross-sections included: 5

Total pool (unbalanced) observations: 119

Variable

Coefficient Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

-285901.0

134902.6 -2.119315

0.0363

DPK?

0.870335

0.049331

17.64275

0.0000

CAR?

-0.396233

0.029670 -26.83642

0.0730

Fixed Effects

(Cross)

_MUAM--C

235426.6

_BSM--C

368673.2

_BNI--C

-9514.006

_BRI--C

-952974.5

_BUKOP--C

373970.8

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared

0.992633 Mean dependent var

5966426.

Adjusted R-squared

0.992238 S.D. dependent var

6256378.

S.E. of regression

551206.3 Akaike info criterion 29.33463

Sum squared resid

3.40E+13 Schwarz criterion

29.49811

Log likelihood

-1738.410 Hannan-Quinn criter. 29.40101

F-statistic

2514.994 Durbin-Watson stat

2.118430

Prob(F-statistic)

0.000000


(5)

LAMPIRAN IV

UJI MULTIKOLINIERITAS

DPK

CAR

FDR

DPK

1

0.1330776415 0.516828285

CAR

0.1330776415

1

-0.180042558

FDR

0.516828285

-0.180042558

1

UJI HETEROKEDASTISITAS

Dependent Variable: RESID?

Method: Pooled Least Squares

Date: 12/17/16 Time: 17:54

Sample: 2010Q1 2015Q4

Included observations: 24

Cross-sections included: 5

Total pool (unbalanced) observations: 119

Variable

Coefficient Std. Error t-Statistic

Prob.

C

7.39E-08 81198.75

9.11E-13

1.0000

DPK?

1.83E-13 0.054901

3.32E-12

1.0000

CAR?

-1.59E-13 0.046376

-3.42E-12 1.0000

FDR?

1.77E-13 0.054419

3.26E-12

1.0000

Fixed Effects

(Cross)

_MUAM--C

-7.80E-08

_BSM

C

3.67E-08

_BNI

C

9.05E-09

_BRI

C

1.01E-07

_BUKOP--C

-7.51E-08

UJI AUTOKORELASI

Dependent Variable: ROA?

Method: Pooled Least Squares

Date: 12/16/16 Time: 19:51

Sample: 2010Q1 2015Q4

Included observations: 24

Cross-sections included: 5

Total pool (unbalanced) observations: 119

Variable

Coefficient Std. Error t-Statistic

Prob.

C

453835.2 81198.75

5.589189

0.0000

FDR?

0.472896 0.054419

8.689856

0.0000

DPK?

-0.403184 0.054901

-8.433159 0.0000


(6)

CAR?

-0.352871 0.046376

-6.687017 0.0000

Fixed Effects

(Cross)

_MUAM--C

-691766.8

_BSM--C

-1114936.

_BNI--C

367174.9

_BRI--C

959407.9

_BUKOP--C

470918.0

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared

0.872564 Mean dependent var

970740.6

Adjusted R-squared 0.864454 S.D. dependent var

857087.6

S.E. of regression

315549.9 Akaike info criterion

28.22741

Sum squared resid 1.10E+13 Schwarz criterion

28.41525

Log likelihood

-1657.417 Hannan-Quinn criter.

28.30368

F-statistic

107.5968 Durbin-Watson stat

2.090600

Prob(F-statistic)

0.000000