JumlahKeru sakan

Pengendalian Kualitas Total (Total Quality Control)

Adalah sistem manajemen dengan mengikut sertakan seluruh karyawan dari semua tingkat di dalam sebuah organisasi,pengendalian kualitas di semua bidang,agar produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen sehingga konsumen puas dengan prduk yang dihasilkan. Ø Pengendalian kualitas bukan hanya di bagian produksi,melainkan seluruh

bagian dalam perusahaan. Ø keterlibatan semua fungsi dalam kegiatan kualitas. Ø keterlibatan semua level dari manajemen puncak sampai karyawan dalam

memperhatikan kualitas. Ø melakukan perbaikan yang berkesinambungan. Ø orientasi pada pelanggan yang kuat.

Ø kualitas ditentukan sudut pandang pelanggan(kepuasan pelanggan) Ø perbaikan terus menerus. Ø pengendalian kualitas belum berhenti apabila pelanggan belum puas.

Maka di PT.Tupai Adyamas Indonesia dalam proses produksinya melakukan pengendalian kualitas pada setiap bagian proses produksinya,sehingga kecacatan yang terjadi dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan,sehingga hasil produksi sesuai dengan keinginan pelanggan.kepuasan pelanggan dapat dicapai.

Serta melakukan perbaikan secara terus menerus pada penyebab kerusakan yang terjadi,yaitu pada mesin,metode,desain produk,dan peningkatan sumber daya manusia(SDM).

commit to user

Lingkaran Pengendalian Kualitas(Quality Control Circle)

Dalam proses produksi di PT.Tupai Adyamas Indonesia yang terjadi penyimpangan dilakukan perbaikan dengan membuat kelompok yang terdiri dari 3-8 orang dari seluruh bagian proses produksi untuk mencari permasalahan yaitu dengan membuat rencana perbaikan,kemudian kerjakan perbaikan,periksa kembali dari perbaikan yang telah dikerjakan,apabila terjadi penyimpangan diambil tindakan untuk mencari penyelesaiannya.Sehingga kerusakan dalam proses produksi dapat di kurangi.

Gambar III. 6 Siklus Penyelesaian Masalah

Rencanakan (mengenali perbaikan dan membuat rencana)

Masalah kualitas

Tindakan (menerapkan rencana)

Kerjakan (menguji rencana)

Periksa (periksa apakah

rencana berjalan baik)

commit to user

gagal,tetapi hanya mengadakan bazar pada bulan-bulan tertentu,yaitu guna menjual produk yang rusak/cacat.Tetapi hanya dikhususkan untuk karyawan perusahaan(tidak untuk umum).

· Menurut saya sebaiknya dilakukan perbaikan pada produk tersebut,karena agar kerusakan yang terjadi dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.Yaitu dengan melakukan perbaikan terus menerus pada bagian-bagian yang dapat menyebabkan kerusakan.Serta melibatkan seluruh karyawan dalam pengendalian kualitas.Pada bagian mesin,metode,proses,berkumpul dan membuat rencana untuk perbaikan.

commit to user

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai pengendalian kualitas produk t-shirt puma pada PT. Tupai Adyamas Indonesia dengan menggunakan metode c-chart, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan data yang diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan dengan jumlah produk t-shirt puma tahun 2009 sebanyak 176.287 unit dan kerusakan T-Shirt Puma sebanyak 4480 unit.Dengan menggunakan bagan kendali c-chart, hasil perhitungan diperoleh rata – rata kerusakan produk akhir sebesar 373,333 atau 373 unit.

2. Dengan menggunakan metode c-chart dapat diketahui kerusakan pada produk T-Shirt yang berada diluar batas pengendalian atas (UCL) pada bulan Juni,Juli,dan Oktober. Kerusakan tertinggi terjadi pada bulan Juli, sebesar 443 unit.

3. Diagram Pareto dapat digunakan untuk mengetahui jenis kerusakan berdasarkan urutan besarnya kerusakan hingga urutan terkecil jumlah kerusakan. Tingkat kerusakan paling besar yaitu jahitan tidak penuh, sebesar 949 unit atau 21,20%, hal ini disebabkan oleh tingkat konsentrasi karyawan yang kurang dan kerusakan mesin karena perawatan mesin kurang rutin. Sedangkan tingkat kerusakan terkecil krah loncat sebesar 801 unit atau 17,87%Berdasarkan analisis faktor – faktor kerusakan produk

commit to user

kerusakan terbesar karena machine ( Mesin ). Kondisi mesin yang sudah tua, kurangnya perawatan pada mesin yang mengakibatkan sering terjadinya kerusakan pada mesin mempengaruhi kualitas produk akhir T- Shirt Puma.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan penelitian yang dikemukakan diatas, maka peneliti memberi saran yang diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan untuk menentukan langkah lebih lanjut mengenai pengendalian kualitas. Dengan masih adanya kerusakan produk T-Shirt Puma yang berada diluar batas kendali, maka penulis memberikan saran kepada pihak perusahaan sebagai berikut :

1. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan pemeliharaan terhadap mesin – mesin produksi dengan melakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala agar proses produksi berjalan lancar dan tidak terkendala oleh mesin yang tiba – tiba mengalami kerusakan pada saat proses produksi.

2. Perusahaan sebaiknya melampirkan instruksi atau tata cara menggunakan mesin produksi yang disertai dengan penjelasan secara lisan, sehingga diharapkan dengan adanya instruksi maka pekerja dapat mengoperasikan mesin perusahaan dengan baik.

3. Perusahaan sebaiknya membuat standar kualitas pada setiap proses produksinya,yaitu dari marker sampai packing. Yaitu dengan melakukan

commit to user

model t-shirt harus sesuai dengan model t-shirt yang akan dibuat. Kemudian gelar kain harus rata/tidak terlipat. Pada bagian pemotongan harus sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Numbering,proses numbering harus sesuai pada bagian yang akan dijahit. Embroidery mesin bordir dicek dulu, ada kerusakan atau tidak,agar hasilnya baik.Transfer print, mesin press atom spa dilakukan pengecekan. Printing, dilakukan pengecekan pada mesin print. Sewing (jahit) pengecekan pada mesin jahit. (Trimming) pemotongan sisa-sisa jahitan. Kualitas jahitan dilakukan pengecekan(kensa).Ukur, pengecekan ukuran harus sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Iron, mesin iron dilakukan pengecekan dulu. (Lipat) proses melipat t-shirt harus rapi, karyawan harus teliti dan hati-hati. (Packing, bahan yang digunakan untuk membungkus harus tahan sobek.