PENGARUH BRAND IMAGE PRODUK YAMAHA MOTOR MATIC TERHADAP BRAND LOYALTY (STUDI PADA MASYARAKAT KOTA SURAKARTA TAHUN 2011)

SURAKARTA TAHUN 2011) SKRIPSI

Oleh : HENDRO DWI ASTORO X7406072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

SURAKARTA TAHUN 2011)

Oleh : HENDRO DWI ASTORO X7406072

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Hendro Dwi Astoro. X7406072. PENGARUH BRAND IMAGE PRODUK YAMAHA MOTOR MATIC TERHADAP BRAND LOYALTY (STUDI

PADA MASYARAKAT KOTA SURAKARTA TAHUN 2011). Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

Penjualan produk motor matic di Kota Surakarta sangat berkembang sehinga masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan produk motor matic yang kompetitif. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui loyalitas merek jenis motor matic ditinjau dari segi Brand Image.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel Brand Image yang meliputi Atribut Produk, Keuntungan Konsumen, Sikap merek dan Kepribadian Merek terhadap Brand Loyalty Produk Yamaha Motor Matic di kota Surakarta. (2) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel Brand Image yang meliputi Atribut Produk, Keuntungan Konsumen, Sikap merek dan Kepribadian Merek terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matic di kota Surakarta. (3) Untuk mengetahui Variabel Brand Image manakah yang memiliki kontribusi paling besar terhadap Brand Loyalty Produk Yamaha Motor Matic di kota Surakarta.

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel diambil dengan teknik quota sampling dengan cara accidental sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 konsumen pakaian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner dengan skala likert, observasi, dokumentasi, dan wawancara . Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Atribut Produk, Keuntungan Konsumen, Sikap merek dan Kepribadian Merek terhadap Brand Loyalty {F hitung > F tabel atau 67,277 > 2,467 dengan taraf signifikansi 5%, N=100, dan probabilitas (0,000) < 0,05}. (2) Ada pengaruh yang signifikan antara Atribut Produk terhadap Brand Loyalty Produk Yamaha Motor Matic {t hitung >t tabel atau 5,286 > 1,661 pada taraf signifikansi 5% dan N=100 serta probabilitas (0,000) < 0,05}. (3) Ada pengaruh yang signifikan antara Keuntungan Konsumen terhadap Brand Loyalty {t hitung >t tabel atau 2,063 > 1,661 pada taraf signifikansi 5% dan N=100 serta probabilitas (0,042) < 0,05}. (4) Ada pengaruh yang signifikan antara Sikap merek terhadap Brand Loyalty {t hitung <t tabel atau 2,387 > 1,661 pada taraf signifikansi 5% dan N=100 serta probabilitas (0,019) < 0,05}. (5) Ada pengaruh yang signifikan antara Kepribadian Merek terhadap Brand Loyalty {t hitung >t tabel atau 2,594 > 1,661 pada taraf signifikansi 5% dan N=100 serta

Hendro Dwi Astoro. X7406072. THE EFFECT OF BRAND IMAGE OF MATIC MOTOR YAMAHA PRODUCT ON BRAND LOYALTY (A

STUDY ON SURAKARTA CITY PEOPLE IN 2011). Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. June. 2011.

The sale volume of matic motor product in Surakarta city develops rapidly so that the society is faced with a variety of competitive matic motor product choices. This research is expected to find out the brand loyalty of matic motor type viewed from the brand image.

The objectives of research are: (1) to find out whether or not there is a significant simultaneously effect of Brand Image variable including Product, Consumer Benefit, Brand Attitude, and Brand Personality attributes on the Brand Loyalty of matic motor Yamaha product in Surakarta city. (2) To find out whether or not there is a significant partially effect of Brand Image variable including Product, Consumer Benefit, Brand Attitude, and Brand Personality attributes on the Brand Loyalty of matic motor Yamaha product in Surakarta city. (3) To find out what Brand Image variable with the largest contribution to the Brand Loyalty of matic motor Yamaha product in Surakarta city.

This research employed a descriptive quantitative method. The sample was taken using quota sampling technique with accidental sampling way. The number of samples was 100 user consumers. Techniques of collecting data used were questionnaire with likert scale, observation, documentation, and interview. Technique of analyzing data used was a multiple regression analysis.

Considering the result of research, it can be concluded that: (1) there is a significant simultaneously effect of Product, Consumer Benefit, Brand Attitude, and Brand Personality attributes on the Brand Loyalty {F statistic >F table or 67.277 > 2.467 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.000) < 0.05}. (2) There is a significant effect of Product attribute on the Brand Loyalty {t statistic > t table or 5.286 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.000) < 0.05}. (3) There is a significant effect of consumer benefit attribute on the Brand Loyalty {t statistic > t table or 2.063 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.042) < 0.05}. (4) There is a significant effect of brand attitude attribute on the Brand Loyalty {t statistic > t table or 2.287 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.019) < 0.05}. (5) There is a significant effect of brand personality attribute on the Brand Loyalty {t statistic > t table or 2.594 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.011) Considering the result of research, it can be concluded that: (1) there is a significant simultaneously effect of Product, Consumer Benefit, Brand Attitude, and Brand Personality attributes on the Brand Loyalty {F statistic >F table or 67.277 > 2.467 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.000) < 0.05}. (2) There is a significant effect of Product attribute on the Brand Loyalty {t statistic > t table or 5.286 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.000) < 0.05}. (3) There is a significant effect of consumer benefit attribute on the Brand Loyalty {t statistic > t table or 2.063 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.042) < 0.05}. (4) There is a significant effect of brand attitude attribute on the Brand Loyalty {t statistic > t table or 2.287 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.019) < 0.05}. (5) There is a significant effect of brand personality attribute on the Brand Loyalty {t statistic > t table or 2.594 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.011)

(Ar-Ra’du:11)

Siapa saja yang ingin mencapai sukses haruslah mendaki dan memanjatnya,

bukan melompatinya.

(R.M.S. Dirjoatmojo)

Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab, yakni orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak, dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir. (W.A. Nance)

Karya ini kupersembahkan untuk:

Ibunda tercinta, terima kasih atas segala restu, doa, dukungan dan kasih sayangnya sehingga aku mampu menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.

Bapakku (Alm) tercinta yang telah memberikan banyak masukan yang berharga dan tak terlupakan.

Kakakku, Mas Dedi dan adikku F Zakaria yang selalu memberikan semangat.

Teman-teman seperjuangan PTN 2006 Almamater tercinta

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas karunia dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Brand

Image Produk Yamaha Motor Matic Terhadap Brand Loyalty (Studi Pada

Masyarakat Kota Surakarta Tahun 2010)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendididkan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi peneliti, apabila dalam kesempatan ini peneliti dapat mengucapkan rasa terima kasih atas segala bentuk bantuannya kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

4. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga FKIP UNS, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Kristiani, M.Si selaku Pembimbing Akademis yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelasaikan kuliah selama ini.

7. Jonet Ariyanto N, S.E, M.M, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

8. Bapak-Ibu Program Pendidikan Tata Niaga yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama penulis menuntut ilmu di FKIP UNS Surakarta.

9. Bapak/ Ibu/ Sdr Pengguna Yamaha Motor Matic di Surakarta telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

10. Teman-teman terbaikku : Tholib, Riki, Darto, Arik, Ita, Iwon, Ardi, Mas Isnan, ratih dan vina, terima kasih untuk keceriaan dan semangat yang telah diberikan selama ini untuk penulis

11. And all my friends PTN’06 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, thanks for all.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis demi lancarnya penulisan skripsi ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat.

Surakarta,

Juli 2011

Tabel 1. Penghargaan Motor Yamaha pada tahun 2008-2009.... ....................

Tabel 2. Persentase Penjualan Motor Matic tahun 2008-2009....................... .

Tabel 3. Waktu Penelitian....................... .......................................................

34 Tabel 4. Deskripsi Data Variabel Attribut Produk Benefits, Brand Associations, Brand Personality dan Brand loyality............... 47 Tabel 5. Uji Multikolinearitas........................................................................... 48

Tabel 6. ANOVA (Atribut Produk dengan Brand Loyalty) ................................... 49 Tabel 7. ANOVA (Benefits dengan Brand Loyalty) ............................. ................

49

Tabel 8. ANOVA (Brand Associations dengan Brand Loyalty) ............................. 50 Tabel 9. ANOVA ( Brand Personality dengan Brand Loyalty ............................... 50 Tabel 10. Hasil Uji Regresi Berganda ...........................................................

54

Gambar 1. Piramida Loyalitas Merk .............................................................

23

Gambar 2. Kerangka Berpikir .......................................................................

32

Gambar 3. Grafik Scatterplot (diagram pencar) .............................................

51

Gambar 4. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual....... 52

Lampiran 1. Kisi-Kisi Angket ......................................................................

67

Lampiran 2. Definisi Operasional Variabel…………………………………… 69 Lampiran 3. Surat Pengantar Kuesioner .......................................................

76

Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Angket ........................................................

77

Lampiran 5. Tabulasi Data Hasil Try Out......................................................

82

Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out......................................... 84 Lampiran 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out........................ ......

85

Lampiran 8. Tabulasi Data Hasil Angket Penelitian................ ...................... 100 Lampiran 9. Data Induk Penelitin.................................................................... 106 Lampiran 10. Analisis Regresi Linier Berganda.............................................. 108 Lampiran 11. Foto Produk Yamaha Motor Matic............................................ 114 Lampiran 12. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi .............................. 115 Lampiran 13. Surat Keputusan Dekan Tentang Izin Penyusunan Skripsi....... 116 Lampiran 14. Surat Permohonan Izin Research/Try Out (Dekan).................. 117 Lampiran 15. Surat Permohonan Izin Research/Try Out................................ 118 Lampiran 16. Surat Keterangan Penelitian.................................................... 119

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era Perdagangan bebas dan globalisasi ditandai dengan semakin meluasnya berbagai produk barang dan jasa, keadaan tersebut dapat menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini menyebabkan manajemen perusahaan dituntut untuk lebih cermat menyikapi dalam menentukan strategi bersaing. Perusahaan selalu mencari ide-ide kreatif dan mengembangkan teknologi untuk dapat meningkatkan penjualan dan juga memuaskan kebutuhan pelanggannya. Dengan melihat trend yang sudah ada saat ini, sepeda motor menempati peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat di Indonesia dengan berbagi merek yang beredar di pasaran. Kehidupan masyarakat modern saat ini turut mempengaruhi pola perilaku masyarakat dalam pembelian. Kehidupan modern seringkali diidentikkan dengan gaya hidup yang selalu mengikuti trend atau perkembangan jaman. Dalam kondisi seperti ini, keputusan memilih merek turut berperan dalam gaya hidup modern, sehingga keinginan untuk membeli produk yang bermerek turut mewarnai pola konsumsi seseorang. Merek yang telah mapan biasanya dijadikan simbol sebagai suatu produk yang sukses, sehingga ekuitas merek turut berpengaruh terhadap kondisi emosional konsumen. Meskipun di pasar banyak beredar produk pesaing, semuanya tergantung pada persepsi konsumen terhadap merek. Artinya jika konsumen telah memahami benar tentang merek yang diyakininya, maka kepribadian merek di benak konsumen akan semakin kuat.

Inovasi yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan dan performa sepeda motor salah satunya adalah munculnya sepeda motor matic. Hampir semua pabrikan sepeda motor memiliki produk sepeda motor matic, hal ini menunjukkan bahwa sepeda motor matic memiliki pasar bebas. Perkembangan motor jenis matic dewasa ini sangat pesat, bahkan sudah hampir mendominasi pasar dibandingkan jenis motor Inovasi yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan dan performa sepeda motor salah satunya adalah munculnya sepeda motor matic. Hampir semua pabrikan sepeda motor memiliki produk sepeda motor matic, hal ini menunjukkan bahwa sepeda motor matic memiliki pasar bebas. Perkembangan motor jenis matic dewasa ini sangat pesat, bahkan sudah hampir mendominasi pasar dibandingkan jenis motor

Berkat citra dan reputasi merek yang terjaga, suatu komoditas bisa menjadi produk premium bernilai tinggi dan diburu orang. Identitas merek yang kuat menciptakan keunggulan kompetitif yang besar. Menurut Surachman (2008:47), “Identitas merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang menjadi tujuan atau cita- cita dari strategi merek itu sendiri untuk menciptakan atau mempertahankan kelangsungan sebuah merek di pasar”.

Menurut kotler, Armstrong (2008 : 332), “Citra merek merupakan serangkaian asosiasi, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna. Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika didasarkan pada pengalaman dan mendapat banyak informasi”. Citra atau asosiasi merepresentasikan persepsi yang bisa merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk dari asosiasi inilah yang mendasari dari keputusan membeli bahkan loyalitas merek (brand loyalty) dari konsumen.

Setiadi (2003 : 180) Menjelaskan Citra merek merupakan serangkaian asosiasi, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna. Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika didasarkan pada pengalaman dan mendapat banyak informasi. Sedangkan Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain (Darmadi Durianto, 2001).

Merek tidak hanya sebagai nama bagi produk, tapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan produk yang dihasilkan perusahaan dari produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan idetitas khusus produk tertentu akan lebih mudah dikenal oleh konsumen.

Tujuan perusahaan menciptakan pembelian terhadap produk yang dihasilkan dan pembelian merek memberikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang baik ddengan konsumen. Dengan demikian hubungan ini diharapkan dapat menghasilkan pangsa pasar yang lebih besar dan meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan laba sesuai yang diharapkan perusahaan.

Yamaha merupakan salah satu pabrikan sepeda motor di Indonesia yang mempelopori motor jenis matic ini . Pencapaian pada segi marketing ini diimbangi dengan pengakuan akan kualitas dan kehandalan produk-produk Yamaha dari berbagai media dan kalangan masyarakat konsumen sepeda motor di tanah air. Salah satunya adalah dari Majalah Marketing dan Frontier Consulting, yang pada 8 Februari 2010 ini kembali menganugrahkan TOP Brand Award untuk all category (www.motordream.com)

Tahun 2010 bukanlah tahun pertama bagi Yamaha Indonesia mendapatkan penghargaan TOP Brand. Tercatat pada tahun 2008 dan 2009 beberapa kategori TOP Brand telah berhasil didapatkan. Berikut ini adalah TOP Brand Award yang telah berhasil diperoleh Yamaha, pada tahun 2008 dan 2009:

Tabel 1. Data Penghargaan Motor Yamaha di Tahun 2008/2009

No

TOP Brand Award 2008

TOP Brand Award 2009

1 Yamaha Jupiter

Category Moped Motorcycle

Yamaha Jupiter

Category Moped Motorcycle

2 Yamaha RX- King

Category Sport Motorcycle

Yamaha RX-King

Category Sport Motorcycle

3 Yamaha Mio

Category Automatic Motorcycle

Yamaha Mio

Category Automatic Motorcycle

Sumber: (www.motordream.com)

Kota Solo dengan perekonomian yang makin tertata dengan baik, penjualan motor khususnya matic tahun 2010 ini diperkirakan naik. Kenaikkan jumlah ini terjadi hampir di seluruh merek sepeda motor yang mengeluarkan jenis matic.Hingga saat ini kenaikkan penjualan motor matic mencapai 42 persen yang sebelumnya hanya 20 persen. Dengan kenaikkan ini Koordinator Cabang PT Pratama Kurnia Kasih,

Deni Yulianto optimis

pasar

motor matic akan potensial (www.motorcycle.com) Tabel 2. Persentase Penjualan Motor Matic di Indonesia dari berbagai merek

pada tahun 2008-2009.

100 % Sumber : (www.motorcycle.com)

Area Manager Sumber Baru Rejeki Yamaha Surakarta, Fredy Kurniawan, Menyebutkan bahwa penjualan motor matic pada tahun 2009 memberikan kontribusi sebesar 50 persen dari seluruh penjualan. Hal ini tentu saja merupakan suatu reformasi besar mulai beralihnya pasar dari motor bebek ke motor matic yang lebih sederhana pengoperasiannya. Sepeda Motor Mio bersama New Vega R Berperan dalam mendongkrak penjualan sepeda motor Yamaha pada bulan maret tahun 2008 (www.motordream.com).

Dikarenakan banyaknya pilihan terhadap suatu produk, konsumen dihadapkan pada suatu alternatif yang harus dicermati dengan baik. Tetapi dengan Brand Image yang baik, konsumen dapat dengan mudah memilih suatu produk dengan apa yang ada dipikiranya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH BRAND IMAGE PRODUK YAMAHA

MOTOR MATIC TERHADAP BRAND LOYALTY (STUDI PADA MASYARAKAT KOTA SURAKARTA TAHUN 2011)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan mengkaji permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah variabel Brand Image yang meliputi Product Attributes (Atribut Produk), Benefits (Keuntungan), Brand Associations (Sikap merek) dan Brand Personality (kepribadian merek) secara simultan berpengaruh terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matic?

2. Apakah variabel Brand Image yang meliputi Product Attributes (Atribut Produk), Benefits (Keuntungan), Brand Associations (Sikap merek) dan Brand Personality (kepribadian merek) secara parsial berpengaruh terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matic?

3. Variabel Brand Image manakah yang memiliki kontribusi paling besar terhadap Brand Loyalty Produk Yamaha Motor Matic?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Image yang meliputi Product Attributes (Atribut Produk), Benefits (Keuntungan), Brand Associations (Sikap merek) dan Brand Personality (kepribadian merek) secara simultan berpengaruh terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matic.

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Image yang meliputi Product Attributes (Atribut Produk), Benefits (Keuntungan), Brand Associations (Sikap 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Image yang meliputi Product Attributes (Atribut Produk), Benefits (Keuntungan), Brand Associations (Sikap

3. Untuk mengetahui variabel Brand Image manakah yang memiliki kontribusi paling besar terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matik.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah hasil dari penelitian yang dapat digunakan oleh berbagai pihak. Manfaat dalam penelitian ini dibedakan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan pemasaran khususnya di bidang merek.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk memperdalam ilmu yang diperoleh di bangku kuliah terutama yang berkaitan dengan marketing.

b. Bagi lembaga akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan sebagai bahan referensi, perbandingan dan penyempurnaan bagi penelitian yang sejenis di masa depan.

c. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan dan menetapkan strategi pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam suatu penelitian dibutuhkan suatu tinjauan pustaka yang di dalamnya berisi teori-teori yang melandasi penelitian tersebut. Teori dapat berupa konsep- konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.

1. Tinjauan Tentang Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari pokok kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Proses pemasaran tersebut dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.

Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008: 6) mengatakan bahwa “Pemasaran adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya”. Sedangkan pengertian pemasaran menurut Terence A. Shimp (2003: 4) adalah ”Sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya yang mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya”. Sementara William J Stanton yang dikutip oleh Basu Swastha dan Irawan (2001: 5) mendefinisikan pemasaran sebagai ”Suatu bagian dari keseluruhan kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008: 6) mengatakan bahwa “Pemasaran adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya”. Sedangkan pengertian pemasaran menurut Terence A. Shimp (2003: 4) adalah ”Sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya yang mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya”. Sementara William J Stanton yang dikutip oleh Basu Swastha dan Irawan (2001: 5) mendefinisikan pemasaran sebagai ”Suatu bagian dari keseluruhan kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun

b. Manajemen Pemasaran

Philip Kotler (2000: 19) mengatakan bahwa “Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi”. Jadi manajemen pemasaran mencakup analisis perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari barang, jasa serta gagasan berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Adapun menurut Basu Swastha dan Irawan (2001: 4), “Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.”

c. Konsep Pemasaran

Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008: 12) mengatakan bahwa ”Konsep pemasaran merupakan filosofi manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih baik dari pada pesaing”. Jadi konsep pemasar bukan menemukan pelanggan yang sesuai dengan produk yang dihasilkan, melainkan menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Untuk itu fokus dan nilai pelanggan adalah jalan menuju penjualan dan keuntungan.

Adapun konsep pemasaran menurut Basu Swastha dan Irawan (2001: 6) adalah ”Sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup Adapun konsep pemasaran menurut Basu Swastha dan Irawan (2001: 6) adalah ”Sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup

marketing ), dan kepuasan konsumen (consumen satisfaction). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan atas kebutuhan dan keinginan kepada konsumen. Jika konsumen puas maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan serta meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan.

Merek memegang peranan penting dalam pemasaran, ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek, produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik, sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli oleh konsumen, bila produk dengan mudah bisa ditiru pesaing, maka merek selalu memiliki keunikan yang relatif sukar untuk dijiplak. Merek berkaitan dengan persepsi, sehingga sesungguhnya persaingan yang terjadi antar perusahaan adalah pertarungan persepsi dan bukan sekedar pertarungan produk.

2. Tinjauan Tentang Merek

a. Pengertian Merek.

Merek adalah salah satu atribut yang sangat penting dari suatu produk yang penggunanya pada saat itu sudah sangat luas karena beberapa alasan, dimana suatu produk berarti memberikan nilai tambah produk tersebut.

Menuryt Freddy Rangkuti (2002:2), “Merek adalah suatu nama, simbol atau rancangan atau kominasi dari hal-hal tersebut yang bertujuan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakanya dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing”.

Ketika orang-orang berfikir tentang suatu produk atau jasa, mereka biasanya memikirkan sifat-sifat dan keistimewaan serta manfaat praktis yang akan diberikan dari produk atau jasa itu kepada konsumen namun ketika konsumen memikirkan suatu merek mereka berfir melampaoi hal ini dan dengan satu cara yang benar- Ketika orang-orang berfikir tentang suatu produk atau jasa, mereka biasanya memikirkan sifat-sifat dan keistimewaan serta manfaat praktis yang akan diberikan dari produk atau jasa itu kepada konsumen namun ketika konsumen memikirkan suatu merek mereka berfir melampaoi hal ini dan dengan satu cara yang benar-

Menurut UU merek No.15 tahun 2001 pasal 1ayat 1 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono mengenai pengertian merek (2004 : 3), “merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, suasana warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Dari defiisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa merek berperan sebagai daya pembeda dengan produk yang sejenis maupun produk yang beda jenis.

Menurut Darmadi Durianto Dkk (2001), merek sangat penting saat ini karena beberapa faktor seperti :

1) Emosi konsumen kadang naik turun merek mampu membuat janji emosimenjadi konsisten dan setabil.

2) Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar, beberapa merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan budaya.

3) Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen, semakin kuat suatu merek semakin kuat pula interaksinya dengan konsumen, dan makin banyak brand association yang terbentuk dalam merek tersebut.

4) Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen, merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.

5) Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen, karena dapat membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, atau atribut lain yang melekat didalamnya.

6) Merek dapat berkembang menjadi suatu asset terbesar bagi perusahaan. Merek bagi konsumen sekarang ini tidak lagi hanya dilihat dari kemampuan fungsional produknya saja tapi bagaimana merek tersebut dapat menimbulkan emosi- emosi tertentu pada pelanggannya, apakah merek tersebut dapat berperan sebagai 6) Merek dapat berkembang menjadi suatu asset terbesar bagi perusahaan. Merek bagi konsumen sekarang ini tidak lagi hanya dilihat dari kemampuan fungsional produknya saja tapi bagaimana merek tersebut dapat menimbulkan emosi- emosi tertentu pada pelanggannya, apakah merek tersebut dapat berperan sebagai

b. Tingkatan Merek

Semakin banyaknya jumlah pemain bisnis di pasar, meningkat pula ketajaman persaingan diantara merek-merek yang beroperasi di pasar dan hanya produk yang memiliki brand equity yang kuat yang akan tetap mampu bersaing, merebut dan menguasai pasar. Merek memegang peranan penting, untuk menjembatani harapan konsumen, pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Selain itu, merek juga menjadi asset bagi perusahaan. Dalam kondisi pasar yang kompetitif, maka preferensi dan loyalitas pelanggan merupakan kunci kesuksesan.

Menurut Freddy Rangkuty (2002), merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam tingkatan yaitu:

1) Atribut produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain.

2) Manfaat, meskipun merek membawa sejumlah atribut, namun konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut.

3) Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.

4) Budaya, merek juga mencerminkan budaya tertentu.

5) Kepribadian, seringkali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek produknya.

6) Pemakai, merek menunjukkan jenis pemakai yang membeli atau menggunakan produk tersebut.

Apabila sebuah perusahaan memperlakukan merek hanya sekedar nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu set makna yang mendalam untuk merek tersebut. Dengan mempertimbangkan keenam dimensi merek diatas maka pemasar harus memutuskan pada dimensi mana identitas merek akan diletakkan.

c. Karakteristik merek

Setiap perusahaan tentu menginginkan suatu merek yang dipakai oleh suatu produk menjadi merek pilihan konsumen sehingga akan memberikan dukungan yang besar bagi keberhasilan suatu produk dipasar. Selain untuk membedakan suatu produk yang dihasikan oleh suatu perusahaan dari produk pesaingnya, merek juga berfungsi untuk mempermudah konsumen untuk mengenali dan mengidentifikasikan barang atau jasa yang hendak dibeli.

Dengan demikian, menurut Freddy Rangkuty (2002 ) merek tersebut meliputi:

1) Nama merek harus menunjukan manfaat dan mutu produk tersebut.

2) Nama merek harus mudah diucapkan, dikenal dan diingat. Nama yang singkat sangat mudah membantu.

3) Nama merek harus mudah terbedakan, artinya harus spesifik dan khas.

4) Nama merek harus mudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa asing.

5) Nama merek harus bias memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum.

Suatu merek yang baik harus memiliki kriteria diatas, meskipun pada kenyataanya tidak semua karakteristik tersebut tedapat dipenuhi oleh suatu merek. Tetapi perusahaan berusaha agar dapat memenuhi kriteria tersebut bagi produk yang dihasilkanya, agar perusahaan dapat memenuhi tujuan dari pemberian merek terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

3. Tinjauan Tentang Citra merek

Keterkaitan konsumen pada suatu merek akan lebih kuat jika dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikanya sehingga akan Keterkaitan konsumen pada suatu merek akan lebih kuat jika dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikanya sehingga akan

a. Pengertian Brand Image

Citra (image) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Merek dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan. Citra yang efektif melakukan tiga hal, yang pertama memantapkan karakter produk dan usulan lain, yang kedua menyampaikan karakter itu denga cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan produk pesaing, yang ketiga memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental. Supaya bisa berfungsi, citra itu harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek (Kotler, 2001).

Menurut Setiadi (2003:180), ”Citra merek (Brand Image) Merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu”. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Sedangkan menurut Kotler, Amstrong (2008: 225), ”Citra Merek adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu”.

Brand Image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap Brand Image (Rangkuti, 2002 : 244).

Manfaat lain dari citra merek yang positif adalah perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lain. Hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan citra merek yang positif. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu, dan perilaku dimasa depan bisa diprediksi berdasarkan perilaku masa lalunya. Keberhasilan perusahaan dalam Manfaat lain dari citra merek yang positif adalah perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lain. Hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan citra merek yang positif. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu, dan perilaku dimasa depan bisa diprediksi berdasarkan perilaku masa lalunya. Keberhasilan perusahaan dalam

Dengan demikian jelaslah bahwa image sangatlah berpengaruh dalam pemasaran suatu produk, dimana kepercayaan, ide dan kesan konsumen terhadap merek menghasilkan sikap dan tingkatan yang diambil terhadap produk tersebut.

Berarti Brand Image adalah persepsi tentang suatu merek yang ditunjukan oleh asosiasi merek yang tersimpan dibenak konsumen. Dari pernyataan ini dapat kita simpulkan bahwa brand image dapat diorganisasikan ke dalam beberapa cara yang berarti namun bukan merupakan kumpulan dari beberapa kekuatan dan kelemah melainkan assosiasi yang diorganisasikan kedalam kelompok-kelompok yang memiliki arti.

b. Komponen Citra Merek

Citra merek merupakan asosiasi dari semua informasi yang tersedia mengenai produk, jasa dan perusahaan dari merek yang dimaksud. Informasi ini didapat dari dua cara; yang pertama melalui pengalaman konsumen secara langsung, yang terdiri dari kepuasan fungsional dan kepuasan emosional. Merek tersebut tidak cuma dapat bekerja maksimal dan memberikan performansi yang dijanjikan tapi juga harus dapat memahami kebutuhan konsumen, mengusung nilai-nilai yang diinginkan oleh kosumen dan juga memenuhi kebutuhan individual konsumen yang akan mengkontribusi atas hubungan dengan merek tersebut. Kedua, persepsi yang dibentuk oleh perusahaan dari merek tersebut melalui berbagai macam bentuk komunikasi, seperti iklan, promosi, hubungan masyarakat (Public Relations ), logo, fasilitas retail, sikap karyawan dalam melayani penjualan, dan performa pelayanan. Bagi banyak merek, media dan lingkungan dimana merek tersebut dijual dapat mengkomunikasikan atribut-atribut yang berbeda. Setiap alat pencitraan ini dapat berperan dalam membina hubungan dengan konsumen. Penting demi kesuksesan sebuah merek, jika semua faktor ini dapat berjalan sejajar Citra merek merupakan asosiasi dari semua informasi yang tersedia mengenai produk, jasa dan perusahaan dari merek yang dimaksud. Informasi ini didapat dari dua cara; yang pertama melalui pengalaman konsumen secara langsung, yang terdiri dari kepuasan fungsional dan kepuasan emosional. Merek tersebut tidak cuma dapat bekerja maksimal dan memberikan performansi yang dijanjikan tapi juga harus dapat memahami kebutuhan konsumen, mengusung nilai-nilai yang diinginkan oleh kosumen dan juga memenuhi kebutuhan individual konsumen yang akan mengkontribusi atas hubungan dengan merek tersebut. Kedua, persepsi yang dibentuk oleh perusahaan dari merek tersebut melalui berbagai macam bentuk komunikasi, seperti iklan, promosi, hubungan masyarakat (Public Relations ), logo, fasilitas retail, sikap karyawan dalam melayani penjualan, dan performa pelayanan. Bagi banyak merek, media dan lingkungan dimana merek tersebut dijual dapat mengkomunikasikan atribut-atribut yang berbeda. Setiap alat pencitraan ini dapat berperan dalam membina hubungan dengan konsumen. Penting demi kesuksesan sebuah merek, jika semua faktor ini dapat berjalan sejajar

Sehingga dapat dikatakan bahwa citra merek merupakan ‘totalitas’ terhadap suatu merek yang terbentuk dalam persepsi konsumen. Sengupta (2005:139), “Citra pada suatu merek merefleksikan image dari perspektif konsumen dan melihat janji yang dibuat merek tersebut pada konsumennya”. Citra merek terdiri atas asosiasi konsumen pada kelebihan produk dan karakteristik personal yang dilihat oleh konsumen pada merek tersebut.

Menurut Surachman (2008), Citra merek memilki dua komponen, yaitu:

1) Brand Associations (Asosiasi Merek) Asosiasi terhadap karakteristik produk atau jasa yang dilekatkan oleh konsumen pada merek tersebut, termasuk persepsi konsumen mengenai janji-janji yang dibuat oleh merek tersebut, positif maupun negatif, dan harapan mengenai usaha-usaha untuk mempertahankan kepuasan konsumen dari merek tersebut. Suatu merek memiliki akar yang kuat, ketika merek tersebut diasosiasikan dengan nilai-nilai yang mewakili atau yang diinginkan oleh konsumen. Asosiasi merek membantu pemasar mengerti kelebihan dari merek yang tersampaikan pada konsumen.

2) Brand identity (Identitas Merek) Identitas merek merupakan seperangkat assosiasi merek yang sering digunakan oleh ahli setrategi merek assosiasi merek tersebut mewakili pengertian suatu merek dan secara tidak langsung merupakan janji oleh konsumen. Ada empat perspektif identitas merek yaitu merek sebagai produk, merek sebagai organisasi, merek sebagai seseorang, dan merek sebagai simbol. Perspektif tersebut sangatlah berbeda dan bertujuan untuk membantu ahli ekonomi dalam menentukan setrategi mempertimbangkan perbedaan elemen-elemen dari merek serta menciptakan pola yang dapat memperkaya dan membedakan sebuah identitas.

Freddy Rangkuty (2002) mendefinisikan Citra merek sebagai persepsi mengenai sebuah merek sebagaimana direfleksikan oleh asosiasi merek yang terdapat dalam benak konsumen. Citra merek terdiri dari komponen-komponen:

1) Attributes (Atribut) Merupakan pendefinisian deskriptif tentang fitur-fitur yang ada dalam senuah produk atau jasa.

a) Product related attributes (atribut produk): Didefinisikan sebagai bahan-bahan yang diperlukan agar fungsi produk yang dicari konsumen dapat bekerja. Berhubungan dengan komposisi fisik atau persyaratan dari suatu jasa yang ditawarkan, dapat berfungsi.

b) Non-product related attributes (atribut non-produk): Merupakan aspek eksternal dari suatu produk yang berhubungan dengan pembelian dan konsumsi suatu produk atau jasa. Terdiri dari: informasi tentang harga, kemasan dan desain produk, orang, per group atau selebriti yang menggunakan produk atau jasa tersebut, bagaimana dan dimana produk atau jasa itu digunakan.

2) Benefits (Keuntungan) Nilai personal yang dikaitkan oleh konsumen pada atribut-atribut produk atau jasa tersebut.

a) Functional benefits : berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisik dan keamanan atau pemecahan masalah.

b) Experiental benefits : berhubungan dengan perasaan yang muncul dengan menggunakan suatu produk atau jasa. Benefit ini memuaskan kebutuhan bereksperimen seperti kepuasan sensori, pencarian variasi, dan stimulasi kognitif.

c) Symbolic benefits : berhubungan dengan kebutuhan akan persetujuan sosial atau ekspresi personal dan self-esteem seseorang. Konsumen akan menghargai nilai-nilai prestise, eksklusivitas dan gaya fashion dari sebuah merek karena hal-hal ini berhubungan dengan konsep diri mereka.

3) Brand Attitude (Sikap merek) Didefinisikan sebagai evaluasi keseluruhan atas suatu merek, apa yang dipercayai oleh konsumen mengenai merek-merek tertentu sejauh apa konsumen percaya bahwa produk atau jasa tersebut memiliki atribut atau keuntungan tertentu, dan penilaian evaluatif terhadap kepercayaan tersebut bagaimana baik atau buruknya suatu produk jika memiliki atribut atau keuntungan tersebut. Citra suatu merek dapat menentukan titik perbedaan yang mengindikasikan bagaimana suatu merek superior dibandingkan dengan alternatif merek lain dalam satu kategori produk.

Menurut Terence A. Shimp (2003), Citra merek terdiri dari tiga komponen yaitu:

1) Product Attributes (Atribut Produk) : yang merupakan hal-hal yang berkaitan dengan merek tersebut sendiri seperti, kemasan, isi produk, harga, rasa,dll.

2) Consumer Benefits (Keuntungan Konsumen) : yang merupakan kegunaan produk dari merek tersebut.

3) Brand Personality (Kepribadian Merek) : merupakan asosiasi yang membayangkan mengenai kepribadian sebuah merek apabila merek tersebut seorang manusia.

Titik perbedaan suatu merek dapat diekspresikan melalui berbagai kelebihan merek seperti:

1) Kelebihan fungsional yang mengklaim performansi superior atau keuntungan ekonomi, kenyamanan, penghematan uang dan efisiensi waktu, kesehatan, serta harga murah

2) Kelebihan emosional untuk membuat konsumen percaya bahwa dengan menggunakan suatu merek, ia akan menjadi penting, spesial, ataupun merasa senang. Merek menawarkan kesenangan, membantu atau meningkatkan citra diri dan status, dan hubungannya dengan orang lain. Kelebihan emosional menggeser fokus dari merek dan fungsi produknya ke pengguna dan perasaan yang didapat ketika menggunakan merek tersebut. Kelebihan ini berhubungan 2) Kelebihan emosional untuk membuat konsumen percaya bahwa dengan menggunakan suatu merek, ia akan menjadi penting, spesial, ataupun merasa senang. Merek menawarkan kesenangan, membantu atau meningkatkan citra diri dan status, dan hubungannya dengan orang lain. Kelebihan emosional menggeser fokus dari merek dan fungsi produknya ke pengguna dan perasaan yang didapat ketika menggunakan merek tersebut. Kelebihan ini berhubungan

4. Tinjauan Tentang Loyalitas Merk

Konsumen sebelum menjadi loyal terhadap suatu merek, biasanya dipengaruhi oleh sikap dari konsurnen tersebut, karena loyalitas merupakan suatu sikap dari konsumen terhadap suatu merek produk atau jasa. Konsumen yang satu dengan konsumen yang lain mempunyai sikap yang berbeda-beda, selain itu konsumen juga mempunyai sikap yang berbeda-beda dari suatu situasi ke situasi yang lain, maka konsumen didalam loyal terhadap suatu rnerek dipengaruhi oleh sikap yang berlainan. Seperti contoh, dimana seorang konsumen yang sudah dewasa mempunyai sikap yang berbeda dengan seorang konsumen yang masih remaja didalam mempertimbangkan membeli suatu makanan, konsumen yang sudah dewasa mempertimbangkana akan kandungan gizi dan tidak mengandung kolestrol yang tinggi sedangkan untuk konsumen yang masih remaja tidak terlalu memperhatikan hal-hal tersebut. Seorang pembeli yang paling potensial harus melalui empat tahap sebelum pembeli tersebut setia terhadap suatu merek.

Terence A, Shimp (2003), menyebutkan tahap-tahap tersebuat dalah:

1) Brand Recognition and Awareness Merupakan tahapan dimana suatu produk dapat dikenali dengan adanya serangkaian identifikasi dari simbol seperti nama logo, simbol atau karakter produk dan bentuk dari kemasan. Suatu merek dapat dikenal ketika konsumen pernah melihat sebelumnya baik didalam iklan maupun dipasar (contoh: Toyota Kijang mendapatkan pengenalan merek yang sangat baik oleh konsurnen- konsumen yang tersebar di 5 kota besar di Indonesia). Pengenalan dan kesadaran konsumen terhadap suatu merek merupakan salah satu cara yang berhasil didalam menanamkan suatu kesan pada benak konsumen.