Hubungan kecemasan dalam Kehamilan Faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil

diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.

2.1.2 Rentang Respon Kecemasan

Rentang respon kecemasan terdiri dari respon adaptif dan maladaptif dimana menggunakan koping. Koping yaitu mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang sifatnya non sfesifik yaitu stress. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut. 22 menurut Stuart dan Sundeen 2000 mekanisme koping dapat digolongkan menjadi 2 dua yaitu : Respon adaptif seseorang menggunakan koping yang bersifat membangun konstruktif dalam mengatasi kecemasan berupa antisipasi. Respon maladaptif merupakan koping yang bersifat merusak destruktif dan disfungional seperti individu menghindari kontak dengan orang lain atau mengurung diri, dan tidak mau mengurus diri. Respon Adaptif Respon Maladaptif Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik 11 Gambar 1. Rentang Respon Ansietas

2.2 Hubungan kecemasan dalam Kehamilan

11 Ibu hamil dan bersalin harus senantiasa menjaga kesehatan agar tercapainya kualitas hidup yang baik. Peran mereka sangat besar sebagai ibu yang memiliki pengaruh terhadap tumbuh kembang anak dan peran mereka mencapai keluarga yang sehat. Keberadaan janin dalam kandungan ibu merupakan bagian dari perubahan selama kehamilan. Pada proses adaptasi fisiologis kehamilan, perubahan kadar hormonal berpengaruh terhadap perubahan sistem organ tubuh ibu hamil. 10 Seorang ibu yang mengalami kehamilan pada saat yang sudah diperkirakan akan mengalami proses persalinan, keadaan ini menggembirakan sekaligus mencemaskan bagi seorang ibu. Proses Universitas Sumatera Utara persalinan merupakan keadaan yang melelahkan secara fisik dan psikis. 12 Saat ini pengetahuan tentang pengalaman emosi pada wanita hamil masih sangat terbatas. Oleh karena sulitnya untuk membuat inferensi terkait stress selama hamil dari studi retrospektif oleh karena pengumpulan data memungkinkan terjadinya bias apakah yang ditimbulkan akibat proses bersalin, komplikasi gestasional, dan juga komplikasi neonatal. Pendekatan transaksional terhadap stress yang diperkenalkan oleh Lazarus dan Folkman 1984 menunjukkan bahwa stress terjadi oleh karena adanya transaksi manusia dengan lingkungannya. Penerimaan seseorang terhadap stress bergantung pada permintaan lingkungan dan sejumlah sumber yang harus beradaptasi dengan permintaan tersebut. 10,23

2.3 Faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil

Respon emosi terhadap stress tipikalnya diukur dengan menggunakan skala pengukuran kecemasan. Dalam sebuah penelitian, ketika mengukur keadaan stress pada masing-masing trimester didapatkan bahwa gangguan cemas akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan usia kehamilan. Penelitian lainnya yang menganalisa kecemasan pada trimester akhir kehamilan menunjukkan bahwa wanita yang sangat muda, tanpa pasangan dan merokok lebih rentan terhadap stress, selain tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah, kurangnya dukungan sosial, riwayat penyakit medik tertentu. Teixeira dkk 2009, berdasarkan penelitiannya menyatakan tingginya tingkat kecemasan pada trimester pertama 36,18 dan menurun pada trimester kedua 34,59 yang kemudian meningkat kembali pada trimester ketiga 36,33. Pada primipara didapati peningkatan ansietas terutama pada trimester pertama dibandingkan pada trimester ketiga, hal ini disebabkan kurangnya mengerti dan adaptasi saat hamil dikarenakan akan menjadi orangtua untuk pertama kalinya. Sementara pada multipara didapati peningkatan ansietas pada trimester ketiga yang kemungkinan disebabkan persalinan yang telah dialami. Berdasarkan penelitian Glazier dan Ohara dkk 2004, disebabkan 5,8,12,13 Universitas Sumatera Utara kurangnya peran promosi sosial saat antenatal dan dukungan selama kehamilan. Suryaningsih 2007, ibu yang sedang hamil dituntut tidak hanya harus siap secara fisik, namun juga secara mental. Hal inilah yang kurang diperhatikan ibu hamil yang umumnya lebih siap dalam menghadapi perubahan fisik tetapi tidak secara mental. Si ibu menjadi lebih emosional dan sensitif. Apabila pengaruh emosi ibu tidak didukung oleh lingkungan keluarga yang harmonis ataupun tempat tinggal yang kondusif, maka hal ini akan mengganggu masa kehamilan.Untuk mencegah hal tersebut terjadi, dukungan social untuk ibu hamil sangatlah penting. Dukungan sosial ini banyak diperoleh individu dari lingkungan sekitar, dalam hal ini adalah pasangan atau suami. Sudah selayaknya pasangan memberikan semangat dan perhatian kepada istri. Sehingga istri bisa kuat secara mental untuk menghadapi segala hal domasa kehamilannya. 14 25 Berdasarkan penelitian Triana 2008 menunjukkan bahwa dari subjek penelitian ibu hamil yang mendapat dukungan sosial yang tinggi kecemasan dalam menghadapi persalinan rendah. Khalil dkk 2003, menilai kecemasan pada masing-masing trimester ditemukan bahwa tidak menikah meningkatkan stressor psikososial yang tinggi dan pendapatan yang rendah berhubungan dengan kecemasan dalam kehamilan. 26 5,9 Studi retrospektif sebelumnya menunjukkan wanita dengan hubungan pernikahan yang baik cenderung lebih rendah merasa khawatir terhadap luaran kehamilannya. Masalah dalam pernikahan berkaitan dengan tingkat stress yang tinggi dan depresi dalam kehamilan. Wanita dengan hubungan yang stabil dalam kehamilan mendapatkan dukungan yang pernuh dari pasangannya sehingga dapat mereduksi tingkat stress dalam kehamilan. Wanita yang lebih muda dilaporkan lebih tinggi angka stressnya pada trimester ketiga kehamilan. Peranan umur dalam hal ini dijelaskan oleh penelitian Robinson 2004 yang menemukan bahwa wanita dengan umur yang lebih tua lebih tidak stress dan lebih bisa melakukan penerimaan terhadap kehamilannya dibandingkan dengan wanita muda yang berusia 20-an. Hal ini mungkin disebabkan wanita muda masih ingin melakukan penyesuaian terhadap 9,11 Universitas Sumatera Utara kehidupan pernikahan dan pekerjaan mereka dan menganggap bahwa kehamilan memiliki efek negatif terhadap kelangsungan karir mereka. 19

2.4 Kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale HAM-A sebagai alat ukur kecemasan