23
2.1 Konsep
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian
Singarimbun, 1989:33. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Poerwadarminta sebagai editor 1995:456 dikatakan bahwa, konsep diartikan sebagai rancangan
ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian kongkret, gambaran mental dari objek apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk
memahami hal-hal lain
Dalam hal ini, defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara mendasar. Selain itu adalah untuk menyamakan persepsi tentang
apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian.
2.1.1 Kebudayaan
Kebudayaan merupakan kebiasaan yang dipelajari. Menurut Veegar dalam buku Ilmu Budaya Dasar, kebudayaan adalah hasil pengungkapan diri manusia ke
dalam materi sejauh diterima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi warisannya. Manusia harus menciptakan suatu kebudayaan, sebab tanpa
kebudayaan ia makhluk yang tidak berdaya, yang menjadi korban dari keadaannya yang tidak lengkap dan naluri-nalurinya yang tidak terpadu. Jadi menurutnya
kebudayaan adalah faktor kekuatan manusia dalam rangka merespons alam sekitarnya.
24
2.1.2 Masyarakat Tionghoa
Masyarakat Tionghoa mulai masuk ke negara Indonesia pada abad ke-7. Pada abad ke-11, mereka mulai tinggal di wilayah Indonesia, terutama di pesisir
timur Sumatra dan Kalimantan Barat. Kemudian pada abad ke-14, ada warga Tionghoa yang mulai bermigrasi ke Pulau Jawa, terutama di sepanjang pantai
utara Jawa. Perpindahan ini merupakan akibat dari aktivitas perdagangan antara India dan Tiongkok melalui jalur laut. Istilah Tionghoa dibuat sendiri oleh
keturunan Cina, berasal dari kata 中
zhōnghuá, dalam bahasa Mandarin dilafalkan sebagai Tionghoa.
Kehidupan masyarakat Tionghoa mulai mewarnai lembaran ritual di Indonesia. Masyarakat Tionghoa juga memiliki berbagai jenis adat istiadat budaya
yang kita kenal dengan perayaan-perayaan ataupun festival-festival tradisional.
2.1.3 Tari
Di dalam kebudayaan Cina dijumpai beberapa jenis atau genre tarian. Di antaranya adalah tari tradisional, tari Xuanzi, tari Reba, tari
Guozhuang, dan lain- lainnya.
Tarian tradisional Cina 中 国 舞
zhōngguó chuántǒng wǔdǎo adalah
tarian tradisional dalam adat warisan masyarakarat Cina, yang awalnya adalah ritual pemujaan dan penghormatan kepada Dewa Mitologi Cina. Tarian Cina
merupakan salah satu cabang dari seni yang menggunakan tubuh sebagai media pertunjukan. Tarian Cina memiliki gerakan tarian yang kaya, dapat
mengekspresikan berbagai perasaan manusia, baik itu berupa senang, sedih,
25 gembira, marah, suka, duka, risau serta watak dan adegan cerita dari tokoh
pemeran sipil maupun militer. Tarian Cina dalam pertunjukan sendratarinya masih terdapat bagian performa tarian. Performa tarian ini berbeda dengan pertunjukan
pada drama, teater dan pertunjukan opera. Perferma tarian Cina menggunakan perpaduan ekspresi dan gerakan anggota tubuh, ditampilkan secara maksimal.
Berikut ini tarian Cina berdasarkan etnis dan daerah. Di Tibet ada beberapa jenis tarian. Salah satu di antaranya yaitu tarian
etnis Lisu, tarian ini dibuat dengan meniru gerak-gerik kambing, tarian ini ekspresi kecintaan etnis Lisu terhadap alam dan kehidupan mereka.
Tarian Xuanzi, 玄子的舞蹈
xuánzi de w ǔdǎo i
ni dan dipersembahkan oleh kaum pria dan wanita dengan diiringi irama musik tradisional Cina dan Tibet.
Tarian Xuanzi merupakan tarian yang menggambarkan perasaan penduduk lokal
setelah makan dan bekerja.
Tarian Reba,
吧 的 舞 蹈 rè ba de w
ǔdǎo tarian ini terkenal di kota Tacheng, sebuah kota kecil di Kabupaten Otonom Etnis Lisu Weixi provinsi
Yunnan China. Tarian Reba dipersembahkan saat merayakan perayaan keagamaan, memohon keselamatan penduduk desa kepada Buddha saat kejadian
bencana alam dan serangan wabah. Tarian Reba dibagi sebagai tiga jenis tarian, yaitu tarian Reba klasik, tarian seniman di jalan, dan tarian persembahan
komersial.
Tarian Guozhuang,
庄 的 舞 蹈 guōzhuāng de wǔdǎo sebuah tarian di
mana penarinya menggunakan pakaian ran ba. Ran ba adalah mantel panjang
26 berwarna menyolok merah dan putih.Ran ba dirajut dari benang wol murni,
khusus dipakai untuk menghadiri pesta tarian Tibet.
2.1.4 Tari Tibet