Kriteria kelayakan Investasi

7.4 Kriteria kelayakan Investasi

  Penilaian kelayakan suatu investasi ditinjau dari aspek finansial dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria investasi. Setiap kriteria yang digunakan

  mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Semakin banyak kriteria yang digunakan, maka semakin memberikan gambaran yang lengkap dan hasil yang lebih baik. Adapun kriteria yang digunakan secara umum untuk dianalisis dalam pengambilan keputusan penilaian investasi adalah: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net BC) dan Payback period (PP). Berikut ini disajikan ringkasan hasil analisis kriteria investasi untuk kedua skenario yang digunakan (Tabel 11). Sedangkan rincian lengkap analisis kelayakan investasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

  Tabel 11. Ringkasan Analisis Kriteria Investasi Pabrik kelapa Sawit

  Kriteria Investasi Skenario I (Dana Sendiri) Skenario II (Pinjaman)

  3 thn, 8 bln

  6 th, 4 bln

7.4.1 Net Present Value (NPV)

  Net present value merupakan selisih antara manfaat bersih yang diperoleh dengan biaya yang dipergunakan dalam proyek, dihitung dengan menggunakan discount rate 7 persen untuk skenario I dan 15 persen untuk skenario II. Discount rate tersebut merupakan cost of capital sebagai opportunity cost dari suatu investasi berdasarkan skenario yang digunakan. Penggunaan discount rate tersebut (7 dan 15 ) dikarenakan biaya modal yang diinvestasikan ke dalam proyek berasal dari sumber yang berbeda sehingga biaya yang ditimbulkan oleh setiap keputusan investasi tidak sama.

  Hasil analisis menunjukkan NPV bernilai positif pada discount rate 7 persen untuk skenario I, sebesar Rp.106.698.657.000 dan skenario II pada

  discount rate 15 persen bernilai negatif sebesar Rp. 30.727.367.000 selama 15 tahun. Nilai NPV positif pada skenario I merupakan indikasi bahwa rencana investasi pembangunan pabrik kelapa sawit layak untuk dilaksanakan karena hasil yang diperoleh lebih besar dari nol. Sementara nilai NPV negatif pada skenario II mengindikasikan bahwa pembangunan pabrik kelapa sawit tidak layak untuk dilaksanakan secara finansial.

7.4.2 Internal Rate of Return (IRR)

  Analisis Internal Rate of return dengan discount rate 7 persen dan 15 persen digunakan untuk mengevaluasi kemampuan proyek dalam menghasilkan keuntungan yang dikaitkan dengan nilai waktu uang. Nilai IRR mencerminkan besarnya discount rate yang apabila digunakan untuk mendiskontokan seluruh kas masuk akan menghasilkan jumlah kas yang sama dengan jumlah investasi proyek. Hasil analisis menunjukkan nilai IRR 22,34 pada skenario I dan 9,03 pada skenario II. Hal ini menunjukkan bahwa rencana pembangunan pabrik kelapa sawit mampu menghasilkan opportunity cost yang lebih besar daripada cost of capital yang diinginkan pada skenario I sehingga layak untuk dilaksanakan. Sedangkan pada skenario II nilai IRR lebih rendah dari cost of capital yang telah ditentukan sehingga tidak layak untuk dilaksanakan ditinjau dari aspek finansial.

7.4.3 Net Benefit Cost Ratio (Net BC)

  Net benefit cost Ratio dilakukan untuk mengukur berapa besar manfaat yang dapat diterima dari setiap investasi yang dikeluarkan. Hasil analisis rencana pembangunan pabrik kelapa sawit menghasilkan nilai BC Ratio 2,30 pada Net benefit cost Ratio dilakukan untuk mengukur berapa besar manfaat yang dapat diterima dari setiap investasi yang dikeluarkan. Hasil analisis rencana pembangunan pabrik kelapa sawit menghasilkan nilai BC Ratio 2,30 pada

  layak untuk dilaksanakan. Sedangkan pada skenario II keuntungan yang dihasilkan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan, maka pembangunan pabrik kelapa sawit tidak layak untuk dilaksanakan secara finansial pada skenario II karena manfaat yang dihasilkan lebih kecil dari biaya yang diinvestasikan.

7.4.4 Payback Period (PP)

  Analisis payback period dilakukan bertujuan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi. Hasil analisis proyek pembangunan pabrik kelapa sawit ini akan mencapai titik pengembalian pada saat proyek berumur 3 tahun 8 bulan pada skenario I dan 6 tahun 4 bulan pada skenario II. Bila di tinjau dari umur proyek pabrik kelapa sawit yang mencapai 15 tahun, maka pembangunan pabrik memungkinkan dan layak untuk dilaksanakan karena janka waktu pengembalian investasi lebih kecil dari umur proyek.