Kondisi Perbatasan Wilayah Kalimantan

B. Kondisi Perbatasan Wilayah Kalimantan

ekonomi masyarakat daerah perbatasan (jumlah Kawasan perbatasan dengan negara tetangga penduduk miskin dan desa tertinggal), di Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur

d. Langkanya informasi tentang pemerintah dan merupakan perbatasan wilayah darat dan laut yang pembangunan yang diterima oleh masyarakat

mempunyai pola keterkaitan pada daerah perbatasan di daerah perbatasan (blank spots).

darat antara wilayah Provinsi Kalimantan Barat dengan

Negeri Sarawak dan antara Provinsi Kalimantan Timur

C. Kondisi Perbatasan Wilayah Papua

dengan Negeri Sabah. Kedua kawasan tersebut Secara administratif, kawasan perbatasan darat relatif berhubungan langsung satu sama lain karena

di Papua berada di Provinsi Papua, terdiri dari lima merupakan perbatasan darat. Kondisi yang berbeda

Kabupaten/Kota yaitu: (1) Kota Jayapura, (2) Kabupaten satu sama lain, dimana wilayah Malaysia relatif lebih

Keerom, (3) Kabupaten Pegunungan Bintang, (4) maju dibandingkan dengan wilayah Indonesia, maka

Kabupaten Boven Digoel dan (5) Kabupaten Marauke. terjadi kecenderungan perubahan orientasi kegiatan

Garis Perbatasan darat di Papua yang berbatasan sosial ekonomi penduduk di wilayah Indonesia ke

dengan PNG secara keseluruhan memiliki panjang 760 wilayah Malaysia.

kilometer, memanjang dari Skouw, Jayapura di sebelah Secara administratif, kawasan perbatasan darat

utara sampai muara sungai Bensbach, Merauke di Indonesia-Malaysia meliputi 2 (dua) Provinsi yaitu:

sebelah Selatan. Garis batas ini ditetapkan melalui Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, dan

perjanjian antara Pemerintah Belanda dan Inggris terdiri dari 8 (delapan) Kabupaten, yaitu: Kabupaten

pada pada tanggal 16 Mei 1895. Jumlah pilar batas Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu

di wilayah perbatasan Papua yang terbentang dari (Kalimantan Barat), Malinau, Nunukan, dan Kutai Barat

utara di Jayapura sampai ke bagian selatan di wilayah (Kalimantan Timur). Garis perbatasan darat di Pulau

Marauke sangat terbatas dan dengan kondisinya Kalimantan yang berbatasan dengan negara bagian

sangat memprihatinkan. Jumlah tugu utama (MM) yang Sabah dan Sarawak Malaysia secara keseluruhan

tersedia hanya 52 buah, sedangkan tugu perapatan memiliki panjang 1.885,3 km. Jumlah pilar batas yang

sejumlah 1792 buah.

ada hingga tahun 2007 secara keseluruhan berjumlah Pos lintas batas darat di Provinsi Papua belum 9.685 buah, terdiri dari pilar batas tipe A sebanyak 4

ada yang telah diresmikan. Lintas batas melalui laut unit, tipe B sebanyak 18 unit, tipe C sebanyak 225 unit

ataupun udara mempunyai permasalahan yang dan tipe D sebanyak 9438 unit.

berbeda dengan lintas batas darat. Pelabuhan laut Berdasarkan perjanjian Lintas Batas antara

yang dapat dimanfaatkan untuk sarana lintas batas di Indonesia dan Malaysia tahun 2006, secara keseluruhan

Provinsi Papua untuk mendukung kerjasama regional telah disepakati sebanyak 18 pintu batas (exit and entry

BIMP – EAGA meliputi 3 pelabuhan, yaitu: (1) pelabuhan point) di kawasan ini. Hingga tahun 2007, baru terdapat

Jayapura, (2) Sorong, dan (3) Biak. Sedangkan, bandar

2 (dua) pintu batas resmi yaitu di Entikong, Kabupaten udara yang dapat dimanfaatkan untuk sarana lintas Sanggau dan Nanga Badau (Kabupaten Kapuas Hulu).

batas di Provinsi Papua belum tersedia. Wilayah Kalimantan berbatasan dengan negara

Wilayah Papua memiliki kawasan perbatasan, baik Malaysia, yaitu di Provinsi Kalimantan Timur (Nunukan,

berupa perbatasan laut maupun perbatasan darat. Pada Malinau, Kutai Barat) dengan garis batas sepanjang

tahun 2010 telah terbangun sebanyak 5 pos pertahanan 1.200 km dan Provinsi Kalimantan Barat (Sambas,

di wilayah Kodam XVII/Cendrawasih. Dengan Sanggau, Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu)

demikian, sampai saat ini totalnya mencapai 206 pos berbatasan dengan bagian Serawak Malaysia dengan

pertahanan dari total kebutuhan minimal sebanyak kawasan perbatasan yang memanjang dengan garis

395 pos pertahanan di seluruh wilayah perbatasan. batas sepanjang 870 km Disisi lain, pembangunan

Pembangunan pos pengamanan perbatasan belum pos pengamanan perbatasan belum secara signifikan

secara signifikan mampu memperpendek jarak mampu memperpendek jarak antara satu pos dengan

antara satu pos dengan pos yang lainnya. Jarak antar pos yang lainnya. Jarak antar pos perbatasan rata-rata

pos perbatasan rata-rata masih 50 km. Sementara masih 50 km dan pembangunan pos pulau terdepan

itu dari 92 pulau kecil terluar baru 12 pulau yang (terluar) baru difokuskan di 12 pulau. Oleh karenanya,

terbangun pos pengamanan pulau kecil terluar. Di tingkat kerawanan di wilayah perbatasan dan pulau

kawasan perbatasan Papua selama ini terjadi migrasi terdepan (terluar) lainnya masih relatif tinggi.

penduduk secara tradisional berkaitan dengan ikatan penduduk secara tradisional berkaitan dengan ikatan

ke Dilli masih belum dicapai kesepakatan, nota pula menjadi jalan bagi penurunan keamanan dalam

kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada 26 negeri. Oleh karenanya, tingkat kerawanan di wilayah

Februari 2002 di Nusa Dua, Bali hanya menyepakati perbatasan dan pulau terdepan (terluar) di wilayah

untuk mengatur masalah transportasi komersial antara Papua masih relatif tinggi.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menyangkut lintas perbatasan antara Oecusse dan Timor Leste

dan mengatur lintas batas secara tradisional tanpa Wilayah perairan Kepulauan Maluku di bagian

D. Kondisi Perbatasan Wilayah Maluku

menggunakan paspor dan visa. Saat ini, ada dua pintu selatan berbatasan dengan negara Timor Leste dan

perbatasan resmi, lengkap dengan petugas bea cukai Australia. sedangkan di bagian utara Kepulauan Maluku

dan imigrasi, yaitu di Matoain dan Metamau. Kedua berbatasan dengan Filipina. Kesepakatan garis batas

pintu itu menghubungkan daerah Kabupaten Belu di maritim antara Pemerintah RI dengan Filipina serta

NTT dengan sektor timur negara Timor Leste. Selain dengan Timor Leste menjadi hal yang perlu segera

itu sedang diupayakan penambahan satu pintu lagi di dilakukan. Selain itu, terdapat mobilitas penduduk

Napan yang merupakan pintu masuk dari Kabupaten tradisional dari Timor Leste ke Pulau Wetar, Pulau

Timor Timur Utara (TTU) dengan enklave Oecusse. Kisar (Kabupaten Maluku Barat Daya) dan Pulau Larat

Sementara itu, kesepakatan antar kedua negara (Kabupaten Maluku Tenggara Barat).

untuk membuka lima pasar tradisional secara resmi, yaitu: di Memo (Bobobnaro), Salele (Kovalima), Wini

(NTT), Turiskai (NTT), dan Haikesak (NTT), perlu segera Kawasan Perbatasan Negara dengan Negara Timor

E. Kondisi Perbatasan Wilayah Nusa Tenggara

diantisipasi terutama oleh Indonesia mengingat mata Leste di NTT merupakan wilayah Perbatasan Negara

uang yang digunakan oleh Tiomor Leste adalah Dolar yang terbaru mengingat Timor Leste merupakan

Amerika. Perbedaan harga jual beberapa komoditas negara yang baru terbentuk dan sebelumnya adalah

akan dapat menarik masyarakat Indonesia untuk merupakan salah satu dari Provinsi di Indonesia.

bertransaksi di Timor Leste.

Panjang garis perbatasan darat Provinsi Nusa Tenggara Masalah utama yang dihadapi oleh wilayah Nusa Timur dengan Timor Leste adalah 268,8 kilometer.

Tenggara adalah pengamanan dan pengembangan Khusus perbatasan pada wilayah enclave Oekusi

daerah perbatasan dan konflik horizontal meskipun dimana sesuai dengan perjanjian antara pemerintah

kedua masalah ini tidak terjadi di semua provinsi di Kolonial Belanda dan Portugis tanggal 1 Oktober

wilayah Nusa Tenggara. Di wilayah Nusa Tenggara 1904 perbatasan antara Oekusi – Ambeno wilayah

sempat terjadi eskalasi konflik yang disebabkan Timor-Timur dengan Timor Barat dimulai dari Noel

oleh krisis ekonomi, politik, sosial budaya, hingga Besi sampai muara sungai (Thalueg) dengan panjang

keagamaan. Khusus untuk Provinsi Nusa Tenggara 119,7 kilometer. Perbatasan dengan Australia terletak

Timur potensi konflik juga muncul di perairan yang di dua kabupaten yaitu Kupang dan Rote Ndao yang

berbatasan dengan Timor Leste. Konflik semacam ini umumnya adalah wilayah perairan laut Timor dan

berbahaya karena dapat mengancam pertahanan khususnya di Pulau Sabu.

dan keamanan negara, khususnya karena belum ada Tapal batas darat antara Indonesia dan Timor Leste

kesepakatan tentang garis batas laut kedua negara, membentang sepanjang 150 km meliputi Kabupaten

serta masih adanya eksodus pengungsi dari Timor Belu dan Timor Tengah Utara yang berbatasan langsung

Leste. Selain itu, masih belum diberlakukan pos lintas dengan tiga disrik: Maliana, Kovalima, dan Oecusse.

batas, sehingga terjadi permasalahan pada arus barang Wilayah Timor Leste, yakni distrik Oecusse, menjadi

dan arus migrasi. Hal ini menjadi salah satu pendorong daerah enclave yang terjepit antara Kabupaten Belu

terjadinya perdagangan ilegal dan kunjungan illegal dan Timor Tengah Utara di Indonesia.

oleh masyarakat negeri tetangga.

umumnya berupa pulau-pulau terdepan, termasuk Pulau Sulawesi tidak mempunyai kawasan

F. Kondisi Perbatasan Wilayah Sulawesi

pulau-pulau kecil, Beberapa di antaranya masih perlu perbatasan darat, namun hanya mempunyai kawasan

penataan dan pengelolaan yang lebih intensif karena perbatasan laut. Lintas batas laut dilakukan melalui

mempunyai kecenderungan permasalahan dengan pelabuhan laut ataupun bandar udara. Terdapat

negara tetangga.

empat pelabuhan laut di Pulau Sulawesi yang dapat memberikan fasilitas lintas batas terutama dalam

BAB IV

mendukung kerjasama regional BIMP – EAGA, yaitu:

MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN

a. Pelabuhan Bitung di Provinsi Sulawesi Utara; Pengembangan wilayah perbatasan pada dasarnya

b. Pelabuhan Pantoloan di Provinsi Sulawesi Tengah; bertujuan untuk menciptakan dan meningkatkan

c. Pelabuhan Makasar di Provinsi Sulawesi Selatan; kegiatan-kegiatan ekonomi dan perdagangan antara dan

kedua negara yang akan memberikan dampak bagi

d. Pelabuhan Kendari di Provinsi Sulawesi Tenggara. peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dan Sedangkan, lintas batas melalui Bandar udara di

peningkatan pendapatan negara melalui kegiatan Pulau Sulawesi hanya dilayani oleh dua bandar udara,

ekspor dan impor. Berdasarkan pemahaman terhadap yaitu: bandar udara Hasanuddin – Makasar di Provinsi

kondisi wilayah perbatasan dapat dikembangkan Sulawesi Selatan dan bandar udara Sam Ratulangi –

dengan model-model pengembangan wilayah, sebagai Manado di Provinsi Sulawesi Utara.

berikut: (1) model pusat pertumbuhan, (2) model Wilayah Sulawesi bagian utara yang berdekatan

transito, (3) model stasion riset dan wisata ekologi, (4) dengan Filipina sangat rawan dengan tingginya konflik

model kawasan agropolitan, dan (5) model kawasan separatisme di Pulau Mindanao bagian Selatan. Risiko

perbatasan laut.

gangguan keamanan yang muncul adalah penyusupan

1. Model Pusat Pertumbuhan

jaringan sistemik teroris dan penyelundupan senjata Pengembangan pusat pertumbuhan di wilayah api dan barang-barang berbahaya lainnya. Selain

perbatasan perlu dilakukan secara bertahap, mulai dari itu, wilayah Sulawesi juga pernah terjadi konflik

usaha perdagangan dan jasa, pergudangan, industri horizontal. Permasalahan tersebut tidak mudah

sampai kegiatan prosesing yang menggunakan bahan untuk ditanggulangi mengingat upaya deteksi

baku dari kedua negara, sehingga dibutuhkan suatu dan pencegahan dini secara lebih cepat, tepat, dan

kawasan berikat dan pelabuhan bebas (dry port). berkelanjutan menghadapi tantangan terbatasnya

Beberapa kawasan khusus yang dibutuhkan bagi prasarana dan sarana perhubungan khususnya

pengembangan model pusat pertumbuhan di wilayah pelabuhan laut dan komunikasi, terutama di pulau-

perbatasan ini adalah:

pulau terpencil.

a. Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Setiap wilayah perbatasan darat dilengkapi

dengan pintu perbatasan (border gate) resmi yang Kawasan perbatasan negara di Pulau Sumatera

G. Kondisi Perbatasan Wilayah Sumatera

digunakan sebagai satu-satunya sarana akses seluruhnya terletak di laut. Kegiatan lintas batas melalui

keluar dan masuk bagi orang maupun barang. Di laut lebih intensif terjadi di Provinsi Riau, hal ini dapat

wilayah pintu perbatasan tersebut perlu dilengkapi diperhatikan dari jumlah pelabuhan laut yang dapat

dengan pos pemeriksaan lintas batas (PPLB). Fungsi memfasilitasi lintas batas.

PPLB pada dasarnya adalah untuk memeriksa Wilayah perbatasan di wilayah Sumatera tersebar

setiap kegiatan, baik orang maupun barang, yang di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan

melintasi perbatasan negara.

Riau, sedangkan negara yang berbatasan langsung

b. Kawasan Berikat

dengan wilayah Sumatera adalah India, Malaysia, Kawasan berikat di wilayah perbatasan Singapura, dan Thailand. Wilayah perbatasan laut pada

mempunyai fungsi sebagai kawasan pengolahan mempunyai fungsi sebagai kawasan pengolahan

benda yang dibutuhkan oleh pelintas batas seperti dari luar negeri dengan tujuan untuk diekspor

pertokoan, perbankan dan valuta asing, pusat kembali. Kawasan ini umumnya berada dekat

informasi, dan sebagainya.

dengan kawasan pelabuhan bebas. Perbedaan

f. Kawasan Permukiman

pengembangan kawasan berikat di wilayah Kawasan permukiman yang dibangun dapat perbatasan dan di luar wilayah perbatasan adalah:

ditata lebih baik dengan fasilitas yang memadai jika − Di wilayah perbatasan, pembangunan kawasan

para pekerja industri di perbatasan dapat menerima berikat ditujukan untuk memberikan fasilitas

gaji yang layak. Ruang terbuka, taman, sekolah dan kerjasama terutama antara dua negara untuk

supermarket harusnya dapat berkembang dengan dapat berkompetisi di pasar global, sedangkan

baik disini, karena selain usaha-usaha industri yang untuk kawasan berikat di luar wilayah

ada, lokasinya juga sangat strategis sebagai lintasan perbatasan umumnya adalah untuk menarik

orang dan barang.

modal investasi dan kerjasama dari berbagai negara untuk menghasilkan barang yang akan

2. Model Transito

diekspor kembali. Model transito adalah wilayah perbatasan berfungsi − Karena kerjasama investasi terbatas pada

sebagai tempat transit para pelintas batas Indonesia investor dari dua negara, maka produk yang

dari dan ke negara tetangga. Kawasan transito di dihasilkan juga sangat terbatas dan merupakan

perbatasan terjadi karena interaksi pusat pertumbuhan gabungan kompetensi kedua negara yang

kedua negara yang berbatasan dapat menciptakan berbatasan, sedangkan untuk kawasan berikat

berbagai kegiatan perjalanan antar negara. di luar wilayah perbatasan, umumnya gabungan investasi dari berbagai negara.

3. Model Stasiun Riset Dan Wisata Ekologi

− Untuk kawasan berikat di dalam wilayah Wilayah perbatasan yang terletak di pedalaman perbatasan, pasar yang dibidik lebih terbatas

umumnya kaya akan berbagai jenis flora dan fauna, dibandingkan kawasan berikat di luar wilayah

serta budaya lokal yang beraneka ragam. Berbagai perbatasan.

keragaman lingkungan dan khasanah budaya ini

c. Kawasan Industri juga diperkaya dengan lokasinya yang sangat eksotis Kawasan industri merupakan kawasan

karena berada di pedalaman yang sulit dijangkau serta yang dikhususkan untuk mengolah bahan baku

berbagai jeram, danau, bukit dan gunung yang sangat menjadi bahan yang siap di pasarkan. Oleh karena

baik untuk dijadikan obyek wisata. itu, keberadaan kawasan industri di wilayah

Komponen-komponen model yang harus perbatasan akan sangat menguntungkan bagi

dikembangkan untuk kawasan riset dan wisata kegiatan perdagangan dan ekspor komoditi yang

lingkungan adalah:

memerlukan proses pengolahan.

a. Stasiun Riset

d. Pelabuhan Darat Untuk lebih mendidik wisatawan perlu Pelabuhan darat (dry port) merupakan

dikembangkan program kursus singkat atau terminal barang dan peti kemas, dan pengurusan

penelitian singkat yang pesertanya dari seluruh administrasinya untuk keperluan ekspor dan impor

dunia dengan sistem outdoor, ataupun dokumentasi antar negara dapat diselesaikan di sini.

dan ruang pamer, musium mini serta berbagai

e. Welcome Plaza fasilitas riset biologi dalam bentuk stasion riset. Wilayah perbatasan yang merupakan tempat

Stasion riset ini bersatu dengan kawasan budaya persinggahan atau transit orang yang masuk

lokal dan pemukiman penduduk, dimana dalam maupun keluar dari Indonesia, perlu dilengkapi

wisata riset yang dikembangkan para turis ataupun wisata riset yang dikembangkan para turis ataupun

yang ditata baik dan rute-rute perjalanannya, ini juga dapat dibangun laboratorium alam, serta

aktivitas yang juga harus dilakukan adalah: pusat-pusat penelitian lainnya yang berbasiskan

− Menyiapkan event-event berkala yang kontinyu kehutanan, lingkungan hidup, biologi dan budidaya

setiap tahun

pertanian/perkebunan. − Menyusun berbagai arsip sejarah, penjelasan

b. Kawasan Wisata Lingkungan mengenai berbagai suku dan budaya serta Untuk dapat menyelenggarakan acara riset

keragaman flora dan fauna serta hasil riset yang lapangan ataupun kegiatan wisata ke kawasan-

dilakukan dalam ruang pameran di stasiun- kawasan yang terpencil dan eksotis ini, perlu suatu

stasiun riset yang dibangun perencanaan obyek wisata dan riset serta rute-rute

− Menyelenggarakan wisata riset dengan metode perjalanan yang dapat menjamin keselamatan para

partisipasi di obyek-obyek riset, lingkungan dan peserta. Jarak dari penginapan ke obyek yang dituju

budaya

harus disesuaikan dan dirangkai dalam suatu alur cerita dan acara yang telah dijadwalkan dengan

3. Model Kawasan Agropolitan

baik. Perlu disediakan fasilitas penginapan mobil Kawasan agropolitan terbentuk akibat pemanfaatan yang dapat menjangkau daerah-daerah pedalaman

lahan di negara tetangga sebagai kawasan budidaya dengan fasilitas yang cukup memadai. Aktivitas

yang berdampak pada investasi dan pemanfaatan lahan yang dilakukan haruslah menyatu dengan aktivitas-

di Indonesia untuk keperluan yang sama. Agropolitan aktivitas riset internasional dan event-event wisata

merupakan sistem manajemen dan tatanan terhadap global sehingga sasaran yang dituju lebih mudah

suatu kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan tercapai.

bagi kegiatan ekonomi berbasis pertanian (agribisnis/

c. PPLB agroindustri). Kawasan agropolitan diharapkan akan Pos Pemeriksaan Lintas Batas di kawasan riset

mendorong pengembangan ekonomi berbasis dan wisata lingkungan perbatasan harus dapat

pertanian di wilayah hinterland, dan oleh karenanya berfungsi dengan baik dan sesuai dengan standar

perlu diciptakan suatu linkage antara kawasan yang berlaku (dilengkapi dengan fasilitas CIQ dan

agropolitan dengan wilayah hinterland. Security). Walaupun kawasan wisata lingkungan di

Kegiatan agribisnis yang dimaksudkan dalam perbatasan ini umumnya adalah kawasan-kawasan

hal ini mengacu pada pertanian dalam arti luas yang yang sulit dijangkau, fasilitas jalan merupakan

mencakup 4 (empat) sub-sektor, yaitu: persyaratan mutlak untuk perkembangan kawasan

1. Sub-sektor agribisnis hulu (up-stream agribusiness), ini. PPLB di kawasan ini harus lebih teliti dalam

yang meliputi pembibitan (pembenihan), agro- pemeriksaan terutama karena kawasan ini memiliki

otomotif (mesin dan peralatan pertanian), agro- keanekaragaman hayati yang kaya, sehingga

kimia (pupuk, pestisida, obat/vaksin ternak). pencurian berbagai spesies dan plasma nuftah yang

2. Sub-sektor agribisnis hilir (down-stream dilindungi perlu diperketat. Fasilitas karantina harus

agribusiness), yang meliputi industri-industri benar-benar memadai tidak hanya untuk manusia,

pengolahan pertanian termasuk food service tetapi hewan dan tumbuh-tumbuhan.

industry dan perdagangannya.

d. Welcome Plaza

3. Sub-sektor usaha tani/pertanian primer (on-farm Sebagai layaknya kawasan wisata, sektor

agribusiness), yang mencakup usaha tanaman jasa sangat menonjol disini. Jasa yang perlu ada

pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, terutama adalah penginapan, telekomunikasi dan

peternakan dan kehutanan.

jasa pemanduan. Berbagai aktivitas komersial

4. Sub-sektor jasa (off-farm agribusiness), yakni disesuaikan dengan kebutuhan wisata lingkungan

kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis

di kawasan perbatasan laut atau pulau-pulau terluar konsultasi, infrastruktur dan kebijakan pemerintah.

adalah:

Model pengembangan koridor agropolitan

a. Kawasan Berikat

oleh pemerintah harus dilakukan secara Kawasan berikat di perbatasan laut dapat berkelanjutan dan memperhatikan daya dukung

dikembangkan sebagaimana layaknya kawasan kawasan untuk menghindari perusakan lingkungan

berikat umum, karena kawasan berikat pantai serta faktor keamanan perbatasan. Pusat-pusat

umumnya dapat berhubungan tidak hanya terbatas pelayanan agropolitan terdiri dari:

pada satu negara saja. Jenis usaha dan produk yang

a. Desa Kebun dikembangkan dalam kawasan berikat dapat lebih Kawasan desa tani/kebun ini didominasi oleh

variatif, serta pasar yang dituju juga lebih luas. kawasan permukiman dan jasa publik lainnya dari

Jika kawasan berikat di perbatasan darat melayani lahan-lahan pertanian/perkebunan yang ada.

hubungan bisnis dua negara, maka kawasan Desa kebun ini merupakan kawasan pemasok

berikat di perbatasan laut melayani banyak negara hasil pertanian (sentra produksi pertanian)

dengan pasar yang lebih luas. Kawasan berikat ini yang memberi kontribusi terhadap pendapatan

jika berkembang dengan baik cenderung untuk daerah dan kesejahteraan masyarakat.

berubah menjadi free trade zone (FTZ).

b. Pusat Pelayanan Agropolitan

b. Kawasan Industri

Pusat pelayanan agropolitan merupakan Kawasan industri di perbatasan laut pusat pengolahan sementara, koleksi dan

umumnya dibangun dekat pelabuhan. Dengan distribusi hasil-hasil pertanian dan perkebunan.

berbagai komoditi lokal sebagai bahan baku, Selain itu, juga perlu ada unit-unit pengawetan

maka pengolahan dalam kawasan industri ini tidak seperti cold storage, sistem fermentasi coklat,

saja untuk pasar ekspor, tetapi juga pasar lokal, ataupun pengolah Crude Palm Oil (CPO) skala

terutama pasar antar pulau di Indonesia. Kawasan kecil. Kegiatan industri penunjang yang

industri yang dibangun pada perbatasan laut atau muncul adalah skala kecil dan menengah. Pusat

pulau terluar tentunya perlu disesuaikan dengan pelayanan agropolitan merupakan tempat di

luas kawasan atau pulau tersebut. sekitar koridor agropolitan (kota pertanian) yang

c. Kawasan Pelabuhan Bebas

dimaksudkan sebagai pusat berbagai aktifitas Kawasan perbatasan laut yang telah yang terkait dengan pengembangan agrobisnis.

berkembang akan memiliki pelabuhan yang dapat menampung kapal besar dengan pelayaran ke

4. Model Kawasan Perbatasan Laut

seluruh dunia.

Kawasan perbatasan laut dapat terbentuk dari

d. Kawasan Akuakultur

cluster aktivitas ekonomi yang berbasiskan sumberdaya Kawasan perbatasan laut di Indonesia laut dan pesisir. Kawasan perbatasan laut ini dihuni

umumnya juga kaya akan potensi budidaya masyarakat pesisir yang hidupnya bertumpu pada

kelautan. Ikan dan udang merupakan produk budidaya laut (aquaculture) untuk dipasarkan atau

primadona dan yang umum diekspor dalam diproses ditempat lain. Dalam kawasan perbatasan laut

kegiatan akuakultur. Berbagai budidaya tanaman ini, desa-desa pantai perlu dilengkapi dengan fasilitas

laut juga banyak dikembangkan walaupun skalanya untuk pengawetan dan penyimpanan hasil dari usaha

masih kecil seperti: mutiara, teripang, rumput laut, budidaya kelautan. Petani yang melakukan budidaya

dan lain sebagainya. Pengembangan kawasan laut (rumput laut, mutiara, teripang, tambak udang/

akuakultur pada kawasan perbatasan laut akan ikan, dan lain-lain) umumnya juga merupakan nelayan,

menguntungkan karena hasilnya dapat segera sehingga fasilitas nelayan untuk keperluan nelayan

diolah dan dijual melalui fasilitas kawasan yang ada.

e. Kawasan Wisata Pantai

sepanjang wilayah perbatasan sebagai penangkal

Kawasan wisata pantai perbatasan terutama

terhadap kemungkinan terjadinya ancaman langsung

banyak terdapat di pulau-pulau kecil dengan

bagi kedaulatan negara, keamanan, dan ketertiban

tujuan untuk menarik wisatawan mancanegara.

masyarakat”.

Tidak ada kekhususan dalam pengelolaan Grand strategy tersebut dapat dirinci dalam tiga wisata pantai di perbatasan kecuali menyangkut

strategi meliputi:

masalah keimigrasian dan fasilitas perhotelan, o Memperbaiki Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi restoran, money changer, dan toko cinderamata

Masyarakat agar Mampu Meningkatkan Taraf Hidup serta persewaan alat wisata laut untuk turis-

dan Kesejahteraan Masyarakat turis dari negara tetangga ataupun negara lain

o Meningkatkan Kemampuan dan Kapasitas yang merupakan pasar bagi wisata pantai yang

Pengelolaan Potensi Wilayah yang Ada dikembangkan. Mengingat lokasinya di kawasan

o Memantapkan Keamanan dalam rangka Pembinaan perbatasan, turis akan memperoleh keuntungan jika

serta Peningkatan Ketahanan Wilayah Menuju disediakan fasilitas keimigrasian yang cepat, tertib,

Terciptanya Ketahanan Nasional dan mudah, namun tetap menjaga keamanan.

Aplikasi strategi tersebut memerlukan keterpaduan baik menyangkut perencanaan maupun pelaksanaan

BAB V

pembangunan yang terpadu dan komprehensif

KESIMPULAN

antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan

masyarakat serta pihak swasta. Oleh karena itu, strategi Kebijakan pembangunan daerah perbatasan

1. Rekomendasi Kebijakan

penanganan kawasan perbatasan untuk meningkatkan mencakup dua aspek pembangunan, yaitu aspek

pertumbuhan dan perkembangan daerah perbatasan kesejahteraan (prosperity) dan aspek keamanan

secara optimal berdasarkan penataan ruang kawasan (security), yang dirinci dalam tiga kebijakan yang

perbatasan adalah perlu didukung dengan 12 (dua meliputi:

belas) langkah strategis kebijakan sebagai berikut:

1. Penanggulangan kemiskinan yang dicapai kehidupan sosial ekonomi masyarakat agar mampu

a. Kebijakan mendukung upaya memperbaiki kondisi

melalui pemenuhan kebutuhan mendesak dan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan

melalui redistribusi manfaat yang diperoleh dari masyarakat,

pertumbuhan ekonomi khususnya dari sektor-

b. Kebijakan mendukung upaya peningkatan sektor produksi seperti pertambangan dan kemampuan dan kapasitas pengelolaan potensi

kehutanan antara lain melalui hph bina desa; wilayah yang ada, dan

2. Pengembangan kegiatan ekonomi setempat yang

c. Kebijakan mendukung pemantapan keamanan didasarkan pada potensi sumber daya alam yang dalam rangka pembinaan serta peningkatan

prospektif dikembangkan;

ketahanan wilayah menuju terciptanya ketahanan

3. Peningkatan perdagangan lintas batas (kegiatan nasional.

ekspor dan impor) melalui jalur darat maupun laut Bertitik tolak dari kebijakan membangun daerah

secara lebih berdayaguna dan berhasilguna; perbatasan tersebut, maka grand strategy penanganan

4. Pengembangan prasarana dan sarana dasar kawasan perbatasan ditempuh melalui: “peningkatan

pembangunan yang menciptakan iklim yang

taraf hidup masyarakat melalui penyediaan sarana

kondusif bagi pertumbuhan kegiatan sosial

dan prasarana dasar (terutama perhubungan)

ekonomi dan peranserta pihak swasta;

secara optimal dengan memanfaatkan potensi wilayah, meningkatkan kuantitas dan kualitas

5. Peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta

aparatur pemerintahan di daerah perbatasan, serta

dalam pembangunan daerah perbatasan;

mewujudkan sabuk pengamanan (security belt) di

6. Penetapan sistem perhubungan yang dapat 6. Penetapan sistem perhubungan yang dapat

terkelolanya potensi wilayah, dan ketertiban

7. Peningkatan pembangunan prasarana transportasi serta keamanan kawasan perbatasan. Kegiatan dalam rangka membuka isolasi daerah, serta

prioritasnya adalah:

pengembangan potensi wilayah; - Pengembangan pusat-pusat permukiman potensial termasuk permukiman transmigrasi di

8. Penetapan pusat-pusat pertumbuhan dan

daerah perbatasan;

pengembangan pusat-pusat permukiman potensial yang tetap berorientasi pada sistem atau pola

- Peningkatan pelayanan prasarana transportasi dan komunikasi untuk membuka keterisolasian

pengembangan wilayah propinsi daerah dan pemasaran produksi;

9. Peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, serta penyuluhan dalam rangka meningkatkan

- Peningkatan pelayanan sosial dasar khususnya pendidikan dan kesehatan; penataan wilayah

kesejahteraan dan kesadaran masyarakat berbangsa

administratif dan tapal batas;

dan bernegara;

10. Peningkatan penataan lingkungan permukiman - Pengembangan partisipasi swasta dalam pemanfaatan potensi wilayah khususnya

yang dilakukan secara terpadu dengan program pertambangan dan kehutanan; dan

penataan kembali wilayah administratif (desa, kecamatan, dan kabupaten);

- Peningkatan kerjasama dan kesepakatan

11. Peningkatan pelayanan telekomunikasi seperti dengan negara tetangga di bidang keamanan, penambahan dan peningkatan daya pancar relay

ekonomi, serta pengelolaan sumberdaya alam tvri dan rri.

dan lingkungan daerah perbatasan.

b. Pembangunan Peningkatan Aksesibilitas baik oleh pemerintah maupun swasta dalam

12. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi

Masyarakat terhadap Jasa Pelayanan Prasarana menumbuhkan dan meningkatkan rasa kebangsaan

dalam rangka pembangunan ekonomi khususnya masyarakat di perbatasan.

sebagai upaya untuk Menyediakan Sarana dan Prasarana Penunjang Pembangunan Ekonomi yang

bertujuan memperluas jangkauan jasa pelayanan Pelaksanaan pembangunan di wilayah perbatasan

2. Rekomendasi Prioritas

sarana dan prasarana sampai ke daerah-daerah diserahkan kembali kepada instansi Pemerintah

terpencil, pedalaman dan perbatasan dengan sesuai dengan tugas dan fungsi yang terkait. Prioritas

memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan penanganan kawasan perbatasan dirumuskan

dasar masyarakat, termasuk telekomunikasi, tenaga untuk mewujudkan konsepsi penanganan kawasan

listrik dan irigasi. Kegiatan prioritasnya yaitu: perbatasan merupakan acuan pembangunan

- Melaksanakan usaha perintisan di daerah-daerah nasional sehingga program yang dirumuskan bersifat

terisolasi, terpencil dan kawasan tertinggal komprehensif dan terarah. Rekomendasi prioritas

- Memperluas jangkauan pelayanan prasarana ke penanganan kawasan perbatasan yaitu:

seluruh lapisan masyarakat

a. Pengembangan Daerah Perbatasan, dalam rangka - Memperkuat dan menyempurnakan peraturan mempercepat pengembangan wilayah yang

perundang-undangan

bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan Penanganan kawasan perbatasan sangat kompleks kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kapasitas

dan bersifat lintas sektor, serta lintas wilayah, sehingga pengelolaan potensi wilayah perbatasan, dan

dalam beberapa hal, selain prioritas pembangunan memantapkan ketertiban dan keamanan daerah

tersebut dimungkinkan adanya keterkaitan dengan yang berbatasan dengan negara lain, sehingga

prioritas pembangunan lainnya, baik yang bersifat dapat terwujudnya peningkatan kehidupan

komplementer ataupun pendukung.