ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah input model dan melihat pengaruhnya terhadap variabel keputusan dan output model. Input yang akan
diubah pada anlisis sensitivitas adalah jumlah siklus (N c ), batasan indeks pegas
(C), pitch (p), Panjang terpasang (Li), dan panjang operasi maksimal (Lo max ). Kemudian dengan mengubah parameter akan terlihat pengaruh parameter tersebut terhadap fungsi objektif dan variabel keputusannya serta analisis mengenai pengaruh parameter algoritma genetika. Skenario analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2.
Safety factor merupakan perbandingan antara kekuatan material (material strength ) dengan tegangan aktual yang diberikan, dan nilainya lebih dari satu (>1). Artinya kapasitas yang dimiliki harus lebih besar dari beban yang diberikan dan kekuatan yang dimiliki harus lebih besar dari tegangan yang diberikan. Semakin besar nilai safety factor, semakin aman rancangan yang dihasilkan. Energy storing merupakan perbandingan antara modulus geser dengan kuadrat dari F max dan indeks pegas. Sehingga semakin besar modulus geser semakin kecil
F max dan indeks pegas semakin besar energy storing yang dihasilkan. Natural frequency merupakan perbandingan antara spring rate dengan masa pegas. Sehingga semakin besar spring rate dan semakin kecil masa pegas maka semakun besar natural frequency. Diameter kawat pegas (d w ), diameter rata-rata (D) dan
jumlah lilitan aktif (N a ) merupakan nilai variabel keputusan yang dihasilkan dari
model. Nilai output variabel keputusan akan digunakan perancang untuk membuat pegas yang mempunyai kriteria maximum reliability, maximum Energy storing dan maximum natural frequency.
Pada penelitian ini juga akan dilakukan analisis paramater algoritma genetika. Analisis parameter algoritma genetika dilakukan dengan mengubah nilai populasi, probabilitas mutasi dan probabilitas crossover sehingga dapat dilihat pengaruhnya terhadap hasil running dari algoritma genetika. Hasil optimisasi dengan perbuhan parameter algoritma genetika dapat dilihat Tabel 4.8, Tabel 4.9 dan Tabel 4.10
P it ch
Li
L o m ax
Pitch
Li
L o max
Pitch
Li
L o max
Pitch
Li
0 .1 2 L o max 1 .0 8 0 .6 7 0.1 2 1.0 8 0.6 7 0.1 2 1.0 8 0.6 7 0.1 2 1.0 8 0.6 7
(D /d w )m in
5 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
12 0.4 7
0.0 48
9 Sf
Fn
(D /d w )m in
5 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
11 0.4 9
0.0 48
9 Sf
Fn
(D /d w )m in
4 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w
)m ax
12 0.5 0.0 48
9 Sf
Fn
(D /d w )m in
4 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
20 0.4 7
0.0 48
9 Sf
Fn
(D /d w )m in
5 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w
)m ax
12 0.4 79
0.0 74
10 Sf
Fn
(D /d w )m in
5 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
11 0.4 8
0.0 48
10 Sf
Fn
(D /d w )m in
4 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w
)m ax
12 0.4 9
0.0 48
10 Sf
Fn
(D /d w )m in
4 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
20 0.4 8
0.0 48
10 Sf
Fn
(D /d w )m in
5 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
12 0.5 1
0.0 75
11 Sf
Fn
(D /d w )m in
5 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
11 0.5 1
0.0 53
11 Sf
Fn
(D /d w )m in
4 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
12 0.5 1
0.0 52
11 Sf
Fn
(D /d w )m in
4 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
20 0.5 1
0.0 53
11 Sf
Fn
(D /d w )m in
5 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
12 0.5 1
0.0 77
11 Sf
Fn
(D /d w )m in
5 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w
)m ax
11 0.5 1
0.0 55
11 Sf
Fn
(D /d w )m in
4 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
12 0.5 1
0.0 53
11 Sf
Fn
(D /d w )m in
4 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w
)m ax
20 0.5 1
0.0 55
11 Sf
Fn
(D /d w )m in
5 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
12 0.5 1
0.0 72
11 Sf
Fn
(D /d w )m in
5 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w
)m ax
11 0.5 1
0.0 66
11 Sf
Fn
(D /d w )m in
4 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
(D /d w )m ax
12 0.5 1
0.0 66
11 Sf
Fn
(D /d w )m in
4 D dw
Na
1/S f
1/U
1/F n
0.001997745
500.5644279
0.00199535
501.1651684
0.001686446
0.002361207
423.5121392
0.002304041
434.0200597
0.001859377
537.814406
0.001921928
520.3109031
0.002618795
381.8550358
0.002293212
436.0696491
0.001786058
559.8921081
0.001919423
520.9897958
0.001942903
514.6937931
0.002192732
456.0520196
0.002220682
450.3120576
0.002194144
455.7585777
0.002929225
341.3872641
0.002928678
341.4510076
0.002160673
462.8186927
3369.457573
0.000164093
6094.090741
0.000148379
0.002602359
384.266717
0.002929157
341.3951839
4670.595859
0.000131305
7615.840997
0.00031699
3154.67244
0.000296784
5426.999672
0.000349604
2860.380679
0.000306624
3261.321678
0.000214105
3165.989747
0.000192197
5202.988296
0.000149394
6693.712813
0.000184264
5837.716328
0.000144946
6899.119587
0.000136768
7311.67334
0.000315857
16548.7827
4.86564E-05
20552.28786
0.000290261
3445.169542
0.0001713
9.47815E-05
10550.58747
6.04258E-05
16549.21823
6.04274E-05
0.361263893
2.768059639
0.565560697
1.768156814
0.56581092
1.108547022
0.902081716
1.156673085
0.864548517
0.615820184
1.62385064
0.747025947
1.338641587
0.529965342
1.886915843
1.166104952
0.857555744
0.572614203
1.746376523
0.749351451
1.334487308
0.72957864
1.370654162
0.926317014
1.079544027
0.88871384
1.125221589
0.89798899
1.113599399
2.599351664
0.384711316
2.529119939
0.395394455
0.803925624
1.243896165
P1
P2
P3
P4
2.918317888
0.34266315
2.594415342
0.385443296
N4
10
P1
P2
P3
P4
N5
10
N3
10
P1
P2
P3
P4
10
P1
P2
P3
P4
N1
10
P1
P2
P3
P4
N2
-3
el
.2
k en
ar
io
al
is
is
im
en
si
ad
as
Safe ty Fac tor
Jum lah siklus
Ene rgy storing
Jumlah Siklus
Natural Fre que ncy
Jum lah Siklus
Nf
Nf
Pada analisis jumlah siklus akan diubah menjadi 10 5 yaitu kondisi kerja
yang lebih ringan hingga kondisi kerja yang lebih berat yaitu 10 9 .
5.1.1 Pengaruh Jumlah Siklus Terhadap Nilai Fungsi Objektif
Pengaruh jumlah siklus terhadap safety factor dapat dilihat pada Gambar
5.1. Pada gambar tersebut nilai safety factor akan mengalami kenaikan, setiap nilai Nc dinaikkan. Hal ini terjadi karena semakin besar jumlah siklus yang dibebankan pada pegas, semakin besar pula stress sehingga untuk strength yang sama, diperoleh nilai safety factor yang dibutuhkan unuk rancangan menjadi lebih besar. Pada Gambar 5.2 Energy storing mengalami penurunan akibat pembebanan yang besar. Pada Gambar 5.3 natural frequency mengalami kenaikan akibat pembebanan yang besar sehingga gelombang pada pegas akan semakin besar.
Gambar 5.1 Pengaruh jumlah siklus Gambar 5.2 Pengaruh jumlah siklus (N c ) terhadap safety factor (N c ) terhadap Energy storing
Gambar 5.3 Pengaruh jumlah siklus (N c ) terhadap natural frequency
Diam e ter rata- rata
Ju mlah Siklus
Diame ter
kaw at
Ju mlah Siklus
Jum lah L ilitan
Jum lah Siklus
Na
Na
Pada variabel keputusan semakin tinggi jumlah siklus (N c ) maka semakin
besar nilai pada D dan d w . Namun semakin kecil nilai N a .
Gambar 5.4 Pengaruh jumlah siklus Gambar 5.5 Pengaruh jumlah siklus
c (N ) terhadap diameter rata-rata (D) (N c ) terhadap diameter kawat (d w )
Gambar 5.6 Pengaruh jumlah siklus
c (N ) terhadap jumlah lilitan (N a )
N c merupakan input untuk fungsi objektif dari safety factor yang
mempengaruhi fungsi objektif lainnya sehingga hasil optimal dari variabel keputusan akan berubah. Karena fungsi safety factor, Energy storing dan natural frequency merupakan fungsi kebalikan maka hasilnya semakin tinggi jumlah
siklus (N c ) maka semakin besar nilai pada D,d w dan N a seperti pada Gambar 5.4,
5.5, dan 5.6. Hal ini terjadi karena siklus pembebanan yang semakin besar
sehingga semakin besar nilai pada D,d w dan N a
5.2 ANALISIS INDEKS PEGAS
Indeks pegas merupakan perbandingan antara diameter rata-rata (D) dengan diameter kawat pegas (d w ). Batasan indeks pegas mempengaruhi nilai optimal variabel keputusan. Indeks pegas yang terlalu kecil, menyebabkan pembentukan pegas akan sangat sulit dan diperlukan deformasi berat yang mungkin
Energy Storage
Jumlah Siklus
Safety Factor
Jumlah Siklus
Natural Frequency
Jumlah Siklus
P1 P2 P3 P4
kemungkinan terjadinya tekukan (buckling).
5.2.1 Pengaruh Indeks Pegas Terhadap Nilai Fungsi Objektif
Penurunan batas atas indeks mengakibatkan penurunan nilai safety factor, karena dengan penyempitan batas indeks pegas akan menyebabkan pegas rancangan semakin aman dari tekukan (buckling) sehingga pada Gambar 5.7 nilai safety factor lebih rendah. Karena rancangan aman dari tekukan maka semakin besarnya Energy storing dan safety factor yang dihasilkan. Semakin besar batas atas indeks, semakin tinggi pula peluang terjadinya buckling. Ketika batas atas dinaikkan nilainya, kecenderungan buckling akan naik sehingga nilai safety factor lebih besar dan energy storing yang lebih kecil seperti pada Gambar 5.8. Semakin kecil batas bawah indeks pegas, semakin sulit proses manufaktur pegas tersebut. Sedangkanpada Gambar 5.9 natural frequency akan menjadi lebih besar karena proses tertekuknya pegas akan (buckling) memberikan peluang pegas untuk menghasilkan gelombang pegas.
Gambar 5.7 Pengaruh indeks pegas Gambar 5.8 Pengaruh indeks pegas (C) terhadap safety factor (C) terhadap Energy storing
Gambar 5.9 Pengaruh indeks pegas (C) terhadap natural frequency
DIameter rata- rata
Ju mla h Siklu s
Diameter Kawat
Ju mlah Siklu s
Jumlah Lilitan
Jumlah Siklus
P1 P2 P3 P4
Pengaruh pada variabel keputusan mengalami perubahan yang tidak terlalu signifikan. Sedikit ada perubahan kenaikan pada d w dan N a . Hal ini terjadi karena
semakin besar batas atas indeks, semakin tinggi pula peluang terjadinya buckling
sehingga nilai pada d w dan N a akan berusaha untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya buckling. Pada Gambar 5.10 nilai D tidak mengalami perubahan yang
terlalu signifikan. Pada Gambar 5.11 dan 5.12 nilai d w dan N a mengalami kenaikan karena tingginya peluang untuk terjadinya buckling.
Gambar 5.10 Pengaruh indeks pegas Gambar 5.11 Pengaruh indeks pegas (C) terhadap Diameter rata-rata (D) (C) terhadap diameter kawat (d w )
Gambar 5.12 Pengaruh indeks pegas
(C) terhadap jumlah lilitan (N a )
5.3 ANALISIS DIMENSI PEGAS LOCK CASE
Input yang diubah pada dimensi pegas lock case adalah panjang pegas pada kondisi terpasang (Li), panjang pegas pada operasi maksimal (Lo max), dan jarak antar lilitan (pitch). Perubahan nilai dimensi ini dilakukan untuk melihat pengaruh perubahan nilai dimensi pegas terhadap nilai fungsi objektif maupun variabel keputusan. Dimensi pegas diubah ke ukuran yang lebih besar dan dikombinasikan dengan ukuran awal. Jarak antar lilitan (pitch) diubah dari kondisi awal 0,12 inch menjadi 0,15. Panjang pegas pada kondisi terpasang (Li) diubah
Ene rgy Storage
N:Ju mlah Siklu s P:P itch D :Diam ete r rata- rata
Safety Factor
N:Jumlah Siklus P:Pitch D:Diameter rata-rata
SF
SF
dari 0,67 inch menjadi 0,8 inch.
5.3.1 Pengaruh Dimensi Pegas Terhadap Nilai Fungsi Objektif Parameter jarak antar lilitan (pitch) berpengaruh pada perubahan nilai
safety factor , natural frequency, dan Energy storing optimal, penambahan nilai pitch mengakibatkan safety factor yang lebih kecil dengan Energy storing dan natural frequency yang lebih besar, seperti yang terlihat Gambar 5.13, 5.14 dan
5.15 pada D1 dan D4. Hal ini terjadi karena semakin besarnya pitch pada pegas akan memungkinkan terjadinya gelombang pegas yang lebih besar dan makin besarnya energi yang disimpan dalam pegas.
Parameter panjang operasi maksimal (Lo max ) berpengaruh pada perubahan safety factor dan Energy storing, yaitu semakin besar nilai panjang operasi pegas, nilai safety factor yang sedikit lebih besar dan Energy storing yang lebih kecil serta natural frequency yang lebih besar, seperti yang terlihat pada D1 dan D7. Hal ini terjadi karena semakin panjangnya pegas maka kemungkinan terjadinya gelombang pegas akan semakin besar dan semakin kecil panjang Lo max energy storing yang dihasilkan akan semakin besar akibat tekanan yang kuat dari pegas demikian pula sebaliknya jika semakin panjang Lo max
maka tekanan yang
dihasilkan semakin lemah. Sedangkan semakin besar nilai panjang terpasang, Li, semakin kecil nilai safety factor dan nilai Energy storing yang optimal namun semakin besar natural frequency seperti yang terlihat pada D1 dan D6. Hal ini terjadi karena semakin besar nilai Li maka tekanan pegas akan semakin lemah dan kemungkinan terjadinya gelombang pegas cukup besar. Secara umum, jika semua kombinasi dimensi pegas semakin besar, beban pegas juga semakin besar, untuk kekuatan material yang sama, nilai safety factor menjadi semakin kecil.
Gambar 5.13 Pengaruh dimensi Gambar 5.14 Pengaruh dimensi
pegas terhadap safety factor pegas terhadap Energy storing
Na tural Frequenc y
N:Jumla h Siklus P:Pit ch D:Diamet er rata -rata
Diam eter rata- rata
N:Jumla h Siklus P:Pit ch D:Diame ter rat a-rata
N:Jumlah Siklus P:Pitch D:Diameter rata-rata
Ju mlah lilitan
N :Jum lah siklu s P :P it ch D:Diam et er r ata-rata
Na
Na
Gambar 5.15 Pengaruh dimensi Pegas terhadap natural frequency
5.3.2 Pengaruh Dimensi Terhadap Variabel Keputusan
Perubahan nilai dimensi pegas lock case tidak mempengaruhi hasil variabel keputusan diameter kawat pegas (d w ). Pada Gambar 5.17, meskipun nilai dimensi pegas berubah, diameter kawat pegas (d w ) tidak berubah nilainya sehingga terbentuk garis lurus. Misalnya pada N1P1D1 diameter kawat pegas adalah 0,07423 inch, begitu pula untuk N1P1D2 diperoleh nilai yang sama.
Gambar 5.16 Pengaruh dimensi Gambar 5.17 Pengaruh dimensi pegas terhadap Diameter rata-rata (D) pegas terhadap diameter kawat (d w )
Gambar 5.18 Pengaruh dimensi
pegas terhadap jumlah lilitan (N a )
Safet y Fact or
En ergy S t ori ng
Po pula si
ES
ES
juga tidak terpengaruh oleh perubahan nilai dimensi pegas. Misalnya pada N1P1D1 diameter kawat pegas adalah 0,47 inch, begitu pula untuk N1P1D2 diperoleh nilai yang sama. Pengaruh perubahan dimensi pegas lock case terhadap diameter pegas (D) ditunjukkan oleh Gambar 5.16. Pada Gambar 5.18 jumlah
lilitan (N a ) memiliki pengaruh pada pitch (p). Semakin besar pitch (p) maka semakin kecil jumlah lilitannya demikian pula sebaliknya.
5.4 ANALISIS PARAMETER ALGORITMA GENETIKA
Pada analisis parameter algoritma genetika dilakukan dengan mengubah ukuran populasi 20, 40, 60, 80 dan 100. Kemudian mengubah probabilitas crossover dan mutasi dengan nilai 0.2,0.3,0.4,0.6,0.8, dan 1.
5.4.1 Pengaruh Paramater Algoritma Genetika Terhadap Nilai Fungsi Objektif
Pada Gambar 5.19, 5.20 dan 5.21 safety factor dan Energy storing mengalami kenaikan sedangkan pada natural frequency mengalami penurunan Semakin besarnya populasi maka sangat besar kemungkinannya tercapai konvergensi dan nilai optimum sehingga dapat terhindar dari konvergensi dini yang disebabkan proses pencarian dari gen yang sama sehingga nilai fungsi objektif yang di hasilkan kurang optimum.
Gambar 5.19 Pengaruh populasi Gambar 5.20 Pengaruh populasi terhadap safety factor terhadap Energy storing
Gambar 5.21 Pengaruh populasi terhadap natural frequency
Nat ural Frequency
Popul asi
Nf
Nf
Safety Factor
Probabilitas crosover dan Mutasi
Crossove r Mutasi
Energy storing
Probabilitas crossover dan mutasi
Crossover Mu tasi
Natural frequency
Probabilitas crossover dan mutasi
Crossover Mu tasi
pada nilai probabilitasnya. Pada mutasi probabilitas ini akan menentukan kromosom mana yang akan mengalami perubahan gen. Semakin besar nilai probabilitas mutasi, semakin banyak kromosom dalam populasi yang akan mengalami mutasi. Pada nilai probabilitas crossover jika bernilai kecil, maka hanya akan sedikit kromosom yang akan mengalami kawin silang. Jika nilai ini membesar, maka akan semakin besar kromosom yang akan mengalami kawin silang. Pengaruh dari crossover dan mutasi dapat dilihat pada Gambar 5.22, 5.23, dan 5.24. Gambar 5.22 pengaruh nilai probabilitas mutasi pada safety factor memiliki nilai yang lebih besar dengan probabilitas crossover. Gambar 5.23 perubahan probabilitas crossover tidak mempengaruhi nilai energy storing sedangkan pengaruh probailitas mutasi mengalami kenaikan pada 0,8. Gambar
5.24 pengaruh probabilitas mutasi pada natural frequency cenderung tetap sama dengan pengaruh dari nilai probabilitas crossover yang sempat mengalami kenaikan pada 0,8.
Gambar 5.22 Pengaruh nilai probabilitas Gambar 5.23 Pengaruh nilai probabilitas mutasi dan crossover terhadap safety factor mutasi dan crossover terhadap energy
storage
Gambar 5.24 Pengaruh nilai probabilitas mutasi dan crossover terhadap natural frequency
Diam ete r rata- rata
P rob abilitas crosso ver dan m utas
C rosso ver
Mu tasi
Probabilitas crossover dan mutasi
C rosso ver Mu tasi
Po pula si
Diamet er
Juml ah L ilit an
Pop ulasi
Analisis parameter algoritma genetika dilakukan dengan mengubah ukuran populasi 20, 40, 60, 80 dan 100. Kemudian mengubah penyebaran dari crossover dan mutasi dengan nilai 0.2,0.3,0.4,0.6,0.8, dan 1. Pengaruh nilai variabel
keputusan pada Gambar 5.25 dan 5.26 mengalami kenaikan pada D dan d w yan terjadi pada populasi 20 ke 40. Sedangkan N a pada Gambar 5.27 tidak berpengaruh pada
populasi 20, 40, 60, 80, dan 100. Penggunaan populasi 100 akan memungkinkan munculnya solusi yang lebih baik karena semakin banyaknya populasi nilai fitness akan lebih baik dan proses evaluasi akan semakin ketat.
Gambar 5.25 Pengaruh populasi Gambar 5.26 Pengaruh populasi terhadap Diameter rata-rata (D) terhadap diameter kawat (d w )
Gambar 5.27 Pengaruh populasi
terhadap jumlah lilitan (N a ) Kemudian pengaruh dari crossover dan mutasi dapat dilihat pada gambar 5.28,
5.29, dan 5.30.
Gambar 5.28 Pengaruh nilai probabilitas Gambar 5.29 Pengaruh nilai probabilitas mutasi dan crossover terhadap mutasi dan crossover terhadap
Diameter rata-rata (D) diameter kawat (d w )
Ju mlah lilitan
Probabilitas crossover dan mutasi
C rosso ve r
Safety Factor
Probabilitas crosover dan Mutasi
Crossove r Mutasi
Energy storing
Probabilitas crossover dan mutasi
Crossover Mu tasi
Natural frequency
Probabilitas crossover dan mutasi
Crossover Mu tasi
Gambar 5.30 Pengaruh nilai probabilitas
mutasi dan crossover terhadap jumlah lilitan (N a )
Pada Gambar 5.28 pengaruh probabilitas crossover dan mutasi mengalami penurunan pada probabilitas crossover dengan nilai 1. Pada gambar 5.29 pengaruh probabilitas crossover cenderung tidak berpengaruh namun perubahan nilai dari
probabilitas mutasi cukup besar dari nilai aslinya. Pada Gambar 5.30 N a
mengalami kenaikan menjadi 11 pada probabilitas crossover yang bernilai satu.
Gambar 5.31 Pengaruh perubahan Gambar 5.32 Pengaruh perubahan nilai probabilitas mutasi dan crossover nilai probabilitas mutasi dan crossover terhadap safety factor terhadap energy storage
Gambar 5.33 Pengaruh perubahan
nilai probabilitas mutasi dan crossover
terhadap natural frequency
Safet y Fact or
P o pu lasi
Waktu (s)
Waktu (s)
Probabilitas crossover dan mutasi
Crossove r Mutasi
Gambar 5.34 Pengaruh perubahan Gambar 5.35 Pengaruh perubahan populasi terhadap safety factor populasi terhadap energy storage
Gambar 5.36 Pengaruh perubahan parameter algoritma genetika terhadap natural frequency
Pada Gambar 5.31, 5.32 dan 5.33 menggambarkan tentang pengaruh perubahan parameter keseluruhan terhadap fungsi objektif. Dari gambar dari dapat dilihat kenaikan dari tiap-tiap fungsi objektif. Pada Gambar 5.36 pengaruh terhadap natural frequency mengalami penurunan pada populasi 40 dan Gambar
5.33 sedikit penurunan pada probabilitas mutasi.
Gambar 5.37 Pengaruh perubahan Gambar 5.38 Pengaruh perubahan Probabilitas crossover dan mutasi Populasi terhadap waktu prosesnya terhadap waktu prosesnya
Pada gambar 5.37 dan 5.38 dapat disimpulkan semakin besar ukuran populasi akan semakin kecil kecepatan algoritma genetika untuk konvergen. Hal ini
dikarenakan semakin besar ukuran populasi maka proses pencarian individu dikarenakan semakin besar ukuran populasi maka proses pencarian individu