Sistem Operasional Bank Syari’ah

51

D. Sistem Operasional Bank Syari’ah

1. Pengertian Bank Syari’ah Istilah lain dalam bank Syari’ah adalah Bank Islam dan bank Muamalah. Secara akademik istilah Islam dan Syari’ah memang berbeda. Namun, secara teknik penyebutan Bank Syari’ah dan Bank Islam mempunyai pengertian yang sama. Para pakar Perbankan Islam memberikan beberapa definisi. Menurut perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio Bank Syari’ah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syari’ah Islam, yakni bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan Syair’ah Islam khusunya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Salah satu unsur yang harus dijauhi dalam muamalah Islam adalah praktek-praktek yang mengandung unsur riba, kemudian diganti dan pembiayaan perdagangan. 57 Dijelaskan pula bahwa Bank Syari’ah adalah bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Quran dan Hadits, sesuai dengan anjuran dan larangan tersebut, maka yang dijauhi adalah praktek-praktek yang mengandung unsur riba, sedangkan yang diikuti adalah praktek-praktek usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentuk- bentuk usaha yang telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh Rasulullah. 58 Cholil Uman mengartikan bank Syari’ah adalah sebuah lembaga keuangan yang menjalankan operasinya menurut hukum Islam. Sudah tentu bank Syari’ah tidak memakai sistem bunga, sebab bunga dilarang oleh Islam. Sedangkan bank non Islam adalah sebuah lembaga keuangan yang fungsi utamanya menghimpun dana untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana guna investasi dalam usaha-usaha yang produktif dan lain-lain dengan sistem bunga. 59 Menurut M. Amin Aziz, yang dimaksud dengan bank Syari’ah adalah lembaga perbankan yang menggunakan sistem dan operasinya berdasarkan Syari’ah Islam. Hal ini berarti, operasional bank Syari’ah harus sesuai dengan 57 Ibid, hlm. 60-61 58 Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992, hlm. 1-2 59 Ibid. 52 tuntutan Al Quran maupun hadits, yaitu menggunakan sistem bagi hasil dan imbalan lainnya sesuai dengan Syari’ah Islam. 60 Demikian pula dengan Warkum Sumitro, mengatakan bahwa bank Islam berarti bank yang tata cara operasinya didasarkan pada tata cara bermuamalah secara Islami, yaitu mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Quran dan Hadits. 61 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan bank Syari’ah adalah badan usaha yang fungsinya sebagai penghimpun dari masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat, yang sistem mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan hukum Islam sebagaimana yang diatur dalam Al Quran dan Hadits. Bank Syari’ah diperbolehkan untuk mengeluarkan produk, jasa dan kegiatan usaha perbankan yang baru, yang mana sebelumnya bertentangan atau selaras dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam Al Quran ataupun Hadits. 2. Tujuan Bank syari’ah Tujuan didirikannya Bank Syari’ah adalah : a Menyediakan lembaga perbankan sebagai sarana meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat banyak. b Meningkatkan partisipasi masyarakat luas dalam proses pembangunan terutama dalam bidang ekonomi. c Menyediakan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Islam, yang pada awalnya menganggap bahwa bank konvensional adalah bank yang berdasarkan bunga dan itu sama dengan riba yang dilarang. d Berkembangnya lembaga dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan partisipasi masyarakat, sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi masyarakat. 60 Cholil Usman, Agama Menjawab Tentang Berbagai Masalah Abad Modern, Surabaya: Ampel Suci Surabaya, 1994, hlm. 5-6 61

M. Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia I dan II, Jakarta: Bangkit,