HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Gambaran umum BPPLSP

1.1 Sejarah berdirinya BPPLSP Pada tahun 1980 proyek pendidikan non formal membangun “Balai Dikmas” di Jalan Diponegoro No. 250 Ungaran Semarang. Balai Pendidikan Masyarakat (Balai Dikmas) adalah suatu lembaga pendidikan non formal yang bernaung dibawah Ditjen Diklusepora, namun pengelolaan sehari-hari diserahkan pada bidang Dikmas Kanwil Depdikbud Propinsi Jateng. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0136/O/1991 tertanggal 21 Maret 1991 tentang struktur organisasi dan tata kerja BPKB, maka balai Dikmas Ungaran resmi menjadi Balai Pengembangan Kegiatan Belajar Jawa Tengah sebagai unit pelaksana Teknis Diklesepora. Sesuai dengan era otonomi daerah maka berdasarkan surat edaran Sekjen Depdiknas No. 88936/A.A5/HK2001, tanggal 18 Oktober 2001 tentang kedudukan dan tanggung jawab UPT dibawah Depdiknas, maka status BPKB Jateng merupakan UPT Pusat yang dibina dan bertanggung jawab kepada Ditjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda. Namun sesuai SK Menteri Pendidikan Nasional Nomor 115/O/2003 BPKB diubah nama menjadi Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda yang selanjutnya disebut BP-PLSP adalah unit pelaksana teknis di

45 liv 45 liv

1.2 Fungsi dan tujuan BPPLSP mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pengembangan program dan fasilitasi pengembangan sumber daya pendidikan luar sekolah dan pemuda di daerah berdasarkan kebijakan nasional. BPPLSP berfungsi dan bertujuan untuk menyelenggarakan : a. Pengkajian pelaksanaan pendidikan luar sekolah dan pemuda di daerah; b. Pengembangan program pendidikan luar sekolah dan pemuda; c. Fasilitasi pengembangan sumber daya pendidikan luar sekolah dan pemuda; d. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi pendidikan luar sekolah; e. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan program pendidikan luar sekolah dan pemuda; f. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Balai.

Visi BPPLSP adalah mewujudkan berbagai model pengembangan PLS, perangkat pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat serta pengembangan kualitas mutu tenaga kependidikan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat sebagai upaya terwujudnya masyarakat yang gemar belajar, berusaha dan bekerja, berakhlak mulia, mandiri serta mampu beradaptasi dengan perubahan lokal dan global. Misi BPPLSP adalah : 1) Mewujudkan pengembangan berbagai model PLSP yang berbasis pada kebutuhan masyarakat dan pasar beserta perangkat pembelajarannya; 2) Melaksanakan pelayanan bantuan teknis bagi UPT PLSP baik milik pemerintah, swasta maupun perorangan; 3) Membentuk laboratorium sosial program PLSP sebagai kancah pengembangan, pengkajian, penelitian sekaligus sebagai pelayanan pemberdayaan bagi masyarakat luas secara mudah, Visi BPPLSP adalah mewujudkan berbagai model pengembangan PLS, perangkat pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat serta pengembangan kualitas mutu tenaga kependidikan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat sebagai upaya terwujudnya masyarakat yang gemar belajar, berusaha dan bekerja, berakhlak mulia, mandiri serta mampu beradaptasi dengan perubahan lokal dan global. Misi BPPLSP adalah : 1) Mewujudkan pengembangan berbagai model PLSP yang berbasis pada kebutuhan masyarakat dan pasar beserta perangkat pembelajarannya; 2) Melaksanakan pelayanan bantuan teknis bagi UPT PLSP baik milik pemerintah, swasta maupun perorangan; 3) Membentuk laboratorium sosial program PLSP sebagai kancah pengembangan, pengkajian, penelitian sekaligus sebagai pelayanan pemberdayaan bagi masyarakat luas secara mudah,

1.3 Sasaran garapan Program-program PLSP di Jateng telah diselenggarakan dengan cukup baik, namun angka-angka sasaran PLSP setiap tahun tidak menunjukkan hasil kerja yang memuaskan, bahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan PLSP terus menerus muncul selaras dengan pelaksanaan otonomi daerah. Secara umum ada beberapa masalah yang menjadi dasar pijakan pengelolaan program PLSP di Jateng, khususnya dalam pengembangan dan melakukan inovasi PLSP diantaranya (data Th. 2003)

Jumlah penduduk usia 0-6 tahun sebanyak 3.634.847 anak yang mampu dilayani TK/RA/Kelompok bermain sebanyak 1.428.131 anak, sehingga teradapat 206.716 anak usia 0-6 tahun belum terlayani. Jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 3.737.705 orang, belum pernah sekolah sebanyak 47.842 orang, dan putus sekolah SD/MI sebanyak 32.276 orang. Jumlah penduduk usia 13-15 tahun sebanyak 1.992.881 belum pernah sekolah. Jumlah penduduk usia 16-29 tahun sebanyak 7.553.090 dengan angka putus SLTA sebanyak 56.213 orang. Buta huruf sebanyak 426 oarng, putus SD sebanyak 462.425 orang, putus SLTP sebanyak 136.046 orang, dan putus SLTA sebanyak 56.213 orang. Angka buta huruf usia 10-44 tahun masih tersisa 792.418 orang. Angka pengangguran 637.900 orang dan semi pengangguran sejumlah 7.258.530 orang. Angka Jumlah penduduk usia 0-6 tahun sebanyak 3.634.847 anak yang mampu dilayani TK/RA/Kelompok bermain sebanyak 1.428.131 anak, sehingga teradapat 206.716 anak usia 0-6 tahun belum terlayani. Jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 3.737.705 orang, belum pernah sekolah sebanyak 47.842 orang, dan putus sekolah SD/MI sebanyak 32.276 orang. Jumlah penduduk usia 13-15 tahun sebanyak 1.992.881 belum pernah sekolah. Jumlah penduduk usia 16-29 tahun sebanyak 7.553.090 dengan angka putus SLTA sebanyak 56.213 orang. Buta huruf sebanyak 426 oarng, putus SD sebanyak 462.425 orang, putus SLTP sebanyak 136.046 orang, dan putus SLTA sebanyak 56.213 orang. Angka buta huruf usia 10-44 tahun masih tersisa 792.418 orang. Angka pengangguran 637.900 orang dan semi pengangguran sejumlah 7.258.530 orang. Angka

1.4 Struktur organisasi Bagan Organisasi Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda