Realisasi Investasi 3,016,331 Juta Rupiah

5 Realisasi Investasi 3,016,331 Juta Rupiah

b. Kabupaten Sleman Sleman memiliki jumlah penduduk terbesar diantara kabupaten-kota DIY dan IPM di kabupaten ini juga melampaui target capaian tingkat Nasional dan DIY dimana nilainya cenderung mengalami kenaikan dari tahun 2008 sampai dengan 2010, akan tetapi menurun pada tahun 2011 yang sebesar 78,20.

pertambangan PDRB juga mengalami penurunan dari 74,60% di tahun 2007 menjadi 14,35% namun nilainya masih melampaui keseluruhan provinsi sebesar 11,96%. Perkembangan pertumbuhan PDRB industri menunjukkan kenaikan dari tahun 2007 (1,89%) sampai dengan 2011 (6,35%) namun berada jauh dibawah capaian target DIY (3,05%). Sementara itu PDRB konstruksi kabupaten Sleman mengalami penurunan dari tahun 2007-2009 dan naik kembali pada 2010 dan 2011 dimana angka terakhirnya adalah 6,95%. Pertumbuhan PDRB perdagangan mengalami fluktuasi dan cenderung turun dari tahun 2007 sebesar 6,97% menjadi 6,27% pada 2011.

Di sektor pengangkutan, pertumbuhan PDRB Kabupaten Sleman mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar 7,06% menjadi 5,40% di tahun 2008 dan selalu naik sampai dengan tahun 2011 sebesar 6,61% namun masih dibawah target regional DIY sebesar 8,00%. Pertumbuhan PDRB keuangan Kabupaten Sleman menunjukkan tren peningkatan selama periode 2007-2011 dari 5,10% (2007) menjadi 6,88% (2011) namun masih berada dibawah target DIY keseluruhan. Sedangkan pertumbuhan PDRB jasa-jasa selama 2007-2011 cenderung meningkat dari 3,81% pada tahun 2007 menjadi 6,64% dan melebihi target capaian DIY (6,47%).

Beberapa arah kebijakan Kabupaten Sleman adalah : pemerataan dan peningkatan akses khususnya pendidikan dan kesempatan kerja serta kebijakan sosial bagi lansia; kebijakan pro petani dengan fasilitasi dan pengembangan pertanian, konversi lahan pertanian, pengawasan dan pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW); pengelolaan hasil pertambangan dari muntahan Gunung Merapi; dan kebijakan industri berupa penyiapan kapasitas masyarakat, ketenagakerjaan, lingkungan dan pengembangan UKM.

Tabel 4.3

Target Pencapaian Pembangunan Kabupaten Sleman Tahun 2014

NO Sasaran Pembangunan Target Capaian 2014

1 IPM 1 IPM

Perkembangan pertumbuhan PDRB pertanian Bantul mengalami kenaikan dari tahun 2007(2,92%) sampai 2008 (4,96%) namun mengalami penurunan sampai 2011 (-1,37%) lebih rendah daripada penurunan tingkat DIY (-2,12%). DI sektor pertambangan, pertumbuhan PDRB Bantul pada tahun 2007, 2009 dan 2011 berada di atas DIY dan pada 2011 mencapai 11,96% jauh diatas rata-rata DIY yang sebesar 6,18%. Sementara itu perkembangan PDRB industri di bantul sejalan dengan perkembangan pertumbuhan industri se- DIY dimana selama periode 2007-2009 pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan DIY namun berada di bawah perkembangan DIY pada tahun 2010 dan 2011. PDRB Konstruksi di Kabupaten Bantul sempat mengalami penurunan tajam pada tahun 2009 dimana nilainya turun dari 8,32% pada 2007 menjadi - 0,63% namun terus naik sampai tahun 2011 menjadi 7,14% dan masih dibawah pertumbuhan DIY sebesar 7,23%.

Di sektor perdagangan, pertumbuhan PDRB kabupaten Bantul mengalami fluktuasi dari tahun 2007-2011 dengan puncak pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008 sebesar 7,51% dan pada akhir periode tahun 2011 PDRB sebesar 6,36% berada diatas angka PDRB DIY (5,19%). Di sektor pengangkutan, PDRB Kabupaten Bantul perkembangannya bersifat fluktuatif selama periode 2007-2011 dimana pada 2007 sebesar 6,96% kemudian terjadi penurunan pada 2008 (5,95%) dan 2010 (7,12%) dan mengalami kenaikan pada 2009 (7,78%) dan pada akhir periode tahun 2011 sebesar 8,37% lebih tinggi dibanding rata-rata DIY. Pertumbuhan PDRB Keuangan Bantul trend nya selalu naik dari tahun 2007 sampai dengan 2011 yaitu dari 4,71% menjadi 10,93% diakhir periode dan berada diatas rata-rata DIY. Sementara PDRB jasa- jasa DIY juga selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dimana tahun

− Upaya-upaya kebijakan pengembangan pertanian terkait dengan produktivitas pertanian dan juga alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian antara lain penguatan pertanian melalui penguatan kelembagaan, pengawasan distribusi bibit, pupuk dan keperluan

pertanian, jaminan sosial pertanian, dan usaha-usaha kemandirian petani.

− Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi Bantul yang tinggi harus dioptimalkan untuk pengembangan pertanian, industri pengolahan dan perdagangan.

Dalam rangka mendukung pengembangan kawasan selatan dan juga mendukung paradigma among tani ke dagang layar maka pengembangan jalur jalan lintas selatan (JJLS) atau Pansela menjadi program yang sangat penting. Pansela merupakan jaringan jalan nasional strategis belum tersambung yang memiliki panjang 125,125 km. Untuk biaya fisik konstruksi didanai melalui alokasi dana APBN, sedangkan pembebasan lahan ditangani oleh Pemerintah Daerah namun realisasi anggaran untuk pembebasan lahan baru 32% dari jumlah total keseluruhan kebutuhan. Diharapkan lima tahun ke depan jalur lintas selatan ini sudah terselesaikan.

Tabel 4.4

Target Pencapaia Pembangunan Kabupaten Bantul Tahun 2014

NO Sasaran Pembangunan Target Capaian 2014

1 IPM

2 Kemiskinan

3 Tingkat Pengangguran

4 Pertumbuhan Ekonomi

Dokumen yang terkait

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

ANALISIS PROSES PENYUSUNAN PLAN OF ACTION (POA) PADA TINGKAT PUSKESMAS DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007

6 120 23

ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN OLEH OKNUM POLISI DALAM PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR (PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR)

3 64 17

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107