Tinjauan Pustaka Analisis Tataniaga Kepiting di Desa Pantai Gading Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Kepiting adalah binatang crustacea. Hewan yang dikelompokkan ke dalam Filum Athropoda, Sub Filum Crustacea, Kelas Malacostraca, Ordo Decapoda, Suborder Pleocyemata dan Infraorder Brachyura Linneaeus, 1758. Kepiting merupakan fauna yang habitat dan penyebarannya terdapat di air tawar, payau dan laut. Jenis-jenisnya sangat beragam dan dapat hidup di berbagai setiap perairan. Sebagaian besar kepiting yang kita kenal banyak hidup di perairan payau terutama di dalam ekosistem mangrove. Beberapa jenis yang hidup dalam ekosistem ini adalah Hermit Crab, Uca sp, Mud Lobster dan kepiting bakau Prianto, 2007. Kepiting berbeda dengan produk perikanan lainnya seperti ikan. Ikan dapat diolah menjadi ikan olahan dengan cara penggaraman dan pengeringan melalui metode yang sederhana dan alami. Namun usaha pengolahan pada kepiting bakau tidak dapat dilakukan seperti ikan. Hal ini dikarenakan kepiting memiliki struktur kulit yang keras. Beberapa pengolahan kepiting seperti pasteurisasi dalam pengalengan daging ranjungan yaitu menggunakan kaleng plat timah Julianti, 2007. Saluran pemasaran hasil perikanan dapat dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil-hasil produksi kepada konsumen dengan biaya semurah- murahnya dan mampu mengadakan pembagian adil dari seluruh yang dibayarkan konsumen kepada pihak yang ikut serta di dalam kegiatan pemasaran Rahardi et al, 2001. Universitas Sumatera Utara Saluran pemasaran kepiting dapat berupa hubungan langsung antara produsen dan konsumen dapat pula melalui beberapa saluran. Fungsi penunjang yang meliputi keperluan pembelanjaan dan stok kepiting produsen untuk penjualan, penanggungan resiko terhadap kerusakan kepiting selama distribusi dan penyimpanan, standar kualitas mutu dan ukuran kepiting, serta informasi kebutuhan pasar maupun konsumen terhadap kepiting. Nelayan penangkap dan petani tambak kepiting pada umumnya hanya memproduksi, sedangkan lembaga - lembaga dalam saluran pemasaran kepiting bertugas untuk melaksanakan aktivitas pemindahan sehingga dapat meningkatkan kegunaan. Peningkatan kegunaan ini yang memungkinkan penjualan menjadi produktif Winardi, 1980. Pendek atau panjangnya saluran pemasaran akan menyebabkan perbedaan dalam harga jual. Pada saluran yang lebih panjang, harga jual akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga jual komoditi yang sama pada saluran pemasaran yang lebih pendek. Kondisi inilah yang menyebabkan masih rendahnya efisiensi pemasaran kepiting Mubyarto, 1995.

2.2 Landasan Teori