Penelitian Terdahulu Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penggilingan Padi Kecil (Studi Kasus: Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

mencoba beberapa nilai dari DF discount factor untuk mendapatkan nilai penjumlahan PV sama dengan nol. 3. BC ratio BC ratio menunjukkan bahwa besarnya benefit berapa kali besarnya biaya dan investasi untuk memperoleh suatu manfaat. Cara ini banyak dipakai karena dengan menghitung BC ratio, maka akan diketahui secara cepat berapa besarnya manfaat proyek yang dilaksanakan. Cara perhitungan IRR berbeda dengan cara perhitungan BC ratio. Pada perhitungan BC, maka nilai diskonto yang dipakai adalah tertentu, tetapi pada perhitungan IRR yang dicari adalah besaran nilai diskonto tersebut Soekartawi, 1995. d. Payback Period PP Payback period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan cash in flows secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Analisis payback period dalam studi kelayakan perlu juga diperhitungkan untuk mengetahui berapa lama proyekusaha yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi.

2.3 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Samapaty 2010, yang berjudul Kajian Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah Di Desa Konda Maloba, Kecamatan Lolukalay, Kabupaten Sumba Tengah, hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kelayakan keuangan menghasilkan keuntungan bagi penggilingan gabah Duma Lori Rp 97.332.467 per tahun, RC ratio 1,81, dan Break Event Point BEP Rp 42.210.492 per tahun serta kriteria investasi seperti Net Present Value NPV Rp 255.639.085 per tahun, Internal Rate Return IRR 50, Net BenefitCost atau Profitabilitas Index PI 4,183, dan Payback Periode PBP 2 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indriani 2013, yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Penggilingan Padi mobile Di Kecamatan Pantai Labu Dan Kecamatan Pantai Cermin, menunjukkan bahwa berdasarkan modal yang dikeluarkan untuk setiap unit penggilingan padi mobile di daerah penelitian rata- rata sebesar Rp.42.633.333 per tahun. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk setiap unit penggilingan padi mobile di daerah penelitian rata-rata sebesar Rp.73.112.267 per tahun. Penerimaan yang diperoleh untuk setiap unit penggilingan padi mobile di daerah penelitian rata-rata sebanyak 16.800 kg per tahun atau setara dengan Rp.134.400.000 per tahun. Total pendapatan yang diperoleh untuk setiap unit penggilingan padi mobile di daerah penelitian lebih tinggi dari Upah Minimum Propinsi UMP yaitu rata-rata sebesar Rp.52.887.733 per tahun. Rata-rata nilai RC ratio penggilingan padi mobile adalah 1,7. Usaha penggilingan padi mobile di daerah penelitian layak untuk diusahakan karena nilai RC 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chaerunisa 2007 yang meneliti analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah di desa Cikarawang, Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah di lihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional dan aspek finansial.. Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai dari beberapa parameter kelayakan proyek yang meliputi Net Present Value NPV Rp. 254.889.000,00 ; Internal Rate of Return IRR 40,8 ; Net Benefit Cost Ratio Net BC 8,54 ; Payback Periode PBP 0,8 tahun. Dari keseluruhan penilaian kriteria tersebut, terlihat bahwa pendirian usaha penggilingan gabah layak untuk didirikan. Dan dari analisis sensitivitas ditunjukkan NPV negatif pada saat harga input operasional naik 50 dan volume penjualan turun 66.

2.4 Kerangka Pemikiran