45 Praptitorini
dan Juniarti 2011
Opini
Going Concern
Debt Default
, Kualitas Audit,
Opinion Shopping
Regresi Logistik
Debt default
berpengaruh positif, Kualitas audit
berpengaruh negatif,
Opinion Shopping
berpengaruh negatif terhadap Opini
going concern
2.3 KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan urutan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independennya perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan
financial distress
. Sedangkan variabel dependennya adalah penerimaan opini
going concern
. Terdapat variabel yang menjembatani
intervening
antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu
opinion shopping
, dan berikut gambar kerangka pemikirannya :
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
Variabel Intervening
Financial Distress
Kondisi Keuangan Penerimaan Opini
Going Concern
Selain
Unqualified Opinion Opinion Shopping
Pergantian Auditor
46
2.4 PERUMUSAN HIPOTESIS
Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari telaah pustaka yaitu landasan teori dan penelitian terdahulu serta merupakan jawaban
sementara terhadap masalah yang diteliti. Kondisi keuangan perusahaan digambarkan dengan rasio keuangan
yang dapat memberikan indikasi bahwa perusahaan dalam keadaan baik atau buruk. Baik atau buruknya kondisi keuangan sangat mempengaruhi auditor
dalam pemberian hasil proses audit berupa opini audit oleh auditee. Apabila kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan baik, maka dapat dikatakan auditee
akan mendapat
unqualified opinion
dari auditor. Sedangkan apabila kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan buruk
financial distress
, besar kemungkinan auditee akan mendapat opini audit
going concern
dari auditor. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
McKeown et al. 1991, Krishnan dan Krishnan 1996, Carcello dan Neal 2000 dalam Ramadhany 2004 bahwa semakin kondisi keuangan perusahaan
terganggu atau memburuk
financial distress
, akan semakin besar probabilitas perusahaan menerima opini
going concern
. Penerimaan opini audit
going concern
akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Dimana hal tersebut akan menimbulkan konsekuensi negatif bagi perusahaan. Hal ini
mendorong manajemen untuk menghindari penerimaan opini audit
going concern
tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan manajemen untuk dapat menghindari penerimaan opini audit
going concern
adalah melakukan pergantian auditor
auditor switching
. Dengan melakukan pergantian auditor
47
auditor switching
diharapkan auditor baru dapat memberikan
unqualified opinion
kepada perusahaan. Fenomena seperti ini sering disebut
opinion shopping
. Dengan kondisi keuangan perusahaan yang buruk atau mengalami kesulitan
financial distress
kemudian terancam kelangsungan hidupnya dengan diberikannya opini audit
going concern
oleh auditor maka manajemen melakukan upaya mengganti auditor
auditor switching
dengan harapan auditor baru dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian kepada perusahaan atau
dapat dikatakan perusahaan melakukan praktik
opinion shopping
. Peraturan di Indonesia yang membahas mengenai waktu lamanya
penggunaan auditor independen selama empat tahun dan Kantor Akuntan Publik selama lima tahun bertujuan untuk menjaga independensi pelaporan keuangan
dalam kegiatan audit. Ini dirasa penting agar hasil pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor bersifat
reliable
dan mencerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Salah satu hasil dalam kegiatan audit
yang mencerminkan kondisi perusahaan adalah laporan audit. Dimana dalam laporan audit terdapat informasi utama yang penting yaitu berupa opini audit.
Opini audit merupakan hasil dari semua proses audit dalam pemeriksaan keuangan perusahaan. Dimana didalam opini audit, auditor diminta untuk
memberikan pendapat dan penjelasan mengenai segala kondisi yang dialami oleh auditee. Pemberian opini audit oleh auditor terhadap perusahaan akan
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan berdampak pada pengambilan keputusan, strategi dan rencana perusahaan kedepan. Apabila opini audit yang
diterima perusahaan tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan
48 akan berusaha untuk mendapat opini yang diinginkan. Salah satu cara yang dapat
dilakukan perusahaan untuk mendapat opini tersebut yaitu dengan cara melakukan pergantian auditor
auditor switching
. Diharapkan dengan melakukan pergantian auditor
auditor switching
, auditor baru bisa memberikan opini yang diinginkan oleh perusahaan. Pernyataan tersebut sama dengan hasil
penelitian Lennox 2000 dalam Praptitorini dan Januarti 2011 dalam bahwa perusahaan yang mengganti auditor
auditor switching
kemungkinan akan memperoleh opini yang lebih baik dibanding dengan perusahaan yang tidak
mengganti auditornya. Fenomena keinginan perusahaan untuk mendapat opini yang diharapkan dengan cara melakukan pergantian auditor
auditor switching
sering disebut dengan
opinion shopping
. Perusahaan pasti menginginkan mendapat opini audit wajar tanpa
pengecualian
unqualified opinion
dari auditor. Dan auditee pasti menghindari pemberian opini audit
going concern
oleh auditor. Itu karena penerimaan opini audit
going concern
akan berdampak buruk atau negatif terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Apabila perusahaan terancam mendapat opini audit
going concern
oleh auditor, maka menurut Teoh 1992 dalam Praptitorini dan Januarti 2011 ada dua cara yang akan dilakukan perusahaan untuk menghidari
penerimaan opini tersebut. Pertama, mengancam auditornya untuk tidak mengeluarkan opini
going concern
, sehingga auditor tersebut menjadi tidak independen karena takut diganti ancaman pergantian auditor. Kedua, apabila
auditor tetap independen sehingga tetap mengeluarkan opini
going concern
, maka perusahaan akan menggantinya dengan auditor baru yang tidak memberi
49 opini
going concern
. Terlebih apabila auditee pada tahun sebelumnya telah mendapat opini audit
going concern
, maka tahun berikutnya akan berupaya untuk memperoleh opini yang lebih bagus. Perusahaan yang berhasil melakukan
praktik
opinion shopping
dengan mengganti auditornya mempunyai harapan untuk mendapat
unqualified opinion
dari auditor baru. Dari uraian penjelasan diatas maka dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0 : Perusahaan yang mengalami
financial distress
dengan indikasi melakukan praktik
opinion shopping
mempunyai pengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit
going concern
H1 : Perusahaan yang mengalami
financial distres
s dengan indikasi melakukan praktik
opinion shopping
mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan opini audit
going concern
50
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian variabel penelitian dan definisi operasionalnya, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta
metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut.
3.1 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI
OPERASIONAL VARIABEL
Variabel penelitian ini terdiri dari tiga kelompok utama yaitu variabel dependen, variabel intervening, dan variabel independen. Berikut ini adalah
pengukuran masing-masing variabel yang diajukan dalam penelitian ini terdiri dari :
3.1.1 Variabel Dependen
dependent variable
Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independen. Dalam penelitian ini akan menggunakan variabel
dependen penerimaan opini audit
going concern
, dimana opini audit modifikasi mengenai
going concer
merupakan opini audit yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan
hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya pada kurun waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit