30
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
W Y
X
Keterangan : W = Kemampuan penguasaan konsep
X = Kemampuan penalaran siswa Y = Tingkat kesadaran lingkungan siswa
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan penafsiran terhadap beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka diperjelas definisi operasional dari istilah-
istilah tersebut, antara lain: 1.
Pembelajaran Ekosistem Pembelajaran ekosistem yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah proses
pembelajaran mengenai materi-materi yang berkaitan dengan pencemaran dan kerusakan lingkungan, khususnya yang diakibatkan oleh aktivitas manusia maupun
yang disebabkan oleh faktor alam dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Materi-materi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam instrumen
tes berupa soal pilihan ganda dan uraian. 2.
Permasalahan Global Permasalahan global yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah
permasalahan lingkungan yang sifatnya memberikan dampak atau efek yang luas, dengan kata lain, permasalahan tersebut tidak hanya terbatas di suatu wilayah atau
negara saja, akan tetapi bisa lintas negara, kawasan, maupun benua. 3.
Penguasaan Konsep Maksud dari penguasaan konsep yang terdapat di dalam penelitian ini adalah
taraf kemampuan kognitif yang termasuk
lower order thinking
yang terdiri dari C1 mengingat, C2 memahami, dan C3 mengaplikasikan menurut taksonomi Bloom
yang telah direvisi. Taraf kognitif inilah yang dijadikan acuan di dalam penyusunan instrumen pilihan ganda.
4. Kemampuan Penalaran
31
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kemampuan penalaran yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif yang termasuk
higher order thinking
yang terdiri dari C4 menganalisis, C5 mengevaluasi, dan C6 mencipta menurut taksonomi Bloom
yang telah direvisi. Taraf kognitif inilah yang kemudian menjadi batasan di dalam penyusunan instrumen uraian.
5. Kesadaran Lingkungan
Kesadaran lingkungan yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah sikap peserta didik terhadap fenomena atau kondisi yang berkaitan dengan pencemaran
dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan adalah skala sikap, dengan menggunakan indikator sikap menurut Krathwohl, Bloom,
dan Masia 1964. Indikator tersebut terdiri dari menerima
receiving
, menanggapi
responding
, menilai
valuing
, mengorganisasikan
organization
, dan menginternalisasikan nilai-nilai yang kompleks
characterization by a value complex
. D.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan sebagai alat untuk menjaring data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu tes penguasaan konsep, tes kemampuan penalaran, dan
skala sikap. 1.
Tes Penguasaan Konsep Pengukuran tingkat penguasaan konsep siswa ini dilakukan dengan
menggunakan instrumen tes berupa soal pilihan ganda dengan lima opsi jawaban. Soal ini disusun berdasarkan dimensi proses berpikir kognitif menurut teori Bloom
yang sudah direvisi mulai dari kemampuan mengingat C1, memahami C2, dan mengaplikasikan C3.
2. Tes Kemampuan Penalaran
Pengukuran kemampuan penalaran siswa dilakukan dengan menggunakan soal uraian atau esai. Soal-soal tersebut mencakup indikator penalaran untuk berpikir
lebih tinggi
high order thinking
menurut teori Bloom yang telah direvisi. Indikator
32
Dita Agustian, 2014 PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN
KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tersebut meliputi kemampuan analisis C4, kemampuan mengevaluasi C5, dan kemampuan mencipta C6.
3. Skala Sikap
Jenis instrumen skala sikap yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert. Pada instrumen ini, disajikan beberapa pernyataan positif maupun negatif
yang harus disikapi oleh siswa dengan mengisi salah satu kolom, mulai dari Sangat Tidak Setuju STS, Tidak Setuju TS, Setuju S, dan Sangat Setuju SS. Pada
umumnya, kategorisasi sikap pada skala Likert berjumlah 5 ditambah Ragu-ragu atau Tidak tahu. Akan tetapi, karena kecenderungan siswa untuk memilih ragu atau
tidak tahu masih cukup tinggi, maka kategorinya dijadikan 4 supaya lebih menjelaskan arah atau kecenderungan sikap siswa.
Pernyataan pada skala sikap ini berjumlah 13 pernyataan yang disesuaikan dengan jumlah indikator sikap kesadaran lingkungan menurut Krathwohl, Bloom,
dan Masia. Setiap pernyataan ini menggambarkan posisi sikap siswa dalam kaitannya dengan kerusakan lingkungan dan upaya pelestariannya.
E. Proses Pengembangan Instrumen