T IPA 1201391 Chapter (3)

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA yang terletak di Kota Bandung, lebih tepatnya di sekitar Kecamatan Sarijadi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA X Bandung. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 dan X2 di SMA tersebut. Sekolah ini dipilih karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dan termasuk salah satu SMA klaster 1 di Kota Bandung. Kemudian untuk teknik sampling yang digunakan adalah acak kelompok atau random cluster, karena menurut Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012), apabila kita menentukan sampel kelas berdasarkan kelompok atau klaster, dan bukan mengambil individu, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random cluster.

B. Metode dan Desain Penelitian

Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012), mengungkapkan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan salah satu metode yang paling kuat yang bisa digunakan oleh peneliti. Selain itu, mereka juga menjelaskan bahwa metode penelitian ini adalah metode terbaik untuk dapat menentukan hubungan sebab akibat diantara variabel. Selain itu, kita juga dapat mengidentifikasi penggunaan metode ini di dalam penelitian dengan mengetahui karakteristiknya. Suatu penelitian dikatakan menggunakan metode eksperimen apabila di dalamnya membandingkan variabel, memanipulasi variabel bebas, dan sampling secara acak (Fraenkel, Wallen, dan Hyun; 2012).

Di dalam penelitian pendidikan, khususnya penelitian di dalam kelas, cukup sulit untuk dapat memilih sampel dengan cara acak murni, karena siswa sudah berada dalam suatu paket kelas yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, secara lebih spesifik, penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (Quasy


(2)

Experimental Design). Suatu metode disebut Quasy Experimental Design apabila desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi teknik pengambilan sampel tidak dilakukan dengan dengan metode acak seperti pada penelitian eksperimen yang sesungguhnya (Fraenkel, Wallen, dan Hyun; 2012). Untuk pemilihan sampel, dilakukan secara acak kelompok (random cluster), karena dilakukan melalui dua tahap, yaitu menentukan sampel daerah atau klaster, kemudian menentukan orang-orang atau bagian pada daerah tersebut (Sugiyono, 2009:122) . Desain penelitian ini adalah Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Untuk lebih memperjelas gambaran tentang desain ini, Sugiyono (2009:116) merangkumnya sebagai berikut:

O1 X1 O2

O3 X2 O4

Keterangan:

O1 : pretes kelas eksperimen

O2 : postes kelas eksperimen

O3 : pretes kelas kontrol

O4 : postes kelas kontrol

X1 : perlakuan dengan pembelajaran ekosistem berbasis masalah global

X2 : perlakuan dengan pembelajaran diskusi dengan pendekatan lingkungan

Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan Uji Korelasional. Uji korelasional adalah pengujian yang dilakukan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel dan apabila ada hubungan, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu (Arikunto, 2006). Penelitian ini membantu kita untuk membuat suatu prediksi akurat tentang suatu kejadian, kondisi, atau fenomena yang disebabkan oleh suatu hal lainnya. Penelitian ini juga merupakan contoh penting dari penelitian asosiasi karena tidak mengijinkan kepada peneliti untuk memanipulasi variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep, tingkat penalaran siswa dan tingkat kesadaran lingkungan siswa pada pembelajaran materi ekosistem. Dengan demikian desain penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut :


(3)

W

Y X

Keterangan :

W = Kemampuan penguasaan konsep X = Kemampuan penalaran siswa Y = Tingkat kesadaran lingkungan siswa C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan penafsiran terhadap beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka diperjelas definisi operasional dari istilah-istilah tersebut, antara lain:

1. Pembelajaran Ekosistem

Pembelajaran ekosistem yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran mengenai materi-materi yang berkaitan dengan pencemaran dan kerusakan lingkungan, khususnya yang diakibatkan oleh aktivitas manusia maupun yang disebabkan oleh faktor alam dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Materi-materi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan uraian.

2. Permasalahan Global

Permasalahan global yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah permasalahan lingkungan yang sifatnya memberikan dampak atau efek yang luas, dengan kata lain, permasalahan tersebut tidak hanya terbatas di suatu wilayah atau negara saja, akan tetapi bisa lintas negara, kawasan, maupun benua.

3. Penguasaan Konsep

Maksud dari penguasaan konsep yang terdapat di dalam penelitian ini adalah taraf kemampuan kognitif yang termasuk lower order thinking yang terdiri dari C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (mengaplikasikan) menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi. Taraf kognitif inilah yang dijadikan acuan di dalam penyusunan instrumen pilihan ganda.


(4)

Kemampuan penalaran yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif yang termasuk higher order thinking yang terdiri dari C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta) menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi. Taraf kognitif inilah yang kemudian menjadi batasan di dalam penyusunan instrumen uraian.

5. Kesadaran Lingkungan

Kesadaran lingkungan yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah sikap peserta didik terhadap fenomena atau kondisi yang berkaitan dengan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan adalah skala sikap, dengan menggunakan indikator sikap menurut Krathwohl, Bloom, dan Masia (1964). Indikator tersebut terdiri dari menerima (receiving), menanggapi (responding), menilai (valuing), mengorganisasikan (organization), dan menginternalisasikan nilai-nilai yang kompleks (characterization by a value complex).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan sebagai alat untuk menjaring data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu tes penguasaan konsep, tes kemampuan penalaran, dan skala sikap.

1. Tes Penguasaan Konsep

Pengukuran tingkat penguasaan konsep siswa ini dilakukan dengan menggunakan instrumen tes berupa soal pilihan ganda dengan lima opsi jawaban. Soal ini disusun berdasarkan dimensi proses berpikir kognitif menurut teori Bloom yang sudah direvisi mulai dari kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), dan mengaplikasikan (C3).

2. Tes Kemampuan Penalaran

Pengukuran kemampuan penalaran siswa dilakukan dengan menggunakan soal uraian atau esai. Soal-soal tersebut mencakup indikator penalaran untuk berpikir lebih tinggi (high order thinking) menurut teori Bloom yang telah direvisi. Indikator


(5)

tersebut meliputi kemampuan analisis (C4), kemampuan mengevaluasi (C5), dan kemampuan mencipta (C6).

3. Skala Sikap

Jenis instrumen skala sikap yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Likert. Pada instrumen ini, disajikan beberapa pernyataan positif maupun negatif yang harus disikapi oleh siswa dengan mengisi salah satu kolom, mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Pada umumnya, kategorisasi sikap pada skala Likert berjumlah 5 (ditambah Ragu-ragu atau Tidak tahu). Akan tetapi, karena kecenderungan siswa untuk memilih ragu atau tidak tahu masih cukup tinggi, maka kategorinya dijadikan 4 supaya lebih menjelaskan arah atau kecenderungan sikap siswa.

Pernyataan pada skala sikap ini berjumlah 13 pernyataan yang disesuaikan dengan jumlah indikator sikap kesadaran lingkungan menurut Krathwohl, Bloom, dan Masia. Setiap pernyataan ini menggambarkan posisi sikap siswa dalam kaitannya dengan kerusakan lingkungan dan upaya pelestariannya.

E. Proses Pengembangan Instrumen 1. Analisis Butir Soal

Untuk analisis butir soal, dilakukan dengan bantuan software AnatesV4. Analisis ini meliputi uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. a. Validitas butir soal

Untuk melihat validitas butir soal yang kita uji dari data yang sudah diolah pada program Anates, kita cukup melihat pada bagian kolom korelasi. Selanjutnya, hasil validitas tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan derajat validitas seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Derajat Validitas Soal

Rentang Kategori

0,80 – 1,00 Sangat tinggi 0,60 – 0,80 Tinggi 0,40 – 0,60 Cukup 0,20 – 0,40 Rendah


(6)

Rentang Kategori 0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Sumber: Arikunto, 2009) b. Reliabilitas soal

Di dalam hasil pengolahan data dari program Anates, nilai dari reliabilitas soal bisa langsung kita lihat pada bagian awal dari hasil pengolahan data tersebut. Hasilnya diinterpretasikan menggunakan kriteria seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Derajat Reliabilitas Soal

Rentang Kategori

0,80 – 1,00 Sangat tinggi 0,60 – 0,80 Tinggi 0,40 – 0,60 Cukup 0,20 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Sumber: Arikunto, 2009) c. Daya pembeda

Hasil pengolahan data untuk faktor daya pembeda, bisa langsung dilihat pada kolom daya pembeda. Hasilnya dapat langsung diinterpretasikan menggunakan kriteria seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Derajat Daya Pembeda Soal

Rentang Kategori

Negatif – 10% Sangat buruk

10 % – 19% Buruk

20% – 29% Agak baik

30% – 49% Baik

50% ke atas Sangat baik (Sumber: Karno To, 2004) d. Tingkat kesukaran

Hasil untuk tingkat kesukaran dapat diinterpretasikan menggunakan kriteria seperti pada Tabel 3.4.


(7)

Rentang Kategori 0% – 15% Sangat sukar

16% – 30% Sukar

31% – 70% Sedang

71% – 85% Mudah

86% - 100% Sangat mudah (Sumber: Karno To, 2004)

Hasil uji coba pada setiap butir soal menunjukkan perolehan tingkat kesukaran, daya pembeda, dan validitas yang bebeda-beda. Hasil rekapitulasi setiap butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan 3.6.

Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Setiap Butir Soal Penguasaan Konsep

No

Korelasi Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran (Kategori)

Keterangan

Nilai Kategori Nilai Kategori

1 0,635 Sangat

Signifikan 62,50 Sangat baik Sukar Pakai

2 0,204 - 25,00 Agak baik Sedang Buang

3 0,274 - 50,00 Sangat baik Sedang Revisi+Pakai

4 0,602 Sangat

Signifikan 50,00 Sangat baik Sukar Pakai

5 0,119 - 0,00 Sangat Buruk Sangat Sukar Buang

6 0,602 Sangat

Signifikan 50,00 Sangat baik Sukar Pakai

7 0,512 Sangat

Signifikan 25,00 Agak baik Sangat sukar Pakai

8 0,556 Sangat

Signifikan 62,50 Sangat baik Sedang Pakai

9 0,651 Sangat

Signifikan 37,50 Baik Sangat sukar Revisi+Pakai

10 0,282 - 12,50 Buruk Sangat sukar Buang

11 0,327 - 37,50 Baik Sedang Revisi+Pakai

12 0,456 Sangat

Signifikan 62,50 Sangat baik Sedang Pakai

13 0,466 Sangat

Signifikan 50,00 Sangat baik Sukar Pakai

14 0,191 - 25,00 Agak baik Sedang Buang

15 0,006 - 0,00 Sangat Buruk Sangat

mudah Buang

16 0,314 - 62,50 Sangat baik Sedang Pakai

17 0,355 Signifikan 50,00 Sangat baik Sedang Pakai


(8)

No

Korelasi Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran (Kategori)

Keterangan

Nilai Kategori Nilai Kategori

19 0,193 - 25,00 Agak baik Sukar Revisi+Pakai

20 0,289 - 25,00 Agak baik Mudah Revisi+Pakai

21 0,450 Sangat

Signifikan 37,50 Baik Sukar Pakai

22 0,210 - 12,50 Buruk Mudah Buang

23 0,364 Signifikan 37,50 Baik Sukar Pakai

24 0,047 - 0,00 Sangat Buruk Sangat

Mudah Buang

25 0,192 - 12,50 Buruk Mudah Buang

26 0,379 Signifikan 62,50 Sangat baik Sedang Pakai

27 0,546 Sangat

Signifikan 62,50 Sangat baik Sedang Pakai

28 0,189 - 12,50 Buruk Sangat

mudah Buang

29 0,581 Sangat

Signifikan 62,50 Sangat baik Sukar Pakai

30 0,192 - 0,00 Sangat Buruk Mudah Buang

Tabel 3.6. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Setiap Butir Soal Kemampuan Penalaran

No

Korelasi Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran (Kategori)

Keterangan

Nilai Kategori Nilai Kategori

1 0,528 - 22,08 Agak Baik Mudah Buang

2 0,669 Signifikan 37,08 Baik Sedang Revisi+Pakai

3 0,474 - 34,16 Baik Sedang Buang

4 0,586 Signifikan 20,41 Agak baik Sedang Revisi+Pakai

5 0,496 - 12,92 Buruk Sedang Buang

6 0,588 Signifikan 21,25 Agak Baik Sukar Revisi+Pakai

7 0,699 Signifikan 17,50 Buruk Sedang Revisi+Pakai

8 0,297 - 12,92 Buruk Sedang Buang

9 0,580 Signifikan 14,58 Buruk Sedang Revisi+Pakai

10 0,518 - 16,67 Buruk Sedang Buang

F. Teknik Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada pertemuan pertama, dilakukan pemberian pretest kepada seluruh siswa pada kedua kelompok (eksperimen maupun kontrol) sebelum kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe PBL


(9)

pada kelas eksperimen dan diskusi dengan pendekatan lingkungan di kelas kontrol. Data pretest dijaring dengan menggunakan instrumen penguasaan konsep, penalaran high order thinking menurut Bloom yang telah direvisi dan skala sikap. Data ini digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep, kemampuan penalaran dan sikap awal siswa. Kemudian setiap kelompok siswa diberikan LKS yang harus diisi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 2. Pada pertemuan kedua, setiap kelompok siswa harus sudah mengisi LKS yang

diberikan. Data dari LKS digunakan sebagai hasil kemampuan pemecahan masalah siswa.

3. Pada pertemuan ketiga, dilakukan pemberian posttest kepada seluruh siswa dilakukan setelah melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe PBL dan diskusi dengan menggunakan instrumen yang sama.

4. Kemudian, semua data yang telah diperoleh, dikelompokkan berdasarkan

pretest-postest, serta penguasaan konsep, kemampuan penalaran dan sikap

kesadaran lingkungan pada diri siswa. G. Analisis Data

1. Kemampuan Penguasaan Konsep dan Kemampuan Penalaran a. Menghitung skor total pretest dan posttest dari seluruh butir soal.

b. Menentukan rata-rata skor pretest dan posttest dengan menggunakan rumus: Nilai = �� �� � �� ℎ x 100%

(Arikunto, 2009)

c. Peningkatan kemampuan penguasaan konsep dan kemampuan penalaran siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe PBL dan diskusi, diperoleh dengan menghitung gain dengan menggunakan rumus menurut Hake (Laraswati, 2009):

(

g

) = �2−�1 � −�1

Keterangan: (g) : indeks gain T2 : nilai posttest


(10)

T1 : nilai pretest Is : skor maksimal

Tabel 3.7. Interpretasi Perolehan Indeks Gain Kategori Indeks

Gain

Interpretasi 0,71 – 1,00 Tinggi 0,41 – 0,70 Sedang 0,01 – 0,40 Rendah (Sumber: Hake dalam Laraswati, 2009) d. Melakukan Uji Prasyarat

Uji prasyarat merupakan pengujian awal yang diperlukan untuk menentukan apakah pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik parametrik atau nonparametrik. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk pengujian prasyarat ini dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16.0 for windows.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji untuk menentukan apakah data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah :

Jika nilai signifikansi lebih besar dari �= 0,05, maka H0 diterima, dan dalam hal sebaliknya H1 diterima. Apabila data berasal dari populasi yang terdistribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan dengan uji homogenitas, akan tetapi apabila data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal, maka pengolahan data langsung menggunakan uji nonparametrik.


(11)

Uji homogenitas dilakukan apabila data menunjukkan distribusi yang normal. Pengujian ini pun dilakukan dengan bantuan softwa re SPSS versi 16.0 for windows (Lavene test). Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah sebagai berikut:

H0 : σe2 σk2, tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

H1 : σe2 σk2, terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Kriteria pengujian : Jika nilai signifikansi lebih besar dari �= 0,05, maka H0 diterima, dan dalam hal sebaliknya H1 diterima.

e. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest akibat dari pemberian perlakuan. Apabila data berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan mengambil taraf signifikansi

α = 0,05. Kemudian apabila data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujiannya dilakukan dengan menggunakan uji U Mann-Whitney dengan mengambil taraf signifikansi α = 0,05. Karena uji yang

dilakukan adalah uji dua pihak, maka α yang digunakan adalah α/2 = 0,025. 2. Sikap Kesadaran Lingkungan

Jenis skala yang digunakan pada instrumen penelitian ini adalah SKALA LIKERT. Untuk menafsirkan hasil pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan tergantung pada skala dan jumlah butir pertanyaan/pernyataan yang digunakan. Jumlah pernyataan yang akan digunakan pada skala Likert, berisi 13 butir pernyataan (sesuai dengan jumlah indikator domain sikap menurut Krathwohl, Bloom, dan Masia) dengan empat pilihan untuk mengukur sikap peserta didik. Skor tertinggi untuk instrumen tersebut adalah 13 butir x 4 = 52, dan skor terendah 13 butir x 1 = 13. Skor ini dikualifikasikan menjadi empat kategori sikap atau minat, yaitu sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang), dan sangat rendah


(12)

(sangat kurang). Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan minat atau sikap peserta didik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.8. Skala penilaian angket peserta didik Alternatif Jawaban Bobot Penilaian

Positif Negatif

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Tidak Setuju (TS) 2 3

Setuju (S) 3 2

Setuju Sekali (SS) 4 1

(Sumber: Ismail, 2012)

Sedangkan untuk penentuan kategori hasil pengukuran sikap kesadaran lingkungan dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9. Kategorisasi sikap atau minat peserta didik serta konversi nilai untuk 13 butir pernyataan, dengan rentang skor 13 – 52.

No. Skor peserta didik Kategori Sikap atau Minat 1. Lebih besar dari 43 Sangat tinggi/Sangat baik 2. 33 sampai 42 Tinggi/Baik 3. 22 sampai 32 Rendah/Kurang 4. Kurang dari 22 Sangat rendah/Sangat kurang

(Sumber: Ismail, 2012)

Langkah selanjutnya, data-data ordinal tersebut harus diubah ke dalam bentuk data interval, karena data ordinal tersebut sebenarnya adalah data kualitatif dan bukan data sebenarnya. Metode yang umum digunakan untuk mengubah data ordinal menjadi data interval, digunakan Metode Suksesif Interval (Method of Successive Interval/MSI).

3. Uji Korelasi (Menentukan Ada Tidaknya Hubungan antara Variabel)

Uji hubungan antar dua variabel dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya hubungan dan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini yang akan dilihat hubungannya adalah tingkat penguasaan konsep dan kemampuan penalaran terhadap kesadaran lingkungan siswa. Uji korelasi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi softwa re SPSS 16 for windows.


(13)

Uji regresi digunakan untuk mengetahui kelinieran data. Selanjutnya dilakukan uji korelasi sehingga akan diperoleh nilai yang menunjukkan lemah atau kuatnya hubungan antara dua variabel. Setelah diketahui nilai regresi dan korelasinya, kemudian dicari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya peranan atau pengaruh variabel yang satu terhadap

variabel yang lain. Nilai koefisien determinasi diperoleh dari kuadrat nilai r’

(koefisien korelasi) dikalikan 100%. Kriteria untuk melihat besarnya hubungan antara dua variabel dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut :

Tabel 3.10. Kriteria Besaran Hubungan antara Dua Variabel

No Rentang nilai Kriteria

1 r = 0,90 – 1.00 sangat kuat

2 r = 0,70 – 0,90 kuat

3 r = 0,50 – 0,70 sedang

4 r = 0,30 – 0,50 lemah

5 r = 0,00 – 0,30 sangat lemah

(Boediono & Koster, 2004) H. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Tahap Persiapan

a. Studi literatur, mengumpulkan informasi tentang model pembelajaran PBL, materi ekosistem, penalaran ilmiah, dan sikap kesadaran lingkungan.

b. Menyusun proposal, seminar proposal, dan revisi proposal penelitian. c. Menyusun instrumen penelitian sebagai alat untuk menjaring data.

d. Pertimbangan (judgement) instrumen penelitian kepada dosen ahli, revisi apabila ada perbaikan dan selanjutnya uji coba instrumen.

e. Merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran tipe PBL.

f. Perbaikan/revisi instrument penelitian dan mempersiapkan izin penelitian 2. Tahap Pelaksanaan


(14)

b. Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol dengan perincian sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama (di kelas eksperimen maupun kontrol) dilakukan pretes. Kemudian setelah itu dilakukan pembagian kelompok dan pengarahan tentang aktifitas pembelajaran yang akan dilakukan. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran tipe PBL berbasis masalah global, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran diskusi dengan pendekatan lingkungan.

2) Pertemuan kedua merupakan sesi utama, yaitu penampilan dari setiap kelompok untuk memaparkan hasil kerja kelompoknya dan dilanjut dengan tanya jawab untuk kelas eksperimen, dan diskusi kelompok disertai ada presentasi dari setiap kelompok untuk kelas kontrol.

3) Pertemuan ketiga dilakukan postes untuk kedua kelas, dan khusus untuk kelas eksperimen ada pameran sederhana mengenai hasil karya yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi dan refleksi dari semua proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Pengumpulan data hasil penelitian 3. Tahap Penarikan Kesimpulan

a. Analisis dan pengolahan data hasil eksperimen.

b. Pembahasan data hasil penelitian melalui interpretasi kajian pustaka yang menunjang.

c. Penarikan kesimpulan dan penulisan laporan. I. Alur Penelitian

TAHAP PERSIAPAN

PERIZINAN PENELITIAN

SEMINAR PROPOSAL

PENYUSUNAN PROPOSAL TESIS


(15)

Gambar 3.1. Alur Penelitian

JUDGEMENT DAN UJI COBA INSTRUMEN REVISI

TAHAP PENELITIAN

KONTROL

( Pretes – Diskusi dengan Pendekatan Lingkungan - Postes)

EKSPERIMEN ( Pretes - PBL Berbasis Masalah

Global - Postes)

HASIL PENELITIAN

TAHAP ANALISIS & PEMBAHASAN

TAHAP PERUMUSAN KESIMPULAN

TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN/TESIS


(1)

T1 : nilai pretest Is : skor maksimal

Tabel 3.7. Interpretasi Perolehan Indeks Gain Kategori Indeks

Gain

Interpretasi

0,71 – 1,00 Tinggi

0,41 – 0,70 Sedang

0,01 – 0,40 Rendah

(Sumber: Hake dalam Laraswati, 2009) d. Melakukan Uji Prasyarat

Uji prasyarat merupakan pengujian awal yang diperlukan untuk menentukan apakah pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik parametrik atau nonparametrik. Uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk pengujian prasyarat ini dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16.0 for windows.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji untuk menentukan apakah data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:

H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah :

Jika nilai signifikansi lebih besar dari � = 0,05, maka H0 diterima, dan dalam hal sebaliknya H1 diterima. Apabila data berasal dari populasi yang terdistribusi normal, maka pengolahan data dilanjutkan dengan uji homogenitas, akan tetapi apabila data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal, maka pengolahan data langsung menggunakan uji nonparametrik.


(2)

Dita Agustian, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN Uji homogenitas dilakukan apabila data menunjukkan distribusi yang normal. Pengujian ini pun dilakukan dengan bantuan softwa re SPSS versi 16.0 for windows (Lavene test). Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya adalah sebagai berikut:

H0 : σe2 σk2, tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

H1 : σe2 σk2, terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Kriteria pengujian : Jika nilai signifikansi lebih besar dari � = 0,05, maka H0 diterima, dan dalam hal sebaliknya H1 diterima.

e. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest akibat dari pemberian perlakuan. Apabila data berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t dengan mengambil taraf signifikansi

α = 0,05. Kemudian apabila data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujiannya dilakukan dengan menggunakan uji U Mann-Whitney dengan mengambil taraf signifikansi α = 0,05. Karena uji yang

dilakukan adalah uji dua pihak, maka α yang digunakan adalah α/2 = 0,025. 2. Sikap Kesadaran Lingkungan

Jenis skala yang digunakan pada instrumen penelitian ini adalah SKALA LIKERT. Untuk menafsirkan hasil pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan tergantung pada skala dan jumlah butir pertanyaan/pernyataan yang digunakan. Jumlah pernyataan yang akan digunakan pada skala Likert, berisi 13 butir pernyataan (sesuai dengan jumlah indikator domain sikap menurut Krathwohl, Bloom, dan Masia) dengan empat pilihan untuk mengukur sikap peserta didik. Skor tertinggi untuk instrumen tersebut adalah 13 butir x 4 = 52, dan skor terendah 13 butir x 1 = 13. Skor ini dikualifikasikan menjadi empat kategori sikap atau minat, yaitu sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang), dan sangat rendah


(3)

(sangat kurang). Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan minat atau sikap peserta didik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.8. Skala penilaian angket peserta didik

Alternatif Jawaban Bobot Penilaian

Positif Negatif

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Tidak Setuju (TS) 2 3

Setuju (S) 3 2

Setuju Sekali (SS) 4 1

(Sumber: Ismail, 2012)

Sedangkan untuk penentuan kategori hasil pengukuran sikap kesadaran lingkungan dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9. Kategorisasi sikap atau minat peserta didik serta konversi nilai untuk 13 butir pernyataan, dengan rentang skor 13 – 52.

No. Skor peserta didik Kategori Sikap atau Minat 1. Lebih besar dari 43 Sangat tinggi/Sangat baik

2. 33 sampai 42 Tinggi/Baik

3. 22 sampai 32 Rendah/Kurang

4. Kurang dari 22 Sangat rendah/Sangat kurang (Sumber: Ismail, 2012)

Langkah selanjutnya, data-data ordinal tersebut harus diubah ke dalam bentuk data interval, karena data ordinal tersebut sebenarnya adalah data kualitatif dan bukan data sebenarnya. Metode yang umum digunakan untuk mengubah data ordinal menjadi data interval, digunakan Metode Suksesif Interval (Method of Successive Interval/MSI).

3. Uji Korelasi (Menentukan Ada Tidaknya Hubungan antara Variabel)

Uji hubungan antar dua variabel dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya hubungan dan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini yang akan dilihat hubungannya adalah tingkat penguasaan konsep dan kemampuan penalaran terhadap kesadaran lingkungan siswa. Uji korelasi ini dilakukan dengan


(4)

Dita Agustian, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN Uji regresi digunakan untuk mengetahui kelinieran data. Selanjutnya dilakukan uji korelasi sehingga akan diperoleh nilai yang menunjukkan lemah atau kuatnya hubungan antara dua variabel. Setelah diketahui nilai regresi dan korelasinya, kemudian dicari nilai koefisien determinasinya. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya peranan atau pengaruh variabel yang satu terhadap

variabel yang lain. Nilai koefisien determinasi diperoleh dari kuadrat nilai r’

(koefisien korelasi) dikalikan 100%. Kriteria untuk melihat besarnya hubungan antara dua variabel dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut :

Tabel 3.10. Kriteria Besaran Hubungan antara Dua Variabel

No Rentang nilai Kriteria

1 r = 0,90 – 1.00 sangat kuat

2 r = 0,70 – 0,90 kuat

3 r = 0,50 – 0,70 sedang

4 r = 0,30 – 0,50 lemah

5 r = 0,00 – 0,30 sangat lemah

(Boediono & Koster, 2004)

H. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Tahap Persiapan

a. Studi literatur, mengumpulkan informasi tentang model pembelajaran PBL, materi ekosistem, penalaran ilmiah, dan sikap kesadaran lingkungan.

b. Menyusun proposal, seminar proposal, dan revisi proposal penelitian. c. Menyusun instrumen penelitian sebagai alat untuk menjaring data.

d. Pertimbangan (judgement) instrumen penelitian kepada dosen ahli, revisi apabila ada perbaikan dan selanjutnya uji coba instrumen.

e. Merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran tipe PBL.

f. Perbaikan/revisi instrument penelitian dan mempersiapkan izin penelitian 2. Tahap Pelaksanaan


(5)

b. Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol dengan perincian sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama (di kelas eksperimen maupun kontrol) dilakukan pretes. Kemudian setelah itu dilakukan pembagian kelompok dan pengarahan tentang aktifitas pembelajaran yang akan dilakukan. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran tipe PBL berbasis masalah global, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran diskusi dengan pendekatan lingkungan.

2) Pertemuan kedua merupakan sesi utama, yaitu penampilan dari setiap kelompok untuk memaparkan hasil kerja kelompoknya dan dilanjut dengan tanya jawab untuk kelas eksperimen, dan diskusi kelompok disertai ada presentasi dari setiap kelompok untuk kelas kontrol.

3) Pertemuan ketiga dilakukan postes untuk kedua kelas, dan khusus untuk kelas eksperimen ada pameran sederhana mengenai hasil karya yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi dan refleksi dari semua proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Pengumpulan data hasil penelitian 3. Tahap Penarikan Kesimpulan

a. Analisis dan pengolahan data hasil eksperimen.

b. Pembahasan data hasil penelitian melalui interpretasi kajian pustaka yang menunjang.

c. Penarikan kesimpulan dan penulisan laporan.

I. Alur Penelitian

TAHAP PERSIAPAN

PERIZINAN PENELITIAN

SEMINAR PROPOSAL PENYUSUNAN PROPOSAL


(6)

Dita Agustian, 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN

Gambar 3.1. Alur Penelitian

JUDGEMENT DAN UJI COBA INSTRUMEN REVISI

TAHAP PENELITIAN

KONTROL

( Pretes – Diskusi dengan Pendekatan Lingkungan - Postes)

EKSPERIMEN

( Pretes - PBL Berbasis Masalah Global - Postes)

HASIL PENELITIAN

TAHAP ANALISIS & PEMBAHASAN

TAHAP PERUMUSAN KESIMPULAN

TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN/TESIS