Percepatan RUU Desa Sidang Kel I - Bappenas

Isu Strategis Tuntutan Percepatan RUU Desa 1. Alokasi Dana Desa ADD minimal 10 Block Grand Langsung dari APBN. 2. Masa jabatan kepala desa dari 6 tahun menjadi 8 atau 10 tahun. 3. Periodeisasi keikutsertaan didalam didalam pilkades dengan ketentuan batasan umur 60 sd 65 tahun tidak hanya diizinkan 2 kali periode masa jabatan 4. Biaya Pilkades ditanggung 100 oleh APBD kabupaten 4. Biaya Pilkades ditanggung 100 oleh APBD kabupaten 5. Batasan masa jabatan perangkat desa sampai dengan usia 60 sd 65 tahun. 6. Penetapan dana purnabhakti bagi kepala desa dan perangkat desa apabila purna tugas. 7. Asuransi kesehatan kematian bagi kepala desa, perangkat desa dan keluarga. 57 Beberapa Alasan Munculnya Percepatan RUU Desa 1. Desa telah diperlakukan secara tidak adil dalam berbagai hal, seperti di bidang ekonomi terjadi stigma oleh para pelaku bisnis dan penyelenggara negara yang mana desa diidentikan sebagai penyedia row material dan tenaga kerja yang murah. 2. Perlakuan tidak adil tersebut tergambar dalam politik anggaran. Pemerintah desa selalu diperlakukan tidak adil. Undang-undang perimbangan keuangan hanya dapat dilakukan dari pemerintah pusat sampai ke pemda kabupatenkota. 3. Perlakuan tidak adil tersebut, juga terjadi di sektor politik. Dinamika perkembangan politik demokrasi di Indonesia hanya dinikmati oleh presiden, menteri, gubernur, serta bupatiwalikota. Tidak demikian halnya dengan aparat pemerintah desa. Kepala desa dan perangkat desa justru diharamkan jadi pengurus partai politik. Ini Kepala desa dan perangkat desa justru diharamkan jadi pengurus partai politik. Ini jelas sangat diskriminatif dan memasung hak politik para kepala desa dan perangkatnya, hingga rakyat desa terus-menerus jadi obyek politik. 4. Sementara dari sisi hukum, sejak berakhirnya rezim orde baru, negeri ini tidak pernah mempunyai UU khusus tentang pemerintahan desa, seiring dicabutnya UU No. 51979 yang diganti dengan UU Nomor 221999 tentang Otonomi Daerah. Ini sangat tidak logis dan tidak realistis, karena selaku garda terdepan, pemerintahan Indonesia memiliki lebih 72 ribu pemerintahan desa yang saat ini berjalan tidak optimal. 58 Isu Strategis Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk melakukan revisi terhadap UU 322004 dengan merubahnya ke dalam 3 Undang Undang; 1 Undang Undang Pemerintahan Daerah; 2 Undang Undang Desa; 3 Undang Undang Pemilihan Kepala Daerah. RUU Tentang Desa ditetapkan sebagai salah satu prioritas 2010 Sesuai dengan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara, Sesuai dengan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara, anggaran diberikan hanya sampai ke pemerintah kabupatenkota. Dalam UU Nomor 33 Tahun 2004 disebutkan bahwa subsidi APBN terkecil hanya sampai tingkat kabupatenkota. Akan tetapi Pemda seringkali tidak memberikan dana ke desa karena defisit anggaran. Karena itu, agar 10 persen dari APBN dialokasikan ke desa secara langsung, namun Alokasi Dana Desa tersebut bukan langsung jatuh ke desa, tapi tetap disalurkan melalui APBD. Kalaupun 10 persen tidak bisa langsung ke desa, dapat ditaruh ke kas daerah, dan tetap ditulis di undang-undangnya sehingga Pemda tidak bisa mengalihkan dana itu atas dalih apa pun. 59

6. PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

PENDAHULUAN Meningkatnya pembangunan di segala sektor berimplikasi bagi peningkatan kebutuhan tanah. Ketersediaan tanah relatif tetap sementara kebutuhan tanah terus mengalami peningkatan kebutuhan tanah terus mengalami peningkatan selaras dengan kemajuan pembangunan pertumbuhan penduduk. Terjadi kompetisi antar sektor yang semakin ketat dalam pemanfaatan tanah untuk pembangunan. 61 DASAR HUKUM 1. Pasal 28 H ayat 4 UUD 1945 Perubahan Kedua menyatakan bahwa : “setiap orang yang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun”. 2. Pasal 28 J ayat 2 UUD 1945 Perubahan Kedua berbunyi sebagai berikut : “Dalam menjalankan hak dan sebagai berikut : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban hukum dalam suatu masyarakat demokratis”. 62