Mekanisme Koping Perempuan yang Mengalami Infertilitas

infeksi. Sedangkan reaksi psikologis individu menampilkan diri seperti apatis, pendiam dan munculnya perasaan tidak berminat yang menetap pada individu Rasmun, 2004. Menurut Stuart dan Sundeen 2005, mekanisme koping juga dapat di golongkan menjadi 2 dua yaitu : mekanisme koping adaptif dan mekanisme koping maladaptif. Mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif kecemasan yang dianggap sebagai sinyal peringatan dan individu menerima peringatan dan individu menerima kecemasan itu sebagai tantangan untuk di selesaikan. Sedangkan mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme yang menghambat fungsi integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihantidak makan, bekerja berlebihan, menghindar dan aktivitas destruktif mencegah suatu konflik dengan melakukan pengelakan terhadap solusi.

2.2.3. Mekanisme Koping Perempuan yang Mengalami Infertilitas

Penelitian yang dilakukan oleh Tirtaonggana 2005 menunjukkan meskipun infertilitas merupakan stressor yang berat namun tidak semua pasangan memiliki sikap yang negatif, terdapat pasangan yang semakin menguatkan komitmen pernikahan, mendekatkan diri kepada Tuhan, saling menguatkan agar sabar, mencari alternatif sebagai solusi terhadap masalah ketidakhadiran seorang anak dengan cara bertanya terhadap tenaga kesehatan yang menangani masalahnya dan berbagi dengan Universitas Sumatera Utara pasangan lain yang memiliki masalah yang sama. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh positif dukungan yang diberikan kepada perempuan dengan masalah infertilitas. Jika individu berada pada posisi stress manusia akan menggunakan berbagai cara untuk mengatasinya, individu dapat menggunakan satu atau lebih sumber koping yang tersedia. Seseorang yang mengalami masalah serius dan dianggap sebagai penyakit akan menunjukkan kesadaran yang tinggi terhadap kepercayaannya yang tampak pada perilakunya sehari-hari. Individu memerlukan segala usaha untuk mengatasi stress akibat kondisi yang dialaminya. Memiliki strategi koping sangat penting untuk melanjutkan hidup tanpa anak- anak . Mekanisme koping tergantung pada sumber daya internal seperti kekuatan batin, rasa percaya diri, dan penerimaan yang benar tentang nasib mereka, mampu bergantung pada struktur dukungan atau mencoba untuk melanjutkan dengan berfokus pada masa depan. Mekanisme koping dapat digunakan individu untuk memecahkan masalah, koping yang efektif akan membantu individu terbebas dari stress yang berkepanjangan Tabong and Adongo, 2013. Studi tentang mekanisme koping pada penderita infertilitas menunjukkan bahwa mekanisme koping memiliki keterkaitan dengan respon individu dalam menghadapi masalah, hasil studi menunjukkan bahwa perempuan penderita infertilitas mengalami respon kesedihan, cemas, cemburuiri, isolasi dan marah. Dalam mengatasi masalah berkaitan dengan infertilitas pasangan menggunakan Universitas Sumatera Utara mekanisme koping dengan cara melakukan pengobatan secara medis maupun non medis, mencari informasi, pasrah dan berdoa, berusaha sabar, mengambil hikmah dari kondisi dan mencari dukungan keluarga, teman serta menceritakan masalah kepada orang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Ernestine S Donker and Jane Sandall tentang strategi koping perempuan dalam mencari pengobatan infertilitas di Ghana Utara menunjukkan bahwa mekanisme koping yang dilakukan oleh para perempuan adalah 95 mempunyai harapan situasinya akan berubah, menceritakan masalah kepada orang lain untuk mendapatkan solusi, 41 mencari pengobatan dari profesional, 85 menyimpan perasaannya sendiri dan 95 percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik. Hasil studi Davis Dearman di Amerika menunjukkan banyak perempuan yang mengalami kesedihan mendalam dan frustasi, dengan melampiaskan emosi dan menangis biasanya mereka akan merasa lebih baik. Woolet, dalam sebuah studi di Amerika Serikat menemukan bahwa koping yang dilakukan perempuan yang infertil adalah mencari bantuan medis dan menambah pengetahuan mengenai infertilitas. Hasil penelitian Parry di Amerika Serikat, Unisa di India dan Davis Dearman di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mekanisme koping yang dilakukan perempuan adalah dengan banyak membaca dan belajar mengenai keadaan mereka, berdoa dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik. Universitas Sumatera Utara

2.3. Infertilitas Dilihat dari Faktor Budaya