SEJARAH ORGANISASI WANITA KRISTEN KARO (MORIA) DI KABANJAHE KABUPATEN KARO.

(1)

SEJARAH ORGANISASI WANITA KRISTEN KARO (MORIA)

DI KABANJAHE KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NENSY STEPHANIE BR PELAWI 3123121038

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Nensy Stephanie br Pelawi, 3123121038, Sejarah Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe Kabupaten Karo, Skripsi : Program Studi Strata 1 (S1), Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya organisasi wanita kristen karo (Moria), program-program yang dijalankan oleh organisasi wanita Kristen karo (Moria) dan peranan organisasi wanita Kristen karo (Moria) bagi kemajuan wanita dalam gereja dan masyarakat di Kabanjahe Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan teknik wawancara dengan beberapa informan yang dianggap mempunyai kompetensi yang relevan dengan objek penelitian, dan studi pustaka (library research). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Organisasi wanita Kristen karo (Moria) terbentuk pada 16 Oktober 1957, merupakan kelanjutan dari perkumpulan Christely Meisjes Club Maju (CMCM) yang memiliki tujuan untuk mengabarka kabar baik, mengajak dan mendukung agar anak-anak erempuan dapat mengenyam pendidikan, memberantas poligami dan mengadakan kursus yang berguna untuk anak-anak perempuan (gadis) dan juga kaum ibu. setelah berdirinya oraganisasi wanita Kristen karo (Moria) semakin diperkuatlah kaderisasi anggota dan pelatihan keterampilan wanita semakin digiatkan sampai ke desa-desa. (2) Realisasi dari tujuan organisasi wanita Kristen karo (Moria) tampak dari program-program yang dijalankan oleh organisasi ini, yang secara khususnya membahas tentang kegiatan kerohanian dan secara umum membahas tentang permasalahan-permasalahan perempuan yang ada dalam masyarakat. (3) Perjuangan agar diakuinya keberadaan pendeta perempuan dalam gereja sebelum synode 1979 sampai pada penahbisan pendeta peremuan pertama di tahun 1987 dalam Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), tidak terleas dari peranan organisasi wanita Kristen karo (Moria).


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sejarah Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) Di Kabanjahe Kabupaten Karo” dengan

baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh ilmu, semangat, motivasi, dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh ketulusan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

3. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah dan sekaligus sebagai penguji bebas

4. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan 5. Bapak Dr. Phil. Ichwan Azhari, M.S selaku Dosen Pembimbing Akademik


(7)

iii

6. Bapak Dr. Hidayat, M.Si selaku Dosen Penguji Utama

7. Bapak/Ibu dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang banyak memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengenyam pendidikan di bangku kuliah

8. Teristimewa untuk Orang tua tercinta Nelson Pelawi dan Elianda br Bangun yang selalu mendukung baik dari segi moril maupun materil

9. Nenek Iting yang selalu memberikan dukungan dan doa

10.Bibik Tua, Bibik Tengah, Bibik Uda, Bapak Uda, Mama Uda yang tidak pernah lupa memberikan semangat dan nasehat

11.Adikku tersayang Febrina br Pelawi dan Luluinaita br Pelawi

12.Sahabatku terkasih, teman bertengkar dan teman berbagi cerita sekaligus juga teman seperjuangan dari awal masuk kuliah sampai menyusun skripsi, Sry Fanny Sidabutar, Metha Florika Sihite, Novi Septiana dan Unjuk Kita Remenda br Ginting

13.Teman-teman seperjuangan di kelas Reguler B 2012 Pendidikan Sejarah, Rani, Rafika, Kartina, jonuel, Indah Hsb, Siti, Ira, Dora, Edi, Tiwa, Dillah dan lain-lain yang tidak dapat disebutkat satu persatu, terimakasih buat empat tahun kebersamaan kita, penulis senang bisa mengenal kalian semua, Proud to be Yahudi Class

14.Teman-teman PPL/T SMP N 1 Kabanjahe terkhusus untuk, Mentari Tarigan, Ridawati Bangun, Ifni Sri Ulina Tarigan, Sri Ngenana br Barus, Tangkas Romario dan Muliater Sigiro


(8)

iv

15.Teman-teman SD 040488 Tiganderket, SMPN 1 Tiganderket dan SMAS St. Petrus Medan

16.Pdt. Suenita Sinulingga, M.Th selaku Ketua Moria Pusat dan seluruh narasumber yang member informasi dalam penulisan skripsi ini

Semoga Tuhan selalu menjaga dan memberikan kebahagiaan yang melimpah untuk kita semua. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan pembaca.

Medan, Agustus 2016 Penulis,

Nensy Stephanie br Pelawi NIM.3123121038


(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK. ... i

KATA PENGANTAR. ... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL. ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Pembatasan Masalah ... 5

1.4. Rumusan Masalah ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 5

1.6. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka... 7

2.2. Kerangka Teori. ... 9

2.2.1. Teori Organisasi ... 9

2.2.2. Teori Gender ... 10

2.3. Kerangka Konseptual ... 11

2.3.1.Konsep Peranan ... 11

2.3.2. Konsep Kemajuan. ... 13

2.4. Kerangka Berfikir ... 14

2.5. Hipotesa ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 15

3.2. Lokasi Penelitian ... 16

3.3. Sumber Data ... 16

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 18

3.5. Teknik Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. ... 21

4.2. Latar Belakang Terbentuknya Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria). 24 4.2.1. Masuknya Injil ke Tanah Karo ... 24


(10)

vi

4.2.2. Berdirinya Christely Meisjes Club Maju (CMCM) ... 35

4.2.3. Proses Pendirian Organisasi Wanita Kristen Kaaro (Moria) ... 41

4.2.4. Struktur Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria)... 51

4.3. Program Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria). ... 52

4.4. Peranan Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria). ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 66

3.2. Saran... 67 DAFTAR PUSTAKA


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1.1. Luas wilayah menurut desa/ kelurahan kecamatan Kabanjahe….. 21

Tabel 4.1.2. Statistik Ketenagakerjaan kecamatan Kabanjahe………..……….. 22

Tabel 4.1.3. Indikator Kependudukan kabanjahe……… 23

Tabel 4.1.4. Komposisi Penduduk menurut Agama ………... 24

Tabel 4.2.4. Statistik Moria GBKP di Kabupaten Karo……… 51


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang artinya garis keturunan berdasarkan ayah. Hal ini jelas dilihat dari kehidupan sosial dan budaya yang berjalan atau belaku di masyarakat karo. Anak laki-laki merupakan dambaan dalam setiap keluarga karo, karena anak laki-laki merupakan penerus marga dari ayahnya dan sekaligus juga merupakan ahli waris yang sah dari harta benda yang dimiliki oleh orang tuanya.

Perempuan dalam kehidupan masyarakat karo keberadaannya selalu dimarjinalkan, baik dari segi kehidupan sosialbudaya. Anak perempuan dalam kehidupannya dididik supaya bersikap tunduk terhadap orang tua dan menjalankan pekerjaan ibu yaitu, pekerjaan rumah tangga serta bekerja diladang. Mereka juga tidak berhak atas harta benda dari orang tuanya.

Pendidikan yang formal juga ditabukan bagi anak perempuan, jikapun mereka dapat mengenyam pendidikan hanya terbatas pada bidang kejuruan seperti memasak ataupun menjahit. Orang tua beranggapan akan menjadi sia-sia ketika anak perempuannya disekolahkan tinggi, karena nantinya juga akan ditukur (dibeli) oleh pihak laki-laki dan menjalani kehidupan untuk mengurus keluarga dan rumah saja. Tidak hanya itu saja, perempuan juga dituntut harus bersedia


(13)

2

untuk dijodohkan kepada laki-laki pilihan orang tuanya, yang biasanya merupakan Impal (anak laki-laki dari saudara perempuan ayahnya).

Pada tahun 1890 kabar baik melanda masyarakat karo. Kabar baik itu adalah masuk dan menyebarnya injil di tanah karo. Sebelum kabar baik itu masuk ke tanah karo, masyarakat karo memiliki kepercayaan atau disebut dengan agama Pemena. Penginjilan di tanah karo pertama kali dilakukan oleh Pdt. H.C.Kruyt dan Nikolas Potoh yang diutus oleh NZG (Nederlandsch Zending Genootschap). Di tanah karo Pdt. H.C.Kruyt belajar bahasa dan kebudayaan karo seperti memakai ikat kepala (erbulang), memakai kain sarung tenun khas karo (eruis) dan ikut bergotong royong (aron).

Pelayanan Pdt.H.C.Kruyt hanya berlangsung selama dua tahun saja, karena secara mendadak dia meninggalkan pelayanannya di Buluhawar, dan digantikan oleh Pdt.J.K.Wijngaarden yang menetap di buluhawar bersama istrinya. Dalam perkembangannya, Lembaga NZG melihat adanya kesenjangan antara kaum laki-laki dan wanita dalam kehidupan masyarakat karo. Karena NZG adalah lembaga keagamaan maka mereka memandang situasi itu dari segi agama pula, dimana dikatakan dalam alkitab bahwa semua manusia itu sama derajatnya atau kedudukannya dimata Tuhan tanpa melihat apakah di pria ataupun wanita.

Pada 10 Agustus 1933, dibentuklah suatu persekutuan perempuan dengan nama CMCM (Christely Meisjes Club Maju) yang dipelopori oleh: Nr. Van Den Berg, Ny. Dr. De Klein, Suster Meyer, Pertumpun Purba dan Nimai Purba. Selain dari nama-nama diatas ada juga wanita karo yang tampil sebagai pejuang yang


(14)

3

tangguh dia adalah Likas br Tarigan, wanita kelahiran 13 Juni 1924 di Sibolangit, Deli Serdang Sumatera Utara. Yang juga merupakan istri dari pejuang Karo, Letjen TNI (Purn). Djamin Ginting. Likas adalah seorang yang sangat berani menentang Patriarki. Dia menentang sikap pada zamannya yang perempuan “diperuntukkan” untuk mengurusi keluarga, ternak dan ladang hingga larut malam, dimana ketika para suami bersenang-senang di kede kopi.

Likas memiliki cita-cita yang mulia sebagai untuk menjadi seorang Guru, keinginannya untuk mengangkat martabat perempuan terus diperjuangkannya. Pidato yang beliau sampaikan dengan semangat berapi-api di pertemuan pemuda karo, agar perempuan berani menuntut hak-haknya. Beliau juga pernah pernah memimpin sekelompok wanita dan anak-anak dalam suatu pelarian. Selain menjadi seorang guru, likas br tarigan juga pernah menjabat sebagai anggota DPR pada tahun 1978-1988.

CMCM dibentuk berlandaskan akan pentingnya peranan perempuan-perempuan dalam mendukung pelayanan digereja maupun di masyarakat. Namun setelah Nr. Van Den Berk kembali ke negeri Belanda, maka tugasnya digantikan oleh Nr. Pdt. Neuman Bosch dan Nr. Pdt. Vuurmans. Program yang dijalankan oleh persekutuan ini adalah bernyany, berdoa, koor, membaca, menulis, seputar tentang kesehatan dan kebersihan, menata dan melayani jamuan makan, menjahit dan tata boga. Dalam perjalanan persekuatuan CMCM ini semakin maju maka semakin nyatalah tujuan dari CMCM yaitu Mengabarkan kabar baik, mengajak dan mendukung agar anak-anak perempuan dapat mengenyam pendidikan,


(15)

4

memberantas poligami dan mengadakan kursus yang berguna untuk anak-anak perempuan (gadis) dan juga kaum ibu.

CMCM sempat mengalami kemunduran karena pada tahun 1942 tentara jepang mendarat di Indonesia, semua orang belanda dan pendeta-pendeta belanda utusan NZG ditangkap dan segala kegiatan yang berhubungan atau dibentuk oleh belanda dihentikan. Persekutuan CMCM yang akan menjadi cikal bakal terbentuknya Moria dibawah naungan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) pada tahun 1957 yang dipelopori oleh Gr. Ag. Rahel br Sinuraya.

Penulis tertarik untuk menulis sejarah organisasi wanita Kristen karo dikarenakan keterbatasan penulisan ilmiah tentang organisasi wanita Kristen karo (Moria) dan juga terbatasnya sumer-sumber data mengenai organisasi Moria. Selain itu juga peneliti ingin mengetahui bagaimana perkembangan moria secara menyeluruh. Untuk itu penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca maupun peneliti selanjutnya.

Berdasarkan keterangan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Sejarah Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe Kabupaten Karo.”

1.2. Identifikasi Masalah

Bedasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah :


(16)

5

2. Program Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe

3. Peranan Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) terhadap kemajuan wanita dalam Gereja dan Masyarakat.

1.3. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya ruang lingkup yang akan dibahas, sehingga dalam hal ini mengharuskan peneliti untuk membatasi masalah yang ada agar penulisan ilmiah ini dapat lebih terarah sesuai dengan tujuan dari penelitian ini dilakukan. Maka peneliti membatasi masalah pada : “Sejarah Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe Kabupaten Karo”

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Latar Belakang berdirinya Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe ?

2. Apa saja Program-program Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe ?

3. Apa peranan Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) terhadap kemajuan wanita dalam Gereja dan Masyarakat ?

1.5. Tujuan Penelitian

Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena dengan berpedoman pada tujuan penelitian akan lebih mempermudah pencapaian sasaran yang diinginkan. Denagan demikian adapaun tujuan penelitian ini adalah :


(17)

6

1. Untuk Mengetahui sejarah berdirinya Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe

2. Untuk mengetahui program-program dari Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe

3. Untuk mengetahui peranan Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) terhadap kemajuan wanita dalam gereja dan masyarakat ?

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka diharapkan agar hasil penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Menambah wawasan peneliti tentang sejarah Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria)

2. Untuk menambah pengetahuan dan informasi bagi pembaca baik dari kalangan mahasiswa ataupun masyarakat umum tentang sejarah berdirinya Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria)

3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian terhadap permasalahan yang sama

4. Untuk menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED Khususnya mahasiswa jurusan pendidikan sejarah


(18)

66 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti merumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya :

1. Organisasi wanita Kristen karo (Moria) merupakan organisasi yang terbentuk pada 16 oktober 1957 di Tigabinanga karena adanya kesadaran wanita Kristen karo untuk berkumpul dan mengabarkan kabar baik serta memperbaiki kehidupan wanita dalam gereja dan masyarakat. Organisasi Moria juga merupakan kelanjutan dari perkumpulan Christely Meisjes Club Maju (CMCM) yang terbentuk pada 10 agustus 1933, untuk memperbaiki kehiduan wanita pada masyarakat karo. Karena pada masa itu kesenjangan antara peremuan dan laki-laki sangat jelas terlihat dengan begitu ditetapkanlah tujuan dari CMCM yaitu untuk mengabarka kabar baik, mengajak dan mendukung agar anak-anak perempuan dapat mengenyam pendidikan, memberantas poligami dan mengadakan kursus yang berguna untuk anak-anak perempuan (gadis) dan juga kaum ibu. 2. Program organisasi wanita Kristen karo (Moria) membahas tentang

masalah teologia secara kusus dan masalah perempuan secara umum. Dalam masalah perempuan yang berkaitan dengan “Gender” yang berkembang di masyarakat. Kemajuan Program organisasi wanita kristen karo tidak terlepas dari peranan wanita-wanita Minahasa (GMIM), yang


(19)

67

merupakan nora dari Pendeta J.P.Sibero dan nora Pendeta M.Sinulingga yang juga merupakan Pendeta

3. Organisasi wanita kristen karo (Moria) memiliki peranan terhadap wanita dalam kehidupan gereja dan masyarakat, memberikan wanita kesempatan untuk maju dengan ditahbiskannya pendeta perempuan pertama dalam Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Selain itu organisasi ini juga berperan untuk membantu perempuan dalam mengatasi permasalahan dalam kehidupan dengan mendirikan krisis center di sukamakmur.

5.2. Saran

Selama melakukan penelitian dan dalam penulisan skripsi ini, peneliti mendapatkan berbagai kendala dalam beberapa hal, seperti terbatasnya data-data pendukung yang menuliskan tentang moria dan tidak tersedianya dokumen atau catatan tangan para nora-nora pendeta yang ikut ambil bagian dalam memajukan perempuan di tanah karo. Untuk itu peneliti menyarankan kepada lembaga yang berweweng seperti Moderamen terutama Badan Pengurus Pusat (BPP) Moria untuk lebih memperhatikan bahwa ketersedian buku dan dokumen tentang moria itu adalah hal yang penting. Untuk itu perlu diadakan pendekatan antara BPP Moria dengan Moria Klasis agar setiap moria mempunyai kesadaran akan perlunya menelaah suatu sejarah tentang bagaimana terbentuknya moria sampai ke kampung mereka, karena terbentuknya moria di setiap daerah pasti berbeda-beda. Agar kedepannya jika ada penelitian yang lebih lanjut atau peneliti yang ingin meneliti tentang moria dapat memperoleh hasil yang objektif dalam penulisan karya ilmiahnya.


(20)

68

Untuk memajukan Moria ini bukan hanya menjadi tanggung jawab dari BPP Moria saja, tetapi seluruh moria dari badan yang terkecil juga harus ikut mengambil bagian dalam hal memajukan perempuan. Mereka harus memiliki kesadaran sendiri karena jika untuk memajukan moria hanya menjadi tugas dari BPP Moria sementara moria di perpulungan tidak memiliki kesadaran untuk maju maka kemajuan itu tidak akan pernah terwujud.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Daliman, A. 2012. Metodelogi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Gintings, E.P. 2015. Sejarah Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Kabanjahe : EL Penampat Grafindo

Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press

Iswary, Ery. 2010. Perempuan Makassar Relasi Gender dalam Folklor. Yogyakarta: Ombak

Karo-karo, Liasta dkk. 2002. Tanah Karo Simalem sekarang dan hari depannya. Jakarta: Yayasan Mburo Ate Tedeh

Muhyadi. 2012. Dinamika Organisasi. Yogyakarta: Ombak

Ndraha, Taliziduhu. 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta: PT RinekaCipta Remiswal. 2013. Menggugah Partisipasi Gender di Lingkungan Komunitas Lokal.

Yogyakarta: GrahaIlmu

Sinulingga, Suenita, dkk. 2008. Moria GBKP Dahulu, Sekarang dan yang Akan Datang. Medan: USU Press

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodelogi Sejarah. Yogyakarta: Ombak Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Pt Raja

GrafindoPersada

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi

Sztompka, Piotr. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada

Tanura, Liza. 2013. Gerakan Perempuan melalui Surat Kabar“ Perempoean

Bergerak di Medan 1919”. Medan: Unimed

Ahdiah,Indah. 2011. Organisasi Perempuan Sebagai Modal Sosial. ISSN:1422-3341,Volume 03, Nomor 2 : Jurnal ACADEMIA FisipUntad

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. FIS UNIMED


(1)

2. Program Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe

3. Peranan Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) terhadap kemajuan wanita dalam Gereja dan Masyarakat.

1.3. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya ruang lingkup yang akan dibahas, sehingga dalam hal ini mengharuskan peneliti untuk membatasi masalah yang ada agar penulisan ilmiah ini dapat lebih terarah sesuai dengan tujuan dari penelitian ini dilakukan. Maka peneliti membatasi masalah pada : “Sejarah Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe Kabupaten Karo”

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Latar Belakang berdirinya Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe ?

2. Apa saja Program-program Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe ?

3. Apa peranan Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) terhadap kemajuan wanita dalam Gereja dan Masyarakat ?

1.5. Tujuan Penelitian

Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena dengan berpedoman pada tujuan penelitian akan lebih mempermudah pencapaian sasaran yang diinginkan. Denagan demikian adapaun tujuan penelitian ini adalah :


(2)

1. Untuk Mengetahui sejarah berdirinya Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe

2. Untuk mengetahui program-program dari Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) di Kabanjahe

3. Untuk mengetahui peranan Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria) terhadap kemajuan wanita dalam gereja dan masyarakat ?

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka diharapkan agar hasil penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Menambah wawasan peneliti tentang sejarah Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria)

2. Untuk menambah pengetahuan dan informasi bagi pembaca baik dari kalangan mahasiswa ataupun masyarakat umum tentang sejarah berdirinya Organisasi Wanita Kristen Karo (Moria)

3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian terhadap permasalahan yang sama

4. Untuk menambah daftar bacaan kepustakaan ilmiah UNIMED Khususnya mahasiswa jurusan pendidikan sejarah


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti merumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya :

1. Organisasi wanita Kristen karo (Moria) merupakan organisasi yang terbentuk pada 16 oktober 1957 di Tigabinanga karena adanya kesadaran wanita Kristen karo untuk berkumpul dan mengabarkan kabar baik serta memperbaiki kehidupan wanita dalam gereja dan masyarakat. Organisasi Moria juga merupakan kelanjutan dari perkumpulan Christely Meisjes Club Maju (CMCM) yang terbentuk pada 10 agustus 1933, untuk memperbaiki kehiduan wanita pada masyarakat karo. Karena pada masa itu kesenjangan antara peremuan dan laki-laki sangat jelas terlihat dengan begitu ditetapkanlah tujuan dari CMCM yaitu untuk mengabarka kabar baik, mengajak dan mendukung agar anak-anak perempuan dapat mengenyam pendidikan, memberantas poligami dan mengadakan kursus yang berguna untuk anak-anak perempuan (gadis) dan juga kaum ibu. 2. Program organisasi wanita Kristen karo (Moria) membahas tentang

masalah teologia secara kusus dan masalah perempuan secara umum. Dalam masalah perempuan yang berkaitan dengan “Gender” yang berkembang di masyarakat. Kemajuan Program organisasi wanita kristen karo tidak terlepas dari peranan wanita-wanita Minahasa (GMIM), yang


(4)

merupakan nora dari Pendeta J.P.Sibero dan nora Pendeta M.Sinulingga yang juga merupakan Pendeta

3. Organisasi wanita kristen karo (Moria) memiliki peranan terhadap wanita dalam kehidupan gereja dan masyarakat, memberikan wanita kesempatan untuk maju dengan ditahbiskannya pendeta perempuan pertama dalam Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Selain itu organisasi ini juga berperan untuk membantu perempuan dalam mengatasi permasalahan dalam kehidupan dengan mendirikan krisis center di sukamakmur.

5.2. Saran

Selama melakukan penelitian dan dalam penulisan skripsi ini, peneliti mendapatkan berbagai kendala dalam beberapa hal, seperti terbatasnya data-data pendukung yang menuliskan tentang moria dan tidak tersedianya dokumen atau catatan tangan para nora-nora pendeta yang ikut ambil bagian dalam memajukan perempuan di tanah karo. Untuk itu peneliti menyarankan kepada lembaga yang berweweng seperti Moderamen terutama Badan Pengurus Pusat (BPP) Moria untuk lebih memperhatikan bahwa ketersedian buku dan dokumen tentang moria itu adalah hal yang penting. Untuk itu perlu diadakan pendekatan antara BPP Moria dengan Moria Klasis agar setiap moria mempunyai kesadaran akan perlunya menelaah suatu sejarah tentang bagaimana terbentuknya moria sampai ke kampung mereka, karena terbentuknya moria di setiap daerah pasti berbeda-beda. Agar kedepannya jika ada penelitian yang lebih lanjut atau peneliti yang ingin meneliti tentang moria dapat memperoleh hasil yang objektif dalam penulisan karya ilmiahnya.


(5)

Untuk memajukan Moria ini bukan hanya menjadi tanggung jawab dari BPP Moria saja, tetapi seluruh moria dari badan yang terkecil juga harus ikut mengambil bagian dalam hal memajukan perempuan. Mereka harus memiliki kesadaran sendiri karena jika untuk memajukan moria hanya menjadi tugas dari BPP Moria sementara moria di perpulungan tidak memiliki kesadaran untuk maju maka kemajuan itu tidak akan pernah terwujud.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Daliman, A. 2012. Metodelogi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Gintings, E.P. 2015. Sejarah Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Kabanjahe : EL Penampat Grafindo

Gottschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press

Iswary, Ery. 2010. Perempuan Makassar Relasi Gender dalam Folklor. Yogyakarta: Ombak

Karo-karo, Liasta dkk. 2002. Tanah Karo Simalem sekarang dan hari depannya. Jakarta: Yayasan Mburo Ate Tedeh

Muhyadi. 2012. Dinamika Organisasi. Yogyakarta: Ombak

Ndraha, Taliziduhu. 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta: PT RinekaCipta Remiswal. 2013. Menggugah Partisipasi Gender di Lingkungan Komunitas Lokal.

Yogyakarta: GrahaIlmu

Sinulingga, Suenita, dkk. 2008. Moria GBKP Dahulu, Sekarang dan yang Akan Datang. Medan: USU Press

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodelogi Sejarah. Yogyakarta: Ombak Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Pt Raja

GrafindoPersada

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Andi

Sztompka, Piotr. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada

Tanura, Liza. 2013. Gerakan Perempuan melalui Surat Kabar“ Perempoean

Bergerak di Medan 1919”. Medan: Unimed

Ahdiah,Indah. 2011. Organisasi Perempuan Sebagai Modal Sosial. ISSN:1422-3341,Volume 03, Nomor 2 : Jurnal ACADEMIA FisipUntad

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah. FIS UNIMED