Karakteristik Streptococcus mutans Peran Streptococcus mutans Terhadap Pembentukan Karies

Cengkeh juga tidak hanya menekan pembentukan karies malah merupakan obat bius alami karena minyak eugenol di dalamnya yang sering digunakan untuk prosedur gigi pada abad ini serta dapat digunakan sebagai mengawal muntah-muntah, menghilangkan batuk, diare, sakit lambung, menghilangkan rasa sakit dan menstimulasi syaraf. 19,20 Minyak yang berasal dari cengkeh begitu kuat, dan ini sering digunakan untuk obat-obatan baik topikal maupun internal. Minyak ini mengandung senyawa yang membantu sirkulasi darah dan dapat merangsang kulit ketika diterapkan secara langsung. 21

2.2 Streptococcus mutans

Streptococcus mutans adalah bakteri Gram-positif, fakultatif anaerob yang paling sering ditemukan pada rongga mulut dan berperan penting dalam proses terjadinya karies. Mikroba ini pertama kali ditemukan oleh J. Killian Clarke pada tahun 1942. Clarke memberikan nama Streptococcus yang paling banyak terdapat pada karies gigi sebagai Streptococcus mutans disebabkan karena morfologinya yang sangat bervariasi. Nama mutans disebabkan karena morfologinya yang sangat bervariasi. Nama mutans itu sendiri juga merupakan hasil dari transisi yang sering terjadi dari bentuk coccal ke bentuk coccobacillary. 22

2.2.1 Karakteristik Streptococcus mutans

Karakteristik dari Streptococcus mutans adalah berbentuk bulat sampai lonjong dengan diameter 0,6-1,0 µm, non motil, fakultatif anaerob, Gram positif, katalase negatif, tidak berspora, dapat tumbuh optimum pada suhu 37 o C dengan pH antara 13 7,4-7,6. Morfologi koloni berwarna opak, berdiameter 0,5-1,0 mm, permukaan kasar dan hanya 7 yang licin dan bersifat mukoid. Streptococcus mutans termasuk jenis bakteri golongan Streptococcus hemoliticus tipe alpha secara normal dapat ditemukan dalam rongga mulut dan saluran napas bagian atas. 23 Morfologi Streptococcus mutans secara maroskopis dan mikroskopis dapat dilihat pada gambar 1. 24 Gambar 1. Morfologi Streptococcus mutans secara makroskopis dan mikroskopis. 24 Streptococcus mutans bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam, mampu tinggal pada lingkungan asam dan menghasilkan suatu polisakarida yang melekat disebut dextran. Oleh karena kemampuan ini, Streptococcus mutans dapat melekat dan mendukung bakteri lain menuju ke enamel gigi, melekat mendukung bakteri-bakteri lain, pertumbuhan bakteri asidogenik yang lainnya dan asam melarutkan enamel gigi. 23

2.2.2 Peran Streptococcus mutans Terhadap Pembentukan Karies

Streptococcus mutans merupakan agen penyeba utama karies pada manusia. Kemampuan bakteri ini melekat pada permukaan gigi merupakan hal terpenting bagi perkembangan karies. Sukrosa dari makanan, dapat digunakan Streptococcus mutans untuk meningkatkan koloninya dalam rongga mulut. Streptococcus mutans mempunyai dua enzim pada dinding selnya yang dapat membentuk dua macam polisakarida ekstraseluler dari sukrosa. Fruktosa levan dihidrolisis oleh enzim fructosyltransferase dan glukosa dekstran dihidrolisis oleh enzim glucosyltransferase. 22,23 Patogenesis Streptococcus mutans terjadi melalui erosi hidroksiapatit seperti mineral dari enamel oleh asam laktat yang merupakan hasil akhir metabolik dari pertumbuhan bakteri. Konsentrasi destruksi yang signifikan dari asam ini membutuhkan akumulasi yang banyak dari Streptococcus asidogenik dalam plak gigi. Proses akumulasi diawali oleh aktivitas extracellular glucosyltransferase GTF yang beberapa disekresikan oleh Streptococcus mutans. Dengan keberadaan sukrosa, GTF mensintesa beberapa bentuk glukan ekstrakseluler dengan berat molekular tinggi. Polimer glukosa ini akan membantu agregasi dari Streptococcus lainnya melalui interaksi protein ikatan glukan glucan binding protein. Streptococcus mutans merupakan penghasil asam laktat yang paling banyak dalam proses akumulasi ini meskipun pH yang rendah dari bakteri lainnya juga memberikan kontribusi. 2,3,22,23 Pembentukan dekstran sangat penting artinya dalam kaitannya dengan sifat kariogenik bakteri ini. Dekstran ini merupakan polimer yang terdiri dari ikatan glukosa α1→3 dan α1→6 . Pembentukan α1→3 ini sangat lengket dan seperti detergen 15 sehingga tidak larut air. Kolonisasi Streptococcus mutans yang dilapisi dekstran dapat menurunkan sifat saliva sebagai pelindung dan antibakteri pada permukaan gigi. Secara fisik dekstran dapat menghambat difusi asam ke dalam saliva, akibatnya terjadi lokalisasi produk asam dengan konsentrasi yang tinggi pada permukaan enamel. Asam ini akan menurunkan pH rongga mulut sehingga mampu menyebabkan demineralisasi enamel. Apabila terjadi terus menerus akan memicu terjadinya dekalsifikasi dentin dan mempercepat terjadinya karies gigi. 2,3,22

2.3 Karies Gigi