BAB 3 HUBUNGAN KADAR ANTIOKSIDAN DENGAN PENYAKIT
PERIODONTAL
Antioksidan terdapat dalam seluruh cairan dan jaringan tubuh yang berfungsi melindungi tubuh
terhadap pembentukan radikal bebas. Secara khusus, antioksidan di
rongga mulut banyak terdapat pada saliva, plasma dan gingival crevicular fluid GCF.
Pada penderita penyakit periodontal, jaringan periodonsium yang rusak akibat produksi ROS berkaitan dengan kurangnya pertahanan antioksidan.
12,18,20
Berikut akan dibahas tentang kadar antioksidan dalam saliva, GCF dan plasma pada penderita periodontitis.
3.1 Kadar Antioksidan Pada Penderita Periodontitis
Aktivitas antioksidan secara signifikan berbanding terbalik dengan keparahan penyakit periodontal.
18
Pada tahun 2004, sebuah penelitian untuk menentukan kadar antioksidan lokal dan perifer terhadap kesehatan periodontal menemukan antioksidan lokal
terdiri dari saliva dan GCF sedangkan antioksidan perifer terdiri dari plasma darah dan serum darah. Data tersebut menunjukkan bahwa penumpukan antioksidan dalam GCF
secara signifikan lebih besar dibanding plasma dan serum, hal ini menunjukkan bahwa antioksidan lebih banyak disintesis di dalam sulkus gingiva.
10
20
Universitas Sumatera Utara
3.2 Kadar Antioksidan Dalam Saliva Pada Penderita Periodontitis
Pada saliva juga dapat ditemukan antioksidan seperti urate, albumin dan asam askorbat yang berperan penting dalam memberikan perlindungan dengan cara menghalangi
radikal bebas yang merusak jaringan.
18
Uric acid merupakan zat antioksidan yang dominan terdapat dalam saliva.
20
Saliva juga mengandung air, protein, elektrolit, GCF, serum, sel- sel, bakteri dan molekul organik. Saliva mengandung berbagai antioksidan yang
dipengaruhi oleh reaksi inflamasi. Pertahanan antioksidan pada saliva yang buruk akan mempengaruhi kesehatan periodontal.
11
Saliva memiliki peranan penting sebagai vektor pembawa antioksidan pada rongga mulut sehingga kadar antioksidan saliva yang
berkurang berkaitan dengan kesehatan oral yang buruk.
18
Penelitian yang dilakukan oleh Sculley DV, dkk terhadap 129 subjek yang berusia 39-76 tahun telah menunjukkan hubungan antara status antioksidan dalam seluruh saliva
dengan status penyakit periodontal.
18
Prosedur penelitian telah dilakukan dengan cara Community Periodontal Index of Treatment Needs CPITN untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat kondisi jaringan
periodonsium. Prosedur pemeriksaan melibatkan penyisipan sebuah probe periodontal antara gigi dan gingiva pada kekuatan standar untuk mengukur kedalaman saku,
dikombinasikan dengan penilaian akumulasi kalkulus pada permukaan subgingiva gigi sehingga subjek dapat dikategorikan kepada tiga kelompok yaitu kelompok dengan
penyakit periodontal parah CPITN 11, n= 46, penyakit periodontal sedang CPITN 11- 14, n= 37 dan kelompok ketiga yang dikategorikan penyakit periodontal ringan dan sehat
CPITN 14, n= 46. Aktivitas total antioksidan TAA ditentukan dalam saliva 21
Universitas Sumatera Utara
menggunakan ferric reducing ability of plasma FRAP, konsentrasi askorbat dalam saliva juga ditentukan dengan menggunakan metode kalorimetri dari Butts dan Mulvihill, uric
acid diuji menggunakan enzymic conversion method sigma diagnostics kit dan albumin saliva ditentukan menggunakan Bromocresol Green metode.
Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2 : Status Antioksidan dalam Saliva Melibatkan Subjek dalam Kelompok Skor CPITN Sculley DV,
Langley-Evans SC. Clinical Science 2003;105:170
Kelompok Berdasarkan Skor CPITN 11
11-14 14
Aktivitas total antioksidan µmol liter 593± 29
601±32 605± 1.3
Protein karbonil fmol g protein 24.77±5,42
7.36± 5.97 6.36± 5.26
Laju aliran aktivitas total antioksidanµmol · ml-1 · min-1 0.21 ±0.02
0.26 ±0.02 0.27 ±0.02
Laju aliran askorbat nmol ・
ml −1
・ min-1
3.59±0.44 3.59 ±0.50
3.52± 0.48
Laju aliran albumin nmol ・
ml −1
・ min
−1 4.99± 084
4.96± 0.99 4.11 ±0.95
Laju aliran uric acid nmol ・
ml −1
・ min
−1 66.9 ±10.8
86.8 ±12.5 101.8±12.2
Laju aliran saliva mlmin 2.23 ±0.21
2.21 ±0.17 2.22± 0.15
Perokok 16.1 9.7
22
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 menunjukkan bahwa subjek dengan status kesehatan periodontal yang buruk cenderung memiliki kerusakan oksidatif yang lebih besar, hal ini dibuktikan dengan
adanya kadar protein karbonil yang tinggi dalam saliva. Kondisi ini menunjukkan adanya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh ROS. Laju aliran TAA pada subjek dengan
CPITN rendah 11 juga didapati rendah. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa subjek dengan CPITN rendah lebih banyak mengalami kerusakan oksidatif sehingga menyebabkan
destruksi jaringan periodonsium.
3.3 Kadar Antioksidan Dalam Gingival Crevicular Fluid GCF Pada Penderita Periodontitis