INDEKS EROSI BERDASARKAN KEMIRINGAN DAN PANJANG LERENG DI DESA SEMANGAT GUNUNG KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO.

(1)

INDEKS EROSI BERDASARKAN KEMIRINGAN DAN

PANJANG LERENG DI DESA SEMANGAT GUNUNG

KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

WAIRUL ANWAR NIM. 309131081

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

vi

ABSTRAK

Wairul Anwar, NIM 309131081. Indeks Erosi Berdasarkan Kemiringan dan

Panjang Lereng Di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui (1). Besar indeks kemiringan lereng di Desa Semangat Gunung. (2). Besar indeks panjang lereng di Desa Semangat Gunung. (3). Besar indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng di Desa Semangat Gunung.

Penelitian ini dilakukan di Desa Semangat Gunung tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini satuan lahan berdasarkan satuan bentuk lahan, kemiringan lereng dan penggunaan lahan yang ada di Desa Semangat Gunung dan untuk memperoleh sampel dengan menggunakan tehnik Stratified purposive sampling, dengan satuan lahan sebagai perimbangannya terdiri dari 16 satuan lahan. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah tehnik pengukuran, studi dokumenter dan observasi. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunujukkan : (1). Indeks kemiringan lereng yang paling tinggi terdapat pada satuan lahan D1. VII H yaitu 72,01 dengan kemiringan

101,76% dan luas 70 Ha (8,34%) dari luas daerah penelitian. (2). Indeks panjang lereng yang paling tinggi terdapat pada satuan lahan D1. V H yaitu 2,86 dengan

panjang lereng 180 meter dan luas 100 Ha (11,92%) dari luas daerah penelitian (3). Indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng yang paling tinggi terdapat pada satuan lahan D1. VII H yaitu 169,22 dengan kemiringan 101,76%

dan panjang lereng 122 meter dengan luas 70 Ha (8,34%) dari luas daerah penelitian. Dan indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng yang paling kecil terdapat pada satuan lahan D1. II Pr yaitu 0,47 dengan kemiringan

4,89 % dan panjang lereng 26 meter dengan luas 3 Ha (0,36%) dari luas daerah penelitian.


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Indeks Erosi Berdasarkan Kemiringan dan Panjang Lereng di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo”. Adapun tujuan skripsi ini dibuat adalah sebagai kelengkapan tugas dalam memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Sebagaimana biasa di dalam peneulisan skripsi, penulis banyak mengalami rintangan karena keterbatasan pengetahuan serta literatur yang menunjang topik ini, namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M. Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M. Si selaku ketua jurusan yang telah banyak membimbing selama mengikuti studi di Jurusan Pendidikan Geografi. 4. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan

Geografi

5. Bapak Drs. Kamarlin Pinem, M. Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak waktu dan pemikiran dalam menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini

6. Bapak Drs. W.Lumbantoruan, M.Si yang telah meluangkan waktunya dan pemikiran dalam penyelesaian skripsi ini

7. Ibu Dra. Elfayetti, M. P yang telah meluangkan waktunya dan pemikiran dalam penyelesaian skripsi ini


(6)

iv

8. Ibu Dra. Marlinang Sitompul, M. Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yag telah membimbing selama perkuliahan.

9. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis beserta Bapak siagian.

10. Kepala Desa Semangat Gunung dan staff yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

11. Teristimewa kepada Ayahanda Sumadi dan Ibunda Rasinta Br Surbakti yang telah memberikan banyak doa, pengorbanan, motivasi serta dukungan sehigga penulis dapat menjalani pendidikan untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan.

12. Buat kakak tersayang Rodiana, dan adik tersayang Frelsa Lorenta yang selalu memberi motivasi dan dukungan.

13. Buat teman-teman seperjuangan A REGULER yang telah memberi semangat dan motivasi, buat teman-teman GENG C1L4 (Noviana Tarigan, Maraden Siadari, Efrendi Sidauruk dan Harry T. Sidauruk)

Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak khususnya mahasiswa pendidikan geografi, FIS UNIMED.Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Medan, Juli 2016 Penulis

Wairul Anwar NIM. 309131081


(7)

vii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN v

ABSTRAK vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 6

C. Pembatasan Masalah 6

D. Perumusan Masalah 7

E. Tujuan Penelitian 7

F. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis 8

B. Penelitian Yang Relevan 21

C. Kerangka Berpikir 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian 25

B. Populasi dan Sampel 25

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 25 D. Teknik Pengumpulan Data 26


(8)

viii

E. Teknik Analisis Data 27

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Fisik 28

B. Keadaan Non Fisik 30

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 41

B. Pembahasan 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 66

B. Saran 67


(9)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Klasifikasi Intensitas Hujan 12 2. Klasifikasi kemiringan lereng... 14 3. Klasifikasi panjang lereng...16 4. Penggunaan lahan di Desa Semangat Gunung 29 5. Komposisi Penduduk menurut kelompok umur di Desa Semangat

Gunung kecamatan Merdeka Kabupaten Karo 31 6. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Semangat Gunung 33

7. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa

Semangat Gunung ...34 8. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Semangat

Gunung ... 35 9. Sarana dan Prasarana Transportasi di Desa Semangat Gunung 36 10. Satuan Lahan Desa Semangat Gunung 44 11. Indeks Kemiringan Lereng di Desa Semangat Gunung 49 12. Pengelompokan Kemiringan Lereng Desa Semangat Gunung 51 13. Indeks Panjang Lereng Desa Semangat Gunung 53 14. Klasifikasi Panjang Lereng Desa Semangat Gunung 54 15. Indeks Kemiringan dan Panjang Lereng Desa Semangat Gunung 56 16. Klasifikasi Indeks Erosi Berdasarkan Kemiringan Dan Panjang


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Skema kerangka berpikir 24

2. Peta Kabupaten Karo ... 38 3. Peta Kecamatan Merdeka ... 39 4. Peta Desa Semangat Gunung 40 5. Peta Bentuk Lahan………... 45 6. Peta Kemiringan Lereng Desa Semangat Gunung 46 7. Peta Penggunaan Lahan Desa Semangat Gunung ... 47 8. Peta Satuan Lahan Desa Semangat Gunung 48 9. Penggunaan Lahan Yang Mengikuti Arah kemiringan Lereng di Desa

Semangat Gunung ... 52 10. Lahan Hutan di Desa Semangat Gunung………. 55 11. Penggunaan Lahan Kebun Campuran (kopi, buncis dan cabai) di Desa

Semangat Gunung 59

12. Lahan Semak Belukar di Desa Semangat Gunung………... 60 13. Penggunaan Lahan Semak Belukar dengan kemiringan 13,87% dan

panjang lereng 41 meter 71

14. Penggunaan Lahan Kebun campuran (brokoli, cabai dan wortel) dengan kemiringan 14,76% dan panjang lereng 104 meter 71 15. Penggunaan Lahan Hutan dengan kemiringan 44,52% dan panjang

lereng 180 meter 72

16. Penggunaan Lahan Kebun campuran (kopi,terong dan buncis) dengan kemiringan 7,34% dan panjang lereng 80 meter 73 17. Penggunaan Lahan sawah dengan kemiringan 4,19% dan

panjang lereng 93 meter 74

18. Pengukuran kemiringan lereng dengan abney level 75 19. Pengukuran panjang lereng dengan menggunakan meteran 76


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Lembar Pengukuran di Lapangan 69 2. Hasil Pengukuran di Lapangan 70 3. Penggunaan Lahan Semak Belukar dengan kemiringan 13,87% dan

panjang lereng 41 meter 71

4. Penggunaan Lahan Kebun campuran (brokoli, cabai dan wortel)

dengan kemiringan 14,76% dan panjang lereng 104 meter 71 5. Penggunaan Lahan Kebun campuran (kopi,terong dan buncis) dengan

kemiringan 7,34% dan panjang lereng 80 meter 72 6. Penggunaan Lahan Hutan dengan kemiringan 44,52% dan panjang

lereng 180 meter 73

7. Penggunaan Lahan sawah dengan kemiringan 4,19% dan

panjang lereng 93 meter 74

8. Pengukuran kemiringan lereng dengan abney level 75 9. Pengukuran panjang lereng dengan menggunakan meteran 76


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama semakin meningkat. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia. Dengan kata lain semakin bertambahnya penduduk akan semakin menuntut perubahan penggunaaan lahan dari pertanian ke non pertanian. Dalam perubahan penggunaan lahan tersebut, aktivitas manusia cenderung merusak lingkungan tanpa memperhatikan keseimbangan dan kelestarian alam. Banyaknya lahan pertanian yang dimanfaatkan sebagian penduduk tidak menutup kemungkinan rusaknya tanah sebagai media pertanian apabila kurang terawat.

Tanah merupakan salah satu faktor sumber daya alam yang terpenting bagi kehidupan manusia. Manusia bertahan hidup dan mencukupi segala kebutuhan hidupnya dengan mengelola tanah. Fungsi utama tanah sebagai sumber daya alam ada dua, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan, dan sebagai matriks tempat akar dan tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan dan tempat unsur-unsur hara dan air yang ditambahkan. Fungsi tanah tersebut dapat menurun atau hilang, yang menyebabkan kerusakan tanah atau yang sering disebut dengan degradasi tanah. Hilangnya fungsi tanah yang pertama dapat terus-menerus diperbaharui dengan pemupukan, tetapi hilangnya fungsi kedua tidak mudah diperbaharui oleh karena diperlukan waktu yang sangat panjang, puluhan bahkan ratusan tahun, untuk pembentukan tanah (Suripin, 2002).


(13)

2

Tanah memiliki banyak fungsi dalam kehidupan di bumi, maka kita seharusnya menjaga keseimbangan unsur hara dalam tanah dan melindungi kerusakan-kerusakan yang terjadi. Hilangnya secara berlebihan satu atau beberapa unsur hara dari zona perakaran menyebabkan merosotnya kesuburan tanah, tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup dan seimbang untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang normal, sehingga produktivitas tanah menjadi sangat rendah. Penggunaan atau pengelolaan yang salah tidak mengindahkan konservasi tanah dapat menyebabkan degradasi atau penurunan kualitas tanah.

Penurunan kualitas tanah atau degradasi tanah salah satunya dapat terjadi karena erosi yang terjadi pada tanah tersebut. Erosi atau pengikisan tanah mengakibatkan kemampuan lahan menurun karena semakin menipisnya lapisan permukaan atas tanah (top soil) akibat pencucian oleh air, yang merupakan lapisan tersubur.

Erosi pada tanah dapat terjadi secara alami dan masih bisa ditoleransi yang sering disebut dengan erosi terbolehkan. Dikatakan erosi terbolehkan atau masih boleh ditoleransi karena pengikisan yang terjadi pada tanah masuh seimbang dengan pembentukan tanah yang terjadi. Yang menjadi masalah besar adalah erosi yang terjadi akibat aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk dan pengelolaan yang tidak terkoordinir dengan baik, sehingga tanpa kita sadari setiap hari sedikit demi sedikit terjadi erosi yang berakibat fatal bagi manusia itu sendiri. Erosi ini sering juga dikatakan erosi dipercepat karena pengikisan yang terjadi lebih besar daripada pembentukan tanah.


(14)

3

Erosi tanah melalui tiga tahap, yaitu tahap pelepasan partikel tunggal dari massa tanah (detachment) dan tahap pengangkutan oleh media yang erosive

(transportasion). Pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak cukup lagi untuk

mengangkut partikel, maka akan terjadi tahap yang ketiga yaitu pengendapan.

Percikan air hujan merupakan media utama pelepasan partikel tanah. Pada saat butiran air hujan mengenai permukaan tanah yang gundul, partikel tanah dapat terlepas. Pada lahan datar partikel-partikel tanah tersebar lebih-kurang merata ke segala arah, namun untuk lahan miring terjadi dominasi ke arah bawah searah lereng. Partikel-partikel tanah yang terlepas tersebut akan menyumbat pori-pori tanah, sehingga akan menurunkan kapasitas dan laju infiltrasi, maka akan terjadi genangan air dipermukaaan tanah, yang kemudian akan menjadi aliran permukaan. Aliran permukaan ini menyediakan energi untuk mengangkut partikel-partikel yang terlepas, baik oleh percikan air hujan maupun oleh adanya aliran permukaan itu sendiri. Pada saat energi atau aliran permukaan menurun dan tidak mampu lagi mengangkut partikel tanah yang terlepas maka partikel tanah tersebut akan diendapkan, (Suripin dalam chandra, 2013)

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya erosi pada tanah dapat dilihat dari curah hujan, tipe sedimen, tipe batuan, kemiringan dan panjang lereng, tutupan vegetasi lahan dan tata guna lahan oleh manusia. Umumnya wilayah dengan curah hujan dan frekuensi yang tinggi sangat rentan dengan erosi seperti di Indonesia yang memiliki iklim dengan curah hujan yang tinggi.

Faktor topografi umumnya dinyatakan kedalam kemiringan lereng dan panjang lereng. Secara umum erosi akan meningkat dengan meningkatnya


(15)

4

kemiringan dan panjang lereng. Kemiringan dan panjang lereng merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap erosi. Pada umumnya erosi tanah banyak terjadi di lahan miring daripada di lahan datar. Kemiringan lereng mempengaruhi kecepatan limpasan air. Semakin curam suatu lereng maka kecepatan aliran semakin besar, sehingga semakin singkat kesempatan air untuk menyerap kedalam tanah. Panjang lereng mempengaruhi besarnya limpasan permukaan. Semakin panjang suatu lereng maka semakin besar limpasan sehingga akan mengakibatkan erosi yang besar (Arsyad, 2012).

Kemiringan merupakan faktor yang sangat perlu di perhatikan sejak penyiapan lahan pertanian, karena lahan yang mempunyai kemiringan curam dapat dikatakan lebih mudah terganggu atau rusak. Kemiringan lereng sangat mempengaruhi tingkat erosi, karena semakin tinggi kemiringan lereng maka tingkat erosi sangat besar. Curamnya lereng akan memperbesar energi angkut air. Selain itu dengan makin miringnya lereng, maka jumlah butir-butir tanah yang dipercik kebawah oleh tumbukan air semakin banyak. Semakin panjang lereng dan kemiringan lereng maka kerusakan dan penghancuran atau berlangsungnya erosi akan lebih besar. Dimana semakin panjang lereng pada tanah akan semakin besar pula kecepatan aliran air di permukaannya sehingga pengikisan terhadap bagian-bagian tanah makin besar (Kartasapoetra, 1988).

Kabupaten Karo merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sumatera Utara dengan luas 2.127,25 km2 . Wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 1.450 meter di atas permukaan laut dengan topografi yang bervariasi antara datar, landai, miring dan terjal.


(16)

5

Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan yang salah satunya adalah Kecamatan Merdeka yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Kecamatan Merdeka adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karo yang merupakan dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 – 1.420 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Merdeka terdiri dari 9 desa, antara lain : Deram, Ujung teran, Cinta rakyat, Sada Perarih, Semangat, Merdeka, Gongsol, Jaranguda, Semangat Gunung. Desa Semangat Gunung merupakan salah satu desa di Kecamatan Merdeka dengan luas wilayah 839 hektar. Penggunaan lahan di Desa Semangat Gunung meliputi tanah basah (60 ha), tanah kering (770 ha), permukiman (4 ha), lain – lain (5 ha) (kantor kepala Desa Semangat Gunung, 2015).

Dilihat dari penggunaan lahan diatas, penggunaan lahan di Desa Semangat Gunung lebih dominan di tanah kering. Penggunaan lahan di Desa Semangat Gunung lebih dominan digunakan untuk lahan pertanian (tanah kering). Penggunaan lahan untuk pertanian biasanya lebih besar mengalami erosi dibandingkan dengan tanah vegetasi alaminya. Tanah pertanian lebih sering diolah terus– menerus dengan tanaman silih berganti. Jika tanaman panen maka akan dilanjutkan dengan penanaman berikutnya dan terkadang dikosongkan. Proses yang demikian akan mempercepat terjadinya erosi. Desa Semangat Gunung memiliki karakteristik topografi yang terjal dan bergelombang sehingga mudah terkikis erosi. Dalam pengolahan lahan untuk daerah pertanian, kemiringan lereng sering tidak diperdulikan para petani. Pengolahan pertanian dilakukan dilahan miring dan pengolahan yang tidak berdasarkan konservasi


(17)

6

tanah yang membuat jalur atau baris tanaman tidak sesuai dengan kontur dan ini akan memperbesar aliran permukaan.

Pengolahan lahan pertanian yang searah dengan kemiringan lereng atau tidak mengikuti garis kontur juga akan mempercepat aliran permukaan. Sehubungan dengan itu, perlu dikaji indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng di Desa Semangat Gunung.

B. Identifikasi Masalah

Dalam hal terjadinya erosi, sehubungan dengan proses-prosesnya yang secara alamiah dan yang secara dipercepat, secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi erosi adalah iklim yang didalamnya termasuk intensitas curah hujan, distribusi hujan dan banyaknya curah hujan. Selain iklim, faktor yang mempengaruhi erosi adalah tanah, kemiringan dan panjang lereng, vegetasi penutup dan faktor kegiatan atau perlakuan-perlakuan manusia yang merupakan satu kesatuan erosi potensial. Kemiringan dan panjang lereng merupakan faktor yang berpegaruh terhadap terjadinya erosi terlebih di wilayah yang digunakan sebagai lahan pertanian. Pengukuran kemiringan dan panjang lereng akan mendeskipsikan besarnya indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng di Desa Semangat Gunung sehingga upaya konservasi tanah yang efektif dapat direncanakan dan dilaksanakan.

C. Pembatasan Masalah

Melihat dari luasnya indikator cakupan penyebab besarnya erosi dari lokasi penelitian, maka peneliti membatasi masalah dari daerah yang akan diteliti yaitu seluruh lereng yang ada di Desa Semangat Gunung. Dan yang menjadi


(18)

7

fokusnya adalah besarnya indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah :

1. Berapa besar kemiringan lereng di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

2. Berapa besar panjang lereng di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

3. Berapa besar indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kemiringan lereng di Desa Semangat Gunung kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

2. Untuk mengetahui panjang lereng di Desa Semangat Gunung kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

3. Untuk mengetahui indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat khususnya petani, pemerintah, dan instansi terkait, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya konservasi lahan.

2. Memberikan sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan khususnya geografi 3. Sebagai referensi bagi peneliti lain dalam bidang yang sama pada tempat dan


(19)

66

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Indeks erosi berdasarkan kemiringan paling besar terdapat pada satuan lahan D1.

VII H dengan kemiringan lereng 101,76% dengan penggunaan lahan hutan memiliki luas 70 Ha (8,34%) dari luas daerah penelitian dengan besar indeks kemiringan 72,01 dan Indeks kemiringan lereng paling kecil terdapat pada kemiringan lereng 4,19% dengan penggunaan lahan sawah dengan luas 23Ha (2,74%) dengan indeks 0,36. Rata-rata indeks kemiringan lereng di Desa Semangat Gunung adalah 8,83. Hal tersebut menunjukkan Indeks kemiringan lereng tergolong tinggi.

2. Satuan lahan yang memiliki indeks panjang lereng yang lebih besar terlihat pada satuan lahan D1. V H dengan panjang lereng 180 meter dengan indeks 2,86 dan

indeks panjang lereng yang paling kecil terlihat pada lereng dengan panjang 25 meter dengan indeks sebesar 1,06. Rata-rata indeks panjang lereng di Desa Semangat Gunung adalah sebesar 1,60. Hal tersebut menunjukkan Indeks panjang lereng Desa Semangat Gunung tergolog tinggi dan lereng-lereng yang ada di Desa Semangat Gunung tergolong dalam kelompok sangat pendek.

3. Satuan lahan yang memiliki indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng yang paling besar terdapat pada satuan D1. VII H adalah 169,22 dengan

kemiringan 101,76% dan panjang lereng 122 meter dengan penggunaan lahan hutan dan memiliki luas 70 Ha (8,34%) dari luas daerah penelitian. Sedangkan indeks yang paling kecil adalah 0,47 terdapat pada satuan lahan D1 II Pr dengan


(20)

67

kemiringan 4,89 % dan panjang lereng 26 meter dengan penggunaan lahan pemukiman dan memiliki luas 3 Ha (0,36%) dari luas daerah penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng tergolong tinggi.

B. Saran

1. Satuan lahan Desa Semangat Gunung yang memiliki indeks kemiringan yang tinggi sebaiknya dilakukan konservasi dengan pola tanam yang mengikuti atau sesuai dengan garis kontur untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan yang menyebabkan erosi dan memperhatikan tanaman penutup lahan yang sesuai dengan kemiringan lereng tersebut.

2. Satuan lahan yang memiliki indeks panjang lereng paling tinggi sebaiknya menerapkan pola tanam dengan cara membuat teras-teras untuk memperpendek lereng tersebut sehingga aliran permukaan pada lereng tersebut tidak merusakan

top soil atau lapisan tanah paling atas yang merupakan lapisan tersubur. Dengan

upaya ini erosi yang terjadi tidak akan menggangu kesuburan lahan tersebut.

3. Pada satuan lahan yang memiliki indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng paling besar dibutuhkan upaya konservasi yang tepat dalam pengelolaan lahan tersebut untuk mengurangi dan mencegah terjadinya erosi. Instansi pemerintah dan penduduk serta instansi swasta memerlukan kerja sama dalam pengolahan lahan di Desa Semangat Gunung agar tidak terjadi kerusakan lahan (degradasi) yang diakibatkan oleh erosi.


(21)

68

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Sitanala. 2012. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press.

Asdak Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yokyakarta : Gadjah Mada University Press.

Elfayetti. 2011. Geografi Pertanian. Medan : Universitas Negeri Medan.

Karlija, Siti. 2006. Evaluasi Kemampuan Lahan di Sub Daerah Aliran Sungai Gotigoti Aek Sigeaon Hulu Kecamatan Sipoholon Tapanuli Utara Sumatera Utara. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Kartasapotra. 2005. Teknologi Konservassi Tanah dan Air. Jakarta : Rineka Cipta. Rahim, Supli Effendi. 2006. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka

Pelestarian Lingkungan hidup. Jakarta : Bumi Aksara.

Rayes, Luthfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Yokyakarta : Andi Offset.

Simanungkalit, Nahor.2004. Evaluasi Kemampuan Lahan dan tingkat Bahaya Erosi Untuk Prioritas Konservasi Tanah Di Sub Daerah Aliran Sungai Batang Toru Hulu Tapanuli Utara. Tesis (tidak diterbitkan). Yokyakarta : Program studi Geografi Fisik Jurusan Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam UGM.

Sitorus, Santun. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito.

Suranta, Eva. 2012. Indeks Erosi Berdasarkan Kemiringan dan Panjang Lereng Di Desa Pangambatan Kecamatan Merek. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yokyakarta : Andi Offset.

http://diandaningeyil.blogspot.com/2011/07/konservasi-lahan.html. Diakses 04 April 2016.

http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/klasifikasi-kemiringan-lereng.html. Diakses 13 mei 2016.


(1)

5

Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan yang salah satunya adalah Kecamatan Merdeka yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Kecamatan Merdeka adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karo yang merupakan dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 – 1.420 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Merdeka terdiri dari 9 desa, antara lain : Deram, Ujung teran, Cinta rakyat, Sada Perarih, Semangat, Merdeka, Gongsol, Jaranguda, Semangat Gunung. Desa Semangat Gunung merupakan salah satu desa di Kecamatan Merdeka dengan luas wilayah 839 hektar. Penggunaan lahan di Desa Semangat Gunung meliputi tanah basah (60 ha), tanah kering (770 ha), permukiman (4 ha), lain – lain (5 ha) (kantor kepala Desa Semangat Gunung, 2015).

Dilihat dari penggunaan lahan diatas, penggunaan lahan di Desa Semangat Gunung lebih dominan di tanah kering. Penggunaan lahan di Desa Semangat Gunung lebih dominan digunakan untuk lahan pertanian (tanah kering). Penggunaan lahan untuk pertanian biasanya lebih besar mengalami erosi dibandingkan dengan tanah vegetasi alaminya. Tanah pertanian lebih sering diolah terus– menerus dengan tanaman silih berganti. Jika tanaman panen maka akan dilanjutkan dengan penanaman berikutnya dan terkadang dikosongkan. Proses yang demikian akan mempercepat terjadinya erosi. Desa Semangat Gunung memiliki karakteristik topografi yang terjal dan bergelombang sehingga mudah terkikis erosi. Dalam pengolahan lahan untuk daerah pertanian, kemiringan lereng sering tidak diperdulikan para petani. Pengolahan pertanian dilakukan dilahan miring dan pengolahan yang tidak berdasarkan konservasi


(2)

tanah yang membuat jalur atau baris tanaman tidak sesuai dengan kontur dan ini akan memperbesar aliran permukaan.

Pengolahan lahan pertanian yang searah dengan kemiringan lereng atau tidak mengikuti garis kontur juga akan mempercepat aliran permukaan. Sehubungan dengan itu, perlu dikaji indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng di Desa Semangat Gunung.

B. Identifikasi Masalah

Dalam hal terjadinya erosi, sehubungan dengan proses-prosesnya yang secara alamiah dan yang secara dipercepat, secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi erosi adalah iklim yang didalamnya termasuk intensitas curah hujan, distribusi hujan dan banyaknya curah hujan. Selain iklim, faktor yang mempengaruhi erosi adalah tanah, kemiringan dan panjang lereng, vegetasi penutup dan faktor kegiatan atau perlakuan-perlakuan manusia yang merupakan satu kesatuan erosi potensial. Kemiringan dan panjang lereng merupakan faktor yang berpegaruh terhadap terjadinya erosi terlebih di wilayah yang digunakan sebagai lahan pertanian. Pengukuran kemiringan dan panjang lereng akan mendeskipsikan besarnya indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng di Desa Semangat Gunung sehingga upaya konservasi tanah yang efektif dapat direncanakan dan dilaksanakan.

C. Pembatasan Masalah

Melihat dari luasnya indikator cakupan penyebab besarnya erosi dari lokasi penelitian, maka peneliti membatasi masalah dari daerah yang akan diteliti yaitu seluruh lereng yang ada di Desa Semangat Gunung. Dan yang menjadi


(3)

7

fokusnya adalah besarnya indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah :

1. Berapa besar kemiringan lereng di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

2. Berapa besar panjang lereng di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

3. Berapa besar indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kemiringan lereng di Desa Semangat Gunung kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

2. Untuk mengetahui panjang lereng di Desa Semangat Gunung kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

3. Untuk mengetahui indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng di Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat khususnya petani, pemerintah, dan instansi terkait, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya konservasi lahan.

2. Memberikan sumbangan teoritis bagi ilmu pengetahuan khususnya geografi 3. Sebagai referensi bagi peneliti lain dalam bidang yang sama pada tempat dan


(4)

66

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Indeks erosi berdasarkan kemiringan paling besar terdapat pada satuan lahan D1. VII H dengan kemiringan lereng 101,76% dengan penggunaan lahan hutan memiliki luas 70 Ha (8,34%) dari luas daerah penelitian dengan besar indeks kemiringan 72,01 dan Indeks kemiringan lereng paling kecil terdapat pada kemiringan lereng 4,19% dengan penggunaan lahan sawah dengan luas 23Ha (2,74%) dengan indeks 0,36. Rata-rata indeks kemiringan lereng di Desa Semangat Gunung adalah 8,83. Hal tersebut menunjukkan Indeks kemiringan lereng tergolong tinggi.

2. Satuan lahan yang memiliki indeks panjang lereng yang lebih besar terlihat pada satuan lahan D1. V H dengan panjang lereng 180 meter dengan indeks 2,86 dan indeks panjang lereng yang paling kecil terlihat pada lereng dengan panjang 25 meter dengan indeks sebesar 1,06. Rata-rata indeks panjang lereng di Desa Semangat Gunung adalah sebesar 1,60. Hal tersebut menunjukkan Indeks panjang lereng Desa Semangat Gunung tergolog tinggi dan lereng-lereng yang ada di Desa Semangat Gunung tergolong dalam kelompok sangat pendek.

3. Satuan lahan yang memiliki indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng yang paling besar terdapat pada satuan D1. VII H adalah 169,22 dengan kemiringan 101,76% dan panjang lereng 122 meter dengan penggunaan lahan hutan dan memiliki luas 70 Ha (8,34%) dari luas daerah penelitian. Sedangkan indeks yang paling kecil adalah 0,47 terdapat pada satuan lahan D1 II Pr dengan


(5)

67

kemiringan 4,89 % dan panjang lereng 26 meter dengan penggunaan lahan pemukiman dan memiliki luas 3 Ha (0,36%) dari luas daerah penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng tergolong tinggi.

B. Saran

1. Satuan lahan Desa Semangat Gunung yang memiliki indeks kemiringan yang tinggi sebaiknya dilakukan konservasi dengan pola tanam yang mengikuti atau sesuai dengan garis kontur untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan yang menyebabkan erosi dan memperhatikan tanaman penutup lahan yang sesuai dengan kemiringan lereng tersebut.

2. Satuan lahan yang memiliki indeks panjang lereng paling tinggi sebaiknya menerapkan pola tanam dengan cara membuat teras-teras untuk memperpendek lereng tersebut sehingga aliran permukaan pada lereng tersebut tidak merusakan top soil atau lapisan tanah paling atas yang merupakan lapisan tersubur. Dengan upaya ini erosi yang terjadi tidak akan menggangu kesuburan lahan tersebut.

3. Pada satuan lahan yang memiliki indeks erosi berdasarkan kemiringan dan panjang lereng paling besar dibutuhkan upaya konservasi yang tepat dalam pengelolaan lahan tersebut untuk mengurangi dan mencegah terjadinya erosi. Instansi pemerintah dan penduduk serta instansi swasta memerlukan kerja sama dalam pengolahan lahan di Desa Semangat Gunung agar tidak terjadi kerusakan lahan (degradasi) yang diakibatkan oleh erosi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Sitanala. 2012. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press.

Asdak Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yokyakarta : Gadjah Mada University Press.

Elfayetti. 2011. Geografi Pertanian. Medan : Universitas Negeri Medan.

Karlija, Siti. 2006. Evaluasi Kemampuan Lahan di Sub Daerah Aliran Sungai Gotigoti Aek Sigeaon Hulu Kecamatan Sipoholon Tapanuli Utara Sumatera Utara. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Kartasapotra. 2005. Teknologi Konservassi Tanah dan Air. Jakarta : Rineka Cipta. Rahim, Supli Effendi. 2006. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka

Pelestarian Lingkungan hidup. Jakarta : Bumi Aksara.

Rayes, Luthfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Yokyakarta : Andi Offset.

Simanungkalit, Nahor.2004. Evaluasi Kemampuan Lahan dan tingkat Bahaya Erosi Untuk Prioritas Konservasi Tanah Di Sub Daerah Aliran Sungai Batang Toru Hulu Tapanuli Utara. Tesis (tidak diterbitkan). Yokyakarta : Program studi Geografi Fisik Jurusan Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam UGM.

Sitorus, Santun. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito.

Suranta, Eva. 2012. Indeks Erosi Berdasarkan Kemiringan dan Panjang Lereng Di Desa Pangambatan Kecamatan Merek. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yokyakarta : Andi Offset.

http://diandaningeyil.blogspot.com/2011/07/konservasi-lahan.html. Diakses 04 April 2016.

http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/klasifikasi-kemiringan-lereng.html. Diakses 13 mei 2016.