6. Oven pengering drying oven
7. Universal Testing Machine UTM
8. Speaker
9. Signal Generator
10. Osiloskop
11. Sound Level Meter SLM
3.4. Variabel dan Parameter 3.4.1. Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah semen, pasir, sabut kelapa dan air.
3.4.2. Parameter
Parameter dalam penelitian ini adalah sifat fisis densitas, daya serap suara, daya serap air dan sifat mekanik kuat tekan, impak dan kekerasan.
3.5. Preparasi Sampel Batako Sabut Kelapa
Bahan baku yang digunakan pada pembuatan batako ringan terdiri dari : semen, pasir , sabut kelapa dan air. Preparasi pembuatan batako ringan dapat
dilihat pada tabel 3.1 di berikut ini :
Kode Sampel
Semen massa
Pasir massa
Sabut Kelapa massa
A B
C D
E
20 20
20 20
20 80
79 78
77 76
1 2
3 4
Universitas Sumatera Utara
F
20 75
5 Untuk menentukan pencampuran batako ringan berdasarkan massa rasio
antara semen dan agregat, yaitu 1 : 4. ssa rasio
antara semen dan agregat, yaitu 1 : 4.
Sifat Fisis: -
Densitas -
Penyerapan Air Sifat Mekanik:
- Kuat Tekan
- Kuat Impak
- Kekerasan
Pengujian Daya Serap Suara
Analisis Data dan Penghitungan
Hasil dan Pembahasan
Semen Sabut Kelapa
Pasir
Kesimpulan dan Saran
Penambahan air secukupnya
Pencampuran Pengadukan
Pencetakan Pengerasan
alami 28 hari Dikeringkan
Dipotong 1 cm
Pengujian
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Diagram Alir Prepasi Batako Ringan Berbahan Sabut Kelapa.
3.6 Pengujian Sampel Batako Sabut Kelapa
3.6.1 Uji Densitas
Untuk pengujian densitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Setelah sampel dikeringkan selama 28 hari sehingga mengalami
pengerasan, lalu dimasukan ke dalam oven untuk dikeringkan pada suhu 105
± 5 C , selama 1 jam.
2. Kemudian ditimbang massa sampel kering batako ringan,
s
m dengan menggunakan neraca digital.
3. Setelah ditimbang massanya, kemudian selama 1 jam sampel direndam,
bertujuan untuk mengoptimumkan penetrasi air terhadap sampel uji. Setelah proses penetrasi tercapai, seluruh permukaan sampel dilap
dengan kain flanel dan dicatat massa sampel setelah direndam di dalam air
b
m . 4.
Sampel digantung di dalam air dan dipastikan sampel tidak menyentuh beaker glas yang berisi air, kemudian massa sampel berikut dengan
penggantung di timbang massanya
g
m . 5.
Setelah itu tali penggantung dilepas dari sampel, lalu dicatat massa
k
penggantungnya .
Dengan mengetahui besaran-besaran tersebut diatas , maka nilai densitas batak
i Penyerapan Air
m
o ringan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.3.
3.6.2 Uj
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui besarnya penyerapan air dari batako ringan yang dibuat, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Setelah sampel yang dikeringkan selama 28 hari dan telah mengalami
pengerasan, kemudian dimasukan ke dalam oven untuk dikeringkan pada suhu 105
± 5 C selama 1 jam , sampel kemudian ditimbang
dengan neraca digital, disebut massa kering. 2.
Kemudian sampel direndam di dalam air, lalu ditimbang. Dengan mengetahui besaran-besaran tersebut diatas, maka nilai penyerapan
air batako ringan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.4.
3.6.3 Uji Kuat Tekan
Untuk pengujian kuat tekan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Sampel dibuat berbentuk selinder dan diukur diameternya . 2.
Kemudian power supply diatur sebesar 40 volt fungsinya untuk menggerakkan kearah atas maupun bawah UTM.
3. Sampel ditempatkan tepat ditengah pemberi gaya, lalu diatur kecepatan
pembebanan 2mmmenit, dan tekan ON switch maka pembebanan secara otomatis akan bergerak menekan.
4. Setelah batako ringan pecah, kemudian catat besar gaya yang
ditampilkan pada display. Dengan mengetahui besaran-besaran tersebut diatas, maka nilai kuat tekan
batako ringan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.5.
3.6.4 Uji Kuat Impak
Bentuk sampel untuk uji kuat impak adalah berbentuk balok dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 1 cm dan tinggi 2 cm.
Untuk pengujian kuat impak dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Dengan menggunakan jangka sorong diukur panjang, lebah dan tinggi sampel.
2. Atur jarum pada penunjuk energi tepat pada posisi nol, kemudian tekan
tombol godam.
Universitas Sumatera Utara
3. Catat pengukuran pada jarum penunjuk energi, nilai energi dikurangi
dengan 0,2 J sebagai energi kosong. Dengan mengetahui besaran-besaran tersebut diatas, maka nilai kuat impak
batako ringan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.6.
3.6.5 Uji Kekerasan Hardness
Alat uji yang digunakan untuk menguji kekekrasan adalah Equotip Digital Hardness Tester yang hasilnya dapat langsung dibaca dan diperoleh HBN
Hardness of Brinnel Number. Untuk uji kekerasan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut : 1.
Hardness tester dikalibrasi dengan sampel standar, sebelum dilakukan pada pengujian sampel.
2. Kemudian dilakukan pengujian pada sampel sebanyak 3 kali untuk
setiap sampel dan diambil rata-ratanya.
3.6.6. Uji Daya Redam Suara
Sampel berupa batako ringan dibentuk balok dengan ukuran 33cm x 16cm x 22cm yang merupakan kotak sampel. Pada dua sisi dinding kotak yang saling
berhadapan dibuat lubang untuk melewatkan sumber bunyi dari signal generator dan untuk menangkap bunyi yang lewat dari dalam kotak dengan sound level
meter SLM. Untuk pengujian daya redam suara dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut : 1.
Taraf intensitas bunyi dari speaker sebagai sumber bunyi diukur pada jarak 33 cm dengan sound level meter. Hasil pengukuran merupakan
taraf intensitas bunyi datang
dat
β .
Universitas Sumatera Utara
2. Sumber bunyi dari speaker dimasukkan ke dalam lubang kotak sampel,
kemudian intensitas bunyi diukur dengan sound level meter merupakan taraf intensitas bunyi pantul
pan
TI .
3. Kemudian dihitung selisih taraf intensitas bunyi datang dengan taraf
intensitas bunyi pantul merupakan taraf intensitas bunyi serap
serap
β .
Dengan mengetahui besaran-besaran tersebut diatas, maka nilai daya redam batako ringan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.7.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian batako ringan lightweight dari bahan baku campuran
semen, pasir, sabut kelapa dan air setelah mengalami pengerasan ageing selama
28 hari untuk mengetahui karakterisasi batako ringan dari pengukuran besar – besaran mekanik dan fisis yaitu kuat tekan, kuat pukul, kekerasan, densitas, dan
penyerapan air serta daya redam suara masing – masing akan dibahas secara rinci sebagai berikut :
4.1 Densitas Density
Dari pengukuran data densitas terhadap penambahan sabut kelapa seperti yang terlihat pada tabel 6.1 dapat dibuat grafik hubungan antara densitas grcm
3
terhadap komposisi sabut kelapa seperti yang tampak pada gambar 4.1 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Hubungan densitas terhadap penambahan sabut kelapa pada
pembuatan batako ringan. Hasil pengukuran densitas dari batako ringan dengan campuran bahan
baku semen, pasir, dan sabut kelapa yang dikeringkan secara alami selama 28 hari seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.1 berkisar antara 1,61 – 1,53 grcm
3
. Dari gambar 4.1, terlihat bahwa nilai densitas batako tanpa sabut kelapa 0
dikeringkan selama 28 hari adalah 1,61 grcm
3
. Pada penambahan 1 sabut kelapa, nilai densitas batako diperoleh 1,6
grcm
3
. Apabila dilihat dari nilai densitas yang diperoleh dengan penambahan 1 sabut kelapa maka batako ini termasuk dalam klasifikasi batako ringan struktural
structural lightweight concretes dengan densitas berkisar 1,4 – 1,8 grcm
3
Iman Satyarno, 2004.
Untuk penambahan 2 sabut kelapa ,nilai densitas batako mengalami penurunan adalah 1,56 grcm
3
. Sedangkan penambahan 3 sabut kelapa, nilai densitas batako menjadi 1,55 grcm
3
,. Untuk penambahan 4 sampai 5 sabut kelapa, nilai densitas batako adalah 1,53 grcm
3
. Walaupun nilai densitas yang dihasilkan turun tetapi batako ini juga masih terkategori batako ringan struktural
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas tampak bahwa dengan penambahan komposisi agregat sabut kelapa terjadi penurunan densitas batako. Hal ini dikarenakan massa sabut
kelapa lebih ringan dari pada pasir, jika terjadi penambahan massa sabut kelapa maka massa dari batako semakin kecil sehingga nilai densitas batako semakin
menurun.
4.2 Penyerapan Air Water Absorption