Pengertian Bunyi Taraf Intensitas Bunyi Daya Serap Air Absorbsi

Air yang digunakan untuk proses pembuatan beton yang paling baik adalah air bersih yang memenuhi syarat air minum. Jika dipergunakan air yang tidak baik maka kekuatan beton akan berkurang. Air yang digunakan dalam proses pembuatan beton jika terlalu sedikit maka akan menyebabkan beton akan sulit dikerjakan, tetapi jika air yang digunakan terlalu banyak maka kekuatan beton akan berkurang dan terjadi penyusutan setelah beton mengeras.Wijanarko, W. 2008

2.4.4 Sabut Kelapa

Sabut kelapa mempunyai struktur yang serupa dengan peredam yang telah ada. Di sisi lain, kelapa dihasilkan di Indonesia dalam jumlah besar. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 1997, areal perkebunan kelapa di Indonesia mencapai luas 3.759.397 ha. Dan menurut humas Departemen Pertanian, produksi kelapa di Indonesia pada tahun 2002 mencapai 85 juta ton kelapa kering kopra. Dari hasil panen kelapa yang melimpah di Indonesia, tentunya akan dihasilkan produk sampingan berupa sabut kelapa yang sangat melimpah. Karena sabut kelapa yang dihasilkan dari sebuah Kelapa adalah sekitar 35 berat buah. Namun, belum semua sabut kelapa yang ada dimanfaatkan dengan optimal. Sabut kelapa mengandung lemak yang dapat membuat ikatan antara semen, pasir dan air dengan sabut kelapa menjadi tidak kuat sehingga dapat membentuk pori pada batako. Untuk itu diperlukan cairan NaOH atau alkohol untuk dapat melepaskan lemak pada sabut kelapa tersebut.

2.5 Pengertian Bunyi

Bunyi adalah energi gelombang yang berasal dari sumber bunyi yaitu benda yang bergetar. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang dapat merambat melalui medium. Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal Universitas Sumatera Utara sehingga mempunyi sifat-sifat yang dapat dipantulkan reflection, dapat dilenturkan diffraction dan dapat dibiaskan interferensi. 2.6 Sifat-Sifat Gelombang Bunyi 2.6.1 Pemantulan Gelombang Bunyi Terjadinya pemantulan dalan ruang tertutup dapat dimanfaatkan untuk tujuan menyebarkan gelombang bunyi secara merata dan menambah tingkat keras bunyi. Meski demikian peristiwa pemantulan ini harus diolah sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Jika tidak maka pemntulan yang terjadi justru akan merusak kualitas bunyi didalam ruang. Pemantulan bidang- bidang batas yang membentuk ruangan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu yang bersifat aksial axial, tangensial tangential dan obliq oblique. Pemantulan aksial adalah jenis pemantulan yang sebaiknya dihindari karena pantulan bolak-balik yang menggangu. Pada pemantulan aksial, gelombang bunyi mengenai permukaan dan segera dipantulkan kembali dengan kuat ke permukaan yang tepat sejajar berada di depannya. Pemantulan aksial harus dapat dihindari karena dapat menimbulkan cacat akustik pada ruangan yang disebabkan jarak tempuh pantulnya yang terlalu jauh. Pantulan yang terjadi pada bidang-bidang yang dekat dengan sumber bunyilah yang lebih bermanfaat untuk tujuan penyebaran bunyi, sementara bidang batas yang jaraknya jauh dari sumber bunyi pada umumnya akan menimbulkan pantulan yang menggangu menyebabkan ketidakjelasan bunyi. Sementara pada pemantulan tangensial dan obliq, pantulan tidak di kembalikan pada arah yang berlawanan 180 o , namun ke permukaan yang bersisian. Pada tangensial pemantulan terjadi secara horizontal dan menyentuh empat elemen pembatas ruangan, sementara pada obliq pemantulan terjadi secara meruang dan menyentuh bidang pembatas ruang. Pemantulan tangensial dan obliq dapat menimbulkan kualitas bunyi yang rendah bagi pendengar yang ada disekitar sudut ruangan. Universitas Sumatera Utara

2.6.2 Interferensi Gelombang Bunyi

Dua sumber bunyi dari dua pengeras suara yang berasal dari sebuah audio generator akan menghasilkan gelombang-gelombang bunyi yang koheren, yaitu dua gelombang dengan frekuensi sama, amplitude sama dan beda fase tetap. Jika rapatan bertemu rapatan atau regangan ketemu regangan maka terjadi penguatan bunyi konstruktif sehingga bunyi terdengar semakin keras. Jika regangan bertemu rapatan maka terjadi pelemahan bunyi destruktif sehingga bunyi terdengar semakin lemah. Secaara matematis penguatan terjadi jika selisih panjang gelombang sebesar 2n λ dan pelemahan terjadi jika selisih panjang gelombang 2n+1 . λ

2.6.3 Resonansi

Gelombang yang panjang pada bunyi yang berfrekuensi rendah menyebabkan bunyi yang berfrekuensi rendah disertai dengan getaran yang lebih hebat dibandingkan bunyi yang berfrekuensi tinggi. Getaran hebat itu tidak dapat diabaikan karena sangat memungkinkan untuk menyebabkan terjadinya resonansi. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya objek lain selain sumber bunyi akibat getaran yang terjadi pada sumber bunyi. Pada alat musik berbentuk pipa organa tertutup yaitu salah satu atau kedua ujung pipanya tertutup, resonansi terjadi jika : I = 14 λ , 34 λ , 54 λ ,…dan seterusnya, dengan I adalah panjang pipa dan λ adalah panjang gelombnag bunyi. Cepat rambat bunyi dapat dicari dengan rumus : v = f . λ 2.1 dengan ; v = cepat rambat bunyi ms f = frekuensi bunyi Hz λ = panjang gelombang bunyi m

2.7 Taraf Intensitas Bunyi

Kepekaan telinga manusia normal terhadap intensitas bunyi memiliki dua ambang, yaitu ambang pendengaran dan ambang rasa sakit. Intensitas ambang Universitas Sumatera Utara pendengaran I adalah Intensitas terkecil yang masih dapat menimbulkan rangsangan pendengaran pada telinga manusia adalah 10 -12 Wm 2 , sedangkan intensitas terbesar yang masih dapat diterima telingan manusia tanpa sakit 1 Wm 2 , yang disebut intensitas ambang pendengaran. Taraf Intensitas bunyi adalah logaritma perbandingan antara intensitas bunyi dengan intensitas ambang pendengaran manusia. Secara matematis dapat dituliskan. β = 10 log 2.2 dimana: β = Taraf Intensitas db I = Intensitas bunyi Wm 2 I = Intensitas ambang pendengaran 10 -12 Wm 2

2.8 Daya Serap Air Absorbsi

Untuk pengujian penyerapan air, dipakai 3 buah benda uji setiap variasi percobaan dalam keadaan utuh dengan peralatan sebagai berikut SNI02-2113- 200 : 1. Timbangan dengan ketelitian sampai 0,5 dari berat contoh uji. 2. Oven pengering yang dapat mencapai 105 ± 5 C Benda diuji seutuhnya direndam dalam air bersih yang bersuhu ruangan selama 24 jam. Kemudian benda uji diangkat dari rendaman, dan air sisanya dibiarkan meniris kurang dari 1 menit, lalu permukaan benda uji diseka dengankain lembab agar air yang berlebihan yang masih melekat dibidang permukaan benda uji terserap kain lembab itu. Benda uji kemudian ditimbang A. Setelah itu benda uji dikeringkan didalam dapur pengering suhu pada 105 ± 5 C sampai beratnya dua kali penimbangan tidak berbeda lebih dari 0,2 dari penimbangan yang terdahulu B. Selisih penimbangan dalam keadaan basah A dan dalam keadaan kering B adalah jumlah penyerapan air, dan harus dihitung berdasarkan persen benda uji kering. Universitas Sumatera Utara

2.9 Kuat Tekan