Recovery karoten Kadar Air

4. Kadar Asam Lemak Bebas ALB

Penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan berdasarkan metode titrasi AOCS Ca 5a-40 2003. Sebanyak 7.05 gram contoh dilarutkan dalam 50 ml alkohol 95 netral, dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air sambil diaduk, lalu ditambahkan 3 – 5 tetes indikator PP 1 . Setelah itu dititrasi dengan larutan standar NaOH 0.1 N hingga warna merah muda tetap. Asam lemak bebas dinyatakan sebagai persen asam lemak, dihitung sampai dua desimal dengan menggunakan rumus : m 10 T x V x M ALB Kadar  Keterangan : M = Bobot molekul asam lemak 256 sebagai asam palmitat V = Volume NaOH yang diperlukan dalam peniteran ml T = Normalitas NaOH m = Bobot contoh dalam gram

5. Kadar Karoten

Pengukuran kadar karoten dilakukan berdasarkan metode spektrofotometri PORIM 2005. Sebanyak 0.1 gram sampel dilarutkan dengan hexan dalam labu ukur 25 ml sampai tanda tera, lalu dikocok hingga benar-benar homogen. Selanjutnya absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 446 nm. Kadar karoten mgkg dihitung menggunakan rumus : Kadar karoten mgkg = g sampel berat x 100 383 x absorbansi x 25

6. Recovery karoten

Recovery karoten merupakan persentase massa karoten yang dapat diperoleh kembali setelah proses deasidifikasi. Recovery karoten dihitung menggunakan rumus : Recovery karoten = 100 - x 100 KC x C KN x N KC x C  Keterangan : C = berat kering CPO berat CPO setelah dikurangi kadar airnya, kg KC = kadar karoten CPO mgkg N = berat kering berat NRPO setelah dikurangi kadar airnya, kg KN = kadar karoten NRPO mgkg

7. Kadar Air

Penentuan kadar air dilakukan berdasarkan metode oven AOAC 926.12 1995. Cawan kosong dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 1 jam dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Sebanyak 5 ± 0.2 gram contoh dimasukkan dalam cawan, cawan beserta isinya ditempatkan di dalam oven selama 6 jam, hindarkan kontak antara cawan dengan dinding oven, pindahkan cawan ke desikator selama 30 menit, setelah dingin ditimbang kembali, dikeringkan kembali ke dalam oven sampai diperoleh berat yang tetap. Perhitungan kadar air menggunakan rumus : 100 x m m - m air Kadar 1 2 1  Keterangan : m 1 = berat contoh m 2 = berat contoh setelah pengeringan 8. Bilangan Peroksida Penentuan bilangan peroksida dilakukan berdasarkan metode titrasi AOAC 965.33 1995. Sebanyak 5 ± 0.05 gram contoh dilarutkan dalam 30 ml campuran larutan dari asam asetat glasial dan kloroform 3 : 2. Tambahkan larutan KI jenuh sebanyak 0.5 ml sambil dikocok dan 30 ml aquades. Selanjutnya titrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat 0.1 N dengan 0.5 ml larutan pati 1 sebagai indikator hingga warna kuning hilang. Titrasi sampai warna biru hilang. Blanko dibuat dengan cara yang sama. Bilangan peroksida dihitung dengan rumus : Bilangan peroksida miliekivalenkg m 1000 x N x V V 1   Keterangan : V 1 = Volume larutan natrium tiosulfat untuk minyak ml V = Volume larutan natrium tiosulfat untuk blanko ml N = Normalitas larutan standar natrium tiosulfat m = Berat minyak gram

9. Bilangan Iod