8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran Kooperatif Pengertian kooperatif dapat diartikan melakukan sesuatu secara bersama,
saling membantu dan bekerjasama sebagai sebuah tim. Sehingga pembelajaran kooperatif adalah belajar bersama-sama dalam sebuah kelompok belajar dan para
anggota dalam kelompok bekerja secara bersama–sama untuk mencapai tujuan yang sama yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pengajaran atau pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivisme. Pendekatan
konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri, menyimpan, mencetak dan mengorganisasikan suatu konsep informasi baru
dengan konsep lama dan merevisinya apabila tidak sesuai lagi. Pendekatan ini bekerja dengan arah Top-Down dimana siswa bekerja dimulai dari masalah yang
muncul dari dirinya sendiri sedangkan guru hanya membantu siswa menyelesaikan  bagaimana menemukan langkah-langkah memecahkan masalah
tersebut.
Pandangan konstruktivisme juga menyatakan bahwa peserta didik diberi kesempatan agar menggunakan suatu strategi sendiri dalam belajar secara sadar
dan pendidik dalam hal ini membimbing peserta didik ketingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Pendekatan konstruktivisme dalam proses belajar mengajar
menerapkan pembelajaran kooperatif secara luas, dimana siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling
mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya Mohammad Nur dan Prima Retno Wikandari, 2000: 8.
Slavin 1995: 2 mendefinisikan bahwa belajar kooperatif adalah sebagai teknik yang melibatkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok yang
heterogen. Strategi dan pengajarannya yang terstruktur dan sistematis dapat digunakan pada berbagai jenjang pendidikan dan hampir pada semua materi.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting yaitu kemampuan akademik, penerimaan
keanekaragaman dan ketrampilan sosial. Menurut Arends 2001: 315 disebutkan bahwa ”The three instruksional goals of cooperative learning are academic
achievement, acceptance of diversity and development of social skills”.
Hasil belajar pada pembelajaran kooperatif menurut Arends 2001: 315 dapat digambarkan sebagai berikut:
Academic Achievement
9
Gambar 1. Skema Hasil Belajar Model Pembelajaran Koperatif a. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif
Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam
kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa,
jenis kelamin dan suku.
Tabel 1 : Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif FASE
KEGIATAN GURU Fase 1
Menyampaikan tujuan
dan motivasi siswa. Guru  menyampaikan  semua  tujuan  pembelajaran
yang  ingin  dicapai  pada  pelajaran  tersebut  dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2 Menyajikan informasi
Guru  menyajikan  informasi  kepada  siswa  baik dengan peragaan demonstrasi atau teks.
Tabel 1. Lanjutan .... Fase 3
Mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok belajar. Guru  menjelaskan  siswa  bagaimana  caranya
membentuk  kelompok  belajar  dan  membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang
efisien. Fase 4
Membantu kerja kelompok dalam belajar
Guru  membimbing  kelompok-kelompok  belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
Cooperative Learning
Aceptance of Diversity
Social Skill
10
Fase 5 Mengetes materi
Guru  mengetes  materi  pelajaran  atau  kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka.
Fase 6 Memberikan
penghargaan. Guru  memberikan  cara-cara  untuk  menghargai
baik  upaya  maupun  hasil  belajar  individu  dan kelompok.
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.Terdapat prinsip-prinsip dasar yang membedakan pembelajaran
kooperatif dengan belajar pada kelompok biasa. Menurut Anita Lie 2004:32 Ada lima prinsip dasar yang terdapat pada pembelajaran kooperatif,yaitu:
1 Saling ketergantungan positif.
Adalah perasaan antar anggota kelompok yang menyatakan bahwa keberhasilan seseorang siswa berarti keberhasilan siswa yang lain sama dengan
keberhasilan siswa seluruh anggota dalam kelompok. 2
Interaksi tatap muka Dalam pembelajaran kooperatif masing-masing kelompok diberikan
kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberi siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota
dalam kelompok.
3 Tanggung jawab perorangan
Setiap anggota dalam kelompok harus belajar dan menyumbang kerja untuk keberhasilan kelompoknya. Strategi yang digunakan dan harus dilakukan
adalah : a
Memberikan materi pelajaran kepada masing-masing siswa. b
Masing-masing  siswa  dalam  setiap  kelompok  harus  menyumbangkan  tugas materi yang dipelajari dan menjadi tanggung jawabnya.
c Masing-masing  siswa  pada  masing-masing  kelompok  harus  mempunyai
persepsi  bahwa  keberhasilan  kelompok  ditentukan  dari  keberhasilan  masing- masing anggota kelompoknya.
4 Komunikasi antar anggota.
Karena tidak semua siswa mempunyai keterampilan berkomunikasi seperti keahlian mendengarkan dan berbicara yang diperlukan dalam kerja sama
kelompok dan karena keberhasilan kelompok tergantung juga pada kesediaan anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan siswa mengutarakan
pendapat.Guru memberi sanggahan pendapat tersebut tanpa menyinggung perasaan siswa yang sedang memberikan pendapat.
11
5 Evaluasi proses kelompok
Adalah suatu kegiatan dalam pembelajaran kooperatif untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja kelompok dengan tujuan agar
selanjutnya lebih baik dan efektif. Evaluasi proses kelompok dilakukan melalui umpan balik dari sesama teman, dan umpan balik dari kelompok.
Pada sistem pengajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan temannya dalam tugas-tugas terstruktur dan inilah
yang disebut dengan pengajaran gotong royong atau cooperative learning. Peran atau posisi guru pada kelas pembelajaran kooperatif berbeda
dengan pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran konvensional ini menekankan pada penyamarataan siswa tanpa memperhatikan perbedaan individu.
Selain itu siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar sehingga kurang efektif, sedangkan guru cenderung mendominasi dan memegang peran utama
dalam menentukan metode dan isi pengajaran, sehingga kegiatan belajar cenderung sama yang diberikan oleh guru, karena dianggap cara itu paling mudah
untuk mengontrol ketenangan dalam kelas. Akibatnya siswa cenderung mudah jenuh, kurang inisiatif, sangat bergantung pada guru dan tidak terlatih untuk
belajar mandiri.
Sedangkan pada pembelajaran kooperatif guru berperan sabagai fasilisator belajar bagi siswa-siswanya. Guru hanya sekedar memberikan
informasi yang cukup untuk memberikan informasi yang dapat merangsang siswa. Siswa didorong untuk bertanya, mengemukakan pendapat, mengembangkan ide,
dan beragumentasi tentang ide dan pendapatnya. Sebagai fasilisator guru harus merencanakan pembelajaran yang memberikan siswa untuk berdiskusi,
mengeksplorasi ide-ide, dan bereksperimen dengan konsep-konsep ilmiah. Ketika para siswa bekerja dengan aktivitas-aktivitas kooperatif, guru perlu memonitor
secara teliti untuk mengetahui kemajuan yang diperoleh.
Menurut Arends 1997 : 124,  ada 4 metode  yang biasa digunakan oleh guru. Keempat metode tersebut yaitu :
1 Metode Student Teams Achievement Divisions STAD
2 Metode Jigsaw
3 Metode Group Investigation GI
4 Metode struktural
Perbandingan  antara  empat  metode  pembelajaran  kooperatif  tersebut menurut Arends 2001: 327 dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan Empat Metode Pembelajaran kooperatif STAD
Jig Saw GI
Metode Struktural
Tujuan Informasi
Informasi Informasi
Informasi
12
kognitif akademik
sederhana akademik
sederhana akademik
komplek dan
ketrampilan inquiri
akademik sederhana
Tujuan sosial   Kelompok belajar  dan
kooperatif Kelompok
belajar dan
kooperatif Kooperatif
dalam kelompok  yang
komplek Kelompok
dan ketrampilan
sosial
Struktur anggota
Kelompok belajar
terdiri  dari 4-5  anggota
yang heterogen
Kelompok belajar
terdiri dari 5-6 anggota
yang  heterogen dan ada tim ahli
expert
team dan  tim  biasa
home team Kelompok
belajar terdiri
dari 5-6
anggota mungkin
homogen Bervariasi,
berpasangan, bertiga atau 4-
6
anggota kelompok
Pemilihan materi
pelajaran Biasanya
dilakukan oleh guru
Biasanya dilakukan  oleh
guru Biasanya
dilakukan  oleh siswa
Biasanya dilakukan
oleh guru
Tugas utama Siswa  dapat
menggunak an
lembar kerja
dan saling
membantu dalam
memahami materi
Siswa mendiskusikan
materi dalam kelompok ahli
expert team dan kemudian
membantu Siswa  dengan
ketrampilan inquiri
secara lengkap
Siswa  diberi tugas  kognitif
dan sosial
Penilaian Tes
mingguan Bervariasi,
dapat dengan
tes mingguan Setelah  selesai
materi dan
pelaporan, mungkin
dengan tes esay Bervariasi
Penghargaan   Laporan berkala  dan
publisitas lainnya
Laporan berkala dan
publisitas lainnya
Setelah  selesai materi
dan pelaporan,
mungkin dengan tes
Bervariasi
b. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Model  pembelajaran  kooperatif  memiliki  kelebihan  atau  keunggulan
dibanding  model  pembelajaran  lainnya,  antara  lain:  1  Meningkatkan kemampuan  akademik  siswa;  2  Meningkatkan  rasa  percaya  diri;  3
13
Menumbuhkan  keinginan  untuk  menggunakan  pengetahuan  dan  keahlian;  4 Memperbaiki  hubungan  antar  kelompok;5  Meningkatkan  kemampuan  siswa
dalam  berdiskusi;  6  Meningkatkan  kemampuan  siswa  dalam  menyelesaikan tugas;  7  Meningkatkan  kemampuan  siswa  dalam  bersosialisasi  dengan  siswa
yang lainnya. c. Kelemahan Model pembelajaran Kooperatif
Model  kooperatif  disamping  memiliki  keunggulan  juga  mempunyai memiliki kelemahan, yaitu: 1 Perlu persiapan yang rumit dalam pelaksanaannya;
2  Siswa  yang  tidak  cocok  dengan  anggota  kelompoknya  kurang  bisa bekerjasama  dalam  memahami  materi  maupun  dalam  menyelesaikan  tugas;  3
Bila  terjadi  persaingan  negatif  maka  hasilnya  akan  buruk;  4  Ada  siswa  yang kurang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam belajar kelompok; 5 Bila ada
anggota  kelompok  yang  ingin  berkuasa  atau  ada  anggota  kelompok  yang  malas maka  usaha  kelompok  dalam  memahami  materi  maupun  untuk  memperoleh
penghargaan tidak berjalan sebagaimana mestinya. d. Metode Group Investigation GI
Dasar-dasar  model  GI  dirancang  oleh  Herbert  Thelen,  selanjutnya diperluas  dan  diperbaiki  oleh  Sharan  dan  teman-temannya  dari  Universitas  Tel
Aviv. Metode GI ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam seleksi topik maupun  cara  untuk  mempelajarinya  melalui  investigasi.  Metode  ini  menuntut
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok group process skills.
GI adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif dimana guru dan siswa bekerja  sama  membangun  pembelajaran.  Prosedur  dalam  perencanaan  bersama
didasarkan  pada  pengalaman  masing-masing  siswa,  kapasitas  dan  kebutuhan. Siswa  aktif  berpartisipasi  dalam  semua  aspek,  membuat  keputusan  untuk
menetapkan  arah  tujuan  yang  mereka  kerjakan.  Dalam  hal  ini,  kelompok merupakan  wahana  sosial  yang  tepat  untuk  proses  ini.  Perencanaan  kelompok
merupakan salah satu metode menjamin keterlibatan siswa secara maksimal.
14
Metode GI adalah perpaduan bidang sosial dan kemahiran berkomunikasi dengan intelektual pembelajaran dalam mensintesis dan menganalisis. GI tidak
dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak ada dukungan dialog dari setiap anggota atau mengabaikan dimensi afektif-sosial dalam
pembelajaran kelas Arends, 1997: 120-121.
Dalam metode GI memiliki enam tahapan kegiatan yaitu sebagai berikut: 1
Mengidentifikasikan Topik dan Pembentukan Kelompok Tahapan  ini  menekankan  pada  permasalahan  dimana  siswa  meneliti,
mengajukan  topik  dan  saran.  Peranan  ini  dimulai  dengan  setiap  siswa  diberikan modul  yang  mana  berisikan  kisi-kisi,  dari  langkah  ini  diharapkan  siswa  mampu
menebak  topik  apa  yang  akan  sampaikan  siswa.  Kemudian  siswa  yang  memiliki topik  yang  sama  dikelompokkan  menjadi  satu  kelompok  dalam  penyelidikan
nanti.  Dalam  hal  ini  peran  guru  adalah  membatasi  jumlah  kelompok  serta membantu mengumpulkan informasi dan memudahkan pengaturan.
2 Merencanakan Tugas Belajar
Pada  tahap  ini  anggota  kelompok  menentukan  subtopik  yang  akan diinvestigasi  dengan  cara  mengisi  lembar  kerja  yang  telah  tersedia  serta
mengumpulkan  sumber  untuk  menyelesaikan  masalah  yang  telah  diinvestigasi kelompok    kecil.  Kemudian  setiap  kelompok  memberikan  kontribusi  kepada
penelitian untuk seluruh kelas. 3
Menjalankan Investigasi Siswa  secara  individual  atau  berpasangan  mengumpulkan  informasi,
menganalisa,  dan  mengevaluasi  serta  menarik  kesimpulan.  Setiap  anggota kelompok  memberikan  kontribusi  satu  dari  bagian  penting  yang  lain  untuk
kelompoknya.  Sedangkan  anggota  kelompok  yang  lain  dapat  menolong  dan mendiskusikan  pekerjaannya  dengan  mengadakan  saling  tukar  informasi  dan
mengumpulkan ide-ide tersebut untuk menjadi suatu kumpulan. 4
Menyiapkan Laporan Akhir Pada
tahap ini
merupakan tingkat
pengorganisasian dengan
mengintegrasikan  semua  bagian  menjadi  keseluruhan  dan  merencanakan  sebuah presentasi  didepan  kelas.  Setiap  kelompok  telah  menunjuk  salah  satu  anggota
untuk  mempresentasiakan  tentang  laporan  hasil  penyelidikannya  yang  kemudian
15
setiap  anggota  mendengarkan.  Peran  guru  disini  sebagai  penasehat  membantu memastikan setiap anggota kelompok ikut andil didalamnya.
5 Mempresentasikan Hasil Akhir
Setiap  kelompok  telah  siap  memberikan  hasil  akhir  di  depan  kelas dengan  berbagai  bentuk  presentasi.  Diharapkan  dari  penyajian  presentasi  yang
beraneka macam tersebut, kelompok lain dapat aktif mengevaluasi kejelasan dari laporan setiap kelompok dengan melakukan tanya jawab.
6 Mengevaluasi
Pada  tahap  ini  siswa  memberikan  tanggapan  dari  masing-masing  topik pengalaman  aktif  mereka.  Sedangkan  guru  dan  siswa  lain  berkolaborasi
mengevaluasi proses belajar sehingga semua siswa diharapkan menguasai semua subtopik yang disajikan
e. Metode Student Team Achievement Divisions STAD Metode pengajaran STAD adalah suatu metode pengajaran yang
dikemukakan oleh Slavin. Metode pengajaran ini merupakan teori belajar konstruktivisme yang berdasarkan pada teori belajar kognitif. Dalam hal ini peran
pendidik hanya sebagai fasilisator dan bukan sebagai pemberi informasi cukup untuk menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif bagi peserta didik.
Dalam teori konstruktivisme peserta didik harus menemukan sendiri dan mengecek informasi baru dengan aturan lama dan merevisinya apabila aturan-
aturan itu tidak sesuai lagi. Sesuai dengan disiplin ilmu biologi dimana dalam hal ini perkembangan dalam dunia biologi sangat dinamis maka kondisi saat ini
mutlak diperlukan pandangan konstruktivisme yang menyatakan bahwa peserta didik diberi kesempatan agar menggunakan strategi sendiri dalam belajar dan
dalam hal ini  pendidik membimbing peserta didik ketingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, peserta didik benar-benar memahami, mereka harus
bekerja keras untuk menyelesaikan masalah dan kesulitan yang ada dengan ide- idenya dan kemampuannya.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa tahap pembelajaran, yaitu :
1 Tahap Penyajian Materi Pelajaran
Pada tahap ini bahan-bahan atau materi pelajaran diperkenalkan melalui penyajian  kelas.  Penyajian  materi  pelajaran  dilakukan  melalui  pengajaran  secara
langsung. Hal-hal yang perlu ditekankan pada penyajian materi adalah : a
Pendahuluan
16
Dalam pendahuluan, Guru menekankan apa yang dipelajari peserta didik yang  penting  untuk  memotivasi  peserta  didik  dalam  mempelajari  konsep-konsep
yang diajarkan. b Pengembangan.
Hal-hal  yang  dilakukan  oleh  guru  dalam  tahap  pengembangan  antara lain:
- Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
- Pembelajaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah memahami makna
dan bukan hafalan. -
Mengontrol pemahaman peserta didik sesering mungkin. -
Memberikan  penjelasan  mengapa  jawaban  pertanyaan  tersebut  benar  atau salah.
- Beralih  pada  konsep  yang  lain,  jika  peserta  didik  menguasai  pokok
masalahnya. c Praktek terkendali.
Dalam praktek terkendali dilakukan hal-hal sebagai berikut : -
Menyuruh siswa mengerjakan soal-soal atau pertanyaan yang diberikan. -
Memanggil peserta didik secara random untuk menyelesaikan suatu soal. -
Pemberian tugas kelas. 2
Kegiatan kelompok. Selama  kegiatan  kelompok,  masing-masing  anggota  kelompok  bertugas
mempelajari  materi  yang  telah  disajikan  oleh  guru  dan  membantu  teman sekelompok  menguasai  materi  pelajaran  tersebut.  Guru  membagikan  lembar
kegiatan dan kemudian peserta didik mengerjakan lembar  yang diberikan. Setiap peserta didik harus mengerjakannya sendiri secara mandiri dan selanjutnya saling
mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Apabila  teman  sekelompok  ada  yang  kurang  memahami  bahan
pelajaran,  maka  anggota  kelompok  yang  lain  harus  membantunya.  Guru  harus menekankan  bahwa  lembar  kegiatan  untuk  dipelajari  bukan  untuk  diisi  atau
diserahkan  pada  guru.  Jika  peserta  didik  mempunyai  pertanyaan,  sebaiknya ditanyakan  terlebih  dahulu  pada  anggota  kelompoknya  dan  jika  tidak  terjawab
17
ditanyakan  kepada  guru.  Selama  peserta  didik  bekerja  dalam  kelompok,  guru bertindak  sebagai  fasilisator  yang  memonitoring  kegiatan  masing-masing
kelompok. 3
Pelaksanaan kuis individual Pelaksanaan  kuis  individual  berlangsung  kira-kira  setelah  satu  atau  dua
periode  penyampaian  materi  oleh  guru  dan  setelah  satu  atau  dua  periode  kerja kelompok.  Dalam  pelaksanaan  kuis  individual  setiap  sisiwa  dituntut  untuk
menguasai  materi.  Sebab  hasil  dari  kuis  individual  akan  menentukan keberadaannaya  dalam  kelompok  dan  keberadaan  kelompoknya  diantara
kelompok-kelompok lain. 4
Nilai Perkembangan Individu. Tujuan utama dengan adanya nilai perkembangan individu adalah untuk
memberikan  hasil  akhir  yang  maksimal  pada  setiap  peserta  didik.  Hal  ini  akan dapat diperoleh kalau peserta didik bekerja lebih keras dalam melaksanakan kuis.
Nilai perkembangan individu didasarkan pada nilai awal atau dasar  yang didapat dari nilai rata-rata peserta didik pada pelaksanaan tes yang sama. Cara penentuan
nilai perkembangan individu untuk tiap-tiap kuis individu sebagai berikut. Tabel 3.Nilai Perkembangan Individu
Nilai Perkembangan Nilai Kuis
- Lebih dari 10 poin di bawah nilai awal
- 10 poin sampai 1 poin di bawah nilai awal
- Sama dengan nilai awal sampai dengan 10
poin di atas nilai awal -
Lebih dari 10 poin di atas nilai awal -
Betul semua nilai sempurna 5
10 20
30 30
Arends, 1997: 425 5
Penghargaan kelompok. Memberi  sumbangan  kepada  skor  kelompok  berdasarkan  rentang  skor
yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor kuis terakhir. Berdasarkan nilai perkembangan  yang diperoleh kelompok, terdapat tiga tingkat penghargaan yang
diberikan  untuk  prestasi  kelompok,  yaitu  kelompok  istimewa,  kelompok  hebat dan kelompok baik.
Berdasarkan  nilai  perkembangan  yang  diperoleh  kelompok  terdapat  tiga tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi kelompok:
18
- Superteam Tim Istimewa
Diberikan  bagi  kelompok  yang  memperoleh  skor  rata-rata  lebih  besar atau sama dengan 25.
- Great Team Tim Hebat
Diberikan  bagi  kelompok  yang  memperoleh  skor  rata-rata  antara  20 sampai 25.
- Good Team Tim baik
Diberikan bagi kelompok dengan skor rata-rata 15 sampai 20.
2.  Model Pembelajaran Konvensional Istilah  model  konvensional  sama  artinya  dengan  model  tradisional.
Menurut  Em  Zul  Fajri  dan  Ratu  Aprilia  Senja  SA:  486  disebutkan  bahwa “konvensional  adalah  tradisional”.  Margono  1995:  56  menyatakan  bahwa
pengajaran  klasikal  atau  pengajaran  tradisional  adalah  pengajaran  sehari-hari dimana  guru  mengajar  sejumlah  siswa  dalam  ruangan  dan  mempunyai  tingkat
kemampuan  tertentu.  Dalam  hal  ini  kelas  disusun  berdasarkan  asumsi  bahwa siswa  mempunyai  kesamaan  minat,  kepentingan,  kecakapan  dan  ketepatan
belajarnya. Model  pembelajaran  konvensional  dalam  pelaksanaanya  guru  masih
mengandalkan  ceramah  dalam  menyampaikan  materi  pelajaran.  Model  Ceramah bertujuan  menyampaikan  bahan  yang  bersifat  informasi.  Dalam  pembelajaran
konvensional  ini,  guru  cenderung  mendominasi  pembelajaran,  sehingga pembelajarannya  teacher  center.  Guru  dalam  model  ceramah  ini  banyak
memberikan  instruksi  baik  berupa  instruksi  materi-materi  pelajaran  maupun instruksi  tugas pelajaran, sehingga guru bertindak sebagai instructor.
a. Kelebihan dan Kekurangan Model Konvensional Model  konvensional  yang  berupa  ceramah  memiliki  kelebihan  dan
kelemahan.  Menurut  Mulyani  Sumantri  dan  Johar  Permana  2001:  118-119 kelebihan metode ceramah antara lain:
19
1  Murah  dalam  arti  efisien  dalam  pemanfaatan  waktu  dan  menghemat biaya  pendidikan;  2  Meningkatkan  daya  dengar  peserta  didik  dan
menumbuhkan  minat  belajar  dari  sumber  lain:  3  Memperoleh penguatan  dari  guru  dan  peserta  didik  ,  yaitu  guru  memperoleh
penghargaan,  kepuasan,  dan  sikap  percaya  diri  dari  peserta  didik;  4 Ceramah memberikan wawasan yang luas.
Menurut  Mulyani  Sumantri  dan  Johar  Permana  2001:  118-119  model konvensional yang berupa ceramah memiliki beberapa kekurangan antara lain:
1  Dapat  menimbulkan  kejenuhan  pada  peserta  didik  apalagi  bila  guru kurang  bisa  mengorganisasikannya;  2  Menimbulkan  verbalisme  pada
peserta didik; 3 Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru; 4 Tidak  merangsang  perkembangan  kreativitas  peserta  didik;  5  Terjadi
proses satu arah dari guru kepada peserta didik.
3. Prestasi Belajar Biologi a. Pengertian Prestasi belajar
Prestasi belajar siswa merupakan hasil usaha siswa dalam proses belajar. Sedangkan maksud prestasi belajar dalam penelitian ini adalah keberhasilan siswa
yang  dicapai  siswa,  yang  ditunjukkan  dengan  penilaian  hasil  belajar  oleh  guru yang berujud angka.
Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  kata  “prestasi”  yang  berarti hasil  yang  telah  dicapai  atau  dilakukan,  dikerjakan  dan  sebagainya
Poerwodarminto, 1998: 123. Menurut Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja SA: 700,  kata  prestasi  mempunyai  arti  :  “prestasi  adalah  hasil  baik  yang  telah
dicapai”. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sutratinah tirtonegoro 2001: 43 bahwa  “prestasi  adalah  penilaian  hasil  usaha  kegiatan  belajar  yang  dinyatakan
dalam  bentuk  simbol,  angka,  huruf  maupun  kalimat  yang  dapat  mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Sedangkan  kata  belajar  menurut  Nana  Sudjana  2004:  10  menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi pada seseorang yang ditandai atau
yang  diikuti  oleh  suatu  perubahan.  Perubahan  yang  terjadi  sebagai  akibat  dari proses belajar antara lain berbentuk pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah
laku,  ketrampilan,  kecakapan  serta  aspek-aspek  lain  yang  ada  pada  diri  individu yang  belajar.  Jadi  belajar  adalah  suatu  proses  yang  dilakukan  individu  dalam
20
interaksi  dengan  lingkungan,  sehingga  diperoleh  perubahan  tingkah  laku  dalam diri  seseorang  yang  bersifat  permanen  dan  berkesinambungan  yang  mencakup
aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut  Soetarno  dalam  Maria  GS  2004:  136,  tinggi  rendahnya
prestasi  belajar  siswa  mencerminkan  efektif  tidaknya  pembelajaran  yang  diikuti para  siswa  pebelajar.  Prestasi  belajar  siswa  sering  berubah-ubah.  Faktor-faktor
yang  mempengaruhi  prestasi  belajar  siswa  dibedakan  atas:  faktor  endogen  dan faktor  eksogen.  Faktor endogen adalah faktor  yang berasal dari dalam diri siswa
yang  meliputi:  kesehatan,  intelegensi,  kreativitas,  dan  kejelasan  tujuan.  Faktor eksogen  adalah  faktor  yang  berasal  dari  luar  diri  siswa,  meliputi:  lingkungan
keluarga,  masyarakat  dan  sekolah,  pendidik,  sumber  belajar  dan  sarana prasarana  belajar.  Rendahnya  prestasi  belajar  siswa  merupakan  salah  satu
indikator rendahnya kualitas pendidikan. b. Pengertian Biologi
Kata Biologi berasal dari bahasa latin  yaitu bios yang artinya hidup dan logos yang berarti ilmu. Jadi Biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang makhuk hidup. Menurut Arif Priadi dan Tri Susilowati  2004: 2 “Biologi merupakan seluruh pengetahuan tentang kehidupan yang bersifat logis dan ilmiah
yang  diperoleh  dari  dulu  hingga  sekarang”.  Pengertian  Biologi  dalam  Kamus Besar  Bahasa  Indonesia  adalah  “  ilmu  tentang  keadaan  dan  sifat  makhluk  hidup
manusia,  binatang,  tumbuh-tumbuhan;  ilmu  hayati”.  Berdasarkan  pengertian tersebut  Biologi  merupakan  ilmu  yang  mempelajari  tentang  alam  yang
berhubungan dengan makhluk hidup. c. Pengertian Prestasi Belajar Biologi
Dari  beberapa  pengertian  prestasi,  belajar,  dan  Biologi  diatas  dapat dijelaskan  bahwa  prestasi  belajar  Biologi  adalah  hasil  yang  dicapai  siswa  dalam
suatu  aktivitas  yang  dilakukan  secara  sadar  ditandai  dengan  adanya  perubahan- perubahan.  Perubahan  yang  diperoleh  setelah  proses  belajar  dapat  berupa
pengetahuan,  pemahaman,  ketrampilan  maupun  sikap  yang  berhubungan  dengan mata  pelajaran  Biologi.  Guru  dapat  mengetahui  prestasi  belajar  Biologi  setelah
dilakukan sejumlah evaluasi materi.
21
d. Sistem Penilaian Prestasi Belajar Dalam  pembelajaran  Kurikulum  Berbasis  Kompetensi  KBK  sistem
penilaian prestasi belajar ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor.  Penilaian  untuk  ketiga  aspek  tersebut  harus  dilakukan  semua  dan
tidak dapat dijadikan satu untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar.
1 Aspek kognitif Tujuan  aspek  kognitif  berkaitan  dengan  perubahan  tingkah  laku  dari
proses pembelajaran. Bloom dalam Suharno 2000: 19 menyatakan bahwa ranah kognitif meliputi 6 tingkatan yaitu:
a Pengetahuan knowledge Pengetahuan  merupakan  tingkat  terendah  dari  ranah  kognitif  berupa
pengenalan  dan  pengingatan  kembali  terhadap  pengetahuan  tentang  fakta,  istilah dan prinsip-prinsip.
b Pemahaman comprehension pemahaman  merupakan  tingkat  berikutnya  dari  tujuan  belajar  ranah
kognitif  berupa  kemampuan  mengerti  tentang  isi  pelajaran  yang  dipelajari  tanpa menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya.
c Penerapan application Penerapan  merupakan  kemampuan  menggunakan  generalisasi  atau
abstraksi lainnya sesuai dengan situasi yang konkret. d Analisis analysis
Analisis  merupakan  kemampuan  menjabarkan  isi  pelajaran  kebagian- bagian yang menjadi unsur pokok.
e Sintesis Synthesis Analisis  merupaikan  kemampuan  menghubungkan  unsur-unsur  pokok
menjadi struktur baru. f Evaluasi evaluation
Evaluasi  penilaian  merupakan  kemampuan  menilai  isi  pelajaran  untuk suatu maksud atau tujuan tertentu.
22
2 Aspek afektif Tujuan  aspek  afektif  adalah  untuk  mengarahkan  pada  usaha  pencapaian
minat,  perasaan,  emosi  dan  sikap  siswa.  Lima  tingkatan  untuk  ranah  afektif adalah:
a Kemampuan menerima receiving Menerima  merupakan  tingkat  terendah  dari  tujuan  ranah  afektif  berupa
perhatian terhadap stimuli secara pasif yang meningkat secara lebih aktif. b Kemampuan menanggapi responding
Merespon  merupakan  suatu  kesengajaan  atau  menanggapi  stimuli  dan merasa terikat serta secara aktif memperhatikan.
c Berkeyakinan valuing Berkeyakinan  merupakan  kemampuan  menilai  gejala  atau  kegiatan
sehingga  dengan  sengaja  merespon  lebih  lanjut  untuk  mencari  jalan  bagaimana mengatasi apa yang terjadi.
d Penerapan kerja organization Mengorganisasi  merupakan  kemampuan  untuk  membentuk  suatu  sistem
nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang diresponnya. e Karakter carracterization by value
Karakterisasi  merupakan  kemampuan  untuk  mengkonseptualisasi masing-masing nilai waktu merespon dengan jalan mengidentifikasi karakteristik
nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan. 3 Aspek psikomotor
Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif pada perkembangan ranah psikomotor. Kecakapan psikomotor adalah segala amal
jasmaniah  yang  konkret  dan  mudah  diamati  baik  kuantitas  maupun  kualitasnya karena  sifatnya  yang  terbuka.  Aspek  psikomotor  ini  berhubungan  dengan
ketrampilan  otot,  termasuk  gerakan,  cara-cara  memanipulasikan  objek  atau tindakan yang memerlukan pengkoordinasian otot.
Ada empat tingkatan dalam aspek psikomotor yaitu: a Gerak tubuh body movement
b Koordinasi gerak  finally coordinated movement
23
c Komunikasi non verbal  non communication set d Perilaku bicara  speech behaviour
e. Pengukuran Prestasi Dalam  pengukuran  prestasi  atau  evaluasi,  di  butuhkan  suatu  alat
pengukur prestasi tersebut. Menurut Slameto 2003: 29 ada dua teknik penilaian yaitu:
1 Tes Tes  sudah  ada  yang  distandarisasikan  atau  sudah  dibakukan,  artinya
mengalami  proses  kesahihan  atau  validitas  dan  keandalan  atau  reliabilitas  untuk suatu  tujuan.  Menurut  Sumadi  Suryabrata  1993:  327  suatu  tes  adalah  reliabel
apabila  tes  itu  mempunyai  keajegan  hasil  atau  konsistensi.  Jika  suatu  tes  itu diberikan  kepada  sekelompok  subyek  yang  sekarang  dan  diberikan  kepada
sekelompok subyek  yang sama  atau hampir sama, maka tes tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi.
Jenis  tes  terdiri  dari  tiga  bentuk  yaitu:  a  Tes  lisan,  b  Tes  tulisan,  c Tes  tindakan.  Jenis  tes  tersebut  biasanya  digunakan  untuk  menilai  isi    proses
belajar  mengajar,  misalnya  aspek  pengetahuan  kognitif  dan  pemahaman terhadap  pelajaran  yang  telah  diberikan  kepada  guru.  Menurut  Muhibin  Syah
1995: 154 “Mengukur keberhasilan siswa dengan berdimensi kognitif atau ranah cipta  dapat  dilakukan  dengan  berbagai  cara,  baik  dengan  tes  tertulis  maupun  tes
lisan dan perbuatan”. 2 Non tes
Menurut Slameto 2003: 30 alat-alat khusus untuk melaksanakan teknik non tes ini dapat dilakukan melalui pengamatan,  wawancara,  angket, hasil karya
atau  laporan,  karangan  dan  skala  sikap.  Mengenai  evaluasi  prestasi  afektif, Muhibin  Syah  1995:  155  berpendapat  bahwa  dalam  penyusunan  instrumen  tes
prestasi  siswa  yang  berdimensi  afektif,  jenis-jenis  prestasi  internalisasi  dan karakterisasi harus  mendapat perhatian  yang khusus. Prestasi ranah afektif itulah
yang lebih banyak dalam mengendalikan sikap dan perbuatan siswa.
24
Dalam ranah afektif yang dicari bukan benar atau salah, melainkan sikap atau  kecenderungan  untuk  setuju  atau  tidak  setuju.  Jadi  tidak  sama  dengan
evaluasi  ranah  kognitif  yang  secara  prinsipil  bertujuan  mengungkapkan kemampuan akal dengan salah dan benar. Alat penilaian afektif ini berbentuk non
tes. Sedangkan untuk ranah psikomotorik dapat dilakukan dengan cara observasi tentang  ketrampilan  siswa  tentang  ketrampilan  siswa  dan  gerik  siswa  dalam
mengikuti pelajaran serta kemampuan siswa dalam menerapkan keahliannya. Jadi penilaian psikomotor dapat menggunakan lembar observasi.
4. Materi Pokok Perubahan dan Pencemaran Lingkungan Materi  perubahan  dan  pencemaran  lingkungan  diajarkan  di  Sekolah
Menengah  Atas  SMA  kelas  X  semester  2.  Lingkungan  mempengaruhi kelangsungan  dan  kesejahteraan  manusia  karena  berbagai  kebutuhan  seperti
makanan, air, pakaian, dan bahan bangunan berasal dari lingkungan. Lingkungan dapat  diartikan  secara  lengkap  sebagai  kesatuan  ruang  dengan  semua  benda,
daya,keadaan  dan  makhluk  hidup,  termasuk  manusia  dan  perilakunya  yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup  lain.Diah  Aryulina,Choirul  Muslim,  Syalfinaf  Manaf,  Endang  Widi Winarni, 2004: 234
Dalam  Arif  Priadi  dan  Tri  Silawati  2004:  176  menyatakan  bahwa interaksi antarsesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dan tak hidup di
suatu  tempat  melahirkan  suatu  kondisi  yang  disebut  ekosistem.  Cabang  Biologi yang  secara  khusus  mempelajari  interaksi  tersebut  dinamakan  ekologi.  Istilah
ekologi mula-mula digunakan oleh seorang  ahli Biologi berkebangsaaan  Jerman, Ernest Haekel 1834-1914, pada tahun 1866. Ekologi berasal dari bahasa Yunani,
oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah ekologi adalah  ilmu  mengenai  rumah  atau  tempat  tinggal  makhluk  hidup  yaitu  berupa
lingkungan hidup. a. Keseimbangan Lingkungan
Menurut Pratiwi D. A, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S 2004: 252  perubahan  lingkungan  mempengaruhi  berbagi  aspek  kehidupan.  Perubahan
25
yang  terjadi  pada  lingkungan  menyebabkan  adanya  gangguan  terhadap keseimbangan karena komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya.
Lingkungan  terdiri  komponen  biotik  dan  komponen  abiotik.  Jika komponen biotik berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik
dengan  komponen  abiotik  yang  mendukung  kehidupan  komponen  biotik,  maka lingkungan tersebut berada dalam keseimbangan atau stabil. Keseimbangan tidak
statis,  artinya  dapat  terjadi  penurunan  atau  kenaikan  populasi  tiap  jenis  makhluk hidup serta berbagai komponen abiotik lainnya.
Didalam  ekologi  terdapat  istilah  daya  dukung  lingkungan  dan  daya lenting  lingkungan.  Daya  dukung  lingkungan  adalah  kemampuan  lingkungan
untuk  mendukung  kehidupan  serta  berbagai  makhluk  hidup  didalamnya.  Daya lenting  lingkungan  adalah  kemampuan  lingkungan  untuk  pulih  kembali  pada
keadaan  seimbang  jika  mengalami  perubahan  atau  kerusakan.  Jadi  lingkungan mampu  menanggulangi  perubahan-perubahan  selama  perubahan  tersebut  masih
dalam daya dukung lingkungan dan daya lenting lingkungan.Diah Aryulina,dkk, 2004: 234.
Perubahan  lingkungan  dapat  terjadi  karena  campur  tangan  manusia  dan dapat  pula  terjadi  karena  faktor  alami.  Perubahan  lingkungan  karena  campur
tangan  manusia  contohnya  adalah  penebangan  hutan,  pembangunan  pemukiman, dan  penerapan  intensifikasi  pertanian.  Perubahan  lingkungan  secara  alami
disebabkan  oleh  bencana  alam.  Bencana  alam  seperti  kebakaran  hutan  di  musim kemarau  menyebabkan  kerusakan  dan  matinya  organisme  di  hutan  tersebut.
Letusan gunung berapi yang menimbulkan muntahan lahar, partikel debu, dan gas mengakibatkan  perubahan  udara  serta  tanah  sehingga  menyebabkan  matinya
hewan dan tumbuhan.D.A.Pratiwi,dkk, 2004: 252 b. Etika Lingkungan
Disadari  maupun  tidak  aktivitas  manusia  mempengaruhi  kondisi  serta kualitas lingkungan. Untuk menjaga agar kondisi alam tidak semakin parah sudah
selayaknya kita mengubah pola pemanfaatan alam yang cenderung merusak. Etika Lingkungan adalah salah satu topik tentang penerapan etika yang didasarkan pada
tanggung jawab moral terhadap lingkungan. Tujuan dari adanya etika lingkungan
26
tersebut tidak terbatas pada pada pengkhawatiran masalah lingkungan, melainkan juga melahirkan ras tanggung jawab kita terhadap lingkungan secara moral.
Ada tiga teori utama tentang tanggung jawab moral terhadap lingkungan. Pertama,  teori  antroposentrik,  atau  berpusat  pada  manusia.  Menurut  teori  ini,
semua  tanggung  jawab  lingkungan  berasal  dari  ketertarikan  manusia  itu  sendiri, yaitu  manusia  bermoral.  Semenjak  itu,  lingkungan  menjadi  sesuatu  yang  sangat
penting untuk kesejahteraan dan kelangsungan manusia sehingga manusia tersebut memiliki tanggung jawab atau kepedulian langsung terhadap lingkungan. Kedua,
teori  biosentrik.  Suatu  teori  yang  dapat  meluas  membentuk  teori  yang  berpusat pada  kehidupan.  Semua  bentuk  kehidupan  memiliki  kemampuan  untuk
mempertahankan kehidupan. Beberapa pemikir biosentrik cenderung memberikan penilaian terhadap spesies- spesies berdasarkan urutan tingkatannya. Ketiga, teori
ekosentris.  Menurut  teori  ini  lingkungan  sudah  selayaknya  mendapat  perhatian moral secara langsung dari manusia, tidak hanya sebatas dari mereka yang peduli
saja. Ada banyak perbedaan sikap terhadap lingkungan. Namun, semua dapat
digolongkan  pada  salah  satu  dari  tiga  kelompok  berikut  ini.1  Etika perkembangan, yaitu suatu etika yang didasarkan pada individu atau disebut juga
egosentris.  Menurut  sikap  ini,  umat  manusia  dianggap  ahli  dalam  mengatur  dan mengolah  alam  dan  sumber  daya  alam  untuk  keuntungan  dan  kenyamanan
hidupnya. 2 Etika pemeliharaan, yaitu suatu etika yang didasarkan pada alam itu sendiri.  Alam  memiliki  nilai  tersendiri  atau  bagian  yang  tidak  terpisahkan  dari
kehidupan  manusia.  Manusia  percaya  bahwa  alam  adalah  sesuatu  yang  penuh keindahan  dan  menyegarkan  sehingga  baik  rekreasi,  berkemah,  gerak  jalan,
memancing,  ketenangan  dan  sebagainya.  3  Etika  pelestarian,  yaitu  etika  yang berkaitan  dengan  pengetahuan  para  pemelihara  lingkungan  dan  pertimbangan
rasionalnya terhadap Bumi. Etika pelestarian lebih ditekankan pada keseimbangan antara  perkembangan  secara  total  dan  pemeliharaan  secara  nyata.  Sasaran  dari
etika  pelestarian  adalah  menciptakan  kehidupan  bersama  secara  tidak  terbatas. Arif Priadi dan Tri Silawati, 2004: 194-195
27
Beberapa  prinsip  yang  menuntun  manusia  untuk  menerapkan  etika lingkungan  :  1  Manusia  bukan  sumber  dari  segala  nilai,  manusia  bagian  dari
lingkungan. 2 Lingkungan diperuntukkan bagi semua makhluk hidup. 3 Sumber daya  alam  perlu  dipelihara,  pemakaiannya  mempertimbangkan  ketersediaan
dialam.  4  Perbaikan  kualitas  kehidupan  disesuikan  terhadap  produksi  alam.  5 Aktivitas  manusia  berpengaruh  terhadap  alam;  hubungan  manusia  dengan  alam
harus saling menguntungkan.D.A. Pratiwi,dkk, 2004: 253.
c. Pencemaran Keseimbangan  lingkungan  dapat  alami  dapat  berlangsung  karena
beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang ada terlibat dalam aksi-reaksi dan berperan  sesuai  kondisi  keseimbangan,  pemindahan  energi,,  dan  siklus
biogeokimia  dapat  berlangsung.  Keseimbangan  lingkungan  dapat  terganggu  bila terjadi  perubahan  berupa  pengurangan  fungsi  dari  komponen  atau  hilangnya
sebagian  komponen  yang  dapat  menyebabkan  putusnya  mata  rantai  dalam ekosistem. Salah satu faktor penyebab gangguan adalah polusi pencemaran.
Menurut  Undang-undang  Pokok  Pengelolaan  Lingkungan  Hidup  no.4 Tahun  1982  dalam  D.A.Pratiwi,dkk2004:  254  polusi  atau  pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan komponen  lain  ke  dalam  lingkungan,  atau  berubahnya  tatanan  lingkungan  oleh
kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu  yang  menyebabkan  lingkungan  menjadi  kurang  atau  tidak
berfungsi  lagi  sesuai  dengan  peruntukkannya.  Makhluk  hidup,  zat,  energi,  atau komponen penyebab pencemaran disebut polutan. Suatu zat dapat disebut polutan
apabila jumlahnya melebihi jumlah normal, berada dalam waktu yang tidak tepat, dan berada dalam waktu yang tidak tepat pula.
1 Pencemaran udara Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi kita.
Sumber  pencemaran  udara  di  setiap  wilayah  berbeda-beda.  Sumber  utama
28
pencemaran  udara  berasal  dari  kendaraan  bermotor,  kegiatan  rumah  tangga,  dan industri.
a Asap Asap lebih berbahaya dibandingkan pasir atau debu karena partikel asap
tersebut  sangat  mudah  terbawa  kedalam  alveoli  paru-paru  ketika  bernafas.Jika asap  terisap  maka  asap  dapat  mencemari  dan  merusak  dinding  alveoli.  Bahkan
pencemar  tersebut  dapat  mengakibatkan  peradangan  pada  saluran  pernafasan, bronkitis,  asma,  dan  infeksi  saluran  pernafasan  lainnya.  Di  kota-kota  besar,  asap
dapat  menyebabkan  masalah  kesehatan  yang  serius  sebagai  hasil  dari  pantulan panas. Keadaan demikian dapat terjadi ketika udara dingin terperangkap di bawah
lapisan udara panas. Bahan pencemar berupa asap atau gas sisa pembakaran pada mesin  menjadi  terperangkap  sehingga  membentuk  smog.  Smog  merupakan
campuran  asap  dan  kabut  yang  tampak  sebagai  kabut  coklat  dan  dapat mengakibatkan kematian.
Asap  di  udara  menyebabkan  menurunnya  intensitas  cahaya  matahari sehingga  mempengaruhi  proses  fotosintesis  oleh  tumbuhan  hijau.  Kondisi
demikian  dapat  berpengaruh  pada  rantai  makanan  dan  jaring  makanan  dalam ekosistem.
b Sulfur dioksida SO
2
dan Nitrogen dioksida NO
2
Sulfur  dioksida  merupakan  gas  beracun  yang  berasal  dari  pembakaran bahan  bakar  fosil  dan  bersifat  korosif.  Gas  yang  dihasilkan  tersebut  bereaksi  di
udara  membentuk  asam.  Misalnya  sulfur  dioksida  bereaksi  dengan  oksigen membentuk sulfur trioksida.
2 SO
2
+ O
2
2 SO
3
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat. SO
3
+ H
2
O          H
2
SO
4
Uap air yang mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang akhirnya turun ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam.
Hujan  asam  dapat  mengakibatkan  kerusakan  hutan,  tanaman  pertanian, dan perkebunan. Hujan asam juga mengakibatkan berkaratnya benda-benda yang
terbuat dari logam misalnya jembatan dan rel kereta api, serta rusaknya berbagai
29
bangunan. Selain itu hujan asam juga menyebabkan menurunnya pH tanah, sungai dan  danau,  sehingga  mempengaruhi  kehidupan  organisme  tanah  dan  air  serta
kesehatan manusia. c Karbon monoksida CO
Gas CO merupakan gas yang tidak berbau, tidak berasa, serta tidak stabil. Gas CO berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan proses industri. CO dalam
tubuh manusia lebih cepat berikatan dengan hemoglobin daripada dengan oksigen. Jika  di  udara  terdapat  gas  CO  maka  oksigen  akan  kalah  cepat  berikatan  dengan
hemoglobin.  Kekurangan  oksigen  dalam  tubuh  akan  menyebabkan  sakit  kepala dan  pusing.  Jika  kandungan  gas  CO  di  udara  mencapai  0,1  ,  maka  dapat
menyebabkan kematian. d Karbon dioksida CO
2
Kandungan  karbon  dioksida  di  udara  sebanyak  0,03.  Beberapa penelitian  menunjukkan  bahwa  telah  terjadi  peningkatan  konsentrasi  karbon
dioksida  diatmosfer  sehingga  menyebabkan  terjadinya  efek  rumah  kaca  green house effect. Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu di permukaan
bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO
2
di atmosfer. Gejala ini disebut efek  rumah  kaca  karena  di  umpamakan  dengan  fenomena  yang  terjadi  di  rumah
kaca. Pada  rumah  kaca,  sinar  matahari  dapat  dengan  mudah  masuk  ke
dalamnya. Sebagian sinar digunakan oleh tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan ke kaca. Sinar  yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca sehingga
rumah  kaca  menjadi  panas.  Di  Bumi,  radiasi  panas  matahari  kebumi diumpamakan  seperti  menembus  rumah  kaca.  Radiasi  panas  tersebut  tidak
seluruhnya  terserap  oleh  bumi.  Sebagian  radiasi  dipantulkan  oleh  benda-benda yang  berada  di  permukaan  bumi  ke  ruang  angkasa.  Radiasi  panas  tersebut  yang
dipantulkan kembali ke angkasa merupakan radiasi inframerah. e Chloro fluoro carbon CFC
Gas CFC berasal ari produk aerosol  gas penyemprot, mesin pendingin, dan  proses  pembuatan  plastik  atau  karet  busa,  jika  sampai  ke  lapisan  stratosfer
akan  berikatan  dengan  ozon.  CFC  yang  berikatan  dengan  ozon  menyebabkan
30
terurainya  molekul  ozon  sehingga  terjadi  kerusakan    lapisan  ozon,  berupa penipisan  lapisan  ozon.  Lapisan  ozon  berfungsi  menahan  99  radiasi  sinar
ultraviolet UV yang dipancarkan sinar matahari. Sinar UV yang sampai ke Bumi akan  menyebabkan  kerusakan  seperti  gangguan  kesehatan  manusia  katarak,
kanker kulit, gangguan pada rantai makanan, serta kerusakan tanaman. 2 Pencemaran air
Polusi  air  dapat  disebabkan  oleh  beberapa  jenis  pencemar  sebagai berikut:
a  Pembuangan  limbah  industri,  sisa  insektisida,  dan  pembuangan  sampah domestik, misalnya sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg,
Zn dan CO dapat terakumulasi dan bersifat racun. b  Sampah  organik  yang  dibusukkan  oleh  bakteri  menyebabkan  O
2
di  air berkurang sehingga menggangu aktivitas kehidupan organisme air.
c Fosfat hasil pembusukan bersama NO
3
dan pupuk pertanian terakumulasi dan menyebabkan  eutrofikasi,  yaitu  penimbunan  mineral  yang  menyebabkan
pertumbuhan yang cepat pada alga blooming alga. Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang.
Salah  satu  bahan  pencemar  di  air  laut  adalah  tumpahan  minyak  bumi, akibat  kecelakaan  kapal  tanker  minyak  yang  sering  terjadi.  Bila  terjadi
pencemaran di air maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.
3 Pencemaran tanah Pencemaran tanah berasal dari limbah rumah tangga, kegiatan pertanian,
dan pertambangan. a Limbah rumah tangga.
Salah  satu  limbah  rumah  tangga  adalah  sampah.  Sampah  dalam  jumlah yang banyak seperti di kota-kota besar berperan dalam pencemaran tanah. Tanah
yang mengandung sampah di atasnya akan menjadi tempat hidup berbagai bakteri penyebab  penyakit.  Pencemaran  oleh  bakteri  dan  polutan  lainnya  akan
mengurangi kualitas air tanah. Air tanah yang menurun kualitasnya dapat terlihat dari perubahan fisiknya.
31
b Limbah pertanian Dalam  kegiatan  pertanian,  penggunaan  pupuk  buatan,  zat  kimia
pemberantas  hama,  dan  pemberantas  tumbuhan  pengganggu  dapat  mencemari tanah. Penggunaan pupuk secara berlebih menyebabkan tanah menjadi asam, yang
selanjutnya  berpengaruh  terhadap  produktivitas  tanaman.  Pestisida  dan  herbisida bersifat  sulit  terurai  dan  dapat  bertahan  lama  di  dalam  tanah.  Misalnya,  residu
pestisida  DDT  dikloro  difenil  trikloroetana  dapat  membunuh  mikroorganisme yang  sangat  penting  bagi  proses  pembusukan,  sehingga  kesuburan  tanah
terganggu. c Limbah pertambangan
Aktivitas  penambangan  bahan  galian  juga  dapat  menimbulkan pencemaran  tanah.  Salah  satu  kegiatan  penambangan  yang  memiliki  pengaruh
besar  dalam  pencemaran  tanah  adalah  penambangan  emas.  Pada  penambangan emas,  polusi  tanah  terjadi  akibat  penggunaan  merkuri  Hg  dalam  proses
pemisahan  emas  dari  bijihnya.  Merkuri  tergolong  sebagai  bahan  berbahaya  dan beracun  yang  dapat  mematikan  tumbuhan,  organisme  tanah,  dan  mengganggu
kesehatan manusia. 4 Pencemaran suara
Ancaman  serius  lain  bagi  kualitas  lingkungan  manusia  adalah pencemaran  suara.  Bunyi  atau  suara  yang  dapat  mengganggu  dan  merusak
pendengaran  manusia  disebut  kebisingan.  Tingkat  kebisingan  terjadi  bila intensitas bunyi melampaui 50 desibel dB.
d. Parameter Pencemaran Pencemaran lingkungan dapat diukur dengan parameter kualitas limbah.
Parameter limbah digunakan untuk mengetahui pencemaran yang sudah terjadi di lingkungan.  Beberapa  parameter  kimia  kualitas  air  yang  perlu  diketahui  antara
lain  BOD,  COD,  DO,  dan  pH.  Biochemical  Oxygen  Demand  BOD  adalah kandungan  oksigen  terlarut  yang  diperlukan  oleh  mikrooorganisme  di  dalam  air
untuk  menguraikan  bahan  organik  yang  ada  dalam  air.  Apabila  kandungan oksigen  dalam  air  menurun,  maka  kemampuan  mikroorganisme  aerob  untuk
menguraikan bahan buangan organik akan menurun pula.
32
Chemical  Oxygen  Demand    COD  merupakan  jumlah  oksigen  yang diperlukan  agar  bahan  buangan  yang  ada  dalam  air  dapat  teroksidasi  melalui
reaksi kimia. Dissolved Oxygen DO merupakan kadar oksigen terlarut dalam air. Semakain kecil nilai DO dalam air, maka semakin tinggi tingkat pencemarannya.
pH  adalah  ukuran  keasaman  dan  kebasaan  suatu  cairan.  Air  yang  tidak  tercemar memiliki pH antara 6,5-7,5.
B. Kerangka Berpikir