Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran Kooperatif Pengertian kooperatif dapat diartikan melakukan sesuatu secara bersama, saling membantu dan bekerjasama sebagai sebuah tim. Sehingga pembelajaran kooperatif adalah belajar bersama-sama dalam sebuah kelompok belajar dan para anggota dalam kelompok bekerja secara bersama–sama untuk mencapai tujuan yang sama yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pengajaran atau pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri, menyimpan, mencetak dan mengorganisasikan suatu konsep informasi baru dengan konsep lama dan merevisinya apabila tidak sesuai lagi. Pendekatan ini bekerja dengan arah Top-Down dimana siswa bekerja dimulai dari masalah yang muncul dari dirinya sendiri sedangkan guru hanya membantu siswa menyelesaikan bagaimana menemukan langkah-langkah memecahkan masalah tersebut. Pandangan konstruktivisme juga menyatakan bahwa peserta didik diberi kesempatan agar menggunakan suatu strategi sendiri dalam belajar secara sadar dan pendidik dalam hal ini membimbing peserta didik ketingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Pendekatan konstruktivisme dalam proses belajar mengajar menerapkan pembelajaran kooperatif secara luas, dimana siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya Mohammad Nur dan Prima Retno Wikandari, 2000: 8. Slavin 1995: 2 mendefinisikan bahwa belajar kooperatif adalah sebagai teknik yang melibatkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok yang heterogen. Strategi dan pengajarannya yang terstruktur dan sistematis dapat digunakan pada berbagai jenjang pendidikan dan hampir pada semua materi. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting yaitu kemampuan akademik, penerimaan keanekaragaman dan ketrampilan sosial. Menurut Arends 2001: 315 disebutkan bahwa ”The three instruksional goals of cooperative learning are academic achievement, acceptance of diversity and development of social skills”. Hasil belajar pada pembelajaran kooperatif menurut Arends 2001: 315 dapat digambarkan sebagai berikut: Academic Achievement 9 Gambar 1. Skema Hasil Belajar Model Pembelajaran Koperatif a. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Tabel 1 : Langkah-langkah pembelajaran Kooperatif FASE KEGIATAN GURU Fase 1 Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa. Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan demonstrasi atau teks. Tabel 1. Lanjutan .... Fase 3 Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar. Guru menjelaskan siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien. Fase 4 Membantu kerja kelompok dalam belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. Cooperative Learning Aceptance of Diversity Social Skill 10 Fase 5 Mengetes materi Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka. Fase 6 Memberikan penghargaan. Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.Terdapat prinsip-prinsip dasar yang membedakan pembelajaran kooperatif dengan belajar pada kelompok biasa. Menurut Anita Lie 2004:32 Ada lima prinsip dasar yang terdapat pada pembelajaran kooperatif,yaitu: 1 Saling ketergantungan positif. Adalah perasaan antar anggota kelompok yang menyatakan bahwa keberhasilan seseorang siswa berarti keberhasilan siswa yang lain sama dengan keberhasilan siswa seluruh anggota dalam kelompok. 2 Interaksi tatap muka Dalam pembelajaran kooperatif masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberi siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota dalam kelompok. 3 Tanggung jawab perorangan Setiap anggota dalam kelompok harus belajar dan menyumbang kerja untuk keberhasilan kelompoknya. Strategi yang digunakan dan harus dilakukan adalah : a Memberikan materi pelajaran kepada masing-masing siswa. b Masing-masing siswa dalam setiap kelompok harus menyumbangkan tugas materi yang dipelajari dan menjadi tanggung jawabnya. c Masing-masing siswa pada masing-masing kelompok harus mempunyai persepsi bahwa keberhasilan kelompok ditentukan dari keberhasilan masing- masing anggota kelompoknya. 4 Komunikasi antar anggota. Karena tidak semua siswa mempunyai keterampilan berkomunikasi seperti keahlian mendengarkan dan berbicara yang diperlukan dalam kerja sama kelompok dan karena keberhasilan kelompok tergantung juga pada kesediaan anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan siswa mengutarakan pendapat.Guru memberi sanggahan pendapat tersebut tanpa menyinggung perasaan siswa yang sedang memberikan pendapat. 11 5 Evaluasi proses kelompok Adalah suatu kegiatan dalam pembelajaran kooperatif untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja kelompok dengan tujuan agar selanjutnya lebih baik dan efektif. Evaluasi proses kelompok dilakukan melalui umpan balik dari sesama teman, dan umpan balik dari kelompok. Pada sistem pengajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan temannya dalam tugas-tugas terstruktur dan inilah yang disebut dengan pengajaran gotong royong atau cooperative learning. Peran atau posisi guru pada kelas pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran konvensional ini menekankan pada penyamarataan siswa tanpa memperhatikan perbedaan individu. Selain itu siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar sehingga kurang efektif, sedangkan guru cenderung mendominasi dan memegang peran utama dalam menentukan metode dan isi pengajaran, sehingga kegiatan belajar cenderung sama yang diberikan oleh guru, karena dianggap cara itu paling mudah untuk mengontrol ketenangan dalam kelas. Akibatnya siswa cenderung mudah jenuh, kurang inisiatif, sangat bergantung pada guru dan tidak terlatih untuk belajar mandiri. Sedangkan pada pembelajaran kooperatif guru berperan sabagai fasilisator belajar bagi siswa-siswanya. Guru hanya sekedar memberikan informasi yang cukup untuk memberikan informasi yang dapat merangsang siswa. Siswa didorong untuk bertanya, mengemukakan pendapat, mengembangkan ide, dan beragumentasi tentang ide dan pendapatnya. Sebagai fasilisator guru harus merencanakan pembelajaran yang memberikan siswa untuk berdiskusi, mengeksplorasi ide-ide, dan bereksperimen dengan konsep-konsep ilmiah. Ketika para siswa bekerja dengan aktivitas-aktivitas kooperatif, guru perlu memonitor secara teliti untuk mengetahui kemajuan yang diperoleh. Menurut Arends 1997 : 124, ada 4 metode yang biasa digunakan oleh guru. Keempat metode tersebut yaitu : 1 Metode Student Teams Achievement Divisions STAD 2 Metode Jigsaw 3 Metode Group Investigation GI 4 Metode struktural Perbandingan antara empat metode pembelajaran kooperatif tersebut menurut Arends 2001: 327 dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Empat Metode Pembelajaran kooperatif STAD Jig Saw GI Metode Struktural Tujuan Informasi Informasi Informasi Informasi 12 kognitif akademik sederhana akademik sederhana akademik komplek dan ketrampilan inquiri akademik sederhana Tujuan sosial Kelompok belajar dan kooperatif Kelompok belajar dan kooperatif Kooperatif dalam kelompok yang komplek Kelompok dan ketrampilan sosial Struktur anggota Kelompok belajar terdiri dari 4-5 anggota yang heterogen Kelompok belajar terdiri dari 5-6 anggota yang heterogen dan ada tim ahli expert team dan tim biasa home team Kelompok belajar terdiri dari 5-6 anggota mungkin homogen Bervariasi, berpasangan, bertiga atau 4- 6 anggota kelompok Pemilihan materi pelajaran Biasanya dilakukan oleh guru Biasanya dilakukan oleh guru Biasanya dilakukan oleh siswa Biasanya dilakukan oleh guru Tugas utama Siswa dapat menggunak an lembar kerja dan saling membantu dalam memahami materi Siswa mendiskusikan materi dalam kelompok ahli expert team dan kemudian membantu Siswa dengan ketrampilan inquiri secara lengkap Siswa diberi tugas kognitif dan sosial Penilaian Tes mingguan Bervariasi, dapat dengan tes mingguan Setelah selesai materi dan pelaporan, mungkin dengan tes esay Bervariasi Penghargaan Laporan berkala dan publisitas lainnya Laporan berkala dan publisitas lainnya Setelah selesai materi dan pelaporan, mungkin dengan tes Bervariasi b. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan atau keunggulan dibanding model pembelajaran lainnya, antara lain: 1 Meningkatkan kemampuan akademik siswa; 2 Meningkatkan rasa percaya diri; 3 13 Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian; 4 Memperbaiki hubungan antar kelompok;5 Meningkatkan kemampuan siswa dalam berdiskusi; 6 Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas; 7 Meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan siswa yang lainnya. c. Kelemahan Model pembelajaran Kooperatif Model kooperatif disamping memiliki keunggulan juga mempunyai memiliki kelemahan, yaitu: 1 Perlu persiapan yang rumit dalam pelaksanaannya; 2 Siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya kurang bisa bekerjasama dalam memahami materi maupun dalam menyelesaikan tugas; 3 Bila terjadi persaingan negatif maka hasilnya akan buruk; 4 Ada siswa yang kurang memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam belajar kelompok; 5 Bila ada anggota kelompok yang ingin berkuasa atau ada anggota kelompok yang malas maka usaha kelompok dalam memahami materi maupun untuk memperoleh penghargaan tidak berjalan sebagaimana mestinya. d. Metode Group Investigation GI Dasar-dasar model GI dirancang oleh Herbert Thelen, selanjutnya diperluas dan diperbaiki oleh Sharan dan teman-temannya dari Universitas Tel Aviv. Metode GI ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam seleksi topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok group process skills. GI adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif dimana guru dan siswa bekerja sama membangun pembelajaran. Prosedur dalam perencanaan bersama didasarkan pada pengalaman masing-masing siswa, kapasitas dan kebutuhan. Siswa aktif berpartisipasi dalam semua aspek, membuat keputusan untuk menetapkan arah tujuan yang mereka kerjakan. Dalam hal ini, kelompok merupakan wahana sosial yang tepat untuk proses ini. Perencanaan kelompok merupakan salah satu metode menjamin keterlibatan siswa secara maksimal. 14 Metode GI adalah perpaduan bidang sosial dan kemahiran berkomunikasi dengan intelektual pembelajaran dalam mensintesis dan menganalisis. GI tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak ada dukungan dialog dari setiap anggota atau mengabaikan dimensi afektif-sosial dalam pembelajaran kelas Arends, 1997: 120-121. Dalam metode GI memiliki enam tahapan kegiatan yaitu sebagai berikut: 1 Mengidentifikasikan Topik dan Pembentukan Kelompok Tahapan ini menekankan pada permasalahan dimana siswa meneliti, mengajukan topik dan saran. Peranan ini dimulai dengan setiap siswa diberikan modul yang mana berisikan kisi-kisi, dari langkah ini diharapkan siswa mampu menebak topik apa yang akan sampaikan siswa. Kemudian siswa yang memiliki topik yang sama dikelompokkan menjadi satu kelompok dalam penyelidikan nanti. Dalam hal ini peran guru adalah membatasi jumlah kelompok serta membantu mengumpulkan informasi dan memudahkan pengaturan. 2 Merencanakan Tugas Belajar Pada tahap ini anggota kelompok menentukan subtopik yang akan diinvestigasi dengan cara mengisi lembar kerja yang telah tersedia serta mengumpulkan sumber untuk menyelesaikan masalah yang telah diinvestigasi kelompok kecil. Kemudian setiap kelompok memberikan kontribusi kepada penelitian untuk seluruh kelas. 3 Menjalankan Investigasi Siswa secara individual atau berpasangan mengumpulkan informasi, menganalisa, dan mengevaluasi serta menarik kesimpulan. Setiap anggota kelompok memberikan kontribusi satu dari bagian penting yang lain untuk kelompoknya. Sedangkan anggota kelompok yang lain dapat menolong dan mendiskusikan pekerjaannya dengan mengadakan saling tukar informasi dan mengumpulkan ide-ide tersebut untuk menjadi suatu kumpulan. 4 Menyiapkan Laporan Akhir Pada tahap ini merupakan tingkat pengorganisasian dengan mengintegrasikan semua bagian menjadi keseluruhan dan merencanakan sebuah presentasi didepan kelas. Setiap kelompok telah menunjuk salah satu anggota untuk mempresentasiakan tentang laporan hasil penyelidikannya yang kemudian 15 setiap anggota mendengarkan. Peran guru disini sebagai penasehat membantu memastikan setiap anggota kelompok ikut andil didalamnya. 5 Mempresentasikan Hasil Akhir Setiap kelompok telah siap memberikan hasil akhir di depan kelas dengan berbagai bentuk presentasi. Diharapkan dari penyajian presentasi yang beraneka macam tersebut, kelompok lain dapat aktif mengevaluasi kejelasan dari laporan setiap kelompok dengan melakukan tanya jawab. 6 Mengevaluasi Pada tahap ini siswa memberikan tanggapan dari masing-masing topik pengalaman aktif mereka. Sedangkan guru dan siswa lain berkolaborasi mengevaluasi proses belajar sehingga semua siswa diharapkan menguasai semua subtopik yang disajikan e. Metode Student Team Achievement Divisions STAD Metode pengajaran STAD adalah suatu metode pengajaran yang dikemukakan oleh Slavin. Metode pengajaran ini merupakan teori belajar konstruktivisme yang berdasarkan pada teori belajar kognitif. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilisator dan bukan sebagai pemberi informasi cukup untuk menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif bagi peserta didik. Dalam teori konstruktivisme peserta didik harus menemukan sendiri dan mengecek informasi baru dengan aturan lama dan merevisinya apabila aturan- aturan itu tidak sesuai lagi. Sesuai dengan disiplin ilmu biologi dimana dalam hal ini perkembangan dalam dunia biologi sangat dinamis maka kondisi saat ini mutlak diperlukan pandangan konstruktivisme yang menyatakan bahwa peserta didik diberi kesempatan agar menggunakan strategi sendiri dalam belajar dan dalam hal ini pendidik membimbing peserta didik ketingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, peserta didik benar-benar memahami, mereka harus bekerja keras untuk menyelesaikan masalah dan kesulitan yang ada dengan ide- idenya dan kemampuannya. Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa tahap pembelajaran, yaitu : 1 Tahap Penyajian Materi Pelajaran Pada tahap ini bahan-bahan atau materi pelajaran diperkenalkan melalui penyajian kelas. Penyajian materi pelajaran dilakukan melalui pengajaran secara langsung. Hal-hal yang perlu ditekankan pada penyajian materi adalah : a Pendahuluan 16 Dalam pendahuluan, Guru menekankan apa yang dipelajari peserta didik yang penting untuk memotivasi peserta didik dalam mempelajari konsep-konsep yang diajarkan. b Pengembangan. Hal-hal yang dilakukan oleh guru dalam tahap pengembangan antara lain: - Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. - Pembelajaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan hafalan. - Mengontrol pemahaman peserta didik sesering mungkin. - Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah. - Beralih pada konsep yang lain, jika peserta didik menguasai pokok masalahnya. c Praktek terkendali. Dalam praktek terkendali dilakukan hal-hal sebagai berikut : - Menyuruh siswa mengerjakan soal-soal atau pertanyaan yang diberikan. - Memanggil peserta didik secara random untuk menyelesaikan suatu soal. - Pemberian tugas kelas. 2 Kegiatan kelompok. Selama kegiatan kelompok, masing-masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi yang telah disajikan oleh guru dan membantu teman sekelompok menguasai materi pelajaran tersebut. Guru membagikan lembar kegiatan dan kemudian peserta didik mengerjakan lembar yang diberikan. Setiap peserta didik harus mengerjakannya sendiri secara mandiri dan selanjutnya saling mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Apabila teman sekelompok ada yang kurang memahami bahan pelajaran, maka anggota kelompok yang lain harus membantunya. Guru harus menekankan bahwa lembar kegiatan untuk dipelajari bukan untuk diisi atau diserahkan pada guru. Jika peserta didik mempunyai pertanyaan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu pada anggota kelompoknya dan jika tidak terjawab 17 ditanyakan kepada guru. Selama peserta didik bekerja dalam kelompok, guru bertindak sebagai fasilisator yang memonitoring kegiatan masing-masing kelompok. 3 Pelaksanaan kuis individual Pelaksanaan kuis individual berlangsung kira-kira setelah satu atau dua periode penyampaian materi oleh guru dan setelah satu atau dua periode kerja kelompok. Dalam pelaksanaan kuis individual setiap sisiwa dituntut untuk menguasai materi. Sebab hasil dari kuis individual akan menentukan keberadaannaya dalam kelompok dan keberadaan kelompoknya diantara kelompok-kelompok lain. 4 Nilai Perkembangan Individu. Tujuan utama dengan adanya nilai perkembangan individu adalah untuk memberikan hasil akhir yang maksimal pada setiap peserta didik. Hal ini akan dapat diperoleh kalau peserta didik bekerja lebih keras dalam melaksanakan kuis. Nilai perkembangan individu didasarkan pada nilai awal atau dasar yang didapat dari nilai rata-rata peserta didik pada pelaksanaan tes yang sama. Cara penentuan nilai perkembangan individu untuk tiap-tiap kuis individu sebagai berikut. Tabel 3.Nilai Perkembangan Individu Nilai Perkembangan Nilai Kuis - Lebih dari 10 poin di bawah nilai awal - 10 poin sampai 1 poin di bawah nilai awal - Sama dengan nilai awal sampai dengan 10 poin di atas nilai awal - Lebih dari 10 poin di atas nilai awal - Betul semua nilai sempurna 5 10 20 30 30 Arends, 1997: 425 5 Penghargaan kelompok. Memberi sumbangan kepada skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor kuis terakhir. Berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh kelompok, terdapat tiga tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi kelompok, yaitu kelompok istimewa, kelompok hebat dan kelompok baik. Berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh kelompok terdapat tiga tingkat penghargaan yang diberikan untuk prestasi kelompok: 18 - Superteam Tim Istimewa Diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata lebih besar atau sama dengan 25. - Great Team Tim Hebat Diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata antara 20 sampai 25. - Good Team Tim baik Diberikan bagi kelompok dengan skor rata-rata 15 sampai 20. 2. Model Pembelajaran Konvensional Istilah model konvensional sama artinya dengan model tradisional. Menurut Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja SA: 486 disebutkan bahwa “konvensional adalah tradisional”. Margono 1995: 56 menyatakan bahwa pengajaran klasikal atau pengajaran tradisional adalah pengajaran sehari-hari dimana guru mengajar sejumlah siswa dalam ruangan dan mempunyai tingkat kemampuan tertentu. Dalam hal ini kelas disusun berdasarkan asumsi bahwa siswa mempunyai kesamaan minat, kepentingan, kecakapan dan ketepatan belajarnya. Model pembelajaran konvensional dalam pelaksanaanya guru masih mengandalkan ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. Model Ceramah bertujuan menyampaikan bahan yang bersifat informasi. Dalam pembelajaran konvensional ini, guru cenderung mendominasi pembelajaran, sehingga pembelajarannya teacher center. Guru dalam model ceramah ini banyak memberikan instruksi baik berupa instruksi materi-materi pelajaran maupun instruksi tugas pelajaran, sehingga guru bertindak sebagai instructor. a. Kelebihan dan Kekurangan Model Konvensional Model konvensional yang berupa ceramah memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001: 118-119 kelebihan metode ceramah antara lain: 19 1 Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan; 2 Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari sumber lain: 3 Memperoleh penguatan dari guru dan peserta didik , yaitu guru memperoleh penghargaan, kepuasan, dan sikap percaya diri dari peserta didik; 4 Ceramah memberikan wawasan yang luas. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001: 118-119 model konvensional yang berupa ceramah memiliki beberapa kekurangan antara lain: 1 Dapat menimbulkan kejenuhan pada peserta didik apalagi bila guru kurang bisa mengorganisasikannya; 2 Menimbulkan verbalisme pada peserta didik; 3 Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru; 4 Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik; 5 Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik. 3. Prestasi Belajar Biologi a. Pengertian Prestasi belajar Prestasi belajar siswa merupakan hasil usaha siswa dalam proses belajar. Sedangkan maksud prestasi belajar dalam penelitian ini adalah keberhasilan siswa yang dicapai siswa, yang ditunjukkan dengan penilaian hasil belajar oleh guru yang berujud angka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “prestasi” yang berarti hasil yang telah dicapai atau dilakukan, dikerjakan dan sebagainya Poerwodarminto, 1998: 123. Menurut Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja SA: 700, kata prestasi mempunyai arti : “prestasi adalah hasil baik yang telah dicapai”. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sutratinah tirtonegoro 2001: 43 bahwa “prestasi adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Sedangkan kata belajar menurut Nana Sudjana 2004: 10 menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi pada seseorang yang ditandai atau yang diikuti oleh suatu perubahan. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar antara lain berbentuk pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan serta aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar. Jadi belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu dalam 20 interaksi dengan lingkungan, sehingga diperoleh perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang bersifat permanen dan berkesinambungan yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Soetarno dalam Maria GS 2004: 136, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa mencerminkan efektif tidaknya pembelajaran yang diikuti para siswa pebelajar. Prestasi belajar siswa sering berubah-ubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dibedakan atas: faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi: kesehatan, intelegensi, kreativitas, dan kejelasan tujuan. Faktor eksogen adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi: lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah, pendidik, sumber belajar dan sarana prasarana belajar. Rendahnya prestasi belajar siswa merupakan salah satu indikator rendahnya kualitas pendidikan. b. Pengertian Biologi Kata Biologi berasal dari bahasa latin yaitu bios yang artinya hidup dan logos yang berarti ilmu. Jadi Biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhuk hidup. Menurut Arif Priadi dan Tri Susilowati 2004: 2 “Biologi merupakan seluruh pengetahuan tentang kehidupan yang bersifat logis dan ilmiah yang diperoleh dari dulu hingga sekarang”. Pengertian Biologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “ ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan; ilmu hayati”. Berdasarkan pengertian tersebut Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang berhubungan dengan makhluk hidup. c. Pengertian Prestasi Belajar Biologi Dari beberapa pengertian prestasi, belajar, dan Biologi diatas dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar Biologi adalah hasil yang dicapai siswa dalam suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar ditandai dengan adanya perubahan- perubahan. Perubahan yang diperoleh setelah proses belajar dapat berupa pengetahuan, pemahaman, ketrampilan maupun sikap yang berhubungan dengan mata pelajaran Biologi. Guru dapat mengetahui prestasi belajar Biologi setelah dilakukan sejumlah evaluasi materi. 21 d. Sistem Penilaian Prestasi Belajar Dalam pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK sistem penilaian prestasi belajar ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian untuk ketiga aspek tersebut harus dilakukan semua dan tidak dapat dijadikan satu untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar. 1 Aspek kognitif Tujuan aspek kognitif berkaitan dengan perubahan tingkah laku dari proses pembelajaran. Bloom dalam Suharno 2000: 19 menyatakan bahwa ranah kognitif meliputi 6 tingkatan yaitu: a Pengetahuan knowledge Pengetahuan merupakan tingkat terendah dari ranah kognitif berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah dan prinsip-prinsip. b Pemahaman comprehension pemahaman merupakan tingkat berikutnya dari tujuan belajar ranah kognitif berupa kemampuan mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya. c Penerapan application Penerapan merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya sesuai dengan situasi yang konkret. d Analisis analysis Analisis merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran kebagian- bagian yang menjadi unsur pokok. e Sintesis Synthesis Analisis merupaikan kemampuan menghubungkan unsur-unsur pokok menjadi struktur baru. f Evaluasi evaluation Evaluasi penilaian merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud atau tujuan tertentu. 22 2 Aspek afektif Tujuan aspek afektif adalah untuk mengarahkan pada usaha pencapaian minat, perasaan, emosi dan sikap siswa. Lima tingkatan untuk ranah afektif adalah: a Kemampuan menerima receiving Menerima merupakan tingkat terendah dari tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap stimuli secara pasif yang meningkat secara lebih aktif. b Kemampuan menanggapi responding Merespon merupakan suatu kesengajaan atau menanggapi stimuli dan merasa terikat serta secara aktif memperhatikan. c Berkeyakinan valuing Berkeyakinan merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana mengatasi apa yang terjadi. d Penerapan kerja organization Mengorganisasi merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang diresponnya. e Karakter carracterization by value Karakterisasi merupakan kemampuan untuk mengkonseptualisasi masing-masing nilai waktu merespon dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan. 3 Aspek psikomotor Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak positif pada perkembangan ranah psikomotor. Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik kuantitas maupun kualitasnya karena sifatnya yang terbuka. Aspek psikomotor ini berhubungan dengan ketrampilan otot, termasuk gerakan, cara-cara memanipulasikan objek atau tindakan yang memerlukan pengkoordinasian otot. Ada empat tingkatan dalam aspek psikomotor yaitu: a Gerak tubuh body movement b Koordinasi gerak finally coordinated movement 23 c Komunikasi non verbal non communication set d Perilaku bicara speech behaviour e. Pengukuran Prestasi Dalam pengukuran prestasi atau evaluasi, di butuhkan suatu alat pengukur prestasi tersebut. Menurut Slameto 2003: 29 ada dua teknik penilaian yaitu: 1 Tes Tes sudah ada yang distandarisasikan atau sudah dibakukan, artinya mengalami proses kesahihan atau validitas dan keandalan atau reliabilitas untuk suatu tujuan. Menurut Sumadi Suryabrata 1993: 327 suatu tes adalah reliabel apabila tes itu mempunyai keajegan hasil atau konsistensi. Jika suatu tes itu diberikan kepada sekelompok subyek yang sekarang dan diberikan kepada sekelompok subyek yang sama atau hampir sama, maka tes tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi. Jenis tes terdiri dari tiga bentuk yaitu: a Tes lisan, b Tes tulisan, c Tes tindakan. Jenis tes tersebut biasanya digunakan untuk menilai isi proses belajar mengajar, misalnya aspek pengetahuan kognitif dan pemahaman terhadap pelajaran yang telah diberikan kepada guru. Menurut Muhibin Syah 1995: 154 “Mengukur keberhasilan siswa dengan berdimensi kognitif atau ranah cipta dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan”. 2 Non tes Menurut Slameto 2003: 30 alat-alat khusus untuk melaksanakan teknik non tes ini dapat dilakukan melalui pengamatan, wawancara, angket, hasil karya atau laporan, karangan dan skala sikap. Mengenai evaluasi prestasi afektif, Muhibin Syah 1995: 155 berpendapat bahwa dalam penyusunan instrumen tes prestasi siswa yang berdimensi afektif, jenis-jenis prestasi internalisasi dan karakterisasi harus mendapat perhatian yang khusus. Prestasi ranah afektif itulah yang lebih banyak dalam mengendalikan sikap dan perbuatan siswa. 24 Dalam ranah afektif yang dicari bukan benar atau salah, melainkan sikap atau kecenderungan untuk setuju atau tidak setuju. Jadi tidak sama dengan evaluasi ranah kognitif yang secara prinsipil bertujuan mengungkapkan kemampuan akal dengan salah dan benar. Alat penilaian afektif ini berbentuk non tes. Sedangkan untuk ranah psikomotorik dapat dilakukan dengan cara observasi tentang ketrampilan siswa tentang ketrampilan siswa dan gerik siswa dalam mengikuti pelajaran serta kemampuan siswa dalam menerapkan keahliannya. Jadi penilaian psikomotor dapat menggunakan lembar observasi. 4. Materi Pokok Perubahan dan Pencemaran Lingkungan Materi perubahan dan pencemaran lingkungan diajarkan di Sekolah Menengah Atas SMA kelas X semester 2. Lingkungan mempengaruhi kelangsungan dan kesejahteraan manusia karena berbagai kebutuhan seperti makanan, air, pakaian, dan bahan bangunan berasal dari lingkungan. Lingkungan dapat diartikan secara lengkap sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya,keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.Diah Aryulina,Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi Winarni, 2004: 234 Dalam Arif Priadi dan Tri Silawati 2004: 176 menyatakan bahwa interaksi antarsesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dan tak hidup di suatu tempat melahirkan suatu kondisi yang disebut ekosistem. Cabang Biologi yang secara khusus mempelajari interaksi tersebut dinamakan ekologi. Istilah ekologi mula-mula digunakan oleh seorang ahli Biologi berkebangsaaan Jerman, Ernest Haekel 1834-1914, pada tahun 1866. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah ekologi adalah ilmu mengenai rumah atau tempat tinggal makhluk hidup yaitu berupa lingkungan hidup. a. Keseimbangan Lingkungan Menurut Pratiwi D. A, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S 2004: 252 perubahan lingkungan mempengaruhi berbagi aspek kehidupan. Perubahan 25 yang terjadi pada lingkungan menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Lingkungan terdiri komponen biotik dan komponen abiotik. Jika komponen biotik berada dalam komposisi yang proporsional antara tingkat trofik dengan komponen abiotik yang mendukung kehidupan komponen biotik, maka lingkungan tersebut berada dalam keseimbangan atau stabil. Keseimbangan tidak statis, artinya dapat terjadi penurunan atau kenaikan populasi tiap jenis makhluk hidup serta berbagai komponen abiotik lainnya. Didalam ekologi terdapat istilah daya dukung lingkungan dan daya lenting lingkungan. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan serta berbagai makhluk hidup didalamnya. Daya lenting lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk pulih kembali pada keadaan seimbang jika mengalami perubahan atau kerusakan. Jadi lingkungan mampu menanggulangi perubahan-perubahan selama perubahan tersebut masih dalam daya dukung lingkungan dan daya lenting lingkungan.Diah Aryulina,dkk, 2004: 234. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia dan dapat pula terjadi karena faktor alami. Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia contohnya adalah penebangan hutan, pembangunan pemukiman, dan penerapan intensifikasi pertanian. Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut. Letusan gunung berapi yang menimbulkan muntahan lahar, partikel debu, dan gas mengakibatkan perubahan udara serta tanah sehingga menyebabkan matinya hewan dan tumbuhan.D.A.Pratiwi,dkk, 2004: 252 b. Etika Lingkungan Disadari maupun tidak aktivitas manusia mempengaruhi kondisi serta kualitas lingkungan. Untuk menjaga agar kondisi alam tidak semakin parah sudah selayaknya kita mengubah pola pemanfaatan alam yang cenderung merusak. Etika Lingkungan adalah salah satu topik tentang penerapan etika yang didasarkan pada tanggung jawab moral terhadap lingkungan. Tujuan dari adanya etika lingkungan 26 tersebut tidak terbatas pada pada pengkhawatiran masalah lingkungan, melainkan juga melahirkan ras tanggung jawab kita terhadap lingkungan secara moral. Ada tiga teori utama tentang tanggung jawab moral terhadap lingkungan. Pertama, teori antroposentrik, atau berpusat pada manusia. Menurut teori ini, semua tanggung jawab lingkungan berasal dari ketertarikan manusia itu sendiri, yaitu manusia bermoral. Semenjak itu, lingkungan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk kesejahteraan dan kelangsungan manusia sehingga manusia tersebut memiliki tanggung jawab atau kepedulian langsung terhadap lingkungan. Kedua, teori biosentrik. Suatu teori yang dapat meluas membentuk teori yang berpusat pada kehidupan. Semua bentuk kehidupan memiliki kemampuan untuk mempertahankan kehidupan. Beberapa pemikir biosentrik cenderung memberikan penilaian terhadap spesies- spesies berdasarkan urutan tingkatannya. Ketiga, teori ekosentris. Menurut teori ini lingkungan sudah selayaknya mendapat perhatian moral secara langsung dari manusia, tidak hanya sebatas dari mereka yang peduli saja. Ada banyak perbedaan sikap terhadap lingkungan. Namun, semua dapat digolongkan pada salah satu dari tiga kelompok berikut ini.1 Etika perkembangan, yaitu suatu etika yang didasarkan pada individu atau disebut juga egosentris. Menurut sikap ini, umat manusia dianggap ahli dalam mengatur dan mengolah alam dan sumber daya alam untuk keuntungan dan kenyamanan hidupnya. 2 Etika pemeliharaan, yaitu suatu etika yang didasarkan pada alam itu sendiri. Alam memiliki nilai tersendiri atau bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Manusia percaya bahwa alam adalah sesuatu yang penuh keindahan dan menyegarkan sehingga baik rekreasi, berkemah, gerak jalan, memancing, ketenangan dan sebagainya. 3 Etika pelestarian, yaitu etika yang berkaitan dengan pengetahuan para pemelihara lingkungan dan pertimbangan rasionalnya terhadap Bumi. Etika pelestarian lebih ditekankan pada keseimbangan antara perkembangan secara total dan pemeliharaan secara nyata. Sasaran dari etika pelestarian adalah menciptakan kehidupan bersama secara tidak terbatas. Arif Priadi dan Tri Silawati, 2004: 194-195 27 Beberapa prinsip yang menuntun manusia untuk menerapkan etika lingkungan : 1 Manusia bukan sumber dari segala nilai, manusia bagian dari lingkungan. 2 Lingkungan diperuntukkan bagi semua makhluk hidup. 3 Sumber daya alam perlu dipelihara, pemakaiannya mempertimbangkan ketersediaan dialam. 4 Perbaikan kualitas kehidupan disesuikan terhadap produksi alam. 5 Aktivitas manusia berpengaruh terhadap alam; hubungan manusia dengan alam harus saling menguntungkan.D.A. Pratiwi,dkk, 2004: 253. c. Pencemaran Keseimbangan lingkungan dapat alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang ada terlibat dalam aksi-reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi,, dan siklus biogeokimia dapat berlangsung. Keseimbangan lingkungan dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Salah satu faktor penyebab gangguan adalah polusi pencemaran. Menurut Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup no.4 Tahun 1982 dalam D.A.Pratiwi,dkk2004: 254 polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Makhluk hidup, zat, energi, atau komponen penyebab pencemaran disebut polutan. Suatu zat dapat disebut polutan apabila jumlahnya melebihi jumlah normal, berada dalam waktu yang tidak tepat, dan berada dalam waktu yang tidak tepat pula. 1 Pencemaran udara Pencemaran udara berhubungan dengan pencemaran atmosfer bumi kita. Sumber pencemaran udara di setiap wilayah berbeda-beda. Sumber utama 28 pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah tangga, dan industri. a Asap Asap lebih berbahaya dibandingkan pasir atau debu karena partikel asap tersebut sangat mudah terbawa kedalam alveoli paru-paru ketika bernafas.Jika asap terisap maka asap dapat mencemari dan merusak dinding alveoli. Bahkan pencemar tersebut dapat mengakibatkan peradangan pada saluran pernafasan, bronkitis, asma, dan infeksi saluran pernafasan lainnya. Di kota-kota besar, asap dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius sebagai hasil dari pantulan panas. Keadaan demikian dapat terjadi ketika udara dingin terperangkap di bawah lapisan udara panas. Bahan pencemar berupa asap atau gas sisa pembakaran pada mesin menjadi terperangkap sehingga membentuk smog. Smog merupakan campuran asap dan kabut yang tampak sebagai kabut coklat dan dapat mengakibatkan kematian. Asap di udara menyebabkan menurunnya intensitas cahaya matahari sehingga mempengaruhi proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau. Kondisi demikian dapat berpengaruh pada rantai makanan dan jaring makanan dalam ekosistem. b Sulfur dioksida SO 2 dan Nitrogen dioksida NO 2 Sulfur dioksida merupakan gas beracun yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan bersifat korosif. Gas yang dihasilkan tersebut bereaksi di udara membentuk asam. Misalnya sulfur dioksida bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur trioksida. 2 SO 2 + O 2 2 SO 3 Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat. SO 3 + H 2 O H 2 SO 4 Uap air yang mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang akhirnya turun ke bumi sebagai hujan asam atau salju asam. Hujan asam dapat mengakibatkan kerusakan hutan, tanaman pertanian, dan perkebunan. Hujan asam juga mengakibatkan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam misalnya jembatan dan rel kereta api, serta rusaknya berbagai 29 bangunan. Selain itu hujan asam juga menyebabkan menurunnya pH tanah, sungai dan danau, sehingga mempengaruhi kehidupan organisme tanah dan air serta kesehatan manusia. c Karbon monoksida CO Gas CO merupakan gas yang tidak berbau, tidak berasa, serta tidak stabil. Gas CO berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan proses industri. CO dalam tubuh manusia lebih cepat berikatan dengan hemoglobin daripada dengan oksigen. Jika di udara terdapat gas CO maka oksigen akan kalah cepat berikatan dengan hemoglobin. Kekurangan oksigen dalam tubuh akan menyebabkan sakit kepala dan pusing. Jika kandungan gas CO di udara mencapai 0,1 , maka dapat menyebabkan kematian. d Karbon dioksida CO 2 Kandungan karbon dioksida di udara sebanyak 0,03. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan konsentrasi karbon dioksida diatmosfer sehingga menyebabkan terjadinya efek rumah kaca green house effect. Efek rumah kaca merupakan gejala peningkatan suhu di permukaan bumi yang terjadi karena meningkatnya kadar CO 2 di atmosfer. Gejala ini disebut efek rumah kaca karena di umpamakan dengan fenomena yang terjadi di rumah kaca. Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk ke dalamnya. Sebagian sinar digunakan oleh tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan ke kaca. Sinar yang dipantulkan ini tidak dapat keluar dari rumah kaca sehingga rumah kaca menjadi panas. Di Bumi, radiasi panas matahari kebumi diumpamakan seperti menembus rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak seluruhnya terserap oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas tersebut yang dipantulkan kembali ke angkasa merupakan radiasi inframerah. e Chloro fluoro carbon CFC Gas CFC berasal ari produk aerosol gas penyemprot, mesin pendingin, dan proses pembuatan plastik atau karet busa, jika sampai ke lapisan stratosfer akan berikatan dengan ozon. CFC yang berikatan dengan ozon menyebabkan 30 terurainya molekul ozon sehingga terjadi kerusakan lapisan ozon, berupa penipisan lapisan ozon. Lapisan ozon berfungsi menahan 99 radiasi sinar ultraviolet UV yang dipancarkan sinar matahari. Sinar UV yang sampai ke Bumi akan menyebabkan kerusakan seperti gangguan kesehatan manusia katarak, kanker kulit, gangguan pada rantai makanan, serta kerusakan tanaman. 2 Pencemaran air Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut: a Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, misalnya sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn dan CO dapat terakumulasi dan bersifat racun. b Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan O 2 di air berkurang sehingga menggangu aktivitas kehidupan organisme air. c Fosfat hasil pembusukan bersama NO 3 dan pupuk pertanian terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga blooming alga. Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang. Salah satu bahan pencemar di air laut adalah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Bila terjadi pencemaran di air maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar. 3 Pencemaran tanah Pencemaran tanah berasal dari limbah rumah tangga, kegiatan pertanian, dan pertambangan. a Limbah rumah tangga. Salah satu limbah rumah tangga adalah sampah. Sampah dalam jumlah yang banyak seperti di kota-kota besar berperan dalam pencemaran tanah. Tanah yang mengandung sampah di atasnya akan menjadi tempat hidup berbagai bakteri penyebab penyakit. Pencemaran oleh bakteri dan polutan lainnya akan mengurangi kualitas air tanah. Air tanah yang menurun kualitasnya dapat terlihat dari perubahan fisiknya. 31 b Limbah pertanian Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia pemberantas hama, dan pemberantas tumbuhan pengganggu dapat mencemari tanah. Penggunaan pupuk secara berlebih menyebabkan tanah menjadi asam, yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Pestisida dan herbisida bersifat sulit terurai dan dapat bertahan lama di dalam tanah. Misalnya, residu pestisida DDT dikloro difenil trikloroetana dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting bagi proses pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu. c Limbah pertambangan Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran tanah. Salah satu kegiatan penambangan yang memiliki pengaruh besar dalam pencemaran tanah adalah penambangan emas. Pada penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan merkuri Hg dalam proses pemisahan emas dari bijihnya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun yang dapat mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan mengganggu kesehatan manusia. 4 Pencemaran suara Ancaman serius lain bagi kualitas lingkungan manusia adalah pencemaran suara. Bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia disebut kebisingan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampaui 50 desibel dB. d. Parameter Pencemaran Pencemaran lingkungan dapat diukur dengan parameter kualitas limbah. Parameter limbah digunakan untuk mengetahui pencemaran yang sudah terjadi di lingkungan. Beberapa parameter kimia kualitas air yang perlu diketahui antara lain BOD, COD, DO, dan pH. Biochemical Oxygen Demand BOD adalah kandungan oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikrooorganisme di dalam air untuk menguraikan bahan organik yang ada dalam air. Apabila kandungan oksigen dalam air menurun, maka kemampuan mikroorganisme aerob untuk menguraikan bahan buangan organik akan menurun pula. 32 Chemical Oxygen Demand COD merupakan jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Dissolved Oxygen DO merupakan kadar oksigen terlarut dalam air. Semakain kecil nilai DO dalam air, maka semakin tinggi tingkat pencemarannya. pH adalah ukuran keasaman dan kebasaan suatu cairan. Air yang tidak tercemar memiliki pH antara 6,5-7,5.

B. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) DENGAN STAD (STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) MELALUI METODE EKSPERIMEN

0 7 52

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (Group Investigation) DAN STAD (Student Teams Achievement Divisions) DENGAN METODE EKSPERIMEN

3 30 78

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT Perbandingan Pembelajaran Group Investigation (GI) Dan Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Kela

0 2 16

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOUR

0 1 15