Literatur Internet WawancaraSurvey Sumber Data .1 Literatur Buku

BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur Buku Simfoni Untuk Negeri Addie MS dan Andi Rianto, Akoer , 2011 Terdiri dari sepuluh bab yang membicarakan soal musik orkestra dengan Twilite Orchestra dan Magenta Orchestra sebagai dua tokoh utamanya, baik dari segi sejarah, ragam jenis, maupun koneksi antara musik dengan perkembangan karakter suatu bangsa. Tujuan dari buku ini adalah untuk menghayati, menggali, dan mendokumentasikan nilai-nilai yang terkandung dalam musik orkestra, kemudian mencoba mewariskannya kepada generasi penerus agar musik orkestra meluas hingga seluruh lapisan masyarakat pencinta seni, khususnya seni musik. Kehidupan dan Kesenggangan Anno Mitsumasa, PT Tira Pustaka, 1985 Buku yang diterjemahkan oleh S. Poedjoseodarmo menjelaskan mengenai jenis musik dan beberapa musikus termashyur aliran klasik.

2.1.2 Literatur Internet

Beberapa referensi yang diambil dari internet :

2.1.2.1 http:unik.kompasiana.com20110627keunikan-aula-simfonia-

jakarta Sebuah artikel mengenai Aula Simfonia Jakarta yang menjelaskan keunikan dari Aula Simfonia Jakarta baik dari segi kualitas maupun ekonomi.

2.1.2.2 http:jakartaconcerthall.blogspot.com

Sebuah blog yang menjelaskan sekilas mengenai Aula Simfonia Jakarta dan menyertakan gambar proses pembangunan Aula Simfonia Jakarta beserta peresmiannya.

2.1.2.3 http:staff.uny.ac.idsystemfilesdwi-retno-sri-ambarwati-ssn-

msnimaji-akustik1.doc. Makalah secara singkat yang merangkum kriteria dari perancangan akustik interior dari gedung pertunjukan yang baik. 3 4

2.1.2.4 http:forum.kompas.commusik30756-aula-simfonia-jakarta-vs-

esplanade-subjective-approach.html Sebuah artikel yang menjelaskan pengalaman seseorang setelah menonton konser di Aula Simfonia Jakarta dan Esplanade Singapore, dan mencoba memberikan perbandingan berdasarkan pandangannya. Baik itu dari segi penyebaran suara, kualitas suara, tingkat kebisingan, estetika visual dan kenyamanan visual.

2.1.2.5 http:www.scribd.comdoc31830955Akustik-Ruang-Konser

Makalah secara singkat yang menjelaskan pengertian sekilas mengenai ruang konser dan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membuat suatu ruang konser yang baik.

2.1.2.6 http:www.putra-putri-indonesia.cometika-menonton.html

Sebuah artikel yang menjelaskan etika dasar dalam menonton pagelaran musik klasik di concert hall bertaraf internasional.

2.1.3 WawancaraSurvey

Penulis menyadari bahwa pentingnya melakukan wawancara kepada berbagai pihak terkait untuk keontetikan data yang dibutuhkan, maka penulis menarik kesimpulan jawaban dari target survey penulis. Dari 100 responden, 56 responden adalah pria dan 44 orang sisanya adalah wanita. 60 responden dengan umur 22-29 tahun dan 40 responden dengan umur 30-50 tahun. 69 responden pecinta musik klasik, dan 31 sisanya bukan pecinta musik klasik. 24 responden menyatakan logo Aula Simfonia Jakarta sudah menarik dan 76 lainnya menyatakan tidak menarik. 10 responden menyatakan logo ASJ sesuai diterapkan sebagai logo sebuah concert hall, sedangkan 90 sisanya menyatakan tidak sesuai. Dari 100 responden, 92 responden menyatakan akan lebih bagus bila logonya diganti dengan yang baru, dan 8 orang sisanya menyatakan tidak perlu. 2.2 Pengertian Identitas Visual Menurut Artini Kusmiati R. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Djambatan, 1999:103, pengertian “identitas visual” mencakup jangkauan yang lebih luas yaitu untuk menunjukan kepada khalayak ramai tentang ciri khas, kepribadian, kejayaan, kepercayaan serta kualitas produk atau jasa dari suatu perusahaan. Identitas Visual adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Identitas visual biasanya ditunjukan dengan sebuah logo, dari segi pemasaran identitas visual berupa logo memiliki fungsi identitas yang membedakan sebuah produk dengan produk lainnya, kelompok dengan kelompok lainnya atau perusahaan dengan perusahan lainnya. Dari fungsi ini, logo kemudian menjadi ukuran sebuah citra, baik citra sebuah produk, perusahaan maupun organisasi. Identitas visual berupa logo merupakan sebuah karya seni rupa yang bisa berupa dwi matra dua dimensi atau tri matra tiga dimensi. Sebagai karya seni 5 rupa, sebuah logo tidak bisa lepas dari elemen-elemen senirupa dasar yang membentuknya seperti garis, bentuk, warna, ruang, dan tipografi. Dalam membuat sebuah logo yang baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Menurut Prof. Drs. Yongky Safanayong 2009, hal-hal tersebut meliputi :  Logo harus dapat digunakan diberbagai media  Logo harus mudah untuk diingat dan dipahami semua orang termasuk didalamnya pertimbangan keterbacaan dari logo itu sendiri  Komposisi warna logo yang harus sesuai  Bentuk logo, bentuk yang rumit akan menempatkan orang pada posisi yang sulit, sulit untuk melihat pesan dan makna gambar  Logo harus mampu mewakili jawaban-jawaban dari pertanyaan, mengapa anda perlu logo ini? siapa targetnya? Apa tujuannya? Tujuan Pembuatan Logo Menurut John Murphy and Michael Rowe How to Design : Trademarks and Logos, North Light Books, 1998 , sebuah logo dibuat dengan tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan identitas supaya mudah dikenali 2. Meningkatkan citra perusahaan 3. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi customer 4. Menyatakan kebesaran dan kehebatan suatu perusahaan 5. Simbol yang mengingatkan orang mengenai suatu merek, perusahaan, organisasi atau kelompok.

2.3 Pengertian dan Sejarah Musik Klasik

Musik klasik adalah musik yang intinya mengacu pada musik yang berasal dari tradisi tradisi kesenian barat, musik kristiani dan campuran orkestra. Periode musik klasik dikenal dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21. Pada umumnya musik klasik dianggap musik lawas atau lama. Menurut Ammer, musik klasik adalah musik yang anggun, berkesan formal, mempunyai aturan, yang dimaksud adalah musik klasik tidak dapat dimainkan sekehendak hati pemainnya, setiap bagian harus dimainkan sesuai aslinya dan diikuti secara mendetail. Musik klasik pada dasarnya bukan hanya sebatas nama dari salah satu aliranjenis musik, tapi juga istilah luas yang mengacu pada tiga periode musik yang sangat populer pada zaman itu di Eropa barat. Istilah “klasik” sendiri diambil dari nama salah satu periode itu. Pada abad-abad berikutnya musik klasik terus berkembang meskipun perkembangannya tidak secepat masa-masa sebelumnya. Perkembangan ini juga melahirkan musik kontemporer klasik pada abad 19 sampai abad 20.