erlenmeyer 250 ml yang mengandung konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 250 ppm, 400 ppm, dan 500 ppm HgCl
2
. Kemudian diinkubasi selama 48 jam dan digoyang. Konsentrasi Hg yang tersisa dalam media cair LB diukur dengan Cold Vapour Atomic
Absorption Spektrofotometer CV-AAS. Prinsip kerja CV-AAS menurut adalah mengubah senyawa merkuri raksa dioksida menjadi ion raksa, selanjutnya ion raksa
direduksi menjadi logam raksa dan dianalisa serapan atom uap dingin pada panjang gelombang 253.7 nm. Reagen yang digunakan Reduktor SnCl
2
, larutan asam H
2
SO
4
+ HCl.
3.3.3. Pertumbuhan BPM pada Berbagai Kondisi Lingkungan
Kegiatan ini dilakukan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri pereduksi merkuri, seperti suhu, pH, dan Hg total sampel tanah.
3.3.3.1. Pengaruh Suhu pada Pertumbuhan Bakteri Pereduksi Merkuri
Untuk mengetahui suhu pertumbuhan optimum, maka isolat bakteri ditumbuhkan pada media cair LB dengan berbagai suhu yaitu: 4
o
C, 27°C suhu ruang, 45
o
C. Biakan diinkubasi pada suhu tersebut selama 24 jam dengan goyangan lemah. Selanjutnya pertumbuhan isolat diukur derajat kekeruhannya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm. Setiap perlakuan diulang 3 kali.
3.3.3.2. Pengaruh pH pada Pertumbuhan Bakteri Pereduksi Merkuri
Untuk mengetahui pH optimum maka isolat bakteri ditumbuhkan pada media cair LB dengan pH 5, 7, dan 9. Biakan diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam
dengan goyangan lemah. Pertumbuhan isolat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm dan setiap perlakuan diulang 3 kali.
3.3.4. Pengolahan Limbah Merkuri dengan Bioreaktor Biofilm BPM
Rancangan ini menggunakan 5 buah bioreaktor dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 20 cm dan tinggi 15 cm. Perlakuan 6 hari waktu pembentukan biofilm.
Bakteri yang digunakan adalah ke-4 isolat yaitu: Bacillus sp. ICBB 9118, Morganella
morganii ICBB 9119, Micrococcos luteus ICBB 9120, dan Bacillus sp. ICBB 9121 yang diisolasi dari lokasi PESK Talawaan-Tatelu.
Nutrien yang digunakan mengandung komposisi ekstrak ragi 2 g dan sukrosa 4 g per liter media, sedangkan limbah cair merkuri yang digunakan adalah limbah
cair sintesis dengan menggunakan 10 ppm HgCl
2
. Pembuatan inokulum bakteri pereduksi merkuri diambil dari ke-4 isolat hasil uji aktivitas sebanyak 1 ml isolat
yang sudah disimpan dan ditumbuhkan pada media LB cair sebanyak 500 ml untuk dimasukkan ke dalam bioreaktor yang berisi batuan vulkanik. Tanaman typha dan
eceng gondok yang digunakan telah disiapkan tujuh hari sebelum pengoperasian bioreaktor, dengan memberikan perlakuan yang sama. Arang aktif dan batuan
vulkanik di masukkan ke autoklaf untuk mensterilkan, demikian juga dengan media tanam yang terdiri atas kerikil, pasir, dan tanah gembur. Autoklaf adalah alat untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam laboratorium menggunakan uap air panas bertekanan sekitar 2 atm dan dengan suhu 121
o
C. Pengoperasian bioreaktor dilakukan dengan tahapan: 1 Wadah A yang berisi
campuran nutrisi dan limbah sintesis 10 ppm HgCl
2
sebanyak 5 liter dialirkan ke bioreaktor B dengan aliran berlanjut, pergantian nutrisi dilakukan pada setiap 2 hari
selama 6 hari pembentukan biofilm; 2 Bioreaktor B berisi batu vulkanik dan bakteri yang sudah ditumbuhkan di erlenmeyer sebanyak 500 ml. Bakteri hanya diberikan
satu kali selama satu perlakuan; 3 Wadah C, D, dan E masing-masing berisi: arang aktif, tanaman typha, tanaman eceng gondok; 4 Setiap perlakuan diambil sampel
limbah cair yaitu hari pertama pada reaktor A sebelum pengolahan, pada outlet bioreaktor B dilakukan pengambilan sampel pada hari ketujuh, dan pada reaktor C,
D, dan E dilakukan pengambilan sampel pada hari kesepuluh, masing-masing
sebanyak 10 ml. Pengambilan sampel dengan 3 ulangan.
Variabel yang diteliti adalah: 1 kadar merkuri dalam wadah A yang berisi limbah cair dan nutrisi sebelum diberi perlakuan; 2 kadar merkuri dalam bioreaktor
B yang berisi bakteri dan batuan vulkanik; 3 kadar merkuri dalam wadah C yang berisi arang aktif; 4 kadar merkuri dalam wadah D yang berisi tanaman typha; 5
kadar merkuri dalam wadah E yang berisi tanaman eceng gondok; 6 jumlah