ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN PENDEKATAN SAINTIFIK MODEL DISCOVERY LEARNING TEMA 7 SUBTEMA 3 KELAS III SDN MOJOLANGU 03 MALANG

(1)

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN PENDEKATAN SAINTIFIK

MODEL DISCOVERY LEARNING

TEMA 7 SUBTEMA 3 KELAS III SDN MOJOLANGU 03 MALANG

SKRIPSI

OLEH:

YUSITA LILIS WIJAYANTI NIM: 201210430311238

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG APRIL 2016


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN PENDEKATAN SAINTIFIK

MODEL DISCOVERY LEARNING

TEMA 7 SUBTEMA 3 KELAS III SDN MOJOLANGU 03 MALANG

OLEH:

YUSITA LILIS WIJAYANTI (201210430311238)

Dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S1)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pada tanggal: 30 April 2016

Mengesahkan:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Dekan FKIP,

Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes

Dewan Penguji:

1. Sri Agustin Mulyani, M.Pd 1. ………..

2. Kuncahyono, M.Pd 2. ……….

3. Drs. Gigit Mujianto, M. Si 3. ………..


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena hanya berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya skripsi dengan judul “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Berdasarkan Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning Tema 7 Subtema 3 Kelas III SDN Mojolangu 3 Malang” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabiyullah Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kedapa yang terhormat:

1. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberi ijin dalam proses penelitian. 2. Dr. Ichsan Ansory AM, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaikan segala urusan administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.

3. Drs. Gigit Mujianto M.Si, selaku dosen pembimbing I, dan Bapak Ari Dwi Haryono M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah sabar memberi arahan, masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis.

4. Bapak kepala sekolah, Bapak/Ibu guru dan siswa kelas III SDN Mojolangu 3 Malang yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian.

5. Semua pihak yang terkait yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga apa yang telah berikan kepada peneliti, senantiasa mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa peneliti ini masih belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang yang membacanya saat ini ataupun kemudian hari.

Malang, 30 April 2016 Penulis


(4)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan Keaslian ... iv

Motto ... v

Halaman Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Abstract ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi... x

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Teori Pembelajaran Tematik ... 8

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 8

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 9

3. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik ... 10

B. Kajian Teori Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ... 10

C. Kajian Teori Model Pembelajaran Discovery Learning ... 14

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 14

2. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning ... 15

3. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran Model Discovery Learning ... 16

D. Materi dalam Pembelajaran ... 18

E. Kajian Penelitian yang Relevan ... 20

F. Kerangka Pikir ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 23

B. Kehadiran Peneliti ... 23

C. Lokasi Waktu dan Penelitian ... 24

D. Sumber Data ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25


(5)

G. Analisis Data ... 30

H. Prosedur penelitian ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil ... 34

B. Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(6)

DAFTAR LAMPIRAN Hal.

Lampiran 1Instrumen Penelitian ... 66

Lampiran 2 Hasil Observasi Guru ... 77

Lampiran 3 hasil Observasi Siswa ... 82

Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru ... 86

Lampiran 5 Hasil Wawancara Siswa ... 89

Lampiran 6 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 93

Lampiran 7 Silabus ... 101

Lampiran 8 RPP ... 112

Lampiran 9 Dokumentasi ... 117

Lampiran 10 Surat Penelitian ... 119


(7)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan Sani. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Bumi Askara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. Chidiyanur, Zudit Tiara. 2011. Analisis Penerapan Model Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq di MTs. Nu 03 Al-Hidayah Kendal Tahun Ajaran 2011/2013. Skripsi. Penerbit Institut Agama Islam Negeri Wali Songo. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.Yogyakarta: PENERBIT GAVA MEDIA.

Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Lengkap Kurikulum Tematik untuk SD/MI. Yogjakarta: DIVA Pres (Anggota IKAPI).

Hanafiah dan Cucu Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PENERBIT YRAMA WIDYA.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. (Online) (http://int.search.tb.ask.com/search/GGmain.jhtml?searchfor=peraturan+p endidikan+dan+kebudayaan) diakses 26 januari 2016

Permendikbud 2013. Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Pusat Bahasa.2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: DEPDIKNAS

Rubiyanto, Nanik dan Dani Haryanto. 2010. Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Sugandi, A. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang.: UPT MKK UNNES

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(8)

Syah Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2013. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prenada Media Grub.

Undang-undang Republik Indonesia. 2003. Sistem pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Yuniasih, Nuri, Ladamai, I, Wahyuningtyas, DT. 2014. Analisis Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013 di SDN Tanjungrejo I Malang. Mimbar Sekolah Dasar, 1(2): hlm. 148-152, (Online). (http://int.search.tb.ask.com/search/GGmain.jhtm?searchfor=analisis+peba lajaran+tematik+pada+kurikulum+2013+di+SDN+tanjungrejo+I +malang) diakses 1 februari 2016


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses penyerapan informasi. Hal ini bisa dianalogikan dengan pikiran atau otak kita yang berperan layaknya komputer tempat input dan penyimpanan informasi, yang dilakukan oleh otak kita adalah bagaimana memperoleh kembali materi informasi tersebut, baik yang berupa gambar maupun tulisan (Huda, 2014: 2). Nilai-nilai penting dalam pembelajaran tidak dapat diperoleh peserta didik jika guru hanya menggunakan metode-metode dan model pembelajaran yang monoton, seperti guru hanya menerangkan dan siswa mendengarkan tanpa ada umpan balik.

Pembelajaran yang monoton, mengakibatkan siswa kurang memahami dalam penguasaan materi yang diberikan guru. Selain itu, siswa juga tidak dapat mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Dalam kurikulum 2013, para guru diarahkan agar menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam hal ini para peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari. Menurut (Rubiyanto & Haryanto, 2010: 25) guru berperan sebagai fasilitator, ia yang membimbing peserta didik dalam mengusahakan informasi, selektif terhadap informasi yang masuk dalam jumlah besar sesuai dengan keperluannya serta menggunakan informasi itu untuk mengembangkan dirinya. Oleh karena itu pembentukan dan pendidikan guru


(10)

2

harus mengalami perubahan sebagai akibat logis dan realistis terhadap perubahan zaman.

Kurikulum 2013 dengan pembelajaran tematik, proses pembelajaran dilengkapi dengan aktivitas mengamati, menanya, mengelolah, menyajikan dan menyimpulkan, dan mencipta. Seperti pada pendekatan saintifik, pada umumnya pendekatan saintifik melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau pengumpulan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan memaparkan data yang diperoleh melalui pengamatan dan percobaan. Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber (Abdullah, 2014: 50).

Melalui pendekatan saintifik dapat memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas diinginkan masyarakat. Diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Selain itu kondisi pembelajaran yang diharapkan mendorong peserta didik dalam mencari tau dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien apabila didukung oleh model pembelajaran yang baik. Dalam pengajaran seorang guru harus memakai model-model pembelajaran agar tercapainya suatu tujuan belajar. Menurut (Huda, 2014: 73) model-model pengajaran dirancang untuk tujuan-tujuan tertentu, pengajaran konsep-konsep informasi, cara-cara berfikir, studi nilai-nilai sosial,


(11)

3

dan sebagainya, dengan meminta siswa untuk terlibat aktif dalam dalam tugas- tugas kognitif dan sosial tertentu. Sebagian model berpusat dalam penyampaian guru, sementara sebagian yang lain berusaha fokus pada respons siswa dalam mengerjakan tugas dan posisi-posisi siswa sebagai partner dalam proses pembelajaran. Akan tetapi semua model tersebut menekankan bagaimana membantu siswa belajar mengkontruksi pengetahuan belajar bagaimana cara belajar, yang mencakup belajar dari sumber-sumber yang sering kali dianggap pasif, seperti belajar dari ceramah, film, tugas membaca, dan sebagainya.

Salah satu model pembelajaran yang relevan digunakan pada pembelajaran tematik adalah model discovery learning. Menurut (Abdullah, 2014: 97) pembelajaran discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Alasan peneliti memilih model pembelajaran discovery learning adalah karena model ini mengajarkan kegiatan dan pengalaman langsung. Kegiatan dan pengalaman tersebut akan lebih menarik perhatian peserta didik dan memungkinkan pembentukan konsep-konsep abstrak yang mempunyai makna. Oleh sebab itu, para anak didik dapat bekerja langsung dengan contoh-contoh nyata dan peserta didik dapat belajar menemukan suatu konsep untuk dipahami dalam aktifitas pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik dengan model discovery learning perlu adanya ketrampilan dan profesionalisme guru dalam mengelola kelas. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat memiliki ketrampilan dalam mengelola kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik


(12)

4

dengan model discovery learning. Demikian pula para guru-guru yang mengajar di sekolah dasar.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan November, diketahui bahwa guru-guru di kota Malang telah mendapatkan pelatihan kurikulum 2013. Pelatihan yang diperoleh guru yaitu tentang cara mengajar peserta didik dan memberikan kesempatan kepada peserta didik agar aktif bertanya seputar pelajaran yang disampaikan. Kurikulum tematik adalah pembelajaran yang tidak berpatokan pada mata pelajaran. Berkaitan dengan model pembelajaran, di SDN Mojolangu 3 Malang telah menggunakan model pembelajaran yaitu model discovery learning. Dengan diterapkanya model pembelajaran discovery learning proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik sehingga siswa mampu menguasai materi dan mampu untuk berfikir analisis dan kritis. Peneliti mencoba melakukan penelitian yang digunakan dalam pembelajaran tematik sekolah dasar di lingkungan kota Malang. Di SDN Mojolangu 3 Malang mulai dari kelas I sampai kelas IV sudah melaksanakan kurikulum 2013. Alasan peneliti memilih SDN Mojolangu 3 Malang karena para guru menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi. Pada saat peneliti melakukan magang di SDN Mojolangu 3 Malang peneliti melihat guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik model discovery learning, khususnya pada kelas III. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pendekatan saintifik dengan model discovery learning. Sehubungan dengan itu, penelitian ini diberi judul “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Berdasarkan Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning Tema 7 Subtema 3 Kelas III SDN Mojolangu 3 Malang”.


(13)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tersusunlah tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan

saintifik model discovery learning tema 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang?

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik berdasarkan

pendekatan saintifik model discovery learning tema 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang?

3. Bagaimana kendala pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan

pendekatan saintifik model discovery learning tema 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tersusunlah tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan

saintifik model discovery learning 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik model discovery learning tema 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang.


(14)

6

3. Mendeskripsikan kendala pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik model discovery learning pada pembelajaran tematik tema 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan masukan bagi guru dalam memilihan dan pelaksanaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran.

2. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pelaksanaan pendekatan dan model pembelajaran.

E. Batasan Istilah

Supaya tidak terjadi kekeliruan dalam pengertian dan penafsiran terhadap judul skripsi yaitu “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Berdasarkan Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning Tema 7 Subtema 3 Kelas III SDN Mojolangu 3 Malang”, maka perlu adanya batasan istilah sebagai berikut.

1. Analisis adalah kegiatan mengurai, membedakan, atau mengelompokkan

kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitan maknanya.

2. Pembelajaran tematik tema 7 (Energi dan Perubahannya) subtema 3 (Energi

Alternatif) berisi tentang kegiatan pembelajaran yang mengaitkan pelajaran PPKn, Matematika, SBDP, Bahasa Indonesia, dan PJOK menjadi satu


(15)

7

subtema. Setiap subtema terdiri atas enam pembelajaran. Secara keseluruhan tema 7 ini membahas materi tentang sumber energi, hak dan kewajiban warga Negara, dan operasi penjumlahan bilangan ribuan. Penelitian dilakukan pada pembelajaran 5 dan 6, alasannya adalah waktu penelitian disesuaikan dengan pembelajaran yang berlangsung saat itu.

3. Pendekatan saintifik proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan ketrampilannya melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

4. Model discovery learning yaitu model pembelajaran penemuan yang

mengarahkan siswa untuk dapat menemukan sesuatu melalui proses pembelajaran dengan tujuan untuk menemukan pengertian, ciri-ciri, perbedaan maupun persamaan.


(1)

harus mengalami perubahan sebagai akibat logis dan realistis terhadap perubahan zaman.

Kurikulum 2013 dengan pembelajaran tematik, proses pembelajaran dilengkapi dengan aktivitas mengamati, menanya, mengelolah, menyajikan dan menyimpulkan, dan mencipta. Seperti pada pendekatan saintifik, pada umumnya pendekatan saintifik melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau pengumpulan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan memaparkan data yang diperoleh melalui pengamatan dan percobaan. Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber (Abdullah, 2014: 50).

Melalui pendekatan saintifik dapat memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas diinginkan masyarakat. Diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Selain itu kondisi pembelajaran yang diharapkan mendorong peserta didik dalam mencari tau dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien apabila didukung oleh model pembelajaran yang baik. Dalam pengajaran seorang guru harus memakai model-model pembelajaran agar tercapainya suatu tujuan belajar. Menurut (Huda, 2014: 73) model-model pengajaran dirancang untuk tujuan-tujuan tertentu, pengajaran konsep-konsep informasi, cara-cara berfikir, studi nilai-nilai sosial,


(2)

dan sebagainya, dengan meminta siswa untuk terlibat aktif dalam dalam tugas- tugas kognitif dan sosial tertentu. Sebagian model berpusat dalam penyampaian guru, sementara sebagian yang lain berusaha fokus pada respons siswa dalam mengerjakan tugas dan posisi-posisi siswa sebagai partner dalam proses pembelajaran. Akan tetapi semua model tersebut menekankan bagaimana membantu siswa belajar mengkontruksi pengetahuan belajar bagaimana cara belajar, yang mencakup belajar dari sumber-sumber yang sering kali dianggap pasif, seperti belajar dari ceramah, film, tugas membaca, dan sebagainya.

Salah satu model pembelajaran yang relevan digunakan pada pembelajaran tematik adalah model discovery learning. Menurut (Abdullah, 2014: 97) pembelajaran discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Alasan peneliti memilih model pembelajaran discovery learning adalah karena model ini mengajarkan kegiatan dan pengalaman langsung. Kegiatan dan pengalaman tersebut akan lebih menarik perhatian peserta didik dan memungkinkan pembentukan konsep-konsep abstrak yang mempunyai makna. Oleh sebab itu, para anak didik dapat bekerja langsung dengan contoh-contoh nyata dan peserta didik dapat belajar menemukan suatu konsep untuk dipahami dalam aktifitas pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik dengan model discovery learning perlu adanya ketrampilan dan profesionalisme guru dalam mengelola kelas. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat memiliki ketrampilan dalam mengelola kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik


(3)

dengan model discovery learning. Demikian pula para guru-guru yang mengajar di sekolah dasar.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan November, diketahui bahwa guru-guru di kota Malang telah mendapatkan pelatihan kurikulum 2013. Pelatihan yang diperoleh guru yaitu tentang cara mengajar peserta didik dan memberikan kesempatan kepada peserta didik agar aktif bertanya seputar pelajaran yang disampaikan. Kurikulum tematik adalah pembelajaran yang tidak berpatokan pada mata pelajaran. Berkaitan dengan model pembelajaran, di SDN Mojolangu 3 Malang telah menggunakan model pembelajaran yaitu model discovery learning. Dengan diterapkanya model pembelajaran discovery learning proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menarik sehingga siswa mampu menguasai materi dan mampu untuk berfikir analisis dan kritis. Peneliti mencoba melakukan penelitian yang digunakan dalam pembelajaran tematik sekolah dasar di lingkungan kota Malang. Di SDN Mojolangu 3 Malang mulai dari kelas I sampai kelas IV sudah melaksanakan kurikulum 2013. Alasan peneliti memilih SDN Mojolangu 3 Malang karena para guru menggunakan pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi. Pada saat peneliti melakukan magang di SDN Mojolangu 3 Malang peneliti melihat guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik model discovery learning, khususnya pada kelas III. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pendekatan saintifik dengan model discovery learning. Sehubungan dengan itu, penelitian ini diberi judul “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Berdasarkan Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning Tema 7 Subtema 3 Kelas III SDN Mojolangu 3 Malang”.


(4)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tersusunlah tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik model discovery learning tema 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang?

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik model discovery learning tema 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang?

3. Bagaimana kendala pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik model discovery learning tema 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tersusunlah tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik model discovery learning 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik model discovery learning tema 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang.


(5)

3. Mendeskripsikan kendala pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan pendekatan saintifik model discovery learning pada pembelajaran tematik tema 7 subtema 3 kelas III SDN Mojolangu 3 Malang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dan masukan bagi guru dalam memilihan dan pelaksanaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran.

2. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pelaksanaan pendekatan dan model pembelajaran.

E. Batasan Istilah

Supaya tidak terjadi kekeliruan dalam pengertian dan penafsiran terhadap judul skripsi yaitu “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Berdasarkan Pendekatan Saintifik Model Discovery Learning Tema 7 Subtema 3 Kelas III SDN Mojolangu 3 Malang”, maka perlu adanya batasan istilah sebagai berikut. 1. Analisis adalah kegiatan mengurai, membedakan, atau mengelompokkan

kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitan maknanya.

2. Pembelajaran tematik tema 7 (Energi dan Perubahannya) subtema 3 (Energi Alternatif) berisi tentang kegiatan pembelajaran yang mengaitkan pelajaran PPKn, Matematika, SBDP, Bahasa Indonesia, dan PJOK menjadi satu


(6)

subtema. Setiap subtema terdiri atas enam pembelajaran. Secara keseluruhan tema 7 ini membahas materi tentang sumber energi, hak dan kewajiban warga Negara, dan operasi penjumlahan bilangan ribuan. Penelitian dilakukan pada pembelajaran 5 dan 6, alasannya adalah waktu penelitian disesuaikan dengan pembelajaran yang berlangsung saat itu.

3. Pendekatan saintifik proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan ketrampilannya melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

4. Model discovery learning yaitu model pembelajaran penemuan yang mengarahkan siswa untuk dapat menemukan sesuatu melalui proses pembelajaran dengan tujuan untuk menemukan pengertian, ciri-ciri, perbedaan maupun persamaan.