kerugian. Serangan ini tidak hanya berdampak pada menurunnya total hasil kayu dari sengon namun juga hilangnya pohon pelindung bagi tanaman kopi dan kakao.
Hal tersebut menegaskan pentingnya penelitian dalam mengetahui bagaimana cara inokulasi Ganoderma spp. untuk mencari cara pengendaliannya.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih spesifik pengaruh inokulasi Ganoderma spp. pada bibit sengon. Hasil penelitian ini diharapkan akan
menjadi dasar bagi dilakukannya seleksi ketahanan tanaman sengon terhadap serangan Ganoderma spp..
1.3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang patogenitas Ganoderma spp. terhadap sengon P. falcataria. Penelitian ini juga
ditujukan sebagai semacam scientific warning dampak Ganoderma spp. kepada tiap orang yang membudidayakan sengon pada lahannya.
1.4. Kerangka Pemikiran
Serangan jamur busuk akar pada berbagai tanaman khususnya jenis sengon menyebabkan kerugian tidak sedikit. Serangannya pada akar melalui tanah
sulit untuk dideteksi sehingga berbagai penelitian mengenai jamur ini dan inangnya diperlukan. Salah satu hal yang perlu diketahui adalah patogenitas
Ganoderma spp. terhadap inang seperti tanaman sengon. Jenis sengon dipilih
karena tanaman ini merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan masyarakat.
1.5. Keluaran Penelitian
Keluaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Data mengenai berbagai patogenitas Ganoderma spp. terhadap bibit tanaman
sengon. 2. Data hasil berbagai perlakuan pada bibit tanaman sengon dan korelasinya
terhadap serangan jamur busuk akar.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sengon
P. falcataria
Sengon P. falcataria merupakan jenis tanaman kayu yang banyak tumbuh di Indonesia. Kayu sengon termasuk kelas awet IV-V dan kelas kuat IV-
V. Kayunya lunak dan mempunyai nilai penyusutan dalam arah radial dan tangensial berturut-turut 2,5 persen dan 5,2 persen basah sampai kering tanur.
Sengon juga bersimbiosis dengan mikoriza arbuskular Dela Cruz et al.1988 dalam Nusantara 2002 oleh karena itu tanaman ini sangat baik untuk
meningkatkan kesuburan tanah marjinal Nusantara, 2002. Menurut Hidayat 2002 Sengon merupakan jenis pionir dengan sebaran
alami di Maluku, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Bismark. Tanaman ini tumbuh di hutan hujan dataran rendah sekunder atau hutan pegunungan rendah
dengan ketinggian 0-1600 mdpl meter di atas permukaan laut dan optimum pada 0-800 mdpl. Jenis ini juga dapat beradaptasi dengan iklim monsoon dan lembab
dengan curah hujan 200-2700 mmth dan bulan kering hingga empat bulan serta dapat ditanam pada tapak tidak subur tanpa pupuk. Sengon merupakan jenis fast
growing 8 mth pada tahun pertama yang tidak dapat tumbuh subur pada lahan
berdrainase jelek.
2.2. Jamur Ganoderma spp.
Ganoderma spp. merupakan cendawan penyebab penyakit busuk akar
yang biasa menyerang akar dengan kisaran tanaman inang yang cukup luas. Serangan jamur ini biasa ditemukan pada berbagai jenis Leguminoceae Henessy
dan Daly 2007, Palmae Turner 1981 dalam Zakaria et al. 2005, Rubiaceae Hindayana et al. 2002, bahkan penulis menemukan Ganoderma spp. yang
menyerang pohon eboni Ebenaceae. Jamur jenis Ganoderma spp. termasuk dalam kelas Basidiomycete.
Jamur jenis ini tersebar di berbagai belahan dunia. Seperti banyak jenis Basidiomycetes lain, jamur ini menyebabkan dekomposisi alami pada kayu mati
ataupun zat organik. Jamur ini juga salah satu penyebab utama dari penyakit pada berbagai tanaman Henessy dan Daly 2007. Ganoderma spp. adalah organisme
luar biasa yang dapat secara eksklusif mendegradasi lignin menjadi air dan CO
2
, setelah berbagai reaksi yang ada, selulosa menjadi tersedia sebagai nutrisi bagi
jamur tersebut Paterson 2006. Gejala serangan Ganoderma spp. tingkat ringan pada tanaman secara
umum adalah layu, tidak berkembang, kehilangan helai daun sampai lodoh pada batang. Pada serangan tingkat lanjut, secara umum penyakit dapat diidentifikasi
dengan kemunculan tubuh buah. Tubuh buah ini keras dan berkayu dengan ukuran yang cukup besar. Ukuran tubuh buah dapat mencapai diameter 15 cm dan
ketebalan 5 cm. Warna tubuh buah dari coklat mudah hingga coklat tua dan bahkan jingga. Bagian atas tubuh buah dapat agak mengkilat dengan bagian
bawah berwarna putih Henessy dan Daly 2007.
2.3. Pengendalian