PENGARUH SIR 20 TERHADAP TITIK LEMBEK ASPAL

19 Gambar 11. Grafik hubungan lama waktu pencampuran dan jenis SIR 20 Dari grafik diatas dapat dilihat lama proses pencampuran antara karet dan aspal pada konsentrasi dan jenis SIR 20 dengan waktu giling yang berbeda. SIR 20 yang tidak diberi perlakuan degradasi secara mekanis waktu giling karet 0 menit dianalisis waktu pencampurannya dengan aspal untuk mengetahui pengaruh dari adanya proses penurunan bobot molekul dengan proses degradasi secara mekanis. Pada SIR 20 tanpa perlakuan dapat dilihat pada grafik lama waktu pencampuran yang dibutuhkan sampai campuran homogen, yaitu sebesar 660 menit 11 jam. Hal ini jauh berbeda dengan kisaran waktu pencampuran SIR 20 yang telah didegradasi, yaitu berada antara 50 - 325 menit. Dari grafik dapat dilihat proses degradasi karet dapat mempersingkat waktu pencampuran karet dalam aspal. SIR 20 dengan konsentrasi karet terhadap aspal 3 dengan lama waktu penggilingan 24 menit merupakan perlakuan pencampuran yang membutuhkan waktu paling sedikit, sedangkan SIR 20 dengan konsentrasi karet terhadap aspal sebesar 7 dengan waktu penggilingan karet selama 8 menit merupakan perlakuan pencampuran yang membutuhkan waktu paling lama, yaitu sebesar 325 menit.

C. PENGARUH SIR 20 TERHADAP TITIK LEMBEK ASPAL

Analisis titik lembek aspal dilakukan untuk menentukan ketahanan aspal terhadap deformasi permanen. Titik lembek merupakan pendekatan utama selain penetrasi aspal untuk mengklasifikasikan kelas dan kualitas aspal untuk perkerasan jalan. Proses modifikasi aspal dengan penambahan bahan aditif berupa SIR 20 dinyatakan berhasil apabila nilai titik lembek aspal modifikasi lebih tinggi daripada nilai titik lembek kontrol aspal pen 60. Nilai titik lembek aspal dapat dilihat pada Gambar 12. Dari histogram dapat dilihat bahwa nilai titik lembek aspal modifikasi meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi karet yang ditambahkan ke dalam aspal. Pada konsentrasi karet terhadap aspal 0 kontrol yang berupa aspal pen 60, nilai titik lembek yang didapatkan adalah sebesar 51 o C. Titik lembek aspal modifikasi berada pada kisaran nilai 53 o C sampai dengan 57 o C. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan SIR 20 terdegradasi ke dalam aspal telah berhasil membuat titik lembek aspal menjadi lebih tinggi dari titik lembek kontrol. Nilai titik lembek yang tertinggi terjadi pada aspal modifikasi dengan waktu giling karet 8 menit dan 100 200 300 400 500 600 700 8 16 24 La m a w a kt u p e n ca m p u ra n m e n it Waktu Penggilingan menit 3 5 7 Konsentrasi karet terhadap aspal: 20 konsentrasi karet terhadap aspal sebesar 7 yaitu sebesar 56,5 o C. Nilai titik lembek terendah yaitu sebesar 53 o C dihasilkan oleh aspal modifikasi dengan waktu giling karet 16 menit pada konsentrasi karet terhadap aspal sebesar 3 dan 5. Sampel dengan waktu giling karet selama 24 menit juga menghasilkan nilai titik lembek terendah pada konsentrasi karet terhadap aspal sebesar 3. Data hasil pengujian titik lembek dapat dilihat pada Lampiran 3. Gambar 12. Histogram nilai titik lembek sampel pada tiap konsentrasi Berdasarkan hasil analisis keragaman pada tingkat kepercayaan 95 dan α = 0,05, perlakuan variasi konsentrasi karet dalam aspal berpengaruh nyata terhadap nilai titik lembek. Hasil uji lanjut Duncan dapat dilihat pada Gambar 13. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai titik lembek aspal modifikasi pada konsentrasi karet dalam aspal 0 berbeda nyata dengan nilai titik lembek aspal modifikasi pada konsentrasi 3, 5 dan 7. Nilai titik lembek aspal modifikasi dengan konsentrasi karet dalam aspal 3 juga berbeda nyata dengan nilai titik lembek aspal modifikasi dengan konsentrasi 0 dan 7, namun tidak berbeda nyata dengan taraf konsentrasi 5. Nilai titik lembek aspal modifikasi pada konsentrasi 5 juga menunjukkan perbedaan nyata dengan konsentrasi 0 dan 7, namun tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 3. Pada konsentrasi 7, nilai titik lembek aspal modifikasinya juga berbeda nyata dengan nilai titik lembek aspal pada konsentrasi 0, 3, dan 5. Hasil analisis ragam titik lembek dapat dilihat pada Lampiran 4. Gambar 13. Histogram signifikansi titik lembek berdasarkan ANOVA pada faktor konsentrasi 40 45 50 55 60 8 16 24 T it ik le m b e k C Waktu giling SIR 20 menit 3 5 7 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 7 5 3 T it ik le m b e k o C Konsentrasi karet dalam aspal Konsentrasi karet terhadap aspal: 21 Semakin tinggi konsentrasi karet dalam aspal, maka nilai titik lembek aspal juga akan meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan partikel karet dalam aspal yang mengisi ruang partikel aspal, sehingga partikel karet tersebut membuat aspal lebih sulit untuk melunak. Semakin tinggi kadar karet dalam aspal, maka semakin banyak partikel karet yang memenuhi ruang-ruang partikel aspal. Hal ini menyebabkan nilai titik lembek aspal modifikasi akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi karet. Karet dengan rantai molekul yang pendek atau viskositas rendah relatif lebih mudah terpenetrasi ke dalam pori – pori permukaan, sehingga daya rekatnya dengan aspal relatif lebih kuat. Ilustrasi pencampuran antara karet dan aspal yang membuat titik lembek aspal menjadi lebih tinggi dapat dilihat pada Gambar 14 berikut. Gambar 14. Ilustrasi pencampuran antara aspal dan karet SIR 20 Pada Gambar 14 dapat dilihat bahwa aspal minyak semi padat yang dipakai memiliki komponen penyusun seperti aspalten, resin dan minyak. Selanjutnya apabila aspal dipanaskan, minyak dari aspal tersebut akan keluar dan aspal mencair. Aspal yang telah mencair ditambahkan karet sebagai bahan aditif. Karet yang dimasukkan akan menyerap minyak yang keluar dari aspal, sehingga fungsi karet menjadi seperti asphalten dalam aspal. Karet menjadi kenyal dan lama – kelamaan bercampur dengan aspal karena proses pemanasan dan pengadukan. Karet alam adalah bahan padat sehingga berfungsi seperti aspalten dalam aspal. Karet tersebut mengisi ruang antar partikel aspal, sehingga aspal menjadi lebih padat dan lebih sulit untuk melunak. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan untuk perlakuan variasi waktu penggilingan SIR 20 terhadap nilai titik lembek aspal modifikasi dapat dilihat pada Gambar 15. Berdasarkam hasil analisis keragaman pada tingkat kepercayaan 95 dan α = 0,05, perlakuan variasi waktu penggilingan SIR 20 berpengaruh nyata terhadap nilai titik lembek aspal modifikasi yang dihasilkan. Histogram pada Gambar 15 menunjukkan bahwa nilai titik lembek aspal modifikasi dengan waktu giling karet 8 menit berbeda nyata dengan nilai titik lembek aspal modifikasi dengan waktu giling karet selama 16 dan 24 menit. Nilai titik lembek aspal modifikasi pada 22 waktu giling karet selama 16 menit juga menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan nilai titik lembek aspal pada watu giling karet 8 dan 24 menit. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh nilai titik lembek aspal modifikasi pada waktu giling 24 menit. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai titik lembek aspal modifikasi pada waktu giling karet selama 24 menit berbeda nyata dengan nilai titik lembek aspal modifikasi pada waktu giling karet 8 dan 16 menit. Gambar 15. Histogram signifikansi titik lembek berdasarkan ANOVA pada faktor waktu giling SIR 20 Berdasarkan hasil analisis keragaman pada tingkat kepercayaan 95 dan α = 0,05, interaksi antara variasi jenis SIR 20 dan variasi konsentrasi karet dalam aspal berpengaruh nyata terhadap nilai titik lembek aspal modifikasi. Pada Gambar 17 dapat dilihat histogram dari hasil uji lanjut Duncan. Aspal modifikasi S8K7 berbeda nyata dengan nilai titik lembek semua aspal modifikasi yang ada. Aspal modifikasi S24K7 tidak berbeda nyata dengan nilai titik lembek aspal modifikasi S24K7, namun berbeda nyata dengan aspal modifikasi lainnya. Aspal modifikasi S16K7 tidak berbeda nyata dengan aspal modifikasi S24K7, tetapi berbedanyata dengan aspal modifikasi lainnya. Aspal modifikasi S8K5 tidak berbeda nyata dengan aspal modifikasi S24K5 dan S8K3, namun berbeda nyata dengan jenis aspal modifikasi lainnya. Aspal modifikasi S24K5 tidak berbeda nyata dengan aspal modifikasi S8K5 dan S8K3, namun berbeda nyata dengan jenis aspal modifikasi lainnya. Begitu pula dengan aspal modifikasi S24K5 yang tidak berbeda nyata dengan aspal modifikasi S8K5 dan S8K3, namun berbeda nyata dengan jenis aspal modifikasi lainnya. Hasil analisis ragam titik lembek dapat dilihat pada Lampiran 5. Aspal modifikasi S16K5 tidak berbeda nyata dengan aspal modifikasi S24K3 dan S16K3, namun berbeda nyata dengan jenis aspal modifikasi lainnya. Aspal modifikasi S24K3 tidak berbeda nyata dengan aspal modifikasi S16K5 dan S16K3, namun berbeda nyata dengan jenis aspal modifikasi lainnya. Aspal modifikasi S16K3 tidak berbeda nyata dengan aspal modifikasi S24K3 dan S16K5, namun berbeda nyata dengan jenis aspal modifikasi lainnya. Pada Gambar 12 juga dapat dilihat aspal modifikasi S16K0 yang tidak berbeda nyata dengan aspal S24K0 dan S8K0, namun berbeda nyata dengan aspal modifikasi lain. Aspal modifikasi S24K0 tidak berbeda nyata dengan aspal modifikasi S16K0 dan S8K0, namun berbeda nyata dengan jenis aspal modifikasi lainnya. A B C 45.0 46.0 47.0 48.0 49.0 50.0 51.0 52.0 53.0 54.0 55.0 8 24 16 T it ik le m b e k o C Waktu giling SIR 20 menit 23 Gambar 16. Histogram Signifikansi Titik Lembek pada Faktor Interaksi Dari histogram juga dapat dilihat bahwa variasi waktu giling SIR 20 dan variasi konsentrasi karet dalam aspal telah berhasil meningkatkan nilai titik lembek aspal modifikasi bila dibandingkan dengan nilai titik lembek kontrol. Sebagian besar kombinasi dari aspal modifikasi yang ada dapat memenuhi standar aspal polimer jenis elastomer. Nilai titik lembek minimal untuk standar aspal polimer jenis elastomer adalah 54,0 o C. Aspal modifikasi S8K7, S24K7, S16K7, S8K5, S24K5 dan S8K3 telah memenuhi standar aspal polimer jenis elastomer karena berada pada kisaran nilai 54 – 56,5 o C.

D. PENGARUH SIR 20 TERHADAP PENETRASI ASPAL