BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dalam bab ini akan diuraikan beberapa kesimpulan dari penelitian dan
pembahasan materi yang dilakukan. Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah :
1. Telah ada beberapa peraturan perundang-undangan yang di dalamnya terdapat
pengaturan, baik secara langsung maupun tidak langsung mengatur tentang perlindungan data nasabah pengguna layanan internet banking. Peraturan
Perundang-undangan tersebut antara lain sebagai berikut: a.
Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 b.
Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 c.
Undang-Undang Telekomunikasi Nomor 36 Tahun 1999 d.
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11 Tahun 2008 e.
PBI Nomor 915PBI2007, dan sebagainya. Dalam kenyataannya, pembentukan hukum yang baru tampaknya menjadi
suatu kecenderungan untuk diimplementasikan, sebab peraturan perundangan yang sudah ada belum memberikan upaya yang maksimal dalam melindungi nasabah
dalam penggunaan layanan internet banking, karena belum mengatur secara khusus
Universitas Sumatera Utara
mengenai perlindungan nasabah pengguna layanan internet benking, khususnya mengenai privacy data pribadi nasabah pengguna layanan internet banking.
2. Bahwa dalam cyber crime terdapat berbagai macam risiko dan modus tindak
pidana serta bentuk-bentuk kejhatan dalam internet banking yang perlu dihindari. Adapun risiko-risiko tersebut adalah:
a. Risiko kredit credit risk
b. Risiko suku bunga interest rate risk
c. Risiko likuiditas liquidity risk
d. Risiko transaksi Transaction risk
e. Risiko komplain compliance risk
f. Risiko reputasi
Serta modus dan bentuk-bentuk tindak pidana cyber crime yang dikualifikasikan sebagai berikut:
a. Joy computing, yaitu pemakaian computer orang lain tanpa izin. Hal ini
termasuk pencurian waktu operasi computer. b.
Hacking, yaitu mengakses secara tidak sah atau tanpa izin dengan alat suatu terminal.
c. The Trojan horse, yaitu manipulasi data atau program dengan jalan mngubah
data atau instruksi pada sebuah program, menghapus, menambah, menjadikan tidak terjangkau dengan tujuan untuk kepentingan pribadi-pribadi atau orang
lain. d.
Data leakage, yaitu menyangkut bocornya data keluar terutama mengenai data yang harus dirahasiakan. Pembocoran data computer itu bisa berupa rahasia
Universitas Sumatera Utara
negara, perusahaan, data yang dipercayakan kepada seseorang dan data dalam situasi tertentu.
e. Data diddling, yaitu suatu perbuatan yang merubah data valid atau sah dengan
cara tidak sah mengubah input data, atau output data. f.
To frustrate data communication, yaitu penyia-nyiaan data computer g.
Software privacy, yaitu pembajakan perangkat lunak terhadap hak cipta yang dilindungi oleh HAKI.
3. Perlindungan Hukum terhadap data pribadi nasabah dapat dilakukan dengan
menggunakan dua kebijakan yakni kebijakan self-regulation, yaitu kebijakan yang dibuat oleh pihak bank secara sepihak untuk melindungi data pribadi nasabah, dan
government regulation, yaitu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah berbentuk peraturan perundang-undangan untuk melindungi data pribadi nasabah dalam
rang memberikan perlindungan kepada nasabah pengguna layanan internet banking. serta bentuk pertanggungwabannya yang berupa :
a. Apabila kerugian materiil yang diderita oleh nasabah bank pengguna internet
banking diakibatkan oleh kesalahan dari nasabah itu sendiri, maka nasabah pengguna layanan internet banking bertanggung jawab sendiri atas
kesalahannya tersebut, sehingga nasabah tersebut tidak dapat mengajukan tuntutan kepada pihak bank. Artinya, pihak bank tidak wanprestasi terhadap
nasabah pengguna layanan internet banking tersebut. b.
Apabila kerugian materiil yang diderita oleh nasabah bank pengguna layanan internet banking diakibatkan oleh kesalahan dari pihak bank itu sendiri, maka
pihak bank harus menuhi tuntutan nasabah pengguna layanan internet banking
Universitas Sumatera Utara
tersebut serta bertanggung jawab untuk memberikan ganti kerugian sesuai dengan kerugian yang telah diderita oleh nasabah pengguna layanan internet
banking. Artinya, pihak bank telah wanprestasi terhadap nasabah pengguna layanan internet banking tersebut.
c. Jika kerugian materiil yang diderita oleh nasabah bank pengguna layanan
internet banking ternyata disebabkan oleh perbuatan pihak ketiga, maka pihak ketiga tersebutlah yang harus bertanggungjawab kepada nasabah.
B. SARAN