Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Serawak Damai Estate (SDME), PT Windu Nabatindo Lestari (WNL), Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

1

ANALISIS PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI SERAWAK DAMAI ESTATE
(SDME), PT WINDU NABATINDO LESTARI (WNL),
BUMITAMA GUNA JAYA AGRO, KOTAWARINGIN TIMUR,
KALIMANTAN TENGAH

INDRI PERMATA SEVITHA
A24080114

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Serawak Damai Estate (SDME),
PT Windu Nabatindo Lestari (WNL), Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur,
Kalimantan Tengah

Analysis of Palm Oil Productivity (Elaeis guineensis Jacq.) at Serawak Damai Estate (SDME), Windu

Nabatindo Lestari Corporation, Bumitama Guna Jaya Agro, East Kotawaringin, Central Kalimantan
Indri Permata Sevitha1, Iskandar Lubis2
1

Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

2

Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

ABSTRACT
Internship activities carried out at Sarawak Damai Estate (SDME), Windu Nabatindo Lestari
Corporation, Central Kalimantan, starting from February 13th to May 13th, 2012. Implementation of
internship aims to analyze the factors that affect the productivity of oil palm which covering factors such as
rainfall, air temperature, humidity, wind speed, day length, plant age, and harvest labor. Multiple linear
regression analysis model is use for data analysis. Result from analysis of productivity at Sarawak Damai
Estate shows that air temperature, plant age and the harvest labor in the 24 months before harvest have
significant effect to productivity. The influence of the variables on productivity is similar for 2010 and 2011.

Keywords: Air Temperature, Harvest Labor, Multiple Linear Regression, Palm Oil, Plant Age


ABSTRAK
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Serawak Damai Estate (SDME), PT Windu Nabatindo
Lestari, Kalimantan Tengah, dimulai dari 13 Februari sampai 13 Mei 2012. Pelaksanaan magang ini
bertujuan menganalisis faktor yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit, meliputi faktor curah hujan,
suhu, kelembaban, kecepatan angin, lama penyinaran, umur tanaman, dan tenaga kerja panen. Model yang
digunakan untuk menganalisis adalah model analisis regresi linear berganda. Analisis produktivitas di
Serawak Damai Estate memberikan kesimpulan bahwa variabel suhu, umur tanaman dan tenaga kerja di 24
bulan sebelum panen berpengaruh signifikan. Ketiga variabel tersebut merupakan variabel yang sama yang
memberikan pengaruh terhadap produktivitas di tahun 2010 dan 2011.

Kata kunci: Kelapa Sawit, Regresi Linear Berganda, Suhu Udara, Tenaga Kerja Panen, Umur Tanaman

1

ii

RINGKASAN
INDRI PERMATA SEVITHA. Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Serawak Damai Estate (SDME), PT Windu Nabatindo

Lestari

(WNL),

Bumitama

Gunajaya

Agro,

Kotawaringin

Timur,

Kalimantan Tengah. (Dibimbing oleh ISKANDAR LUBIS).
Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di
dunia terus berusaha meningkatkan produktivitasnya. Usaha peningkatan
produktivitas kelapa sawit dapat dilakukan dengan menganalisis berbagai faktor
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kelapa sawit. Analisis berbagai faktor
produksi kelapa sawit tidak dapat dilakukan secara mudah mengingat banyak

faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut diantaranya terdiri dari
lama penyinaran matahari, suhu, kecepatan angin, kelembaban, tipe tanah secara
fisik maupun kimia, jumlah distribusi curah hujan, topografi, perlakuan agronomi,
serta faktor managemen.
Pelaksaan magang yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan
Mei ini bertujuan menganalisis faktor yang mempengaruhi produktivitas kelapa
sawit, meliputi faktor curah hujan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, lama
penyinaran, umur tanaman, dan tenaga kerja panen pada perkebunan kelapa sawit
di Serawak Damai Estate, PT Bumitama Gunajaya Agro.
Pengamatan dan pengumpulan data serta informasi dilakukan dengan
mengumpulkan data primer dan data sekunder yang masing-masing terbagi
menjadi dua bagian, yaitu data untuk laporan umum dan data untuk laporan
khusus. Data sekunder untuk analisis produktivitas yaitu terdiri dari data
produktivitas kelapa sawit dan data tenaga kerja panen tahun 2010-2011, data
curah hujan dan hari hujan tahun 2008-2011 di SDME, serta data iklim (suhu,
kelembaban, kecepatan angin dan lama penyinaran) tahun 2008-2011 yang
diperoleh dari BMKG.
Analisis produktivitas kelapa sawit menggunakan model analisis regresi
linear berganda, dan model diuji kelayakannya dengan uji asumsi klasik yang
terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, serta uji

autokorelasi, dengan menggunakan alat bantu Minitab 14 dan Eviews 6.

iii

Hasil uji t-parsial pada taraf kepercayaan 95% pada produktivitas tahun 2010,
terlihat variabel yang berpengaruh pada 0 dan 6 Bulan Sebelum Panen (BSP)
adalah tenaga kerja, sedangkan pada 12 dan 18 BSP variabel yang berpengaruh
yaitu umur tanaman dan tenaga kerja. Hasil analisis pada 24 BSP terdapat lima
variabel yang berpengaruh terhadap produktivitas yaitu suhu, kecepatan angin,
hari hujan, umur tanaman, dan tenaga kerja. Variabel pada 24 BSP dianalisis
menggunakan regresi linear berganda dan diuji asumsi. Hasil pendugaan model
diperoleh nilai F-hitung sebesar 124.45, dan nilai P pada uji ini adalah 0.001.
Nilai P pada uji F secara statistik berpengaruh signifkan pada alpha 5%. Nilai
koefisien determinasi (R2) setelah diregresi didapat sebesar 99.7 %. Hal ini berarti
bahwa 99.7% variasi produktivitas dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel
yang digunakan dan sisanya sebesar 0.3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukan ke dalam model.
Hasil uji t-parsial pada produktivitas tahun 2011 dengan taraf kepercayaan
95% didapatkan hasil yaitu pada 0 BSP sampai 18 BSP tidak terdapat variabel
yang berpengaruh. Variabel yang berpengaruh terhadap produktivitas hanya

terdapat pada 24 BSP yaitu variabel suhu, kelembaban, lama penyinaran, umur
tanaman dan tenaga kerja. Regresi dilakukan pada 24 BSP dan didapatkan nilai Fhitung sebesar 84.08, dan nilai P pada uji ini adalah 0.002, serta nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 99.6 %.
Hasil yang didapat dari analisis regresi linear berganda memberikan
kesimpulan bahwa variabel suhu di 24 bulan sebelum panen, umur tanaman dan
tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas. Ketiga variabel
tersebut merupakan variabel yang sama yang memberikan pengaruh terhadap
produktivitas di tahun 2010 dan 2011 di SDME.
Pengujian asumsi pada model produktivitas 2010 dan 2011 di SDME
sudah dilakukan dan diperoleh bahwa pada setiap model yang digunakan sudah
baik dan model tidak memiliki masalah autokorelasi, multikolinearitas
heteroskedastisitas, dan data sudah terdistribusi normal, sehingga model layak
untuk digunakan.

i

ANALISIS PRODUKTIVTAS KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI SERAWAK DAMAI ESTATE
(SDME), PT WINDU NABATINDO LESTARI (WNL),
BUMITAMA GUNAJAYA AGRO, KOTAWARINGIN TIMUR,

KALIMANTAN TENGAH

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

INDRI PERMATA SEVITHA
A24080114

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

ii

Judul : ANALISIS PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI SERAWAK DAMAI ESTATE
(SDME), PT WINDU NABATINDO LESTARI (WNL),
BUMITAMA GUNAJAYA AGRO, KOTAWARINGIN
TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

Nama : INDRI PERMATA SEVITHA
NIM : A24080114
Menyetujui :
Pembimbing

Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS
NIP 19610528 198503 1002

Mengetahui :
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc Agr
NIP 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus :

iii

RIWAYAT HIDUP
Indri Permata Sevitha, lahir di Bekasi 10 Januari 1990. Penulis merupakan

anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sheffied dan Ibu Sri Dwi K.
Pendidikan formal yang dijalani penulis di mulai dari TK Cendrawasih
Jaya pada tahun 1994-1996. Pendidikan dilanjutkan di SD Cendrawasih jaya
selama 6 tahun, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama
di SMP Negeri 1 Bekasi selama 3 tahun, setelah lulus penulis melanjutkan ke
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bekasi dan lulus pada tahun 2008.
Pendidikan Strata 1 dilanjutkan oleh penulis di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB) pada tahun 2008. Penulis masuk
di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Kegiatan diluar perkuliahan juga diikuti oleh penulis, seperti kegiatan
kepanitiaan yang diselenggarakan oleh IPB, diantaranya kegiatan Green Festival
IPB yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup bekerja sama
dengan BEM KM IPB pada tahun 2009, selanjutnya Kepanitiaan Masa
Perkenalan Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun 2010 serta kepanitiaan
FESTIVAL TANAMAN XXXII 2011 yang diselenggarakan oleh HIMAGRON
IPB.
Penulis juga pernah menjadi peserta Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM) yang proposalnya didanai oleh DIKTI pada tahun 2010-2011, dengan
judul proposal “PAPARAZI (Paket-paket Sayuran Bergizi)”.


iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Serawak Damai Estate (SDME), PT Windu Nabatindo Lestari
(WNL), Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah”
dapat penulis selesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua dan Ambu serta kakak dan adik atas doa, dukungan kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dorongan petunjuk selama pelaksanaan
magang dan penyusunan skripsi.
3. Bapak Dr. Ir. Suwarto, Msi selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menjalani studi di departemen Agronomi dan
Hortikultura.
4. Bapak Rudi Ismanto selaku Estate Manager, dan Bapak Widiaskoro serta
Bapak Sujitno selaku Asisten Kepala.
5. Bapak Najamuddin, Bapak Dwi D A, Bapak Gunawan C W, Bapak Eddwin P,
dan Bapak Agus U S selaku asisten dan pembimbing lapang selama kegiatan

magang berlangsung dan Bapak Sandhi P P selaku kepala administrasi SDME.
6. Seluruh keluarga besar SDME dan PT Bumitama Gunajaya Agro yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang
skripsi selama tiga bulan.
7. Teman magang Weni Riska O dan Willy Chandra serta Wulandari K, Fajar
Utami, Ananda D P, Dira F B, Sugistiawati dan Munandar Irfanda.
8. Teman – teman Agronomi dan Hortikultura INDIGENOUS 45.
Semoga skripsi ini dapat membantu dan berguna bagi departemen
Agronomi dan Hortikultura.

Bogor, Januari 2013

Penulis

v

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................

vii

PENDAHULUAN ..................................................................................
Latar Belakang ................................................................................
Tujuan ..............................................................................................

1
1
2

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
Botani Kelapa Sawit ........................................................................
Kondisi Iklim ..................................................................................
Jenis Tanah dan Topografi...............................................................
Umur Tanaman ...............................................................................
Tenaga Kerja ...................................................................................

3
3
5
7
7
7

METODE MAGANG .............................................................................
Tempat dan Waktu ..........................................................................
Metode Pelaksanaan.........................................................................
Pengamatan dan Pengumpulan Data................................................
Analisis Data dan Informasi.............................................................

9
9
9
10
11

KONDISI UMUM KEBUN....................................................................
Profil Perusahaan .............................................................................
Keadaan Umum Kebun....................................................................
Lokasi dan Wilayah Administratif ..................................................
Keadaan Iklim dan Tanah ...............................................................
Luas Areal dan Tata Guna Lahan ....................................................
Keadaan Tanaman dan Produksi......................................................
Fasilitas kebun ................................................................................
Struktur organisasi ...........................................................................
Ketenagakerjaan dan Pengupahan ...................................................

14
14
14
15
15
16
17
18
18
18

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ..........................................
Aspek Teknis ...................................................................................
Panen ........................................................................................
Pemupukan ..............................................................................
Pengendalian Hama Tanaman Kelapa Sawit ...........................
Pemeliharaan Tanaman.............................................................
Konservasi Tanah dan Air ........................................................
Internal Meeting .......................................................................
Kegiatan Simulasi Kebun (Field Visit) ....................................
Aspek Manajerial .............................................................................

21
21
21
32
37
40
44
46
46
48

vi

PEMBAHASAN .....................................................................................
Produksi dan Produktivitas Serawak Damai Estate .........................
Komponen Produksi.........................................................................
Analisis Produktivitas Serawak Damai Estate ...................................
Analisis Produktivitas 2010 di SDME ...............................................
Uji Asumsi Klasik Pada Model Produktivitas 2010 ........................
Analisis Produktivitas 2011 di SDME ...............................................
Uji Asumsi Pada Model Produktivitas 2011......................................
Pengaruh Variabel-Variabel Terhadap Produktivitas ........................

51
51
51
54
55
56
57
60
62

KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................
Kesimpulan ......................................................................................
Saran ................................................................................................

69
69
69

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

71

LAMPIRAN............................................................................................

73

vii

DAFTAR TABEL
Nomor

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

Halaman

Luasan areal tanaman belum menghasilkan dan tanaman
menghasilkan di Serawak Damai Estate .........................................
Luasan areal untuk tahun tanam kelapa sawit di Serawak Damai
Estate................................................................................................
Perbandingan produktivitas SDME dengan produktivitas standar
Marihat S3 .......................................................................................
Jumlah staf dan karyawan di SDME Tahun 2012 ...........................
Ketentuan Upah 2012 ......................................................................
Rekapitulasi mutu buah di Serawak Damai Estate pada bulan Juli
-Desember 2011...............................................................................
Total produksi dan produktivitas tahun 2010-2011 di Serawak
Damai Estate....................................................................................
Komponen produksi kelapa sawit di Serawak Damai Estate ..........
Uji korelasi antar komponen produksi ............................................
Pengaruh faktor SPH terhadap produktivitas kelapa sawit di
Serawak Damai Estate .....................................................................
Uji t-parsial faktor produksi pada produktivitas 2010 di 0 BSP, 6
BSP, 12 BSP, 18 BSP, 24 BSP di Serawak Damai Estate .............
Sidik ragam untuk persamaan regresi linear berganda 24 BSP
pada produktivitas 2010 di Serawak Damai Estate ........................
Hasil pengujian regresi linear berganda 24 BSP pada
produktivitas 2010 di Serawak Damai Estate .................................
Heteroskedasticity test : Breusch-pagan-Godfrey ...........................
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test .................................
Uji t-parsial faktor produksi pada produktivitas 2011 di 0 BSP, 6
BSP, 12 BSP, 18 BSP, 24 BSP di Serawak Damai Estate . ............
Sidik ragam untuk persamaan regresi linear berganda 24 BSP
pada produktivitas 2011 di Serawak Damai Estate .........................
Hasil pengujian regresi linear berganda 24 BSP pada
produktivitas 2011 di Serawak Damai Estate..................................
Persentase selisih antara produksi duga dengan produksi aktual ....
Heteroskedasticity test : Breusch-pagan-Godfrey ...........................
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test .................................

16
17
18
19
19
26
51
52
52
54
55
56
56
58
58
58
59
59
60
61
61

i

DAFTAR GAMBAR
Nomor

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Halaman

Grading buah yang dilakukan oleh asisten kebun ............................
Kegiatan pencatatan hasil panen oleh kerani panen di TPH..............
Penguntilan pupuk Urea di gudang pupuk divisi...............................
Pembuatan Guludan Turnera subulata..............................................
Rawat piringan manual. .....................................................................
Penyemprotan piringan dilakukan oleh TUS.....................................
Sekat air di Serawak Damai Estate....................................................
Grafik probability plot of residual produktivitas 2010. .....................
Grafik probability plot of residual produktivitas 2011. .....................
Grafik suhu kebun Serawak Damai Estate 20108-2012 ....................
Grafik kelembaban kebun Serawak Damai Estate 2008-2012..........
Grafik lama penyinaran kebun Serawak Damai Estate 2008-2012. ..
Diagram curah hujan tahunan kebun Serawak Damai Estate tahun
2008-2012 ..........................................................................................

25
27
34
40
42
43
46
57
60
62
63
65
66

ii

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Halaman

Jurnal harian magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) ........
Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor..........................
Jurnal harian magang sebagai pendamping asisten ...........................
Data produksi dan produktivitas Tahun 2010 – 2011 di Serawak
Damai Estate......................................................................................
Keadaan curah hujan dan hari hujan bulanan di Serawak Damai
Estate (2008-2011).............................................................................
Data temperatur, kelembaban, lama penyinaran, kecepatan angin
wilayah Palangkaraya tahun 2008-2011............................................
Peta areal kebun Serawak Damai Estate............................................
Struktur organisasi Serawak Damai Estate........................................
Data pencapaian pemupukan Serawak Damai Estate 2008-2011......
Neraca air di Serawak Damai Estate tahun 2008-2011. ....................

74
75
76
78
79
80
82
83
84
85

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sub sektor perkebunan kelapa sawit memberikan kontribusi yang besar
terhadap industri perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan permintaan terhadap
kelapa sawit terutama minyak sawit (CPO) di dunia untuk pemenuhan kebutuhan
pangan, industri dan sumber energi lainnya semakin meningkat tiap tahunnya.
Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia terus
berusaha meningkatkan produktivitasnya.
Luas perkebunan kelapa sawit yang dimiliki Indonesia, berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (2012) terus meningkat. Tahun 2004 luas penggunaan untuk
tanaman kelapa sawit seluas 3 496 700 ha dan sampai tahun 2009 pengunaan
lahan meningkat menjadi 4 888 000 ha. Pertambahan luas lahan meningkat selaras
dengan produksi yang dihasilkan, berdasarkan data dari index mundi (2013)
produksi kelapa sawit di Indonesia tahun 2010 sebesar 23.6 juta ton dan
meningkat menjadi 25.9 juta ton pada tahun 2011.
Usaha peningkatan produktivitas kelapa sawit dapat dilakukan dengan
menganalisis berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan kelapa
sawit. Analisis berbagai faktor atau penentuan potensi produksi kelapa sawit tidak
dapat dilakukan secara mudah mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor tersebut diantaranya terdiri dari lama penyinaran matahari, suhu,
kecepatan angin, kelembaban, tipe tanah secara fisik maupun kimia, jumlah
distribusi curah hujan, topografi, perlakuan agronomi, serta managemen tenaga
kerja.
Pahan (2008) menyatakan terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang perlu dipahami untuk mencapai
produksi maksimal. Pertama faktor innate merupakan faktor genetik tanaman
dimana potensi produksi maksimal yang dimiliki oleh bahan tanaman itu sendiri
pada suatu lingkungan tanpa atau sedikit mengalami hambatan baik dari faktor
lingkungan, managemen maupun teknis agronomi. Kedua, faktor induce
merupakan faktor yang mempengaruhi sifat genetik, dengan penerapan kondisi
yang dilakukan oleh manusia untuk memanifestasi faktor lingkungan yang

2
mendukung sifat genetik tanaman tersebut. Ketiga, faktor enforce yaitu faktor
lingkungan yang bisa bersifat merangsang dan atau menghambat pertumbuhan
dan produksi tanaman, dan faktor-faktor ini tidak dapat dikendalikan oleh manusia
secara langsung.

Tujuan
Pelaksanaan kegiatan magang bertujuan untuk memperoleh pangalaman
kerja langsung di lapang, menambah wawasan penulis dan meningkatkan
profesionalitas kerja dalam hal budidaya dan pengelolaan kelapa sawit, serta
mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di lapang.
Pelaksanaan magang bertujuan menganalisis faktor yang mempengaruhi
produktivitas kelapa sawit, meliputi faktor curah hujan, suhu, kelembaban,
kecepatan angin, lama penyinaran, umur tanaman, dan tenaga kerja panen pada
perkebunan kelapa sawit di Serawak Damai Estate, PT Bumitama Gunajaya Agro.

3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit
Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari
famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke
Indonesia pada tahun 1848, dan dijadikan sebagai tanaman ornamen yang ditanam
di Kebun Raya Bogor. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah
satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat penting.
Taksonomi pada kelapa sawit, sebagai berikut :
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledonae

Family

: Palmaceae

Genus

: Elaeis

Spesies

: Elaeis guineensis Jacq

Secara morfologi, kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang
memiliki batang tumbuh lurus, yang pada umumnya tidak bercabang, serta tidak
memiliki kambium. Tanaman ini merupakan tanaman monoecious dimana bunga
jantan dan bunga betina berada dalam satu pohon dengan tandan yang terpisah.
Tanaman kelapa sawit dapat dibagi menjadi bagian vegetatif yang terdiri atas akar
batang dan daun, sedangkan bagian generatif terdiri atas bunga dan buah.
Akar kelapa sawit merupakan akar serabut yang terdiri atas sistem akar
primer, sekunder, tersier, dan kuarter. Akar primer tumbuh vertikal ke dalam
tanah dan horizontal ke samping. Akar primer ini berdiameter 4-10 mm. Akar
primer ini akan bercabang manjadi akar sekunder yang berdiameter 1-4 mm, dan
bercabang lagi menjadi akar tersier yang berdiameter 0.5-1.5 mm. Cabang-cabang
ini juga akan bercabang lagi menjadi akar kuarter (Setyamidjaja, 2006).
Batang kelapa sawit bulat panjang tidak bercabang, dan berdiameter 25–
75 cm, serta terus bertambah tinggi selama tanaman hidup (Fauzi, 2007).
Pertumbuhan pada awal setelah fase muda terjadi pembentukan batang yang
melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa

4
sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun, berbentuk seperti
kubis.
Daun kelapa sawit termasuk daun majemuk yang terdiri atas pelepah
dengan panjang 7.5-9 m (Fauzi, 2007). Daun pertama yang tumbuh pada stadium
benih berbentuk lanset, dan akan tumbuh berbentuk menyirip pada daun dewasa.
Bagian di pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan
keras di kedua sisinya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua, dan
di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun.
Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan
mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga jantan berbentuk
lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit
mengadakan penyerbukan silang yang artinya bunga betina dari pohon yang satu
dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin dan
atau serangga penyerbuk.
Buah kelapa sawit tersusun atas kulit buah yang licin dan keras (epicrap),
daging buah (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak,
kulit biji (endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan
keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak,
serta lembaga (embrio) (Pahan, 2008).
Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda.
Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman (masa non-aktif).
Perkecambahannya dapat berlangsung lebih dari enam bulan dengan keberhasilan
sekitar 50%. Biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment, agar perkecambahan
dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi,
Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan
menjadi beberapa jenis sebagai berikut yakni dura, tenera, dan pisifera. Varietas
unggul kelapa sawit adalah varietas Dura sebagai induk betina dan Pisifera
sebagai induk jantan. Hasil persilangan tersebut memiliki kualitas dan kuantitas
yang lebih baik :
1. Dura memiliki cangkang tebal (3-5 mm), daging buah tipis, dan rendemen
minyak 15-17%.

5
2. Tenera memiliki cangkang agak tipis (2-3 mm), daging buah tebal, dan
rendemen minyak 21-23%.
3. Pisifera memiliki cangkang yang sangat tipis, tetapi daging buahnya tebal
dan bijinya kecil. Rendemen minyaknya tinggi (lebih dari 23%). Tandan
buahnya hampir selalu gugur sebelum masak, sehingga jumlah minyak
yang dihasilkan sedikit.
Menurut Fauzi (2007) kelapa sawit berdasarkan warna kulit buah dibedakan atas :
1. Nigresens
Nigresens memiliki ciri buah dengan warna kulit ungu sampai hitam saat
muda dan berwarna jingga kehitam-hitaman pada waktu matang.
2. Verescens
Verescens adalah jenis kelapa sawit dengan warna kulit buah hijau saat
muda dan ketika matang berwarna jingga kemerahan tetapi ujungnya tetap
kehijau-hijauan.
3. Albescens
Albesens sesuai dengan namanya adalah kelapa sawit dengan buah yang
kulitnya berwarna keputih-putihan saat muda dan berwarna kuning pucat
atau kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitam-hitaman
pada saat matang.

Kondisi Iklim
Kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan–
hutan, lalu dibudidayakan. Tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan
yang baik agar mampu tumbuh dan berproduksi secara optimal. Sawit dapat
tumbuh dengan baik di daerah tropis, secara umum dapat dikatakan kondisi iklim
yang cocok bagi kelapa sawit terletak antara 15° LU - 15° LS (Pahan, 2006).
Daljuni (1983) menyatakan penyebab utama keberhasilan atau kegagalan suatu
pertanian di daerah tropis adalah pengaruh iklim setempat. Keadaan iklim dan
tanah merupakan faktor utama bagi pertumbuhan kelapa sawit, di samping faktor–
faktor lainnya seperti sifat genetika, dan perlakuan budidaya.

6
Suhu Udara dan Lama Penyinaran Matahari
Suhu rata-rata tahunan dalam geografi dimana untuk penyebaran
pertanaman kelapa sawit komersial (budidaya) yaitu rata-rata suhu minimum
berkisar antara 220C - 240C, dan maksimum antara 290C - 330C (Hardon,
Rajanaidu and Vossen, 2002). Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa
sawit antara 5-7 jam/hari (Litbangtan, 2008). Rata-rata penyinaran 6 jam/hari,
minimum 1600 jam/tahun dengan intensitas di atas 60%.

Kelembaban Udara, dan Kecepatan Angin
Kelembaban udara yang baik untuk tanaman kelapa sawit yaitu 80-90%
(Risza, 2010). Kelembaban udara optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah
80%. Kecepatan angin pada kelapa sawit memberikan dua pengaruh yaitu bila
angin dengan kecepatan 5-6 km/jam akan membantu dalam proses penyerbukan
(Fauzi, 2007). Kecepatan angin yang lebih dari 160 km/jam (badai tropis) akan
merusak tanaman.

Curah Hujan
Tanaman kelapa sawit umumnya dikembangkan pada daerah yang
memiliki curah hujan yang tinggi, yaitu lebih dari 2 000 mm/tahun, serta
optimalnya 2 000-3 000 mm yang merata sepanjang tahun (Murtilaksono, Siregar,
dan Darmosarkoro, 2007). Kebutuhan efektif tanaman kelapa sawit terhadap curah
hujan hanya berkisar antara 1 300-1 500 mm/tahun atau rata-rata 108-125
mm/bulan atau 3 – 4 mm/hari (Risza, 2010). Curah hujan yang rendah dapat
menyebabkan water deficit. Water deficit mulai berpengaruh terhadap produksi
jika mencapai tingkat 300 mm/tahun atau 80 cm tanpa ada
lapisan padas, serta memiliki tekstur lempung atau liat dengan komposisi pasir
20–60%, debu 10–40 %, liat 20–50%. Sifat kimia tanahnya yaitu dilihat dari
tingkat keasaman dan komposisi hara mineralnya. Drainase pada kelapa sawit
harus baik, kondisi tanah tergenang akan menyebabkan kelapa sawit kekurangan
oksigen dan menghambat penyerapan unsur hara. Sifat kimia tanah mempunyai
arti penting dalam menentukan dosis pemupukan dan kelas kesuburan tanah.
Tanah yang mengandung unsur hara dalam jumlah besar sangat baik untuk
pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman, sedangkan keasaman tanah
menentukan ketersediaan dan keseimbangan unsur-unsur hara dalam tanah.
Kondisi lahan yang sesuai untuk pertanaman kelapa sawit adalah lahan
dengan topografi datar sampai berombak, dengan lereng 0-15% dan tumbuh di
ketinggian 0-500 m dari permukaan laut.

Umur Tanaman
Rata-rata berat tandan akan meningkat sejalan dengan umur tanaman,
sedangkan jumlah tandan akan menurun dengan bertambahnya umur tanaman
(Siregar, 1998). Produktivitas tanaman akan meningkat secara tajam dari umur 3-7
tahun dan mencapai puncaknya ketika tanaman berusia sekitar 15 tahun dan akan
mulai menurun hingga tiba saatnya untuk di tanam ulang pada umur tanaman 25
tahun. Tanaman kelapa sawit rata-rata menghasilkan buah 20-22 tandan/tahun.
Untuk tanaman yang semakin tua produktivitasnya akan menurun menjadi 12-14
tandan/tahun.
Tenaga Kerja
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 pasal 1 menyatakan bahwa tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk

8
memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja panen kelapa sawit adalah tenaga
kerja yang bertugas memanen atau menurunkan tandan buah segar dari pokok
kelapa sawit dengan kriteria tingkat kematangan tertentu. Keberadaan tenaga kerja
panen dalam perkebunan kelapa sawit menentukan produksi yang dapat dihasilkan
oleh perkebunan, sehingga tenaga kerja merupakan sumber daya, dimana
kebutuhan yang besar terhadap tenaga kerja menjadi salah satu faktor produksi
yang berperan sangat besar terhadap perkembangan ekonomi di sektor
perkebunan.

9

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Serawak Damai Estate (SDME),
PT

Windu

Nabatindo

Lestari.

Bumitama

Gunajaya

Agro,

Kabupaten

Kotawaringin, Kalimantan Tengah selama 3 bulan yang dimulai dari 13 Februari
2012 sampai 13 Mei 2012.
Metode Pelaksanaan
Metode

pelaksanaan

kegiatan

magang

adalah

mempelajari

dan

melaksanakan praktik kerja langsung di lapang selama tiga bulan baik aspek
teknis maupun manejerial kebun, serta melakukan wawancara, dan diskusi dengan
karyawan dan staf di kebun. Kegiatan lapang yang dilakukan selama tiga bulan
adalah menjadi Karyawan Harian Lepas (KHL) selama tiga minggu, pendamping
mandor selama tiga minggu, serta menjadi pendamping asisten selama enam
minggu.
Kegiatan sebagai karyawan harian lepas dilakukan selama tiga minggu
dengan mengikuti kegiatan di kebun dari mulai kegiatan pemupukan,
penyemprotan, panen, dan perawatan serta membuat jurnal kegiatan sebagai
karyawan harian lepas (Lampiran 1). Kegiatan pendamping mandor dilakukan
dengan menjadi pendamping mandor satu, mandor panen, mandor perawatan,
mandor semprot, mandor pupuk, dan kerani panen serta kerani divisi
(Lampiran 2). Kegiatan sebagai pendamping mandor yang dilakukan penulis yaitu
membantu mengawasi kegiatan yang berlangsung di lapang, membuat Laporan
Harian Mandor (LHM), serta membuat mutu hancak mandor. Kegiatan sebagai
kerani panen yaitu menggrading buah, menentukan basis per seksi panen,
sedangkan sebagai kerani divisi yaitu membantu mengabsensi karyawan, dan
memasukan data. Kegiatan sebagai pendamping asisten yaitu membantu asisten
dalam hal merencanakan kegiatan, mengorganisasi karyawan dalam melakukan
pekerjaan, dan mengawasi kegiatan yang sedang berlangsung (Lampiran 3).

10
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengamatan dan pengumpulan data serta informasi dilakukan dengan
mengumpulkan data primer dan data sekunder yang masing-masing terbagi
menjadi dua bagian, yaitu data untuk laporan umum dan data untuk laporan
khusus atau terkait dengan analisis produktivitas. Data primer diperoleh dengan
melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap semua kegiatan yang
berlangsung di kebun. Data primer untuk laporan umum terdiri atas data prestasi
kerja penulis selama tiga bulan, sedangkan data primer untuk analisis
produktivitas yaitu data taksasi panen harian yang dilakukan penulis.
Pengumpulan data sekunder untuk laporan umum diperoleh dari arsip perkebunan,
antara lain letak gografis, tata guna lahan, kondisi tanaman dan lahan, struktur
organisasi, dan data manajemen perusahaan. Data sekunder untuk analisis
produktivitas yaitu terdiri dari data produktivitas kelapa sawit (Lampiran 4) dan
data tenaga kerja panen tahun 2010-2011, serta data curah hujan dan hari hujan
tahun 2008-2011 di SDME (Lampiran 5). Data iklim yang digunakan terdiri dari
data suhu, kelembaban, kecepatan angin dan lama penyinaran di wilayah
Palangkaraya tahun 2008-2011 yang diperoleh dari Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) (Lampiran 6).
Teknik pengambilan data untuk sensus produksi harian atau taksasi panen
dilakukan dengan mengambil luasan tiga hektar dari tiap-tiap blok, sehingga
terdapat enam pasar pikul tiap blok. Pengamatan dilakukan dengan menghitung
jumlah janjang/pokok yang dapat dipanen pada esok hari dengan kriteria tiga
brondolan di piringan dan jumlah pokok produktif. Kegiatan estimasi produksi
dilakukan untuk melihat berapa perkiraan buah yang akan di panen, data tersebut
juga berguna untuk menghitung kapasitas olah pabrik.
Teknik pengambilan data untuk komponen produksi dilakukan dengan
mengambil luasan satu hektar dari tiap-tiap blok contoh, blok contoh yang
dijadikan sampel merupakan blok yang mewakili tiap tahun tanam di Serawak
Damai Estate Divisi 1, yaitu blok dengan tahun tanam 2004, 2005, 2006, 2007,
dan 2008. Pengambilan sampel baris dilakukan pada nomor baris 10 untuk baris
sampel pertama dan selang 10 baris untuk baris selanjutnya, sehingga nomor baris
sampel yaitu baris 10, 20, 30 dan 40.

11
Analisis Data Dan Informasi
Model yang digunakan untuk menganalisis produktivitas kelapa sawit
adalah model analisis regresi linear berganda. Alat bantu untuk mengolah data
menggunakan Minitab 14 dan Eviews. Regresi linear berganda adalah regresi
yang meramalkan hubungan antara satu variabel tidak bebas (Y), berdasarkan
hasil pengukuran lebih dari satu variabel bebas (X) (Walpole, 1997). Model
analisis regresi linear berganda merupakan model yang bertujuan untuk
mempresentasikan pola hubungan fungsional, satu variabel tidak bebas yang
dipengaruhi oleh lebih dari satu variable bebas.
Variabel tidak bebas adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi
oleh variabel bebas dan dinotasikan dengan Y. Variabel tidak bebas dalam
penelitian ini adalah produktivitas kelapa sawit, sedangkan variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel
tidak bebas dan dinotasikan dengan X. Variabel bebas pada penelitian ini adalah
suhu, kelembaban, kecepatan angin, lama penyinaran, curah hujan, hari hujan,
umur tanaman, dan tenaga kerja.
Model persamaan untuk analisis faktor-faktor produktivitas kelapa sawit
sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8
Y

= Produktivitas kelapa sawit

β0

= Titik potong Y, merupakan nilai perkiraan bagi Y ketika X=0 (garis
Y memotong sumbu X)

β1, β2,.., β8 = Koefisien regresi atau perubahan rata-rata Y untuk setiap satu unit
perubahan (naik atau turun) pada variabel X, dengan menganggap
variabel independen lainnya konstan.
X1

= Suhu (0C)

X2

= Kelembaban (%)

X3

= Kecepatan Angin (knots)

X4

= Lama penyinaran (%)

X5

= Curah hujan (mm)

X6

= Hari hujan (hari)

12
X7

= Umur tanaman (bulan)

X8

= Tenaga kerja (hok)

Model yang digunakan dalam membuat suatu persamaan regresi linier
berganda ini, dapat terjadi beberapa keadaan yang dapat menyebabkan estimasi
koefisien regresi tidak lagi menjadi penduga koefisien tak bias terbaik, sehingga
diperlukan beberapa asumsi mendasar yang perlu diperhatikan. Uji Asumsi klasik
digunakan untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan. Kelayakan
model regresi dapat terlihat dari data yang dihasilkan terdistribusi normal, dan
tidak terdapat multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dalam model
yang digunakan. Keseluruhan syarat tersebut bila terpenuhi berarti model analisis
telah layak digunakan.

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel tidak bebas dan variabel bebas memiliki data yang terdistribusi normal
atau tidak. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa tidak terdapat nilai
ekstrim yang nantinya dapat mengganggu hasil data penelitian. Model regresi
yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Kriteria Uji :
H0 diterima : distribusi data normal, bila p-value > α 5%
H0 ditolak : distribusi data tidak normal, bila p-value < α 5%
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah kondisi terdapatnya hubungan linier atau
korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi
linear berganda. Adanya korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya,
menyebabkan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya
menjadi terganggu.
Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan
multikolinearitas adalah dengan melihat pada nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai
VIF 10, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Breusch-paganGodfrey. Model yang baik didapatkan jika p-value lebih besar dari alpha yang
digunakan.
Kriteria uji :
Terima H0 : terjadi Homoskedastisitas, bila p-value > α 5%
Tolak H0 : terjadi Heteroskedastisitas, bila p-value < α 5%
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 yang dapat menyebabkan parameter menjadi bias. Uji
Breusch-pagan-Godfrey merupakan salah satu cara untuk mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi dan dapat dilihat dari p-value.
Kriteria uji :
Terima H0 : tidak ada autokorelasi, bila p-value > α 5
Tolak H0 : terdapat autokorelasi, bila p-value < α 5%

14
KONDISI UMUM KEBUN

Profil Perusahaan
PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) merupakan perusahaan agribisnis
yang mengelola perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit. BGA memiliki
visi yaitu World Class Company dan misi yaitu kemakmuran perusahaan,
karyawan,dan masyarakat. Nilai yang dijunjung oleh BGA adalah moralitas yaitu
etika profesi, etika sosial, etika lingkungan. Kapabilitas yaitu kemampuan profesi,
kemampuan team work, kemampuan adaptasi. Integritas yaitu profesi, perusahaan
dan lingkungan.
Perkembangan perkebunan BGA Group sangat pesat. Perkembangan
dimulai pada tahun 1998 dengan dibangunnya PT Karya Makmur Bahagia (KMB)
di Kalimantan Tengah, seluas 255 ha, kemudian dilanjutkan akuisisi PT Windu
dan PT Surya Barokah sebagai langkah percepatan ekspansi sehingga sampai
dengan tahun 2003 dicapai luasan tanam 13 420 ha yang saat ini sudah memasuki
masa tanaman menghasilkan. Percepatan tanam yang spektakuler dimulai sejak
tahun 2004 dengan pencapaian luasan tanam 7 718 ha tahun 2005 dengan
pencapaian luasan tanam 12 040 ha dan tahun tanam 2006 dengan pencapaian
luasan tanam 12 371 ha. Total luasan tanam sampai dengan akhir tahun 2006
mencapai 45 549 ha.
Keadaan Umum Kebun
Wilayah kerja PT BGA ada di Provinsi Riau, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, dan dibagi menjadi sembilan areal. Areal satu sampai lima
berada di Provinsi Kalimantan Tengah. Areal enam sampai delapan di Provinsi
Kalimantan Barat, dan areal sembilan di Provinsi Riau.
Areal empat yang terletak di Seluncing, Kalimantan Tengah terdapat dua
perusahaan yaitu PT Windu Nabatindo Abadi dan PT Windu Nabatindo Lestari.
Masing-masing perusahaan terdapat tiga estate yaitu pada PT Windu Nabatindo
Abadi terdiri dari Sungai Behaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate
(SCME), serta Bangun Koling Estate (BKLE). PT Windu Nabatindo Lestari
terdapat tiga kebun yaitu Pelantaran Agro Estate (PAGE), Selucing Agro Estate
(SAGE), dan Serawak Damai Estate (SDME).

15
Lokasi dan Wilayah Administratif
Lokasi Serawak Damai Estate terletak di Desa Pundu, Kecamatan
Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Batas
wilayah Serawak Damai Estate bagian utara berbatasan langsung dengan PT
Bisma Darma Kencana. Bagian selatan berbatasan dengan Selucing Agro Estate
dan kebun masyarakat. Bagian sebelah timur berbatasan langsung dengan kebun
masyarakat, dan sebelah barat berbatasan dengan Selucing Agro Estate
(Lampiran 7).

Keadaan Iklim dan Tanah
Keadaan iklim di Serawak Damai Estate yaitu memiliki lama penyinaran
rata-rata 5 jam/hari. Rata-rata suhu di SDME ini 26.70C. Serawak Damai Estate
merupakan estate dengan kategori lahan marginal. Tanah terdiri dari inceptisol,
entisol, ultisol.
Tanah inceptisol merupakan tanah muda tetapi lebih berkembang daripada
entisol. Umumnya mempunyai horizon kambik, karena tanah belum berkembang
lanjut kebanyakan tanah ini cukup subur (Hardjowigeno, 2007). Inceptisol dapat
terbentuk hampir di semua tempat kecuali daerah kering mulai dari kutub tropika.
Tanah ultisol berasal dari proses pelapukan yang sangat intensif karena
berlangsung pada daerah tropika dan tropika yang bersuhu panas dan bercurah
hujan tinggi. Tanah ulitisol dicirikan oleh adanya horison argilik yaitu horizon
yang terbentuk akibat penimbunan liat di horizon bawah, dan bersifat masam,
serta kejunuhan basa (berdasarkan jumlah kation) pada kedalaman 180 cm dari
permukaan tanah

Dokumen yang terkait

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pelantaran Agro Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, Bumitama Gunajaya Agro Grup, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 9 126

Pengelolaan panen tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 15 209

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Area Marjinal di Serawak Damai Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 12 171

Studi Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Tanaman Menghasilkan (TM) di Perkebunan Bangun Koling Estate, PT. Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Grup, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 8 175

Manajemen Penunasan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Windu Nabatindo Abadi, Kalimantan Tengah

2 19 54

Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Bumitama Gunajaya Agro, Kalimantan Tengah

0 5 64

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Koling Estate Bumitama Gunajaya Agro, Kalimantan Tengah

1 7 58

Manajemen pemupukan kelapa sawit di Sungai Cempaga Estate, PT. Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Group, Kalimantan Tengah

0 5 61

Manajemen Penunasan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Windu Nabatindo Abadi, Kalimantan Tengah

1 5 49

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Sungai Bahaur Estate Pt Bumitama Gunajaya Agro Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 12 56