Analisis data METODE PENELITIAN

54 Ida Rosida, 2014 Meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa kelas iii melalui pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.11 Kategori Indeks Gain g Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H : µ 1 eksperimen = µ 2 kontrol H 1 : µ 1 eksperimen µ 2 kontrol Hipotesis 1: H : Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir matematis siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional dengan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional H 1 : Terdapat perbedaan kemampuan berpikir matematis siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional dengan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional Hipotesis 2: H : Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir matematis siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional dengan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional Interval Kategori g ≥ 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g 0,7 Sedang g 0,3 Rendah 55 Ida Rosida, 2014 Meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa kelas iii melalui pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H 1 : Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir matematis siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional dengan siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional Untuk menguji hipotesis 1 dan 2 digunakan uji perbedaan dua rata-rata uji-t dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan H diterima jika nilai signifikansi ≥ α. Adapun langkah-langkah uji perbedaan rata-rata sebagai berikut: 1 Menghitung rata-rata hasil skor pretes dan postes 2 Membuat Deskriptif statistik hasil pretes dan pestes 3 Menguji normalitas data skor pretes dan postest Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan hipotesis sebagai berikut: H 0 : sebaran data berdistribusi normal H 1 : sebaran data tidak berdistribusi normal 4 Menguji homogenitas varian Uji homogenitas varian digunakan untuk menguji kesamaan varian dari skor pretes, postest dan gain pada kedua kelmpok kelompok kontrol dan kelompok eksperiment untuk kemampuan berpikir matematis. Adapun hipotesis statistik yang digunakan adalah : Hipotesis : H 0 : � 2 = � 2 varian kelompok eksperimen sama dengan varian kelompok kontrol H 1 : � 2 ≠ � 2 varian kelompok eksperimen tidak sama dengan varian kelompok kontrol Kriteria uji homogenitas adalah : Hipotesis nol diterima jika p-value ≥ 0.05 Hipotesis nol ditolak jika p-value 0,05 56 Ida Rosida, 2014 Meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa kelas iii melalui pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 Menghitung hipotesis dengan uji t Prosedur pengolahan data tersebut dapat dilihat dalam bentuk bagan sebagai berikut: Gambar 3.8 Alur pengolahan data Penganalisisan data dilakukan mulai dari penyekoran data, kemudian skor data diuji normalitasnya menggunakan analisis SPSS V 16.0 dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian terima H jik α Asymp 2-tailed α, sedangkan yang lainnya tolak H pada tar af signifikansi α = 0,05. Analisis data dilanjutkan dengan pengujian homogenitas menggunakan uji Levene. Kriteria pengujian terima H jikα Asymp 2-tailed α, pada taraf signifikansi α = 0,05. Jika data tidak berdistribusi normal maka pengujian selanjutnya adalah menggunakan uji non-parametrik dengan Mann-Whitney pada SPSS V16.0. Skor data yang dinyatakan homogen α 0,05 dapat dilanjutkan dengan uji kesamaan rata-rata yaitu uji t, dengan kriteria pengujian terima H jikα Asymp 2- Uji Normalitas Kormogorov-Smirnov K-S Uji Homogenitas Uji Levene Uji T Uji t Uji Non-parametrik Mann Whitney Tidak Ya Ya Tidak 57 Ida Rosida, 2014 Meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa kelas iii melalui pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tailed α, sedangkan yang lainnya tolak H pada taraf signifikansi α = 0,05. tetapi bila data tid ak homogen maka uji perbedaan skor dilakukan pada t’. Ida Rosida, 2014 Meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa kelas iii melalui pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 97

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan studi empirik diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pengaruh pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat terhadap kemampuan berpikir matematis siswa kelas III sebagai berikut: 1. Kemampuan berpikir matematis siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat dalam pembelajaran keliling dan luas persegi dan persegi panjang lebih baik dibanding kemampuan berpikir matematis siswa kelas yang mendapat pembelajaran konvensional. 2. Peningkatan kemampuan berpikir matematis siswa yang mendapat pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa barat lebih baik dibandingkan dengan peningkatan kemampuan berpikir matematis siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat dapat meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa kelas III. Kesimpulan tersebut dapat pula digeneralisasi untuk populasi yang memiliki karakteristik seperti siswa kelas III B di SD Negeri Galunggung Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2013-2014.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis menyampaikan beberapa rekomendasi yang mungkin dapat berguna bagi pembaca, di antaranya adalah tentang penggunaan pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional yang sesuai dengan daerah masing-masing. 98 Ida Rosida, 2014 Meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa kelas iii melalui pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penggunaan pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa sekolah dasar terutama siswa kelas III. Dalam pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat berbagai kebutuhan siswa yang sesuai dengan tahapan perkembangnya dapat terpenuhi dengan baik. Aspek kognitif, afeksi serta psikomotor menjadi tujuan yang terwujudkan dalam pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional. Selain hal tersebut, suasana yang menyenangkan dalam permainan tradisional memudahkan siswa memahami materi pelajaran matematika dan dapat tersimpan dengan baik dalam benak siswa karena proses pemerolehan konsep matematika tersebut dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga pencapaian belajar bermakna yang memberikan pengetahuan yang dapat diingat sepanjang hayat dapat membekali siswa untuk kehidupan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Oleh karena itu, para guru sekolah dasar dapat menggunakan pembelajaran bermakna dengan menerapkan pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional Jawa Barat dalam menyampaikan materi ajar matematika ataupun materi ajar pelajaran lainnya. Permainan tradisional dapat disesuaikan dengan daerah masing-masing. Selain meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa kelas III, pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional dapat melestarikan budaya daerah sendiri, sehingga siswa dapat berperan dalam dunia internasional tanpa kehilangan identitas bangsa dan daerah. Pemilihan permainan tradisional yang edukatif patut diperhatikan supaya materi ajar yang menjadi tujuan pembelajaran dapat diperoleh dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran kontekstual berbasis permainan tradisional dapat berjalan dengan optimal, apabila guru merencanakan pembelajaran sebaik mungkin sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran kontekstual Contextual Learning, mulai dari tahap mengaitkan, mengalami, menerapkan, kerjasama hingga transfer materi pembelajaran.