1
Destiana Rahayu, 2013 Pengaruh Beban Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Terhadap Laba Operasional Pada PT. Kereta
Api Indonesia Persero DAOP II Periode 2006-2011 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini sarana transportasi merupakan kebutuhan pokok yang dibutuhkan masyarakat untuk mendukung kelancaran kegiatan sehari-hari
masyarakat. Dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat, kini telah banyak sarana transportasi yang disediakan oleh pemerintah maupun
pihak swasta. Sarana transportasi ini terdiri dari transportasi darat, air dan udara. Sarana transportasi darat merupakan sarana transportasi yang sering
digunakan oleh masyarakat, selain karena untuk kebutuhan mobilitas jarak dekat, tarif sarana transportasi darat pun relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan
sarana transportasi lainnya. Sarana transportasi darat yang disediakan pihak pemerintah maupun swasta kini memiliki banyak jenis, seperti jasa mobil
angkutan umum, busway, kereta api, bus, dan lain-lain. Salah satu sarana transportasi darat yang perlu dimaksimalkan
penggunaannya di Indonesia adalah sarana transportasi kereta api. Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak di bidang transportasi ini adalah PT.
Kereta Api Indonesia PT. KAI Persero. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT. KAI membagi tanggung jawab kedalam 9 Daerah Operasi
DAOP, salah satunya adalah DAOP II yang beroperasi di Bandung.
2
Destiana Rahayu, 2013 Pengaruh Beban Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Terhadap Laba Operasional Pada PT. Kereta
Api Indonesia Persero DAOP II Periode 2006-2011 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Melihat kondisi kota Bandung yang padat masyarakat, dan kebutuhan masyarakatnya akan jasa transportasi, PT. KAI DAOP II sebenarnya mempunyai
peluang besar untuk mendapatkan laba yang besar, karena banyaknya masyarakat yang membutuhkan kereta api, salah satu contohnya warga yang tidak berdomisili
di kota Bandung namun bekerja atau bersekolah di kota Bandung, akan terbantu dengan adanya fasilitas transportasi kereta api ini. Selain itu, kereta api ini
merupakan transportasi yang memiliki berbagai keunggulan. Berbagai sumber bacaan tentang kereta api banyak yang membahas mengenai keunggulan kereta
api ini, diantaranya transportasi ini berdampak ekonomik dalam pemakaian ruang karena dapat mengangkut banyak penumpang dalam sekali pemberangkatan dan
sarana transportasi ini tidak polutif, sehingga menjawab masalah lingkungan hidup yang kini menjadi perhatian banyak pihak. Kereta api ini juga merupakan
sarana transportasi yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Peluang ini seharunya dapat meningkatkan pendapatan PT. KAI DAOP II
yang tentunya akan berdampak baik terhadap laba PT. KAI DAOP II. Namun, dengan adanya pengaruh yang berasal dari pihak internal dan eksternal, PT. KAI
DAOP II ini mengalami kerugian pada setiap tahunnya. Berikut ini adalah tabel data laba rugi operasional selama enam tahun terkahir pada PT. KAI DAOP II
periode 2006 hingga 2011 :
3
Destiana Rahayu, 2013 Pengaruh Beban Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Terhadap Laba Operasional Pada PT. Kereta
Api Indonesia Persero DAOP II Periode 2006-2011 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tabel 1.1 Perkembangan Laba Rugi Operasional
Periode 2006 – 2011 dalam ribuan rupiah
Sumber : Laporan laba rugi PT. Kereta ApiIndonesia Persero DAOP II Bandung yang telah diolah kembali
Tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa selama enam tahun, PT. KAI DAOP II mengalami kerugian, mulai tahun 2006 hingga tahun 2011. Untuk lebih jelas
perkembangan dan penurunan kerugian operasional PT. KAI DAOP II ini dapat terlihat jelas dalam grafik berikut :
Gambar 1.1 Grafik PertumbuhanPenurunan Kerugian Operasional
PT. Kereta Api Indonesia DAOP II tahun 2006 sampai dengan 2011 Tahun
LabaRugi Operasional
2006 53.224.603
2007 74.217.409
2008 54.744.292
2009 130.847.937
2010 135.114.745
2011 49.976.038
Rp160.000.000 Rp140.000.000
Rp120.000.000 Rp100.000.000
Rp80.000.000 Rp60.000.000
Rp40.000.000
Rp20.000.000 Rp-
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Rugi Operasional
4
Destiana Rahayu, 2013 Pengaruh Beban Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Terhadap Laba Operasional Pada PT. Kereta
Api Indonesia Persero DAOP II Periode 2006-2011 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Grafik diatas menunjukan kerugian PT. KAI DAOP II cenderung melonjak naik, kenaikan kerugian ini mulai dialami tahun 2007 kemudian mengalami
penurunan tahun 2008 dan melonjak ekstrim pada tahun 2009 hingga tahun 2010, namun pada tahun 2011 kerugian PT. KAI DAOP II berangsur menurun. Apabila
perusahaan tidak dapat memperoleh laba, perusahaan cenderung tidak dapat melanjutkan usahanya. Apabila perusahaan tidak dapat melanjutkan usahanya,
perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan publik dan tidak dapat melaksanakan salah satu program pemerintah di bidang ekonomi. Manajemen
strategi PT. KAI 2008 pun menjelaskan tujuan dari sarana transportasi ini: Karena maksud dan tujuan PT. KAI ini adalah melaksanakan dan
mendukung kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di bidang transportasi dengan menyediakan
barang-jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk dapat melakukan ekspansi baik di pasar domestik maupun internasional di bidang
perkeretaapian.
Oleh karena
itu, pemerintah
berusaha untuk
mempertahankan keberlangsungan usaha perkeretaapian ini. Hal ini lah yang mendorong
pemerintah untuk memberikan subsidi, walaupun mengalami kerugian setiap tahunnya, perusahaan ini masih bisa menjalankan aktivitas usahanya karena
mendapatkan dana subsidi yang berasal dari pemerintah. Apabila laba yang diperoleh perusahaan BUMN ini selalu merugi, maka subsidi yang harus
dikeluarkan pemerintah akan semakin meningkat. Dampaknya, terasa pada anggaran lain untuk kesejahteraan masyarakat yang akan semakin mengecil. Hal
ini sejalan dengan yang diungkapkan Lebang 2006:140 : “Kalau BUMN terus
merugi, pemerintah harus memperbesar dana subsidi terhadap BUMN. Dengan
5
Destiana Rahayu, 2013 Pengaruh Beban Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Terhadap Laba Operasional Pada PT. Kereta
Api Indonesia Persero DAOP II Periode 2006-2011 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
demikian, karena keterbatasan anggaran, konsekuensinya adalah alokasi anggaran untuk kesejahteraan rakyat pun semakin mengecil”.
Dengan adanya penghasilan laba, perusahaan dapat berdiri sendiri untuk melanjutkan usahanya dan tentunya subsidi yang dikeluarkan untuk BUMN dapat
dialokasikan pada sektor lain untuk kesejahteraan rakyat. Selain itu, laba dibutuhkan perusahaan sebagai tolok ukur bagi manajemen sejauh mana efisiensi
kebijakan yang diambil dalam usaha peningkatan laba, dan juga sebagai bahan kajian pihak manajemen untuk mengambil keputusan. Banyak faktor yang
mempengaruhi laba operasional suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus menganalisis upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam usaha
mempertahankan serta meningkatkan laba perusahaan. Seperti yang diungkapkan oleh banyak ahli, faktor yang mempengaruhi
naikturunnya laba suatu perusahaan diantaranya naikturunnya volume penjualan produk, naikturunnya beban operasional dan harga jual produk. Dalam
manajemen startegi 2008 yang dibuat oleh PT. KAI dijelaskan PT. KAI menganalisis faktor yang mempengaruhi penurunan laba operasional, bahkan
kerugian pada PT. KAI DAOP II ini disebabkan oleh penurunan jumlah penumpang karena adanya saingan sarana transportasi lain dan tingginya beban
operasional pada masing-masing periode. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba operasional PT. KAI DAOP II ini dapat dikategorikan pada dua kategori yaitu,
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal kerugian PT. KAI DAOP II ini diduga berasal dari
tingginya beban operasional perusahaan yang berhubungan dengan kebijakan
6
Destiana Rahayu, 2013 Pengaruh Beban Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Terhadap Laba Operasional Pada PT. Kereta
Api Indonesia Persero DAOP II Periode 2006-2011 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
pihak manajemen dalam usaha untuk memaksimalkan kegiatan operasi perusahaan, PT. KAI DAOP II juga menyampaikan faktor eksternal yang
mempengaruhi laba operasional ini diduga dipengaruhi oleh banyaknya pesaing penyedia jasa transportasi setelah adanya jalan tol yang menghubungkan
Bandung-Jakarta, sehingga terjadilah penurunan jumlah penumpang kereta api. Kedua faktor ini merupakan titik sentral yang perlu menjadi perhatian pokok
perusahaan agar laba operasional perusahaan kian membaik. Tingginya beban operasional ini menjadi faktor internal yang
mempengaruhi laba operasional PT. KAI DAOP II. Dalam laporan keuangan PT. KAI DAOP II terlihat, beban pemeliharaan sarana dan prasarana merupakan salah
satu elemen beban operasional perusahaan. Dibandingkan dengan elemen-elemen lain dalam beban operasional, beban pemeliharaan sarana dan prasarana ini
merupakan beban terbesar dalam setiap tahun. Dalam sumber bacaan mengenai manajemen operasi, banyak dibahas mengenai pemeliharaan pada perusahaan,
kegiatan pemeliharaan ini sering diabaikan oleh pihak manajemen, sehingga kegiatan pemeliharaan ini menimbulkan beban pemeliharaan yang besar karena
dilakukan setelah adanya kerusakan. Website resmi Departemen Perhubungan Dephub juga menganalisis hal ini juga yang menyebabkan tingginya beban
pemeliharaan sarana dan prasarana pada perusahaan PT. KAI DAOP II. Beban pemeliharaan sarana dan prasarana pada PT. KAI DAOP II ini
mempunyai nilai yang besar apabila tidak dikelola dengan baik oleh pihak manajemen, apabila beban pemeliharaan sarana dan prasarana ini meningkat,
secara langsung akan meningkatkan beban operasional perusahaan. Namun dalam
7
Destiana Rahayu, 2013 Pengaruh Beban Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Terhadap Laba Operasional Pada PT. Kereta
Api Indonesia Persero DAOP II Periode 2006-2011 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
upaya efisiensi beban pemeliharaan ini diharapkan tidak mengurangi kualitas jasa layanan yang akan dijual, sehingga faktor eksternal yang mempengaruhi laba
operasional PT. KAI DAOP II ini akan sekaligus teratasi. Walaupun banyaknya pesaing penyedia jasa transportasi lain, para konsumen akan tetap memilih kereta
api untuk kegiatan sehari-hari, karena PT. KAI DAOP II tetap dapat meningkatkan mutu jasa layanannya melalui kegiatan pemeliharaan sarana dan
prasarana yang terorganisir dengan baik sehingga mutu layanan jasa tetap terjaga, hal ini akan meningkatkan volume penjualan produk PT. KAI DAOP II, yang
akan meningkatkan pendapatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan laba operasional nya dengan cara
meningkatkan pendapatan operasionalnya, revenue ini diperoleh dari peningkatan mutu layanan jasa melalui keandalan sarana dan prasarana perusahaan yang akan
digunakan. Sarana dan prasarana perusahaan ini akan dapat diandalkan apabila berada dalam kondisi yang baik karena adanya pemeliharaan yang efektif dan
efisien sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan, yang diperoleh dari peningkatan pendapatan dan efisiensi beban . Seperti yang diungkapkan Handoko.
T. H 2000:165 “Salah satu maksud utama kegiatan pemeliharaan yaitu untuk memelihara reliabilitas sistem pengoperasian pada tingkat yang dapat diterima dan
tetap memaksimumkan laba atau meminimumkan biaya”. Dengan adanya peningkatan penjualan produk karena sistem pengoperasian berjalan lancar dan
efisiensi beban operasional karena adanya pengelolaan biaya yang baik, maka perusahaan dapat meningkatkan laba operasionalnya.
8
Destiana Rahayu, 2013 Pengaruh Beban Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Terhadap Laba Operasional Pada PT. Kereta
Api Indonesia Persero DAOP II Periode 2006-2011 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Berdasarkan uraian di atas, terlihat kegiatan pemeliharaan preventif yang rutin dan pengelolaan biaya yang baik ini akan membuat sarana dan prasarana
terpelihara dengan baik, sehingga akan meningkatkan mutu jasa PT. KAI DAOP II. Dengan adanya pelayanan jasa yang baik, secara langsung akan
mempengaruhi tingkat kepuasan dan kepercayaan pelanggan yang kemudian akan meningkatkan jumlah penumpang. Dengan adanya pengelolaan biaya
pemeliharaan sarana dan prasarana dengan baik, maka pada akhir periode biaya yang akan dibebankan akan lebih efisien, dan tentunya akan mengurangi tingginya
beban operasional perusahaan sehingga mempengaruhi laba perusahaan. Karena untuk memperoleh laba, perusahaan dapat berupaya meningkatkan pendapatan
perusahaan dengan biaya yang efisien, sehingga pada akhir periode, biaya yang akan dibebankan akan bernilai rendah. Sejalan dengan pemaparan Mulyadi. A
2002 : 22 mengungkapkan bahwa : Sebagai upaya untuk menghasilkan dan meningkatkan laba, ada dua hal
yang dapat diupayakan, pertama dengan berupaya untuk menghasilkan pemasukan dan pendapatan sebesar mungkin dengan biaya yang rendah. Kedua
apabila pemasukan tidak dapat optimal, maka biaya yang harus turun.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai beban pemeliharaan sarana dan prasarana yang mempengaruhi laba operasional
pada PT. KAI DAOP II. Penelitian menganggap perlu melakukan penelitian tentang fenomena yang sudah dipaparkan. Penelitian ini akan dipaparkan lebih
jelas dalam skripsi yang berjudul
“Pengaruh Beban Pemeliharaan Sarana dan Prasarana terhadap Laba Operasional PT. Kereta Api Indonesia
PERSERO DAOP II.
9
Destiana Rahayu, 2013 Pengaruh Beban Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Terhadap Laba Operasional Pada PT. Kereta
Api Indonesia Persero DAOP II Periode 2006-2011 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
1.2 Rumusan Masalah