Pengenalan Shalat Pada Usia Dini Di TK Nursalam Bandung
RIWAYAT HIDUP Identitas Diri
a. Nama : Agus Muharam
b. Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 23 Agustus 1989 c. Status Perkawinan : Belum Kawin
d. Alamat Lengkap : Jl. Cicukang No.45 RT 03/07
Kel.Cisaranten Binaharapan Kec Arcamanik Kota Bandung
e. Nama Ayah : Yoyo Sunarya f. Pekerjaan Ayah : Pensiunan PNS g. Nama Ibu : Eni Rustini
h. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
i. Alamat Lengkap : Jl. Cicukang No.45 RT 03/07
Kel.Cisaranten Binaharapan Kec Arcamanik Kota Bandung
j. Pendidikan Formal
a. SD Negeri Lokajaya 2 Bandung : 1998 s/d 2001 b. SMP Negeri 49 Bandung : 2001 s/d 2004 c. SMA Plus Al-Ghifari Bandung : 2004 s/d 2007 d. Desain Komunikasi Visual ( D3 )
(2)
58
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Assayuthi, Imam Bashari ( 1998 ). Tata Cara Shalat. Surabaya: Amelia
Asy Syidiqi, Hasby ( 1998 ). Shalat adalah Tiang Agama. Bandung:Mizan
Gazalba, Sidi (2000).Ilmu Fiqih.Bandung:Mizan
Kadir, Abdul (2003).Ilmu Informasi.Jakarta:Bumi Aksara
Rifa’I, NH. ( 1998 ).Tata Cara Shalat yang Baik dan Benar. Yogyakarta.:Power Books
Suyadi. ( 2009 ). Anak Yang Menakjubkan!. Yogyakarta:Diva Press
Yazid, Al Ustadz ( !980 ).Rukun Islam.Jakarta.Media Insani
INTERNET :
www.kotabandung.com ( 2010 ).Peta Kota Bandung. Diakses pada 20 April 2010 http://www.kotabandung.com
www.pengenalanshalatusiadini.net (2010).Pendidikan TK
(3)
1 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA INFORMASI PENGENALAN SHALAT PADA USIA DINI DI TK NUR ISLAM BANDUNG
4.1 Poster
Media poster adalah salah satu media dalam menyampaikan sebuah pesan dalam bentuk visual dan lebih informatif tentang adanya informasi pengenalan shalat di usia dini.
(4)
2
Gambar 4.1 Media Poster
Media : Poster (Media Utama) Teknis Cetak : Offset Separasi
Ukuran : Art Paper atau Matt A2 (42,0 x 59,4 cm)
Sebagai media utama Pengenalan shalat di usia dini di dalam poster tersebut akan dijelaskan informasi yang berorientasi pada tagline
(5)
3
“Aku bisa shalat”, media poster ini ditempatkan di tempat sekolah yang sering dikunjungi anak anak TK Nursalam seperti tempat kelas, madding, ruang guru, depan masjid dan lain sebagainya. Pendekatan kreatif yang dilakukan melalui sub judul “Yuk..mengenal waktu shalat” dan “Yuk..mengenal gerakan shalat”, dan tagline visual “Aku bisa shalat”.
4.2 Jam Dinding
Gambar 4.2 Media Jam dinding
Media ini cukup efektif karena sering digunakan atau di pajang di dinding untuk dapat menginformasikan dan mengingatkan.
Media : Jam Dinding
Teknis Cetak : Offset Separasi
(6)
4 4.3 Pin
Gambar 4.3 Media Pin
Media pin akan dibagikan secara cuma cuma kepada anak anak TK Nursalam. Media ini efektif karena pin dapat digunakan secara terus menerus dan selain sebagai identitas anak TK Nurslam juga dapat memberikan suatu pengingat media informasi.
Media : Pin
Teknis Cetak : Digital Print
(7)
5 4.4 Gantungan Pintu
Gambar 4.4 Media Gantungan pintu
Media ini cukup efektif karena secara langsung dapat menginformasikan dan mengingatkan.
Media : Gantungan Pintu Teknis Cetak : Digital Print
Ukuran : Art Paper atau Matt 230gr dilapisi Plastic Fiber
(8)
6 4.5 Kartu absen Shalat
Gambar 4.5 Media Kartu absen shalat
Media Kartu absen shalat ini cukup efektif karena secara langsung mengenalkan dan mebiasakan shalat.
Media : Kartu Absen Shalat Teknis Cetak : Digital Print
(9)
7 4.6 Stiker
Gambar 4.6 Media Stiker
Media stiker cukup efektif karena singkat dan mudah di informasikan di berbagai tempat.
Media : Stiker
Teknis Cetak : Sablon
(10)
8 4.7 Kaos
Gambar 4.7 Media Kaos
Media Kaos cukup efektif karena dapat menginformasikan langsung ketika dipakai.
Media : Kaos
Teknis Cetak : Sablon
(11)
9 4.8 Sajadah
Gambar 4.8 Media Sajadah
Sajadah merupakan media yang sangat efektif dan sebagai alat atau sarana untuk melakukan ibadah shalat.
Media : Sajadah
Teknis Cetak : Border
(12)
10 4.9 Sapu Tangan
Gambar 4.9 Media Saputangan
Sapu Tangan digunakan sebagai media yang secara tidak langsung dapat mengingatkan anak untuk melakukan shalat.
Media : Sapu Tangan
Teknis Cetak : Sablon
(13)
1 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi
Strategi perancangan yang akan dilakukan dari beberapa pemecahan masalah dari pengenalan shalat di usia dini adalah kurangnya informasi yang menarik dan menghibur kepada target sasaran anak usia dini. Sebagai pemecahan masalah tersebut penulis merancang sebuah media informasi yang informatif dan menghibur
3.1.1.1 Tujuan Komunikasi
Merangsang daya tangkap anak untuk lebih peka terhadap informasi yang akan disampaikan dan bersifat menghibur
Mengenalkan shalat dan waktu - waktunya sebelum mereka menginjak dewasa.
Membiasakan anak-anak agar gemar shalat dan mengetahui waktu - waktunya.
(14)
2 3.1.1.2 Pesan Utama
Pesan utama komunikasi merupakan salah satu unsur penting yang merupakan penjabaran dari strategi komunikasi. Pesan utama komunikasi bertindak sebagai landasan utama dalam perancangan media. Pesan utama yang akan disampaikan dari perancangan ini adalah “Mengenalkan Shalat di Usia Dini.”
3.1.1.3 Materi Pesan
Materi pesan yang akan disampaikan adalah pengenalan terhadap gerakan shalat dan bisa memahami serta mengetahui waktu – waktu shalatnya.
3.1.2 Strategi Kreatif
Cara yang dilakukan untuk melakukan pendekatan terhadap target sasaran adalah menggunakan pendekatan secara Visual – Spasial dengan merangsang supaya anak mampu melihat visual secara detail dan menambah daya ingat nya. Informasi yang digunakannya berupa visual yang informatif dan menghibur. Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang tidak baku dengan kalimat-kalimat yang singkat dan mudah diingat. Untuk mendukung perancangan perancangan media poster ini ada beberapa strategi kreatif, yaitu adalah sebagai berikut
(15)
3 3.1.2.1 Tagline
Tagline sangat penting dalam pembuatan poster, karena tagline merupakan gambaran pesan yang akan disampaikan kepada target sasaran. Judul yang akan dibuat adalah “Aku Bisa Shalat”, maksud dari tagline tersebut adalah untuk membujuk dan mengajak anak-anak agar mengenali shalat dan waktu – waktunya dan mengingatkan orang tua agar membiasakan anak-anaknya mengenali shalat sejak usia dini.
3.1.2.2 Karakter Visual
Pembuatan karakter visual dilakukan dengan cara menganalisis anak-anak berusia 5-6 tahun, sajadah, jam dinding, matahari, bukit, cuaca, pelangi dan awan yang nantinya akan divisualisaikan kedalam bentuk kartun yang lucu dan disukai anak-anak. Sebelum melakukan visualisasi, penulis melakukan studi karakter dari beberapa buku cerita bergambar dan internet. Maka didapatlah karakter yang sesuai dengan target audiens dan penulis.
3.1.3 Strategi Media
Strategi media sangat penting untuk menyampaikan suatu pesan kepada khalayak agar dapat mengetahui informasi tersebut maka dibutuhkan sebuah media. Pemilihan media bertujuan agar pesan yang
(16)
4
disampaikan dapat dirasakan oleh target sasaran atau khalayak. Pemilihan media berdasarkan pada permasalahan yang menjadi pemikiran dan diharapkan dapat menjadi solusi.
3.1.3.1 Pemilihan Media
Didasarkan pada permasalahan yang menjadi pemikiran penulis, maka dalam pemilihan suatu media diharapkan dapat menjadi solusi dan menjawab permasalahan. Berikut ini pemilihan media :
1. Media Utama Pengenalan shalat di Usia dini • Poster
Sebagai media utama pengenalan shalat di usia dini di dalam poster tersebut akan di jelaskan informasi yang berorientasi pada tagline ”Aku Bisa Shalat”. Poster dalam penyampaiannya jelas, didominasi oleh visual visual karena media ini dapat dilihat dan di mengerti. Penempatan media poster dapat ditempatkan disekitar yang sering dilewati oleh orang atau siswa di Lingkungan TK Nursalam Bandung.
(17)
5
2. Media Pendukung Pengenalan shalat di Usia dini • Sajadah
Sajadah dimaksudkan untuk menginformasikan atau menjelaskan suatu produk dan secara langsung dapat membujuk seseorang untuk menggunakannya
• Gantungan Pintu
Gantungan pintu memudahkan dalam penyampaian informasi karena dapat mengingatkan anak-anak tentang shalat. Media ini dapat ditempel dipintu sehingga dapat menghias pintu kamar anak-anak agar pintu tidak terlalu polos.
Pin
Pin mempermudah penyampaian informasi karena informasi tersebut bisa langsung disampaikan pada sasaran dan sekaligus sebagai identitas sebagai anak TK Nursalam Bandung.
• Jam Dinding
Jam Dinding merupakan media pendukung yang efektif karena dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan media ini bisa menjadi patokan untuk melakukan ibadah
• Kaos
Kaos dalam penyampaian informasinya dapat mencakup banyak target sasaran terutama anak-anak
(18)
6
karena dapat dilihat oleh masyarakat luas dan di gunakan sebagai identitas sebagai siswa TK Nursalam Bandung
• Stiker
Media Stiker merupakan media yang efektif karena ongkos produksinya yang cukup terjangkau dan Informasi disampaikan dalam bahasa yang ringkas, dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu yang singkat. Media ini dapat sebarkan secara cuma-Cuma kepada siswa TK Nursalam
Sal atau Sapu Tangan
Media Sal dimaksudkan sebagai media pendukung karena berhubungan dengan waktu ketika hendak shalat atau setelah wudhu serta bahkan digunakan dalam kegiatan sehari hari. Media ini juga sangat efektif karena bisa dibawa kemana saja dan relatif mudah dibawa
• Kartu Absen Shalat
Media ini secara langsung daapat menginformasikan, mengenalkan dan membiasakan anak – anak untuk melakukan shalat
Gantungan Kunci
Gantungan Kunci mempermudah penyampaian informasi karena informasi tersebut bisa langsung
(19)
7
disampaikan pada sasaran dan sekaligus sebagai identitas sebagai anak TK Nursalam Bandung
3.1.3.2 Strategi Distribusi
Jadwal penyebaran media dilakukan selama dua belas bulan. Penyebaran dilaksanakan pada awal bulan Juni 2011 dan berakhir pada bulan Juni 2012 karena pada bulan Juni bertepatan dengan dimulainya sekolah anak-anak. Dan penyebaran dibagi menjadi 2 periode, periode pertama yaitu untuk media utama pada bulan juni-Desember 2011 dan periode kedua pada bulan Juni 2011-Juni 2012 untuk media pendukung saja.
Media Utama Jadwal
Penyebaran Media
Media Utama
Penempatan Media
Juni – Desember 2011
Poster
Di Lingkungan sekolah,Kelas,
Madrasah
(20)
8
Media Pendukung Jadwal
Penyebaran Media
Media Pendukung
Penempatan Media
Juni 2011 – Juni 2012
- Sajadah - Jam dinding - Gantungan Pintu
- Area Sekolah - Rumah
- Pin
- Kartu Absen - Shalat
- Saputangan - Gantungan Kunci
- Area Sekolah
(21)
9 3. 2 Konsep Visual
3.2.1 Format Desain
Ilustrasi yang digunakan dalam pembuatan poster untuk anak ini menggunakan gaya ilustrasi kartun yang biasa disukai anak anak. Dengan pendekatan ini, maka visual yang akan ditampilakan akan lebih diterima oleh anak – anak, khususnya anak – anak umur 5– 6 tahun. Karakter tokoh utama yang ditampilkan cukup sederhana yang memberikan visual yang lucu. Penataan letak unsur-unsur grafis, teks dan gambar juga menjadi kesatuan baru yang ditampilkan pada media informasi ini dan dalam perancangan media informasi ini untuk tagline digunakan dengan bahasa yang mudah dipahami, seperti “AKU BISA SHALAT.”
3.2.2 Tipografi
Tipografi yang digunakan dalam media informasi ini yaitu huruf yang mempunyai karakter kuat dan sederhana. Huruf ini mempunyai tingkat keterbacaan yang baik agar informasi yang disampaikan dapat terlihat jelas. Adapun jenis huruf yang digunakan adalah :
• BD Cartoon Shout
ABC
DEFGHIJKLMNOPQRSTUVW
XY
Z
abcdef ghi j kl mnopqr st uv wxyz
1
234567890!@
#$%
^&*()
(22)
10
Huruf ini digunakan karena mempunyai kesan yang unik, sederhana sehingga hurufini di gunakan sebagai tagline.
a k u b i s a s h a l a t
Tahap pertamaPembuatan font BD Cartoon Shout Tahap kedua
Penyusunan font sehingga sesuai dan menarik dilihat
Tahap ketiga
Pewarnaan dan efek shadow sehingga lebih menarik dan sederhana
Gambar 3.1 Perancangan font Tagline
• Cinacat Font
ABCDEFGHIJ KLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdef ghij klmnopqr st uvwxyz
1234 56 7890!@#$%^&* ()
Huruf Cinacat ini digunakan sebagai teks atau isi karena mempunya keterbacaan yang tinggi dan mempunyai karakter sama dengan tulisan anak – anak
3.2.3 Ilustrasi
Ilustrasi berguna untuk menjelaskan isi dari media informasi tersebut, ilustrasi juga sebagai pesan yang mewakili tulisan. Adapun ilustrasi yang digunakan dalam media informasi ini adalah sebagai berikut:
(23)
11
1. Logo Ikhwan dan Akhwat ( Siswa TK Nursalam )
Gambar 3.2 Logo Ikhwan dan Akhwat
Logo ini dimaksudkan sebagai identitas anak anak di TK Nurislam yang sederhana, murah senyum, baik , saleh dan salehah
2. Gerakan Shalat
(24)
12
Gambar gerakan – gerakan shalat ini merupakan informasi yang harus disampaikannya. Gerakan – gerakan nya dibuat secara sederhana namun menarik.
3. Sajadah
Gambar 3.4 Ilustrasi sajadah
Ilustrasi sajadah digunakan sebagai background media informasi. Sajadah digunakan karena selalu menjadi bagian dari ibadah shalat.
4. Jam Dinding
1 11
2 10
5 8
7 12
9 3
Gambar 3.5 Ilustrasi Jam dinding
Ilustrasi jam dinding adalah gambar pendukung dan dimaksudkan untuk informasi waktu waktu shalat.
(25)
13 5. Matahari
Gambar 3.6 Ilustrasi Elemen Waktu
Ilustrasi matahari, Awan, Bukit, Bulan dan Bintang dimaksudkan untuk menggambarkan suasana yang berhubungan dengan waktu shalat.
3.2.4 Warna
Warna pada media informasi ini mengacu kepada warna-warna cerah dan ceria,. Alasannya adalah untuk memunculkan karakter dari cerita itu sendiri. Diharapkan warna-warna tersebut dapat menarik perhatian anak-anak. Adapun warna-warna yang digunakan dalam Perancangan buku ini adalah sebagai berikut:
• Putih
Warna ini dipilih dalam pewarnaan awan dan layout sajadah,bulan dan bintang alasannya adalah karena warna putih dapat menciptakan suatu kesan yang tulus dan bersih.
(26)
14 • Hijau
Merupakan warna yang memiliki kesan alami, segar, kekeluargaan dan warna religius. Oleh karena itu warna hijau dipilih untuk mewarnai rumput atau bukit.
• Kuning
Warna yang bisa mewakili kesan kehangatan, semangat dan keseimbangan. Oleh karena itu warna ini dipilih untuk mewarnai karakter matahari
• Merah
Mewakili kesan kekuatan dan kesungguh-sungguhan dan warna merah juga sebagai menjadi warna pokok pandangan mata.
• Biru
Memiliki kesan kepercayaan, konservatif, keamanan dan keteraturan. Dan dapat mewakili warna pada background langit. • Orange
Warna ini mewakili dari warna yang mendominasi karena merupakan warna ciri khas seragam TK Nursalam dan memiliki kesan semangat, kehangatan, kebersamaan, dan keramahan. • Coklat
Warna coklat digunakan karena mewakili warna tanah, dan memiliki kesan nyaman.
(27)
15 • Hitam
Warna hitam digunakan untuk mewarnai rambut, awan waktu di malam hari, dan teks, karena kesan yang ditimbulkan oleh warna ini adalah kekuatan dan elegan.
Berikut adalah contoh warna yang dipakai :
(28)
1 BAB II
PENGENALAN SHALAT PADA USIA DINI DI TK NURSALAM BANDUNG
2.1 Ibadah Shalat
2.1.1 Definisi Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ ( terminologi ), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-perintah-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang lahir maupun yang batin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.( Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas,1980:23)
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut)
(29)
2
adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
1. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil. 2. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam.
2.1.2 Pengertian Shalat
Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa dan secara istilah adalah
Para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan ( Sidi Gazalba,2000:88 )
Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta
(30)
3
menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” ( Hasbi Asy-Syidiqi, 1998:59 )
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ ( Imam Bashari Assayuthi, 1998:30 )
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri ( lahir dan batin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya
2.1.3 Sejarah dan Dalil tentang kewajiban Shalat.
Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak seperti Allah mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini
(31)
4
tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang secara terang – terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah-tengahnya dan yang yakin sekali kebenarannya
.Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya
Al – Qur’an surat Al-Baqarah, 43 َﻊَﻣاْﻮُﻌَﻛْراَوَةﻮَﻛﱠﺰﻟا ْﻮُﺗآَو َﺔىَﻠﱠﺼﻟا ْﻮُﻤْﯿِﻗَاَوَﻦْﯿِﻌِﻛاﱠﺮﻟا
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang ruku
Al – Qur’an surat Al-Baqarah 110
ِﮭﻠﻟاُﺪْﻨِﻋ ُهْوُﺪِﺠَﺗ ٍﺮْﯿَﺧ ْﻦِّﻣ ْﻢُﻜِﺴُﻔْﻧَِﻻ اْﻮُﻣِّﺪَﻘُﺗﺎَﻣَو َةﻮَﻛﱠﺰﻟاْﻮُﺗآَو َةْﻮَﻠﱠﺼﻟا ْﻮُﻤْﯿِﻗَاَوٌﺮْﯿِﺼَﺑ َنْﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ ﺎَﻤِﺑ َﷲا ﱠنِا ﻂ Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa
yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya Allah maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan
Al – Qur’an surat Al –Ankabut : 45 َﺮَﻜْﻨُﻤْﻟاَو ِءﺎَﺸْﺤَﻔْﻟا ِﻦَﻋ ﻰَﮭْﻨَﺗ َةﻮَﻠﱠﺼﻟا ﱠنِا َةﻮَﻠﱠﺼﻟا ِﻢْﯿِﻗَاَو
(32)
5
Artinya: Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.
Al – Qur’an surat An-Nuur: 56
َاَوَنْﻮُﻤَﺣْﺮُﺗ ْﻢُﻜَﻠَﻌَﻟ َلْﻮُﺳﱠﺮﻟاا ْﻮُﻌْﯿِﻃَاَو َةﻮَﻛﱠﺰﻟا ْﻮُﺗآَو َةَﻼﱠﺼﻟا ْﻮُﻤْﯿِﻗ
Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat
Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat dengan perkataan “laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”.
Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat
2.1.4 Batas waktu shalat . 1. Shalat Dzuhur
Waktunya: ketika matahari mulai condong ke arah Barat hingga bayangan suatu benda menjadi sama panjangnya dengan benda tersebut kira – kira pukul 12.00 – 15.00 siang
(33)
6 2. Shalat Ashar
Waktunya: sejak habisnya waktu dhuhur hingga terbenamnya matahari. Kira – kira – kira pukul 15.00 –18.00 sore
3. Shalat Magrib
Waktunya: sejak terbenamnya matahari di ufuk barat hingga hilangnya mega merah di langit. Kira – kira pukul 18.00 – 19.00 sore
4. Shalat Is’ya.
Waktunya: sejak hilangnya mega merah di langit hingga terbit fajar. kira – kira pukul 19.00 – 04.30 malam 5. Shalat Shubuh
Waktunya : sejak terbitnya fajar (shodiq) hingga terbit matahari. kira – kira pukul 04.00 – 5.30 pagi
2.1.5 Hukum, Rukun dan pembelajaran shalat
Hukum shalat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.
Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu :
(34)
7
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis 3. Telah sampai dakwah islam kepadanya
4. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya 5. Sadar atau tidak sedang tidur
Syarat sah pelaksanaan shalat adalah sebagai berikut ini. 1. Masuk waktu shalat
2. Menghadap ke kiblat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar 4. Menutup aurat
Di dalam shalat juga terdapat rukun shalat yang harus di jalankan yaitu :
1. Niat
2. Posisi berdiri bagi yang mampu 3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat Al-Fatihah 5. Ruku / rukuk yang tuma’ninah 6. I'tidal yang tuma'ninah
7. Sujud yang tumaninah
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah 9. Sujud kedua yang tuma'ninah
10. Tasyahud
(35)
8 12. Salam ke kanan dan kiri
Dalam melaksanakan ibadah shalat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang mampu membatalkan shalat kita, contohnya seperti :
1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi 2. Berkata-kata kotor
3. Melakukan banyak gerakan di luar shalat bukan darurat 4. Gerakan shalat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang
tidak tuma'ninah
Pentingnya melakukan shalat di usia dini karena mempunyai beberapa manfaat dan pelajaran yang dapat di ambil yaitu :
1. Shalat Merupakan Syarat Menjadi Takwa
Takwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat menentukan amal / tingkah laku manusia, orang – orang yang betul – betul takwa tidak mungkin melaksanakan perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya
2. Shalat Merupakan Benteng Kemaksiatan
Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin efektiflah benteng kemampuan untuk memelihara dirinya dari maksiat.
(36)
9
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan khusu tidak akan ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusu berbuat zina. maksiat, merampok dan sebagainya. Merampok dan sebagainya tetapi sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetapi tetap berbuat maksiat, tentu kekhusuan shalatnya perlu dipertanyakan. 3. Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur
Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat, shalat akan mendidik perbuatan baik apabila dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang celaka bagi orang – orang yang shalat yaitu mereka yang lalai shalat selain mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib. Mereka yang mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena apabila salah satu syarat dan rukunnya tidak dipenuhi maka shalatnya tidak sah (batal)
4. Shalat Akan membangun etos kerja
Sebagaimana keterangan – keterangan di atas bahwa pada intinya shalat merupakan penentu apakah orang – orang itu baik atau buruk, baik dalam perbuatan sehari – hari maupun ditempat mereka bekerja
Apabila mendirikan shalat dengan khusu maka hal ini akan mempengaruhi terhadap etos kerja mereka tidak akan melakukan korupsi atau tidak jujur dalam melaksanakan tugas
(37)
10 2.2 Anak Usia Dini
2.2.1 Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak yang sedang mengalami perkembangan fisik dan mental. Dikatakan anak usia dini sejak anak – anak berusia 5 sampai 6 tahun atau ketika anak sedang masuk TK. Anak usia dini masih mempunyai sifat dan mental yang masih labil, maka dari itu anak usia dini masih memerlukan media pembelajaran baik itu faktor dari dalam seperti dari dirinya sendiri dan faktor dari luar seperti orang tua, lingkungan, maupun teman sekitarnya
Terdapat perbedaan pendapat tentang fase pendidikan agama anak. Sekelompok ahli berpendapat bahwa pendidikan agama seharusnya tidak diberikan sebelum anak mencapai usia akil baligh, sedangkan kelompok lainnya membenarkan pendidikan agama pada anak meskipun belum mencapai usia baligh. Tuntunan Islam dan aturannya mengharuskan untuk mendengungkan azan di telinga kanan anak dan iqamah di telinga kirinya. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa pendidikan agama haruslah dimulai sejak awal kehidupan pasca kelahiran bayi.
Rasulullah Saw bersabda: “Dan ajarkanlah shalat kepada anak-anak kalian ketika mereka mencapai usia 7 tahun, sedangkan jika telah mencapai usia 10 tahun tetapi mereka tidak melaksanakan shalat, maka berilah mereka pukulan sebagai hukuman”.
(38)
11
Mengenalkan shalat pada anak-anak sebaiknya dilakukan sedini mungkin dimana pengunaan metodenya berdasarkan pertimbangan fase perkembangan psikologis anak itu sendiri. Seorang ibu selayaknya memanfaatkan masa-masa sensitif pada tahap perkembangan psikologis anak untuk mengaktualkan kecenderungan dan potensi keberagamaan anak.
2.2.2 Karakteristik Usia Dini
Karakter seseorang harus dibentuk sejak usia seseorang harus dibentuk sejak usia dini, karena dengan dikenalkan sejak usia dini karakter anak mudah dibentuk dan kelak akan menjadi karakter identitas anak tersebut. Peranan Orang Tua sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak untuk siap menjadi dewasa dan menghadapi berbagai permasalahan yang akan muncul di masa yang akan datang.
Setiap anak mempunyai kecerdasan yang berbeda – beda baik secara fisik maupun psikologi dalam pemikirannya. Berikut adalah gambaran karakteristik anak di usia dini ( Usia 5 -6 tahun )
(39)
12
2.2.2.1 Berdasarkan kecerdasan Linguistik
Kecerdasan Linguistik adalah kemampuan menyusun pikiran dengan jelas dan mampu menggunakan secara kompeten melalui kata – kata: seperti bicara, membaca, dan menulis. Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para orator, negosiator, pengacara dan lain sebagainya ( May Lwin, dkk:2003 dalam Suyadi 2009). Orang yang mempunyai kecerdasan Linguistik ini mampu mempengaruhi banyak orang yang menjadi lawan bicaranya selalu terpengaruh dan menaruh simpati pada seseorang.
Dalam konteks ini, Suyadi memberikan pemaparan tentang perkembangan kecerdasan Linguistik anak usia dini diantaranya :
Mampu berbicara dengan lancar
Mampu bertanya lebih banyak dan menjawab lebih kompleks
Mampu mengenal bilangan dan berhitung
2.2.2.2 Berdasarkan Kecerdasan Visual – Spasial
Kecerdasan Visual – Spasial adalah kemampuan untuk melihat suatu objek dengan sangat detail. Kemudian mampu merekam apa yang ia lihat tersebut di dalam memori otaknya dalam jangka waktu yang sangat lama. Selain itu, jika suatu saat ia ingin menjelaskan apa yang dilihat nya tersebut
(40)
13
kepada orang lain, ia mampu melukiskannya dalam selembar kertas dengan sangat sempurna ( Suyadi,2009)
Beberapa manfaat yang ditimbulkan dari kecerdasan visual – spasial adalah :
Meningkatkan kreativitas anak Meningkatkan daya ingat anak Mencapai puncak berpikir Mudah memecahkan masalah Menuju puncak kesuksesan
Lebih dari itu, Suyadi memberikan sebuah pemaparan mengenai perkembangan kecerdasan visual-spasial ini pada anak usia dini diantaranya
Mampu menghitung dengan cara mengawang atau mencongkak
Mampu membuat benda seperti yang tergambar di pikirannya
Mampu mengarang cerita pendek
2.2.2.3 Berdasarkan Kecerdasan Musikal
Menurut May Lwin, dkk (2003) sebagaimana dikutip oleh Suyadi (2009), Kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk menyimpan nada dalam benak seseorang, mengingat irama itu, dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Dan
(41)
14
tanpa kita sadari, tumbuh dan berkembang di dalam diri setiap manusia. Sejak bayi masih di dalam kandungan, ia selalu mendengarkan musik alami, yaitu detak jantung ibunya. Inilah yang menyebabkan anak – anak lebih menyukai musik – musik klasik yang di dominasi nada jazz.
Pada dasarnya, suara, irama, dan getaran mampu ditangkap anak atau bayi sejak dalam kandungan. Bahkan sebuah disiplin keilmuan neurologi menyatakan bahwa kecerdasan musikal adalah kecerdasan paling besar dalam mengubah dan menggeser berbagai kecerdasan pada otak ( May Lwin, dkk: 2003 dalam Suyadi: 2009)
Dalam konteks ini Suyadi kembali memberikan pemaparan tentang perkembangan kecerdasan musikal pada anak sejak usia dini, diantaranya ;
Mampu bernyanyi secara kelompok
Mampu mengikuti gerak tari sebuah lagu sederhana Menyanyikan lagu diiringi musik
Mampu memainkan alat musik tertentu
Mampu melukis dengan alat dan bahan bervariasi
2.2.2.4 Berdasarkan Kecerdasan Kinestetik
Dalam konteks anak – anak, gerak sempurna lebih mudah dibentuk atau dilatih sejak anak berusia dini. Pada
(42)
15
usia dini, fisik anak sedang dalam pertumbuhan yang baik. Perkembangan otak juga sedang berkembang dengan sangat pesat. Kondisi ini sangat memungkinkan anak usia dini untuk memadukan pikiran dengan gerakan tubuhnya sehingga mampu melahirkan gerak elastis yang sangat sempurna. Dan mengenai hal ini, seseorang dapat melihat secara langsung pada anak – anak. Mereka akan dapat melakukan akrobat jungkir balik. Rata – rata anak usia dini lebih cepat melakukannya dengan sempurna. Sedangkan pada orang dewasa, rata – rata sangat sulit untuk melakukannya, bahkan mungkin tidak akan ada yang berani. Dalam kasus tersebut, kecerdasan kinestetik menjadi satu kesatuan kecerdasan yang telah dimiliki oleh anak sebelumnya
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kinestetik dalam diri anak, Suyadi memberikan pemaparan sebagai berikut :
Menjaga keseimbangan badan ketika berjalan di atas titian (papan kecil menyerupai jembatan tanpa pegangan) Melakukan senam tanpa gerakan
Melompat dengan satu atau dua kaki secara bervariasi Memakai baju (Kaos) dan sepatu sederhana (tanpa tali)
sendiri tanpa dibantu
Mengendarai sepeda roda tiga Melakukan gerakan akrobat
(43)
16
Menggunting kertas dan menempelkannya
2.2.2.5 Berdasarkan Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain di sekitarnya. Dengan kecerdasan Interpersonal yang baik, seseorang akan mempunyai kepekaan hati, sehingga bersikap tanpa menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain (Suyadi:2009)
Dalam konteks ini, seseorang dapat melihat bagaimana kecerdasan Interpersonal ini dapat terjadi dan bagaimana pula perkembangannya pada anak usia dini
Mengetahui bagaimana caranya menunggu giliran ketika bermain
Berani berangkat sekolah tanpa diantar
Tertib menggunakan alat atau benda mainan sesuai dengan fungsinya
Tertib dan terbiasa menunggu giliran antri
Memahami akibat jika menghadapi pelanggaran dan berani bertanggung jawab (tidak menangis karena takut dihukum)
Mampu memimpin kelompok bermain yang lebih besar (4-8 anak)
(44)
17
Terampil memecahkan masalah sederhana.
2.2.2.6 Berdasarkan Kecerdasan Intrapersonal
Menurut May Lwin (2003) sebagaimana dikutip Suyadi, kecerdasan Intrapersonal adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Kecerdasan ini merupakan pengimbangan terhadap kecerdasan interpersonal. Dengan kata lain. Jika kecerdasan interpersonal menunjukan kemampuan berhubungan dengan orang lain, maka kecerdasan intrapersonal menunjukan kempuan berhubungan dengan diri sendiri
Di samping itu, kecerdasan intrapersonal juga mampu digunakan untuk memahami, mengenali, dan memperlakukan diri sendiri dengan sempurna. Akan tetapi, hal ini bukan berarti bahwa kecerdasan ini adalah cermin dari keegoisan seseorang. Orang yang egois adalah orang yang mementingkan kepentingan dirinya sendiri, sedangkan kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan hidup mandiri atau tidak menggantungkan pada seseorang
Dalam konteks ini, seseorang dapat melihat kecerdasan intrapersonal ini terjadi dengan usia dini (Suyadi:2009):
(45)
18
Selalu bersemangat ketika bermain dan mempunyai motivasi yang tinggi
Sering menyendiri, berkhayal, atau berpikir
Sering menunjukan mainan kebanggaanya kepada orang lain
Diam ketika marah dan seolah – olah mengendalikan emosinya.
2.2.2.7 Berdasarkan Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan untuk mengenali berbagai jenis flora (tanaman), fauna (hewan), dan fenomena alam lainnya, seperti asal usul binatang, pertumbuhan tanaman, terjadinya tata surya, berbagai galaksi dan lain sebagainya ( Sri Widayanti & Utami Widayanti : dalam Suyadi 2009)
Agar lebih jelas pemaparan mengenai kecerdasan naturalis ini pada usia dini, berikut pemaparan dari Suyadi : Mampu memberi makan hewan peliharaan secara
sederhana
Mampu menyiram tanaman secukupnya
(46)
19
2.2.2.8 Berdasarkan Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan Eksistensial adalah kemampuan untuk merasakan keberagaman sesorang. Dan perlu ditegaskan merasa beragama tidak sekedar tahu beragama. Oleh karena itu, orang yang mendalami ilmu dan pengetahuan agama belum tentu mempunyai kecerdasan spiritual.
Kecerdasan spiritual diperoleh dengan merasakan keberagaman, dan bukan sekedar mengetahui suatu agama. Kecerdasan spiritual juga dapat di artikan sebagai kemampuan untuk merasakan kehadiran Allah si di sisi-Nya atau merasa bahwa dirinya oleh Allah SWT (Suyadi:2009)
Untuk melihat berbagai tanda dari adanya kecerdasan spiritual ini dan perkembangannya dalam diri anak usia dini, Suyadi kembali memberikan sebuah pemaparan sebagai berikut:
Mampu menghafal beberapa surat dalam Al-Quran seperti An-Nass
Mampu menghafal gerakan shalat secara sempurna Mampu menyebut beberapa sifat Allah
Menghormati orang tua, menghargai teman – temanya dan menyayangi adik – adiknya atau anak di bawah usianya
(47)
20 2.3. Kota Bandung
Gambar 2.1 Peta Kota Bandung (www.kotabandung.com)
Kota Bandung merupakan ibukota Jawa Barat dan sebagai kota terbesar ke 4 di Indonesia setelah Jakarta, Medan dan Surabaya dengan luas 167,67 hektar . Kota ini berbatasan dengan Lembang dan Cilengkrang di Utara, Dayeuhkolot di Selatan, Kota Cimahi di Barat, dan Cileunyi di Timur.
Kota Bandung berada di titik koordinat 107” – 108” bujur timur dan 6”-7” lintang selatan dengan ketinggian 625 – 775 m di atas permukaan laut ( dpl ). Daerah tertingginya berada di Utara yang mencapai 1000 m dpl. Sungai utama yang mengalir di Kota Bandung adalah Sungai Cikapundung dan sungai Citarum serta anak – anak sungai yang mengalir ke arah selatan dan bermuara di sungai Citarum, sehingga daerah selatan selalu terancam banjir.
(48)
21
Penduduk asli Kota Bandung adalah suku Sunda, sedangkan sisanya adalah pendatang dari seluruh Indonesia.Bahasa yang sehari – hari di gunakan adalah bahasa Sunda, sedangkan menurut ahli geologi Kota Bandung dulunya adalah sebuah danau yang mengering yang terkenal dengan nama danau Bandung purba.`
2.4 Pendidikan Taman Kanak – kanak
Menurut Siti Aminah Maulani Suhastuti pada laman www.pengenalanshalatusiadini.net (2010) Taman kanak-kanak atau disingkat TK adalah jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara umum untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun, yaitu:
TK 0 (nol) Kecil (TK kecil) selama 1 (satu) tahun TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (satu) tahun
Umur rata-rata minimal anak-anak mulai dapat belajar di sebuah taman kanak-kanak berkisar 5-6 tahun sedangkan umur rata-rata untuk
(49)
22
lulus dari TK berkisar 6-7 tahun. Setelah lulus dari TK, atau pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah lainnya yang sederajat, murid kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi di atasnya, yaitu Sekolah Dasar atau yang sederajat
Pendidikan taman anak-anak penting bagi anak, tidak hanya sebagai persiapan masuk sekolah dasar, tapi juga membentuk karakter dan pribadi anak. Namun, Orang Tua terutama pasangan muda pada umumnya belum mengerti seluk beluk pendidikan prasekolah ini.
2.4.1 Pendidikan TK di Bandung
Pendidikan TK di Bandung dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini terlihat dari data Dinas Pendidikan tahun 2010-2011 yang mencapai 938 TK untuk sub Kota Bandung. Dengan banyaknya tempat pendidikan TK ini menjadikan banyaknya metode pengenalan shalat di usia dini yang diharuskan mampu lebih efisien dan menghibur.
2.4.2 TK Nursalam Bandung
Taman Kanak kanak Nursalam Bandung berdiri sejak tahun 2000. Pada awalnya TK ini bertujuan hanya untuk memberikan sarana pendidikan sejak usia dini saja. Namun dengan kemajuan yang pesat diarahkan selain menjadi sarana pendidikan juga diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian yang siap
(50)
23
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan mempunya jiwa yang religius.
2.4.3 Visi dan Misi
Adapun Visi Misi dari TK Nursalam Bandung adalah : Visi
Membentuk generasi yang beriman dan bertaqwa, berbudi luhur dan berakhlak mulia,cerdas, terampil dalam menghadapi masa depan.”
Misi
Mewujudkan keimanan dan ketaqwaan anak melalui pembiasaan dalam kegiatan agama
Mengembangkan potensi anak didik yang positif untuk kemandirian dalam kehidupan sehari hari.
Memberi pengalaman bagi anak-anak untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan bertanggung jawab.
2.4.4 Profil TK Nursalam Bandung
Nama TK : TK Nursalam Bandung
Status TK : Swasta Alamat : Jl. Cicukang
Kode Pos : 40294
(51)
24
Kecamatan : Arcamanik
No Telepon : 7811775
A. Tahun Pendirian : 2000 B. Tahun Tahun Beroperas I : 2001 C. Berikut Rekap keadaan TK/Guru/Murid
Nama Kepala Sekolah Jumlah Guru Jumlah Murid Akreditasi
Yulia Marta Wijaya 2 19 A
Tabel 2.1 Rekap Keadaan TK, Guru dan Murid
2.5 Media
Media merupakan alat atau ruang yang digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi, dalam ”Kamus Istilah Periklanan” (Nurafi dkk, 1996 : 110) mengartikan media sebagi sarana komunikasi untuk penyampaian pesan kepada konsumen dalam bentuk cetak maupun audio-visual.Pengertian lain dari media yaitu segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT Task Force, (1977:162). Masih dalam sudut pandang yang sama, Kemp dan Daylon (1985:3), mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari pengirim (sender) kepada penerima pesan atau informasi (receiver)
Menurut Jerold Kemp (1986) (Pribadi, 2004:4)) pada laman www.suediahamad.multiply.com (2008), mengemukakan beberapa faktor yang merupakan karakteristik dari media, antara lain :
(52)
25
Kemampuan dalam menyajikan gambar (presentation) Faktor ukuran (size);besar atau kecil
Faktor warna (color) : hitam putih dan berwarna Faktor gerak : diam dan bergerak
Faktor bahasa : tertulis atau lisan
Faktor ketertarikan antara gambar dan suara : gambar saja, suara saja atau gabungan antara gambar dan suara. Jerold Kemp (1986) (Pribadi, 2004:5) juga mengklasifikasikan jenis media sebagai berikut :
Media cetak
Media yang dipamerkan Overhead transparency Rekaman suara
Slide suara dan film strip Presentasi film gambar Video dan film
Pembelajaran berbasis computer
2.5.1 Informasi
Menurut Davis dalam Abdul Kadir (2003:28) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambil keputusan saat itu juga ataupun saat yang akan datang. Pengertian lain dari
(53)
26
informasi adalah kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima ( Andri Kristianto,2003:6)
2.6 Analisa Permasalahan
Media informasi digunakan sebagai alat atau saluran untuk menghubungkan antara pemberi pesan dan penerima pesan (komunikan) berdasarkan tujuan perancangan yang sebagai usaha pemecahan masalah, maka media informasi pada pengenalan shalat di usia dini ini merupakan salah satu bagian vital salam proses penyampaian informasi terhadap audiens .
2.6.1 Analisa 5W + 1H What
Sekolah Taman Kanak-kanak Nursalam yang berada di Jalan Cicukang Arcamanik Bandung.
Who
Target dikhususkan pada siswa TK Nursalam sebagai media pengenalan shalat di usia dini.
Why
Media informasi pada area lingkungan sekolah TK Nursalam dibuat untuk media bagi siswa dimana informasi yang dibuat untuk belajar mengenali tentang shalat di usia dini.
(54)
27
Media Informasi ditempatkan di area strategis yang mudah dijangkau oleh siswa
When
Media Informasi ditempatkan dan digunakan setiap hari jam belajar siswa dilingkungan TK Nursalam
How
Media Informasi dirancang sebagai media untuk merangsang dan mengenali tentang tata dan gerak shalat
Kesimpulan dari analisa 5W+ 1H adalah sebuah informasi yang memberikan pembelajaran bagi siswa TK Nursalam.
2.6.2. Segmentasi Target Sasaran
Target sasaran dari perancangan media informasi yaitu terdiri dari 2 bagian :
Primer
Demografis
Target sasaran : Anak TK Nursalam
Umur : 5- 6 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki/Permpuan
Agama : Islam
Psikografis
Target yang masih anak-anak dimana dalam masa pra sekolah yang harus dirangsang untuk perkembangan dan pertumbuhannya dalam belajar.
(55)
28 Geografis
Anak anak TK Nursalam Sekunder
Demografis
Target Audiens : Orang Tua yang anaknya
mengikuti kegiatan belajar di TK Nursalam
Umur : 25-50 tahun
Pendidikan : Taman Kanak-kanak (TK) Nursalam
Jenis Kelamin : Laki-laki/Permpuan Agama : Islam
Geografis
Orang tua yang anaknya mengikuti kegiatan belajar di TK Nursalam
Psikologis
Orang tua yang peduli dengan anak-anaknya
Selalu mempunyai keinginan ingin bermain bersama anak-anaknya
Orang tua yang mengutamakan pendidikan dan pengetahuan
(56)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ibadah merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan yang ada di setiap agama yang ada di seluruh dunia. Di dalam agama Islam juga terdapat banyak ibadah yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh setiap umatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu kegiatan ibadah yang sangat penting dan dijadikan tiang agama dalam agama islam adalah shalat.
Menurut Drs. NH Rifa’i (1998, 24) Shalat menurut bahasa adalah berdoa. Sedangkan menurut sya’ra adalah menghadapkan jiwa dan raga ke hadirat Allah SWT dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan syarat – syarat yang telah ditentukan.
Shalat adalah salah satu rukun atau kewajiban islam yang kedua setelah syahadat, maka dari itu shalat merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim. Meskipun dalam keadaan apapun dan dimana pun berada shalat harus tetap dilaksanakan karena bila tidak menjalankan perintah shalat ganjarannya adalah dosa.
Generasi kita, anak–anak usia dini merupakan calon pemimpin di negeri ini, baik buruknya negeri ini nantinya tergantung pada baik
(57)
2
buruknya anak–anak kita saat ini. Oleh karena itu mempersiapkan calon pemimpin bangsa hendaknya dilakukan semenjak usia dini.
Salah satu upaya untuk anak – anak yang mempunyai akhlak yang baik yaitu melakukan pengenalan tentang shalat di usia dini. Sehingga dengan memahami shalat dari usia dini inilah jati diri dan kepribadian anak – anak akan mulai terlihat bahkan akan terus melekat sampai tua kelak.
Kurang efektif dan menghiburnya cara mengenalkan shalat di usia dini menjadi titik kelemahan sekarang. Untuk itu upaya untuk memberikan keefektifan cara mengenalkan shalat di usia dini itu di perlukan media – media informasi yang bersifat menghibur dan efektif.
Taman Kanak – Kanak (TK) yang menjadi objek penelitian diharapkan mampu memberikan informasi yang efektif dan menghibur meskipun dengan waktu yang sangat terbatas. Hal ini sangat diharapkan sekali dan perlu didukung dengan adanya media atau sarana informasi yang efektif.
Di era globalisasi dan peradaban dunia yang semakin maju ini, anak – anak usia dini dihadapkan pada pilihan antara kesenangan duniawi yang semakin menarik dan canggih yang memerlukan waktu banyak untuk melakukan kegiatannya di bandingkan kesenangan akhirat yang salah satu ibadah utamanya shalat yang tidak memerlukan waktu banyak untuk melakukannya.
(58)
3
Di samping itu lingkungan anak juga yang banyak mempengaruhi jati diri identitas seorang anak sehingga lingkungan yang baik dan religius sangat di perlukan sekali untuk mendukung dan membangun kepribadian anak.
Orang Tua juga mempunyai peran penting bagi jati diri dan kepribadian anak. Peranan orang tua sangat menentukan masa depan identitas seorang anak, sehingga baik buruknya identitas seorang anak pengaruh besarnya tergantung orang tua cara mendidiknya.
1.1 Identifikasi Masalah
Mengenai kajian tentang pengenalan shalat di usia dini, ada beberapa permasalahannya yaitu :
Anak-anak perlu diberikan pengajaran yang lebih efisien dan efektif serta menghibur tentang shalat
Lingkungan sekitar anak yang jauh dari pemahaman agama khususnya tentang pengenalan shalat
Perlunya kerja sama orang tua antara ayah dan Ibu dalam mengenalkan shalat di usia dini
1.2 Fokus Masalah
Pesatnya perkembangan pendidikan di Indonesia menimbulkan banyaknya lembaga-lembaga pendidikan yang baru. Anak – anak yang
(59)
4
belajar Taman Kanak – Kanak (TK) di Bandung menjadi objek penelitian khususnya mengenai masalah pengenalan shalat di usia dini, karena lembaga TK ini berbasiskan agama sehingga cara mensosialisaikannya mempunyai waktu yang banyak.
1.3 Tujuan Perancangan
Mengenalkan shalat di usia dini tidak hanya sekedar mengetahui tentang arti dan pentingnya shalat tapi juga sebagai media pembelajaran terhadap anak bila kelak sudah besar atau dewasa.
Untuk itu diperlukan sarana untuk merancang media informasi mengenai pengenalan Shalat Usia Dini yang efisien dan menghibur bagi anak.
(60)
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PENGENALAN SHALAT PADA USIA DINI
DI TK NURSALAM BANDUNG
DK 26313
Semester II 2010/2011
Oleh :
Agus Muharam NIM
52107017
Program Studi Desain Grafis
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(1)
28
Anak anak TK Nursalam
Sekunder
Demografis
Target Audiens : Orang Tua yang anaknya
mengikuti kegiatan belajar di TK Nursalam
Umur : 25-50 tahun
Pendidikan : Taman Kanak-kanak (TK) Nursalam
Jenis Kelamin : Laki-laki/Permpuan Agama : Islam
Geografis
Orang tua yang anaknya mengikuti kegiatan belajar di TK Nursalam
Psikologis
Orang tua yang peduli dengan anak-anaknya
Selalu mempunyai keinginan ingin bermain bersama anak-anaknya
Orang tua yang mengutamakan pendidikan dan pengetahuan
(2)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ibadah merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan yang ada di setiap agama yang ada di seluruh dunia. Di dalam agama Islam juga terdapat banyak ibadah yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh setiap umatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu kegiatan ibadah yang sangat penting dan dijadikan tiang agama dalam agama islam adalah shalat.
Menurut Drs. NH Rifa’i (1998, 24) Shalat menurut bahasa adalah berdoa. Sedangkan menurut sya’ra adalah menghadapkan jiwa dan raga ke hadirat Allah SWT dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan syarat – syarat yang telah ditentukan.
Shalat adalah salah satu rukun atau kewajiban islam yang kedua setelah syahadat, maka dari itu shalat merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim. Meskipun dalam keadaan apapun dan dimana pun berada shalat harus tetap dilaksanakan karena bila tidak menjalankan perintah shalat ganjarannya adalah dosa.
Generasi kita, anak–anak usia dini merupakan calon pemimpin di negeri ini, baik buruknya negeri ini nantinya tergantung pada baik
(3)
2
pemimpin bangsa hendaknya dilakukan semenjak usia dini.
Salah satu upaya untuk anak – anak yang mempunyai akhlak yang baik yaitu melakukan pengenalan tentang shalat di usia dini. Sehingga dengan memahami shalat dari usia dini inilah jati diri dan kepribadian anak – anak akan mulai terlihat bahkan akan terus melekat sampai tua kelak.
Kurang efektif dan menghiburnya cara mengenalkan shalat di usia dini menjadi titik kelemahan sekarang. Untuk itu upaya untuk memberikan keefektifan cara mengenalkan shalat di usia dini itu di perlukan media – media informasi yang bersifat menghibur dan efektif.
Taman Kanak – Kanak (TK) yang menjadi objek penelitian diharapkan mampu memberikan informasi yang efektif dan menghibur meskipun dengan waktu yang sangat terbatas. Hal ini sangat diharapkan sekali dan perlu didukung dengan adanya media atau sarana informasi yang efektif.
Di era globalisasi dan peradaban dunia yang semakin maju ini, anak – anak usia dini dihadapkan pada pilihan antara kesenangan duniawi yang semakin menarik dan canggih yang memerlukan waktu banyak untuk melakukan kegiatannya di bandingkan kesenangan akhirat yang salah satu ibadah utamanya shalat yang tidak memerlukan waktu banyak untuk melakukannya.
(4)
3
Di samping itu lingkungan anak juga yang banyak mempengaruhi jati diri identitas seorang anak sehingga lingkungan yang baik dan religius sangat di perlukan sekali untuk mendukung dan membangun kepribadian anak.
Orang Tua juga mempunyai peran penting bagi jati diri dan kepribadian anak. Peranan orang tua sangat menentukan masa depan identitas seorang anak, sehingga baik buruknya identitas seorang anak pengaruh besarnya tergantung orang tua cara mendidiknya.
1.1 Identifikasi Masalah
Mengenai kajian tentang pengenalan shalat di usia dini, ada beberapa permasalahannya yaitu :
Anak-anak perlu diberikan pengajaran yang lebih efisien dan efektif serta menghibur tentang shalat
Lingkungan sekitar anak yang jauh dari pemahaman agama khususnya tentang pengenalan shalat
Perlunya kerja sama orang tua antara ayah dan Ibu dalam mengenalkan shalat di usia dini
1.2 Fokus Masalah
Pesatnya perkembangan pendidikan di Indonesia menimbulkan banyaknya lembaga-lembaga pendidikan yang baru. Anak – anak yang
(5)
4
khususnya mengenai masalah pengenalan shalat di usia dini, karena lembaga TK ini berbasiskan agama sehingga cara mensosialisaikannya mempunyai waktu yang banyak.
1.3 Tujuan Perancangan
Mengenalkan shalat di usia dini tidak hanya sekedar mengetahui tentang arti dan pentingnya shalat tapi juga sebagai media pembelajaran terhadap anak bila kelak sudah besar atau dewasa.
Untuk itu diperlukan sarana untuk merancang media informasi mengenai pengenalan Shalat Usia Dini yang efisien dan menghibur bagi anak.
(6)
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PENGENALAN SHALAT PADA USIA DINI
DI TK NURSALAM BANDUNG
DK 26313
Semester II 2010/2011
Oleh :
Agus Muharam NIM
52107017
Program Studi Desain Grafis