ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG.

(1)

i Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI

DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG

( Penelitian Studi Kasus di Kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh: Erna Roostin NIM. 1302375

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

ii Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG

( Penelitian Studi Kasus di Kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing,

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd. NIP. 19651001 199802 2 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Studi Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia,

Vina Adriany, M.Ed,Ph.D. NIP 19760126 200312 2 001


(3)

iii Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG

( Penelitian Studi Kasus di Kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing,

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd. NIP. 19651001 199802 2 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Studi Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia,

Vina Adriany, M.Ed,Ph.D. NIP 19760126 200312 2 001


(4)

iii

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KEMUNCULAN SIKAP SAINS PADA ANAK USIA DINI DI TK NEGERI CENTEH KOTA BANDUNG

Erna Roostin Nim : 1302375

Abstrak

Setiap anak pada hakikatnya dilahirkan dengan membawa potensi atau kemampuan menjadi seorang ilmuwan yang terbentuk secara alamiah. Anak dilahirkan dengan membawa potensi rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu ingin mencari tahu apa yang dilihat, didengar dan dirasakan di lingkungan sekitarnya. Kemunculan sikap sains penting dilakukan sejak anak usia dini agar potensi menjadi ilmuwan dapat dikembangkan dan pengalaman awal sains dapat difasilitasi sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat dasar sains yang dimiliki oleh anak. Berbagai upaya untuk membangun kemampuan sains sudah dilakukan di TK dengan proses pembelajaran yang akan memunculkan sikap sains pada anak usia dini. Fenomena inilah yang melatar belakangi penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui gambaran pembelajaran yang membangun dan memunculkan sikap sains serta faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sains pada anak usia dini. Peneliti melakukan penelitian terkait dengan kemunculan sikap sains pada anak usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung dengan alasan pembelajaran sains pada anak usia dini sangat penting sebagai peletakkan dasar kemampuan dan sumber daya manusia yang diharapkan karena manusia hidup di dunia yang terus berkembang, menuju masa depan yang penuh dengan tantangan baik itu teknologi yang semakin canggih maupun berbagai gejala alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Temuan dari penelitian ini adalah kemunculan sikap sains pada anak usia dini, tampak dari sikap anak dalam mengikuti pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan sain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap sains yang muncul adalah: sikap selalu ingin tahu, berpikir kritis, tidak mudah putus asa, ingin mencoba hal yang baru, berpikir bebas, jujur, objektif, terbuka untuk dikritik, dan kreatif. Anak usia dini bukanlah seorang ilmuwan secara murni tetapi mengarah kepada potensi yang dimiliki anak, untuk dibentuk dan dibina secara terus menerus secara bertahap, stimulan dan konsisten dalam pembentukan karakter anak sehingga akan memunculkan sikap sains pada diri anak yang menjadikannya seorang ilmuwan kecil yang kreatif dan inovatif.

Kata kunci : sikap sains, anak usia dini


(5)

iv

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

ANALYSIS OF THE EMERGENCE OF SCIENTIFIC ATTITUDE OF CHILDREN IN TK NEGERI CENTEH BANDUNG

Erna Roostin Nim: 1302375

Abstract

Every child naturally was born by bringing certain potencies and competencies to become scientist. A child was born with a high curiosity and always try to find out the answer of what he/she sees, hears and feels from sorroundings. The emergence of this attitude is important to be built in early childhood in order for that potential could be developed and facilitated based on the children's characteristisc. Various efforts to build this competence have been done in Kindergarten through certain processes drawn from early childhood teaching and learning. This research attempts to figure out the description of learning process that could influence scientific attitude which include the factors that contribute to this attitude. The study takes place in TK Negeri Centeh Bandung. The method used in this study is qualitative approach with case study as a method. Data collection techniques were observation, interview and study-documentation. The findings show that the emergence of scientific attitude revealed in child's attitude along the learning process. The scientific atitude that proves in this study is coriousity, critical and free thinking, hopefulness, eagerness to learn, honesty, objectivity, open to critics and creativity. To conclude young children are not real scientists but they have potenial that could be developed and improved continously,gradually, stimultanously, and consistently in order to make them more creative and innovative.


(6)

ix Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ………..

LEMBAR PENGESAHAN ………. ABSTRAK ………... KATA PENGANTAR ……….

UCAPAN TERIMAKASIH ………

DAFTAR ISI ………...

DAFTAR TABEL ………...

DAFTAR GAMBAR ……….. DAFTAR LAMPIRAN……… I ii iii v vii ix xii xiii xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ………...

B. Rumusan Masalah ………...

C. Tujuan Penelitian ……….

D. Manfaat Penelitian ..………

E. Sistematika Penulisan ...……….

1 7 8 9 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Hakikat Sains ...………..

1. Pengertian Sains ...………

2. Pentingnya Sains ...………

3. Tujuan Sains ...……….

4. Sains Untuk Anak Usia Dini ...

B. Sikap Sains ...………

1. Pengertian Sikap Sains ………..

2. Sikap Sains pada Anak Usia Dini ..………...

3. Sikap Sains Sesuai Karakteristik Anak Usia Dini ... C. Pembelajaran Sains di Taman Kanak-Kanak (TK) ...

11 11 15 19 22 24 24 25 26 31


(7)

x Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

1. Perencanaan Pembelajaran di TK ………

2. Metode Pembelajaran di TK ……….

3. Model Pembelajaran di TK ...……….

4. Media Pembelajaran di TK ... 5. Pelaksanaan Pembelajaran di TK ... D. Peranan Guru dalam Pembelajaran Sains ...…..

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan .………

31 33 37 41 45 48 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian .………

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ....………

C. Prosedur Penelitian ...………

D. Penjelas Istilah ...……….

E. Pengumpulan Data ...……….

F. Instrumen Penelitian .………...

G. Teknik Analisis Data ...………...

H. Isu Etik ... 54 56 56 58 60 61 62 64

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Temuan ...………

1. Pembelajaran Membangun Sikap Sains ...

2. Sikap Sains yang Muncul pada Anak .………..

3. Faktor-Faktor Internal dan Eksternal yang

Mempengaruhi Sikap Sains ...………

B. Pembahasan …….………

1. Pembelajaran Membangun Sikap Sains ………

2. Sikap Sains yang Muncul pada Anak ...……….

3. Faktor-faktor Internal dan Eksternal yang

mempengaruhi Sikap Sains ...………

65 65 77 89 91 91 101 108


(8)

xi Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi

A. Simpulan ....……….

B. Implikasi ...………..

C. Rekomendasi ... 111 112 113

DAFTAR RUJUKAN ... 115


(9)

xii Erna Roostin, 2015


(10)

54 Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang digunakan untuk mengamati kemunculan sikap sains pada anak usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh. “Pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks yang alamiah” (Moleong, 2007, hlm.6). Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan) dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi yang digunakan untuk mengamati subjek. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk melihat dan mendeskripsikan kemunculan sikap sains pada anak usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh di Kota Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dalam metode studi kasus, kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak untuk memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan pada penelitian studi kasus hanya berlaku untuk kasus tersebut saja dan dalam studi kasus digunakbeberapa teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi, yang semuanya difokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan. Metode studi kasus digunakan untuk mengungkapkan fakta yang terjadi dilapangan untuk dipelajari secara mendalam, sehingga pada akhirnya diperoleh temuan data yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian, yaitu tidak sekedar untuk menjelaskan seperti apa obyek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi. Dengan kata lain penelitian

studi kasus bukan sekedar menjawab pertanyaan penelitian tentang „apa‟ (what) obyek yang diteliti, tetapi lebih menyeluruh dan komprehensif lagi adalah tentang


(11)

54 Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

„bagaimana‟ (how) dan „mengapa‟ (why) objek tersebut terjadi dan terbentuk sebagai dan dapat dipandang sebagai suatu kasus. (Yin, 2014).


(12)

55

Penelitian ini menggunakan studi kasus karena peneliti ingin mempelajari dan mengetahui lebih mendalam mengenai kemunculan sikap sains pada pembelajaran di kelompok B TK Negeri Centeh. Langkah-langkah pelaksanaan yang dilaksanakan oleh peneliti dalam studi kasus ini, adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti membuat perencanaan untuk meneliti adanya kemunculan sikap sains pada anak usia dini dalam pembelajaran sains di TK Negeri Centeh, dengan cara mengumpulkan sumber atau kajian teori yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini lalu mengadakan observasi pendahuluan untuk mengetahui sikap sains yang muncul pada anak. Dalam tahap perencanaan ini peneliti tidak lupa mengurus perizinan penelitian.

2. Pelaksanaan

Langkah yang ditempuh untuk melaksanakan penelitian ini dengan melihat kemunculan sikap sains pada anak usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh dan memprediksi kemungkinan kemunculan sikap sains yang muncul serta mencatat semua perubahan atau perkembangan yang terjadi.

3. Pengumpulan data

Terdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian studi kasus adalah dengan cara observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak.

4. Analisis Data

Peneliti berusaha untuk merangkum, menggolongkan dan menghubungkan data-data yang terkumpul serta mengolahnya.

5. Pelaporan Hasil Penelitian

Laporan ditulis secara komunikatif, mudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu sikap-sikap sains pada anak, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami kemunculan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri Centeh .


(13)

56

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini diharapkan terkumpul data untuk menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan fenomena yang ada kemudian dapat dijadikan kesimpulan yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Dalam penelitian ini fokus penelitian mengenai kemunculan sikap sains pada anak usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Partisipan penelitian merupakan komponen utama yang memiliki kedudukan penting dalam penelitian. Dalam penelitian ini partisipan yang akan diteliti terdiri atas dua bagian, yaitu: 1) Sebagai objek penelitian adalah anak usia dini yang sedang belajar di TK Negeri Centeh kelompok B ( kelas Ceri) semester genap tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 5 (lima) anak perempuan dan 7 (tujuh) anak laki-laki untuk diamati dalam proses pembelajarannya. 2) Sumber informasi lain sebagai pelengkap tentang hal-hal yang perlu diungkap mengenai kemunculan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri Centeh adalah kepala sekolah, guru kelas sebanyak 2 orang dan orang tua siswa untuk diwawancara. Tempat penelitian di TK Negeri Centeh yang beralamat di Jalan Pacar No 5 Batununggal Kota Bandung.

C. Prosedur Penelitian

Pada penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri, tugas yang dilakukan adalah menghimpun data, menganalisis dan sekaligus yang melaporkan hasil penelitian. Kemunculan sikap sains pada anak kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung menjadi fokus dalam penelitian ini dengan didukung oleh data hasil observasi, wawancara, pemotretan, rekaman video, rekaman suara, dan dokumen-dokumen yang mendukung dalam penelitian ini. Langkah-langkah penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pralapangan atau prapenelitian

2. Pelaksanaan studi atau pelaksanaan penelitian

3. Menganalisis data


(14)

57

Langkah-langkah penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Moleong (1988). Alur langkah penelitian uraian diatas digambarkan pada bagan berikut:

Gambar 3.1

Langkah-Langkah Penelitian

Kegiatan pra lapangan atau pra penelitian adalah kegiatan penelitian sebelum mengumpulkan data yang mencakup kegiatan studi literatur yaitu peneliti mengumpulkan sumber atau kajian teori yang dapat dijadikan acuan dilaksanakannya penelitian ini. Kegiatan observasi pendahuluan dilakukan peneliti untuk mengetahui kemunculan sikap sains pada anak kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung, serta tidak lupa mengurus surat izin penelitian.

PRA PENELITIAN Studi Kepustakaan Observasi Pendahuluan

Perizinan

PELAKSANAAN PENELITIAN Observasi

Wawancara Studi dokumentasi Foto dan Video Pembelajaran

PELAPORAN HASIL PENELITIAN Penulisan dan Pelaporan

ANALISIS DATA Pemberian tanda atau kode

Triangulasi


(15)

58

Kegiatan pelaksanaan studi atau pelaksanaan penelitian merupakan kegiatan mengumpulkan data-data yang menunjang dalam penelitian ini dengan cara observasi di tempat yang sudah ditentukan yaitu Kelompok B TK Negeri Centeh Kota Bandung, wawancara mempergunakan dokumen pertanyaan dan catatan serta rekaman wawancara dengan nara sumber, studi dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian ini, foto dan rekaman video pembelajaran.

Pengolahan data adalah kegiatan dalam menganalisis data yang dikumpulkan dari lapangan dengan pelaksanaan kegiatan penyusunan dan pengekelompokan (koding) data, analisis data awal, menyusun format laporan awal, mengumpulkan dan melengkapi data yang masih kurang, mengolah dan menganalisis data, melakukan triangulasi dengan mengkomunikasikan kepada para ahli untuk menemukan objektivitas data yang diperoleh. Setelah semua tahapan kegian pelaksanaan penelitian dilaksanakan, maka kewajiban peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian serta menyusun laporan hasil penelitian.

D. Penjelas Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalah fahaman dalam menafsirkan yang ada dalam penyusunan penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah-istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kemunculan

Arti kemunculan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti nampak atau terlihat. Istilah kemunculan dalam penelitian ini adalah peneliti mengamati dan melihat munculnya sikap sains pada anak usia dini di kelompok B TK Negeri Centeh pada semua pembelajaran dan prilaku anak di sekolah.

2. Sikap Sains

Sikap sebagai respon evaluatif merupakan sikap yang didasari oleh proses dalam individu yang memberi kesimpulan nilai terhadap suatu stimulus dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak


(16)

59

menyenangkan, suka atau tidak suka yang kemudian membentuk sebagai potensi reaksi terhadap suatu objek sikap. Respon akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individual.

Sikap sains merupakan bentuk sikap positif yang biasa dikaitkan dengan keilmuan sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk prilaku yang bersifat keilmuan juga sikap yang disiapkan untuk bertindak melalui perbuatan yang berdasarkan pada pendirian, pendapat dan keyakinannya. Sikap sains pada anak usia dini harus sesuai dengan karakteristik anak itu sendiri dan anak dapat dikatakan memiliki sikap sains apabila memiliki kemampuan seperti hasrat ingin tahu yang tinggi, tidak mudah putus asa, sikap keterbukaan untuk dikritik, sikap ingin mendapatkan yang baru, sikap jujur, sikap kritis, sikap kreatif dan sikap objektif yang semuanya itu disesuaikan dengan karakteristik juga pertumbuhan dan perkembangan anak. Sikap sains ini akan membantu dalam proses pemecahan masalah yang berguna bagi pengembangan masa depan anak usia dini.

3. Anak Usia Dini

Anak usia dni merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga di sebut dengan istilah golden age (masa keemasan). Anak usia dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat baik fisik maupun mental. Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri dan bila ditinjau dari hakekat anak usia dini maka anak memiliki dua aspek perkembangan yaitu biologis dan psikologis. Pada anak usia dini terjadi perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat dan organ sensoris seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan juga berkembang dengan pesat.

Anak usia dini memiliki karakteristik tertentu dan khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tidak berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki


(17)

60

rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan mahluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan masa potensial untuk belajar.

E. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu data kualitatif. Data kualitatif meliputi data hasil wawancara, observasi secara langsung serta studi dokumfentasi, foto dan video pembelajaran. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang perencanaan, untuk melihat kemunculan sikap sains pada anak di TK Negeri Centeh yang ditampilkan dalam bentuk deskripsi berupa pemaparan dan gambaran sebagai data hasil penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati langsung pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini memungkinkan peneliti mengamati sendiri dan mencatat sikap sains yang muncul pada pembelajaran sesuai keadaaan sesungguhnya. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap gejala yang timbul pada objek penelitian, observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran serta peristiwa atau kegiatan yang terjadi dan observasi dilakukan setiap proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini digunakan sebagai masukan dalam melihat sikap sains yang muncul pada anak dan pembelajaran yang membangun sikap sains pada anak di kelompok B TK Centeh Kota Bandung.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada kepala sekolah, 2 orang guru di kelas dan orang tua siswa TK Negeri Centeh dengan menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur yang bersifat luwes dan terbuka, sehingga


(18)

61

peneliti hanya berpedoman pada garis-garis besar pada pokok penelitian dan memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian serta nara sumber bebas memberikan pendapat dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan peneliti. Adapun isi dari wawancara terkait pada pembelajaran yang membangun sikap sains terdiri dari perencanaan pembelajaran, metode, model, media dan pelaksanaan pembelajaran ,sikap sains yang sudah muncul pada anak juga faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi sikap sains pada anak.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari observasi dan wawancara. Data yang menggambarkan perencanaan pembelajaran untuk mengetahui sikap sains yang muncul pada anak usia dini diperoleh dan dikumpulkan melalui wawancara, observasi serta dokumentasi yang diperoleh dari sekolah berupa kurikulum 2013, Program Semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) untuk melihat kesiapan pembelajaran guru yang berkaitan dengan pengembangan sains anak, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) untuk melihat sikap sains yang muncul pada anak usia dini, catatan-catatan guru kelas dan buku perkembangan anak. Data hasil kemunculan sikap sains pada anak usia dini dikumpulkan menggunakan studi dokumentasi, foto kegiatan pembelajaran anak, foto hasil karya anak, laporan kemampuan anak dengan menggunakan lembar observasi yang khusus mencatat kemampuan anak.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logistiknya, dan yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri.


(19)

62

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Menurut Nasution (dalam Sugiono, 2010, hlm.224) peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian. 2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan

dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan maupun setelah penelitian. Tujuan dari analisis data ini adalah untuk mencari kebenaran dari data-data yang


(20)

63

telah diperoleh, sehingga dari sini bisa ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Sejalan dengan uraian di atas maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 5 tahapan, yaitu:

1. Koleksi data

Merupakan tahapan awal dalam pengolahan dan hasil observasi, wawancara dan analisis dokumentasi yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian dan sumber informasi merupakan langkah awal dalam pengolahan data. Dari koleksi data ini yang diambil dan di kumpulkan melalui wawancara dan observasi serta studi dokumentasi maka peneliti mengharapkan dapat melihat data kemunculan sikap sains pada anak usia dini dan guru dapat membantu sebagai rujukan bagi peneliti untuk melihat kemunculan sikap sains pada anak usia dini.

2. Reduksi data

Pada tahap ini peneliti menganalisis kembali data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi sehingga dapat diperoleh data yang spesifik sesuai dengan fokus penelitian, mengenai kemunculan sikap sains pada anak usia dini.

3. Display data

Tahap ini merupakan kegiatan penyusunan pokok-pokok fokus penelitian yang sudah dikaji berulang-ulang secara terstruktur dan sistimatis tentang kemunculan sikap sains pada anak usia dini.

4. Verifikasi dan simpulan (verification and conclusion)

Peneliti dalam penelitian ini sebelum menarik kesimpulan memeriksa kembali (diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan selanjutnya ke arah simpulan. Peneliti mengambil kesimpulan dari intisari data-data yang terkumpul dalam bentuk pernyataan kalimat yang tepat dan memiliki data yang jelas. Peneliti menarik kesimpulan awal dari fokus penelitian tentang kemunculan sikap sains pada anak usia dini dengan simpulan tentatif yang masih perlu disempurnakan. Setelah data masuk terus-menerus dianalisis dan diverifikasi tentang kebenarannnya, maka peneliti membuat kesimpulan akhir yang lebih bermakna dan jelas.


(21)

64

5. Rencana pengujian keabsahan data

Peneliti dalam menguji keabsahan data meliputi menguji kredibilitas data (validitas internal), menguji depenabilitas (reliabilitas) data, menguji transferabilitas (validitas eksterna/generalisasi), menguji komfirmabilitas (obyektivitas), yang utama pada penelitian ini adalah menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan perpanjangan waktu penelitian, meningkatkan ketekunan, dan triangulasi.

H. Isu Etik

Dalam penelitian yang dilaksanakan di TK Negeri Centeh Kota Bandung peneliti terlebih dahulu melaksanakan langkah penelitian yang pertama yaitu pra penelitian, mengadakan observasi pendahuluan dan mengurus surat perizinan penelitian. Dalam observasi pendahuluan dan mengurus perizinan peneliti mengadakan sosialisasi kepada kepala sekolah, guru dan kepada orang tua anak di tempat penelitian, dan menjelaskan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan tidak akan membahayakan bagi anak baik secara fisik maupun non fisik sehingga orang tua tidak keberatan anaknya untuk di observasi terkait kemunculan sikap sains pada anak, bahkan hasil dari penelitian ini diharapkan akan sangat berguna bagi kepala sekolah, guru dan orang tua untuk dapat memotivasi dan memfasilitasi anak dalam membangun kemunculan sikap sains pada diri anak.

Setelah diadakan sosialisasi terkait kemunculan sikap sains pada anak, pada umumnya peneliti tidak mendapat kendala yang berarti. Untuk menjaga kerahasiaan, objektivitas dan etika, dari data yang terkumpul untuk partisipan diberi inisial dari nama anak, dan hasil wawancara dengan orang tua di ambil nama dari salah seorang partisipan yang sudah diberi nama inisial. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti meminta izin dahulu kepada kepala sekolah TK Negeri Centeh, guru-guru kelompok B kelas Ceri, orang tua, dan juga kepada anak-anak sebagai partisipan penelitian. Hal-hal yang di jaga dan di hindari oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian adalah hal-hal yang melanggar norma-norma agama, etika dan sosial yang berhubungan dengan karakteristik anak usia dini.


(22)

(23)

111

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Simpulan dari peneliti terhadap kemunculan sikap sains anak usia dini dengan lokasi penelitian mengambil tempat di TK Negeri Centeh Kota Bandung,adalah sebagai berikut:

1. Melalui pembelajaran yang dikembangkan dan dilaksanakan di TK Negeri

Centeh ini maka kemunculan sikap sains anak tampak dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran di TK yang mendorong, memberi kesempatan, dan menyediakan ruang luas pada anak yang

terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menemukan

pengetahuannya sendiri.

Perencanaan pembelajaran dibuat bersama untuk menjadi acuan dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat dicapai dengan baik melalui penggunaan media, metode, dan model pembelajaran. Beberapa prinsip metode pembelajaran yang dapat memunculkan sikap sains anak ialah berpusat pada subjek pembelajaran yaitu anak, berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, bersifat holistik dan integratif, fleksibel, serta dinamis, sedangkan guru hanya menyediakan fasilitas atau sebagai fasilitator. Metode pembelajaran yang digunakan dalam membangun sikap sains anak adalah yang sesuai dengan prinsip metode pembelajaran, yaitu metode bercerita, bermain, bercakap-cakap dan tanya jawab, diskusi, demonstrasi, proyek, karya wisata (field trip), dan pemberian tugas.

2. Kemunculan sikap sains anak yang diketemukan dalam penelitian ini meskipun

sederhana adalah pada saat anak mampu melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, menyimpulkan, memperkirakan, mengelompokkan, merencanakan, mengetahui sebab akibat, dan komunikasi atau melaporkan hasil yang diketemukan di lapangan. Dengan sikap sains yang dimiliki anak maka kemampuan sains anak yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan,


(24)

112

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menerapkan baik berupa kemampuan mental, fisik, maupun sosial yang dimiliki oleh anak dapat terangsang untuk berkembang dengan lebih baik. Sikap sains yang muncul ketika guru memberikan stimulus dalam penelitian ini adalah anak mampu mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap pembelajaran, mampu dan selalu ingin mencoba hal yang baru, tidak mudah putus asa, berpikir bebas, berpikir kritis dalam memecahkan persoalan, bersikap dan berkata jujur, objektif terhadap persoalan yang ditemui, terbuka terhadap hasil pengamatan, dan kreatif terhadap temuan yang ada dilapangan dalam pembelajaran, dan kreatif dalam mengembangkan pembelajaran. Pemahaman karakteristik anak oleh guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan sikap sains anak sehingga peran guru sangatlah berpengaruh terhadap kemunculan sikap sains anak. Peran guru untuk menggali potensi yang dipunyai anak dengan cara memahami antara karakterestik anak usia dini dengan indikator sikap sains anak, sehingga memberikan pengalaman awal yang baik terhadap sains pada diri anak.

3. Anak usia dini bukanlah seorang ilmuawan secara murni tetapi mengarah kepada potensi yang dipunyai anak, untuk dibentuk dan dibina secara terus bertahap, stimulan dan konsisten dalam pembentukan karakter anak. Faktor internal yang ada dalam diri anak yang dipengaruhi oleh lingkungan rumah termasuk pembiasaan dan sifat bawaan sejak lahir dan faktor dari luar atau eksternal adalah pergaulan antar teman, sekolah, guru, situasi dan kondisi di sekolah dan lingkungan keluarga.

B. Impikasi

Implikasi terhadap hasil temuan kemunculan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri Centeh Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Implikasi bagi Kepala Sekolah, khususnya mengenai program pengembangan

pembelajaran sains, maka Kepala Sekolah perlu memahami bagaimana membuat, memanfaatkan, dan membawa anak dalam pembelajaran sains. Pertimbangan utama yang harus dipikirkan dalam program pengembangan


(25)

113

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

pembelajaran sains bagaimana desain pelaksanaan program dengan keadaaan sekolah, dengan memperhatikan keseimbangan isi program yang sesuai dengan pokok-pokok pembelajaran sains, keterkaitan dengan karakteristik dan kondisi anak, dan melibatkan anak dalam kegiatan pembelajaran.

2. Implikasi dari hasil temuan penelitian terhadap pembelajaran yang terkait dengan kemunculan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri Centeh dalam pembelajaran yang dapat membangun kemunculkan sikap sains yaitu : perencanaan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, media yang digunakan dan pelaksaan pembelajaran, sehingga dapat memunculkan sikap sains pada anak seperti: sikap rasa ingin tahu yang tinggi, selalu ingin mencoba hal yang baru, tidak mudah putus asa, berpikir kritis, berpikir bebas, jujur, objektif, terbuka untuk dikritik dan kreatif.

3. Implikasi dari hasil temuan penelitian terhadap guru sehingga dapat

memunculkan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri Centeh yaitu guru sebagai fasilitator dan motivator bagi anak dalam pembelajaran dan hanya memberikan penguatan-penguatan di akhir pembelajaran untuk dapat memunculkan sikap sains pada anak.

4. Selain guru peran orang tua juga dalam memfasilitasi anak di rumah sangat penting dalam membangun sikap sains pada anak. Dengan dasar inilah, orang tua sebagai fasilitator sekaligus pembimbing sangat dibutuhkan kehadirannya dalam mendampingi masa keemasan anak ini

5. Pada bidang pendidikan anak usia dini diperlukan langkah yang tepat (signifikan dan strategis) untuk membekali anak sejak usia dini.

C. Rekomendasi

Penelitian analisis kemunculan sikap sains pada anak usia dini ini menemukan hasil yang diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi guru Taman Kanak-Kanak, bagi sekolah/TK, bagi orang tua, bagi peneliti dan bagi peneliti selanjutnya. Lebih rinci manfaat yang diharapkan dijelaskan sebagai berikut:


(26)

114

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru dalam menambah pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan dirinya, tata cara perencanaan pembelajaran sehingga dapat memunculkan potensi sikap sains anak didik, dan meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku, serta kreativitas terutama dalam pemahaman karakteristik anak usia dini.

2. Bagi sekolah/Tk dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kinerja sekolah ke

arah yang lebih baik, juga dijadikan masukan baik materi, perencanaan maupun bahan pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran, sehingga mampu memfasilitasi kebutuhan pembelajaran dan menjadikan guru sebagai fasilitator yang baik, serta memberikan wawasan dalam pemilihan kegiatan yang menyenangkan bagi pengembangan program pembelajaran memunculkan sikap sains pada anak didik juga pada bidang pengembangan lainnya di TK.

3. Bagi orang tua untuk membantu anaknya memahami, memotivasi dan

memfasilitasi sikap sains yang sudah ada pada diri anak karena terkadang orang tua melupakan satu hal, bahwa anak adalah pribadi yang unik, anak bukanlah miniatur orang dewasa. Anak memiliki hak untuk tumbuh, berkembang dan diharga. Setiap anak pasti mendapatkan pengalaman melihat, meraba, merasa, mendengar dan lain sebagainya, sehingga terjalin suatu hubungan antar sel otak, yang semakin lama semakin berkembang akan terjadi komunikasi yang lebih banyak, maka kemampuan belajar juga semakin baik.

4. Bagi peneliti memberikan pengalaman langsung untuk melihat kemunculan

sukap pada anak usia dini dan memberikan gambaran tentang sikap sains pada anak serta hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi peneliti dalam melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kemampuan lain yang dimiliki anak pada bidang pengembangan lain di Taman Kanak-Kanak.

5. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bacaan bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti di bidang yang sama pada aspek yang berbeda misalnya menumbuhkan nilai sains pada anak usia dini untuk di masa yang akan datang dan memberikan gambaran, wacana, informasi, dan acuan, serta menambah wawasan dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut .


(27)

115

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

DAFTAR RUJUKAN

Amien, M. (1987). Menggunakan Metode Discovery Dan Inquiry. Jakarta: Dirjen Dikti, P2-LPTK.

Ardi. (2013). Pengertian dan Manfaat Studi. http://www. e- com/2013/10/jurnal ardi@e-jurnal. diaksestanggal 20 Mei 2014.

Arsyad, A. (2008). Media Pembelajara.. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asmawati, L. (2014). Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bogdan. (1982). Qualitative Research for Educations; An Introducation to Theory and Methos. Boston London: Allyn and Bacon.

Bosak, D. A. (2011). Mengenal Sains Buku Referensi Menyangkut Fakta, Proyek, dan Kegiatan Jilid 1. Jakarta: Indeks.

Bredekamp, S. (1987). Developmentally Appropriate Practice in Earli Childhood Program Serving From Birth Throught age 8. Washington: NAEYC.

Budiningsih, A. (2005). Belajar dan Pembelajara. Jakarta: Rieneka Cipta.

Carin, S. (1989). Teaching Science Throught Discovery. Colombus, Ohio : Charles Merril Publishing.

Chalufour, I. (2004). Discovering Nature With Young Children. ST.Paul: Redleaf Press.

Couglin, A. (1997). Menciptakan Kelas Berpusat pada Anak (Terjemahan). Children Resourses Internasional, Inc.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hamalik, O. (2007). Proses BelajarMengajar. Bandung: PT. Bumi Aksara. Hildebrand. (1986). Introduction to Early childhood Education 4 th. Ed. New


(28)

116

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hurlock, E. (1978). Child Development, Six Edition. Mc GrawHill, Inc. -Psikologi Perkembangan , Edisi kelima, Alih Bahasa dr. Med. Tjandrasa, M. (1999). Jakarta: Erlangga.

Isjoni, H. (2009). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta. Kartono, K. (1995). Psikologi Anak. Bandung: Mandar.

Leeper,S. (1982). Good Schoolfor Young Chidren, New York: Macmillan Pub. Company.

Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Margono. (2007). MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Marshall. (1995). Designing Qualitative Research. London: International Educational and Profersional Publisher.

Masitoh, (2005). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya.

Moeslichatoen. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Musthafa. (2007). Perawatan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia; Praktik Dewasa ini dan arah Kebijakan di Masa Depan. Bandung: SPS UPI. Mutiah, D. (2010). Psikologi bermain anak usia dini. Jakarta: Kencana.

Nugraha, A. (2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI Foundation.

Oktriyani, N. (2012). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. http://nova oktriyani.blogspot.com. Diakses pada tanggal 17 Februari 2015. Paiget, J. (1970). The Science of Education and the Psychology of the Child. New

York: Grossman.

Patmonodewo, S. (2008). Pendidikan anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta. PAUD, RA/TK. Warna-warni. (2012).


(29)

117

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Rosalina, A. (2009). Analisis Pengembangan Produk, Proses, dan Sikap Sains Melalui Bermain pada Anak Usia Dini. SPS UPI Bandung: Tidak diakses. Sadiman, A. (1996). Media Pendidikan : Pengertian, Pegembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 17. (2010). Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Fungsi dan Tujuan PAUD.

Seefeld, C. (1993). Early Childhood Education. New York: Macmillan.

Semiawan, C. (2003). Belajar Dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini (Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Dasar). Jakarta: PT. Prenallindo. Subroto. (2010). Metode discovery Learning. http://nilai eka. Blogspot. Com.

2010/01/ metode discovery learning. Diakses tanggal 22 Februari 2015. Sudono, A. (2003). Sumber Belajar dan Alat Permanan. Jakarta: Grasndo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa beta.

Sujono, Y. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Sumaji. (1988). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV.Rajawali.

Suriansyah, (2011). Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini. Banjarmasin: Comdes.

Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Tian. (2014). Pengertian Anak Usia Dini. https://catatan tian. Wordpress. Com. Diakses tanggal 16 Februari 2015.

Uno. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Utami. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Konsorsium Sertifikasi Guru UNJ.

Wantah, M. J. (2004). Mengembangkan Disiplin dan Pembentukan Moral pada

Anak Usia Dini. Manado. Universitas Negeri Manado. Wahmuji. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka


(30)

118

Erna Roostin, 2015

Analisis Kemunculan Sikap Sains Pada Anak Usia Dini Di Tk Negeri Centeh Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wolfinger, D. M. (1994). Science and Mathematics in Early Childhood Education. New York: Harper Collins College Publisher.

Yin, R. K (2014). Case Study Researcb: Design and Methods, 2014-13 edition, washington, DC: COCMOSCorporation.


(1)

pembelajaran sains bagaimana desain pelaksanaan program dengan keadaaan sekolah, dengan memperhatikan keseimbangan isi program yang sesuai dengan pokok-pokok pembelajaran sains, keterkaitan dengan karakteristik dan kondisi anak, dan melibatkan anak dalam kegiatan pembelajaran.

2. Implikasi dari hasil temuan penelitian terhadap pembelajaran yang terkait dengan kemunculan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri Centeh dalam pembelajaran yang dapat membangun kemunculkan sikap sains yaitu : perencanaan pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, media yang digunakan dan pelaksaan pembelajaran, sehingga dapat memunculkan sikap sains pada anak seperti: sikap rasa ingin tahu yang tinggi, selalu ingin mencoba hal yang baru, tidak mudah putus asa, berpikir kritis, berpikir bebas, jujur, objektif, terbuka untuk dikritik dan kreatif.

3. Implikasi dari hasil temuan penelitian terhadap guru sehingga dapat memunculkan sikap sains pada anak usia dini di TK Negeri Centeh yaitu guru sebagai fasilitator dan motivator bagi anak dalam pembelajaran dan hanya memberikan penguatan-penguatan di akhir pembelajaran untuk dapat memunculkan sikap sains pada anak.

4. Selain guru peran orang tua juga dalam memfasilitasi anak di rumah sangat penting dalam membangun sikap sains pada anak. Dengan dasar inilah, orang tua sebagai fasilitator sekaligus pembimbing sangat dibutuhkan kehadirannya dalam mendampingi masa keemasan anak ini

5. Pada bidang pendidikan anak usia dini diperlukan langkah yang tepat (signifikan dan strategis) untuk membekali anak sejak usia dini.

C. Rekomendasi

Penelitian analisis kemunculan sikap sains pada anak usia dini ini menemukan hasil yang diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi guru Taman Kanak-Kanak, bagi sekolah/TK, bagi orang tua, bagi peneliti dan bagi peneliti selanjutnya. Lebih rinci manfaat yang diharapkan dijelaskan sebagai berikut:


(2)

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru dalam menambah pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan dirinya, tata cara perencanaan pembelajaran sehingga dapat memunculkan potensi sikap sains anak didik, dan meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku, serta kreativitas terutama dalam pemahaman karakteristik anak usia dini. 2. Bagi sekolah/Tk dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kinerja sekolah ke

arah yang lebih baik, juga dijadikan masukan baik materi, perencanaan maupun bahan pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran, sehingga mampu memfasilitasi kebutuhan pembelajaran dan menjadikan guru sebagai fasilitator yang baik, serta memberikan wawasan dalam pemilihan kegiatan yang menyenangkan bagi pengembangan program pembelajaran memunculkan sikap sains pada anak didik juga pada bidang pengembangan lainnya di TK. 3. Bagi orang tua untuk membantu anaknya memahami, memotivasi dan

memfasilitasi sikap sains yang sudah ada pada diri anak karena terkadang orang tua melupakan satu hal, bahwa anak adalah pribadi yang unik, anak bukanlah miniatur orang dewasa. Anak memiliki hak untuk tumbuh, berkembang dan diharga. Setiap anak pasti mendapatkan pengalaman melihat, meraba, merasa, mendengar dan lain sebagainya, sehingga terjalin suatu hubungan antar sel otak, yang semakin lama semakin berkembang akan terjadi komunikasi yang lebih banyak, maka kemampuan belajar juga semakin baik. 4. Bagi peneliti memberikan pengalaman langsung untuk melihat kemunculan

sukap pada anak usia dini dan memberikan gambaran tentang sikap sains pada anak serta hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi peneliti dalam melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kemampuan lain yang dimiliki anak pada bidang pengembangan lain di Taman Kanak-Kanak.

5. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bacaan bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti di bidang yang sama pada aspek yang berbeda misalnya menumbuhkan nilai sains pada anak usia dini untuk di masa yang akan datang dan memberikan gambaran, wacana, informasi, dan acuan, serta menambah wawasan dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut .


(3)

DAFTAR RUJUKAN

Amien, M. (1987). Menggunakan Metode Discovery Dan Inquiry. Jakarta: Dirjen Dikti, P2-LPTK.

Ardi. (2013). Pengertian dan Manfaat Studi. http://www. e- com/2013/10/jurnal ardi@e-jurnal. diaksestanggal 20 Mei 2014.

Arsyad, A. (2008). Media Pembelajara.. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asmawati, L. (2014). Perencanaan Pembelajaran PAUD. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bogdan. (1982). Qualitative Research for Educations; An Introducation to Theory and Methos. Boston London: Allyn and Bacon.

Bosak, D. A. (2011). Mengenal Sains Buku Referensi Menyangkut Fakta, Proyek, dan Kegiatan Jilid 1. Jakarta: Indeks.

Bredekamp, S. (1987). Developmentally Appropriate Practice in Earli Childhood Program Serving From Birth Throught age 8. Washington: NAEYC.

Budiningsih, A. (2005). Belajar dan Pembelajara. Jakarta: Rieneka Cipta.

Carin, S. (1989). Teaching Science Throught Discovery. Colombus, Ohio : Charles Merril Publishing.

Chalufour, I. (2004). Discovering Nature With Young Children. ST.Paul: Redleaf Press.

Couglin, A. (1997). Menciptakan Kelas Berpusat pada Anak (Terjemahan). Children Resourses Internasional, Inc.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hamalik, O. (2007). Proses BelajarMengajar. Bandung: PT. Bumi Aksara. Hildebrand. (1986). Introduction to Early childhood Education 4 th. Ed. New


(4)

Hurlock, E. (1978). Child Development, Six Edition. Mc GrawHill, Inc. -Psikologi Perkembangan , Edisi kelima, Alih Bahasa dr. Med. Tjandrasa, M. (1999). Jakarta: Erlangga.

Isjoni, H. (2009). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta. Kartono, K. (1995). Psikologi Anak. Bandung: Mandar.

Leeper,S. (1982). Good Schoolfor Young Chidren, New York: Macmillan Pub. Company.

Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Margono. (2007). MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Marshall. (1995). Designing Qualitative Research. London: International Educational and Profersional Publisher.

Masitoh, (2005). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya.

Moeslichatoen. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Musthafa. (2007). Perawatan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia; Praktik Dewasa ini dan arah Kebijakan di Masa Depan. Bandung: SPS UPI. Mutiah, D. (2010). Psikologi bermain anak usia dini. Jakarta: Kencana.

Nugraha, A. (2008). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JILSI Foundation.

Oktriyani, N. (2012). Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. http://nova oktriyani.blogspot.com. Diakses pada tanggal 17 Februari 2015. Paiget, J. (1970). The Science of Education and the Psychology of the Child. New

York: Grossman.

Patmonodewo, S. (2008). Pendidikan anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta. PAUD, RA/TK. Warna-warni. (2012).


(5)

Rosalina, A. (2009). Analisis Pengembangan Produk, Proses, dan Sikap Sains Melalui Bermain pada Anak Usia Dini. SPS UPI Bandung: Tidak diakses. Sadiman, A. (1996). Media Pendidikan : Pengertian, Pegembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 17. (2010). Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Fungsi dan Tujuan PAUD.

Seefeld, C. (1993). Early Childhood Education. New York: Macmillan.

Semiawan, C. (2003). Belajar Dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini (Pendidikan PraSekolah dan Sekolah Dasar). Jakarta: PT. Prenallindo. Subroto. (2010). Metode discovery Learning. http://nilai eka. Blogspot. Com.

2010/01/ metode discovery learning. Diakses tanggal 22 Februari 2015. Sudono, A. (2003). Sumber Belajar dan Alat Permanan. Jakarta: Grasndo.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa beta.

Sujono, Y. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Sumaji. (1988). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV.Rajawali.

Suriansyah, (2011). Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini. Banjarmasin: Comdes.

Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Tian. (2014). Pengertian Anak Usia Dini. https://catatan tian. Wordpress. Com. Diakses tanggal 16 Februari 2015.

Uno. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Utami. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Konsorsium Sertifikasi Guru UNJ.

Wantah, M. J. (2004). Mengembangkan Disiplin dan Pembentukan Moral pada

Anak Usia Dini. Manado. Universitas Negeri Manado. Wahmuji. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka


(6)

Wolfinger, D. M. (1994). Science and Mathematics in Early Childhood Education. New York: Harper Collins College Publisher.

Yin, R. K (2014). Case Study Researcb: Design and Methods, 2014-13 edition, washington, DC: COCMOSCorporation.