PENGENALAN BOTANI UNTUK ANAK USIA DINI

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan

ISSN 977 2598 79901

PENGENALAN BOTANI UNTUK ANAK USIA DINI
Oleh:
Aldila Rahma
Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Nusantara
Email: aldila.rahma@fkip.uninus.ac.id
ABSTRAK
Pendidikan bagi anak usia dini merupakan pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh dan melaksanakan pembelajaran yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Untuk mendukung hal
tersebut, anak dapat dikenalkan pada Botani untuk mempelajari dunia tumbuhan.
Sebagai media pengenalan Botani, tumbuhan memiliki kelebihan sebab tumbuhan
mudah dijumpai lingkungan disekitar, memiliki bagian-bagian morfologi berbeda
yang mudah diamati langsung oleh anak, memiliki jenis dan varietas serta fungsi
yang beragam sehingga dapat merangsang rasa ingin tahu anak. Berbagai bentuk
aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengenalkan Botani pada anak yaitu
mengamati langsung tumbuhan di habitatnya, mengenalkan bagian-bagian

tumbuhan, praktik menanam dan mengamati pertumbuhannya, pembuatan
terrarium dan berkebun. Kegiatan-kegiatan ini tentunya diperkenalkan dalam
konsep sederhana yang mudah dimengerti anak, dan dilakukan secara
menyenangkan. Anak yang diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan
lingkungannya akan membuat anak terus mendapatkan dan mengembangkan
pengetahuan mereka.
Kata Kunci: Botani, tumbuhan, anak, aktivitas, terrarium, kebun

A. Pendahuluan
Botani merupakan cabang Biologi yang mempelajari tumbuhan termasuk
struktur, sifat, dan proses biokimianya. Juga termasuk klasifikasi tumbuhan dan
studi penyakit tumbuhan serta interaksi tumbuhan dengan lingkungannya. Prinsip
dan temuan Botani telah memberikan dasar bagi ilmu pengetahuan terapan seperti
pertanian, hortikultura, dan kehutanan (Steere, 2017). Studi Botani menggunakan
tumbuhan sebagai objek utamanya. Dalam Biologi, studi Botani sangat luas
cakupannya karena meliputi seluruh dunia tumbuhan, baik tumbuhan tingkat
tinggi maupun tumbuhan tingkat rendah. Namun dalam lingkup pendidikan Anak
Usia Dini, Botani dapat diperkenalkan pada anak dalam konsep yang lebih
sederhana.


1

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan

ISSN 977 2598 79901

Anak yang secara alamiah selalu penasaran dengan lingkungan sekitar
mereka, sering mengajukan pertanyaan seperti apa, dimana, kapan dan bagaimana
mengenai hal-hal yang terjadi disekitar mereka. Dalam aktivitas pembelajaran,
tumbuhan dapat digunakan menjadi media yang dapat mendorong anak
memunculkan rasa ingin tahu, sehingga anak dapat bertanya dan mencari
jawabannya sendiri melalui proses pencarian (eksplorasi) dan pengamatan
(observasi).
Ketika anak diajak berjalan-jalan diluar, mereka senang memungut
sesuatu, melihat, mengamati dan bertanya mengenai dedaunan, biji-bijian, ranting,
buah, atau apapun yang mereka temukan dari bagian tumbuhan. Karena tumbuhan
memiliki wujud yang jelas serta memiliki daur hidup yang mudah dimengerti,
memperkenalkan tumbuhan pada usia prasekolah akan membantu anak
membangun skema tentang dunia tumbuhan. Skema ini merupakan dasar dari
pemikiran kognitif yang akan membantu anak untuk menyusun dan memahami

informasi yang nantinya akan diterapkan dalam proses pembelajaran berikutnya.
Sederhananya, skema adalah suatu konsep yang sudah “menempel” di otak yang
dapat dikembangkan dikemudian hari. Skema berkembang lebih kompleks lagi
sejalan dengan semakin dewasanya anak (Thomas, 1992).
Berdasarkan salah satu teori belajar yaitu, teori konstruktivisme yang
dikemukakan oleh Piaget, setiap tahap perkembangan intelektual anak dilengkapi
dengan ciri-ciri tertentu dalam rangka mengkonstruksi ilmu pengetahuan yang
diterimanya (Ruseffendi, 1988). Pengetahuan akan dibangun secara aktif oleh
anak melalui persepsi dan pengalaman langsung dengan lingkungannya. Guru
menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang
terpenting agar anak dapat memanfaatkan sesuatu, anak harus membangun
pengertian itu sendiri, dan harus menemukannya sendiri (Musbikin, 2010). Anak
yang banyak bersentuhan dengan alam akan lebih baik memaknai dunia mereka
sehingga anak perlu mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan lingkungan
mereka yang akan membuat mereka secara aktif terus menerus mendapatkan
pengetahuan.
Tumbuhan dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran karena
tumbuhan merupakan objek nyata yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar
anak, memiliki bagian-bagian morfologi berbeda yang mudah diamati langsung
oleh anak, serta memiliki jenis dan varietas beragam sehingga dapat merangsang

rasa ingin tahu anak. Anak harus diberikan pembelajaran dengan benda-benda
yang nyata (konkret), agar anak tidak menerawang dan bingung. Anak dapat
mengingat dengan lebih baik benda-benda yang dapat dilihat, dipegang sehingga
lebih membekas dan dapat diterima oleh otak dalam sensasi dan memori. Melalui
interaksi dengan benda-benda konkret dan pengalaman langsung, pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan bagi anak dan apa yang dipelajari anak pun menjadi
lebih bermakna. Anak akan bermain berdasarkan kebebasan dan rasa ingin
tahunya yang dianggap sebagai kesempatan bagi anak untuk membangun
pengetahuannya tentang dunia mereka.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 137 Tahun
2014, terdapat 6 (enam) aspek perkembangan anak usia dini yang harus
dikembangkan, yaitu aspek perkembangan moral dan nilai agama, perkembangan
2

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan

ISSN 977 2598 79901

kognitif, perkembangan sosial emosional dan kemandirian, perkembangan bahasa,
perkembangan fisik/motorik serta perkembangan seni. Pengenalan Botani pada

anak usia dini dapat menunjang keenam aspek perkembangan anak tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, tulisan ini disusun untuk memaparkan
bentuk-bentuk kegiatan pengenalan dunia tumbuhan pada anak usia dini.
B. Kajian Pustaka
Pengenalan Botani pada anak usia dini sangat penting sebab anak dapat
memahami konsep dasar kehidupan, seperti membedakan makhluk hidup dan
yang tidak hidup. Studi Botani dimulai dari pengenalan siklus hidup tumbuhan
dan pentingnya tumbuhan dalam menunjang kehidupan manusia dan hewan. Anak
didorong untuk memahami bagaimana tumbuhan dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidup manusia. Studi Botani berlanjut dengan nomenklatur (pengenalan
mana tumbuhan), memahami apa saja kebutuhan yang diperlukan tumbuhan untuk
tetap hidup, bagian-bagian tumbuhan, fungsi dari bagian-bagian tersebut, serta
manfaat dari tumbuhan (Montessori Reasearch and Development, 2013).
Anak usia dini terutama usia prasekolah sering dianggap terlalu muda
untuk dilibatkan dalam kegiatan pengenalan Botani misalnya berkebun. Namun
anak dapat dilibatkan dalam aktivitas lain yaitu penyiraman, pemanenan,
menggali, ekspolrasi cacing dan sebagainya. Cara terbaik untuk mengenalkan
Botani pada anak adalah melalui indera mereka. Indera penglihatan, contohnya
pengenalan warna, bentuk tekstur visual, pergerakan, cahaya dan bayangan.
Indera pendengaran, mengenal suara hembusan angin diantara dedaunan dan

rerumputan, suara burung atau hewan lain, suara gemericik air dan sebagainya.
Indera peraba, pengenalan tekstur lembut, tajam, tebal, kasar dan sebagainya.
Indera pembau, mencium bau bunga, bau dedaunan, kayu dan lainnya. Indera
pengecap, memberi kesempatan pada anak untuk merasakan buah-buahan atau
sayuran yang edible (dapat dikonsumsi) (Growing Minds ASAP, 2017).
Selain mengenalkan anak pada seluk beluk tumbuhan itu sendiri, ada
tujuan lain dari pengenalan Botani yaitu mendukung pembentukan karakter pada
anak. Anak dibiasakan dari sejak dini untuk berempati terhadap lingkungan
dengan melestarikan alam dan menjaga lingkungannya. Selain itu, pengenalan
tumbuhan dapat mengajarkan anak agar menyadari kebesaran Tuhan yang maha
pencipta dan menyayangi makhluk ciptaan Tuhan lainnya.
C. Pembahasan
Anak belajar mengenali lingkungannya melalui inderanya yaitu
penglihatan, sentuhan, suara, rasa dan bau. Menciptakan lingkungan belajar yang
aman, beragam dan sesuai perkembangan anak, dapat memberikan manfaat baik
secara kurikulum maupun perkembangan anak.
Berikut ini merupakan paparan mengenai berbagai bentuk aktivitas
pengenalan Botani pada anak usia dini, yang dapat digunakan sebagai alternatif
kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas.


3

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan

ISSN 977 2598 79901

1. Tumbuhan Sebagai Media Pengembangan Keterampilan Anak
Penggunaan tumbuhan sebagai media pengenalan Botani untuk anak,
diharapkan dapat membantu meningkatkan rasa ingin tahu anak. Anak cenderung
senang mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban sendiri. Dengan mengajak
anak langsung ke kebun atau taman untuk melihat habitat tumbuhan, selain dapat
meningkatkan rasa ingin tahu anak, juga dapat membangkitkan jiwa berpetualang
anak, serta meningkatkan rasa percaya diri anak. Mengajarkan anak mengenai
tumbuhan secara alamiah dapat membangun dasar untuk pembelajaran dan
pemahaman saintifik anak dimasa yang akan datang. Melalui tumbuhan, anak
dapat mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah konkret dan
penemuan yang fokus pada pengamatan (observasi) dan penyelidikan (inquiry)
(Hachey and Butler, 2009).
Bentuk-bentuk keterampilan lain yang dapat dikembangkan pada anak dari
pengenalan Botani diantaranya yaitu, keterampilan mengamati, dimana anak

didorong untuk memperhatikan secara spesifik. Keterampilan klasifikasi, anak
menggolongkan objek kedalam kategori yang ditentukan. Keterampilan
membandingkan, yaitu memeriksa objek dalam hal kesamaan dan perbedaan.
Keterampilan mengukur, misalnya perbandingan besar kecil, tinggi rendah,
banyak sedikit. Keterampilan komunikasi, dimana anak didorong untuk berbicara
mengenai hasil temuan mereka, serta keterampilan menyimpulkan, terkait dengan
penyelesaian masalah dan menentukan hubungan sebab akibat yang terjadi
(PAUD Jateng, 2017).
Tumbuhan menyediakan ruang kerja bagi anak untuk memahami
mengenai alam, mengambil tindakan, dan mencari jawaban melalui observasi,
ekplorasi dan pengumpulan data. Kegiatan ini dilakukan misalnya dengan
menggunakan alat-alat sederhana seperti penggaris, kaca pembesar (lup), untuk
mengobservasi fenomena, serta mendokumentasikan apa yang mereka temukan
melalui gambar dan grafik. Tumbuhan menyediakan ruang belajar bagi anak
untuk menghargai alam dan mencari pemecahan masalah melalui observasi,
eksplorasi dan pengumpulan data. Tumbuhan menyediakan “laboratorium
sempurna”, dimana konsep saintifik terjadi di kehidupan sehari-hari (Mohrmann,
1999).
2.


Pengenalan Botani Pada Anak dengan Pengamatan Langsung
Observasi atau pengamatan merupakan langkah pertama dalam
pengumpulan berbagai informasi. Observasi yang dimaksud disini adalah
mengajak murid ke lapangan (kebun atau taman) untuk mengamati tumbuhan
secara langsung. Murid dapat melihat langsung habitat dimana tumbuhan tumbuh
dan menggunakan panca inderanya seperti melihat, meraba, membaui tumbuhan,
sehingga dapat menganalisis karakter tumbuhan tersebut (Hensley, 1999).
Semakin banyak keterlibatan panca indera, maka anak semakin mengerti apa yang
sedang dipelajarinya.
Kaitannya dalam pembelajaran Botani, obervasi langsung dilakukan agar
siswa mengetahui bentuk konkret tumbuhan, sehingga anak tidak meraba-raba
atau menerawang dalam memahami tumbuhan. Kegiatan observasi langsung
adalah kegiatan yang dilakukan di luar kelas (outdoor), yang dapat memberikan
4

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan

ISSN 977 2598 79901

pengalaman baru bagi anak akan lingkungan alam. Tujuan lainnya yaitu

menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak.
Metode observasi ini mengharuskan agar murid dapat mengamati secara langsung
tumbuhan di habitatnya, sehingga sebaiknya rencanakan untuk mengadakan
kunjungan ke kebun sekolah, kebun budidaya atau lahan pertanian yang mudah
diakses.
3.

Pengenalan Bagian-Bagian Tumbuhan
Pengenalan bagian tumbuhan pada anak bertujuan untuk mendukung anak
dalam berinteraksi dengan alam dan memberikan kesempatan pada anak untuk
mengamati, bertanya, dan mencatat kesamaan dan perbedaan antara bagian-bagian
tumbuhan. Disiplin ilmu yang lebih spesifik mempelajari tumbuhan seperti
Ekologi, Biologi, Botani, Hortikultura dan sebagainya akan terlalu abstrak jika
diperkenalkan untuk anak usia prasekolah.
Kegiatan ini dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Dalam aktivitas ini, anak akan mengamati beberapa bagian tumbuhan melalui
aktivitas pengamatan langsung dan diskusi kelompok, dengan dibantu alat seperti
kaca pembesar (lup) dan alat ukur (penggaris) dan mendokumentasikan hasil
observasi mereka pada lembar kerja untuk anak. Kebanyakan anak usia
prasekolah tertarik pada makhluk hidup lain dan sudah dapat membedakan ciriciri yang umum terlihat (Sohail, 2015).

Guru dapat mengembangkan daya pikir anak untuk berpir lebih kritis
mengenai bagian tumbuhan. Misalnya memberikan kaca pembesar, agar anak
mengamati bagian tumbuhan lebih seksama, membaui tumbuhan, atau
menugaskan anak untuk menggambar bagian akar, bagian batang, bagian daun
dan seluruh tumbuhan utuh. Kegiatan ini juga dapat dilakukan melalui game
untuk mencari dan mencocokkan kesamaan bagian tumbuhan seperti akar, batang,
daun, buah, bunga dan sebagainya (Math/ Science Nucleus. 2000).
Dengan mendorong anak untuk mengetahui bahwa tumbuhan terdiri dari
berbagai bagian, hal ini dapat memfasilitasi anak untuk dapat berpikir lebih detail
lagi. Semakin detail cara berpikir, semakin mendorong kemampuan dalam
mengobservasi dan mengklasifikasi, dan secara bersamaan dapat membangun
pembelajaran lebih lanjut mengenai tumbuhan dan hubungan antara makhluk
hidup di alam. Berdasarkan Botany Manual tingkat usia dini yang diterbitkan oleh
Montessori Research and Development, 2013), pengenalan bagian tumbuhan
meliputi nomenklatur sederhana tumbuhan, pengenalan bagian akar, batang, daun,
bunga, buah, dan biji.
Tumbuhan memiliki bagian-bagian yang dapat diingat dan diidentifikasi
oleh anak usia prasekolah. Bagian-bagian tumbuhan yang dapat diamati
morfologinya secara langsung yaitu (Tjitrosoepomo, 2015):
a. Daun
Daun merupakan bagian tumbuhan dimana fungsinya sangat penting dalam
proses pengolahan atau pembuatan makanan (fotosintesis) yang terjadi di
dalam tubuh tumbuhan dan juga dalam fungsi sistem pernapasan tumbuhan.
Ciri daun yang penting, yaitu tipis melebar, berwarna hijau, dan duduk pada
batang dengan posisi menghadap keatas (ke arah sinar matahari).
5

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan

b.

c.

d.

e.

ISSN 977 2598 79901

Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang fungsi utamanya yaitu sebagai
penopang tubuh, pengangkut pengangkut hasil asimiliasi dan menyalurkan air
serta zat hara menuju daun, dan sebagai penimbun cadangan makanan.
Akar
Akar merupakan bagian terbawah dari tumbuhan yang memiliki fungsi
sebagai penyerap nutrisi atau makanan tumbuhan dari dalam tanah serta
berfungsi juga sebagai pengangkut air dan zat hara menuju seluruh bagian
tumbuhan di atasnya. Akar tidak berbuku-buku, tidak beruas, dan tidak
mendukung daun-daun. Pertumbuhannya umumnya mengarah ke pusat bumi
(Geotrop) atau menuju ke air (Hidrotrop); namun adapula bagian akar yang
tumbuh lateral atau menjauhi pusat bumi.
Bunga
Merupakan alat reproduksi seksual (generatif) yang akan menghasilkan buah.
Bunga adalah bagian dari perhiasan tumbuhan yang biasanya memiliki
beragam warna dan bentuk yang menarik.
Buah dan biji
Buah berasal dari bunga sebagai hasil dari proses fertilisasi. Berfungsi
sebagai tempat cadangan makanan tumbuhan. Didalamnya terdapat biji, yaitu
sebagai calon tumbuhan baru. Ada pula tumbuhan yang bijinya tidak ditutup
oleh daging buah (Gymnospermae).

4. Praktik Menanam
Menanam dan memperhatikan bagaimana biji dapat tumbuh dapat menjadi
aktivitas yang memberikan inspirasi, khususnya jika anak berkesempatan untuk
melihat bagaimana biji dapat tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Memperhatikan
proses pertumbuhan tumbuhan akan mengajarkan siswa akan kesabaran dan
kemampuan observasi. Praktik menumbuhkan tumbuhan bertujuan agar anak
dapat mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan tumbuhan untuk bertahan hidup,
dan membantu siswa untuk menumbuhkan sendiri tumbuhan mereka. Anak juga
dapat diperkenalkan dengan instilah baru seperti cahaya, nutrisi, biji, air.
Anak diberi kesempatan (bekerja independen) untuk menumbuhkan sendiri
tumbuhan mereka. Anak diberi perlengkapan penunjang seperti sebuah pot, tanah,
biji, batuan kecil atau kerikil dan air. Ajari anak bagaimana cara menanam biji
dengan baik. Berikan anak lembar kerja yang berkaitan dengan kompnen apa saja
yang diperlukan tumbuhan untuk tumbuh. Worksheet (lembar kerja) juga dapat
berupa puzzle gambar langkah-langkah yang dilakukan dalam menanam
tumbuhan, dan biarkan anak menyusun puzzle tersebut sesuai dengan
pengalamannya (Parlamas, 2015).

6

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan

ISSN 977 2598 79901

Gambar 1. Contoh puzzle tahapan menaman. (Sumber: Education.com, 2011)
5.

Pembuatan Terrarium
Terrarium merupakan lanskap mini yang berada atau dibuat di dalam
botol, toples atau pot. Bisa dikatakan terrarium adalah taman yang berisi
tumbuhan mini yang ditumbuhkan di dalam berbagai jenis wadah dan tentunya
dapat dirawat. Terkadang terrarium dikombinasikan dengan hewan kecil misalnya
kura-kura. Terrarium menyajikan suasana “hijau” yang dapat ditempatkan hampir
dimanapun karena ukurannya yang mini (Kidsgardening.org., 2016).
Terrarium tidak terlalu membutuhkan perawatan khusus. Dapat dikatakan
bahwa terrarium merupakan biosfer buatan yang paling alami karena fungsi
biologis yang terjadi dalam terarium pun mirip dengan yang terjadi di alam.
Sehingga terrarium dapat juga dijadikan laboratorium biologi mini. terrarium
dapat digunakan sebagai media untuk mengenalkan anak mengenai siklus air,
sebab dapat mendemonstrasikan evaporasi (penguapan), kondensasi
(pengembunan) dan presipitasi (hujan). Karena adanya ketersediaan cahaya dan
panas, air mengalami evaporasi dari dalam tumbuhan melalui proses transpirasi,
selain itu juga evaporasi terjadi dari tanah. Dikarenakan terrarium merupakan
suatu lingkungan yang tertutup, ketika terjadi penguapan air, air akan jatuh pada
sisi wadah dan mengalami kondensasi. Ketika air cukup terakumulasi atau ketika

7

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan

ISSN 977 2598 79901

temperatur turun, berikutnya akan terjadi presipitasi yaitu air turun dari dinding
wadah dan jatuh kembali ke tanah (Education.com, 2017).
Dari praktik pembuatan terrarium, diharapkan siswa dapat belajar
mengenai kehidupan tumbuhan. Masing-masing anak mendapat kesempatan untuk
menyusun terrarium mereka menggunakan kombinasi tumbuhan yang mereka
inginkan. Melalui pembuatan terrarium, anak dapat mengetahui elemen
pembentuk terrarium, kebutuhan dasar untuk pertumbuhan tumbuhan, dan
peranan penting siklus air di alam. Guru juga dapat menekankan pentingnya
melestarikan lingkungan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Anak-anak dapat mengamati bagaimana tumbuhan dapat tumbuh dan
berubah tanpa harus khawatir jika tumbuhan terlalu banyak diberi air atau
tumbuhan mati karena terabaikan. Lingkungan yang tertutup memungkinkan air
terkondensasi dan menjaga tumbuhan tetap lembab sehingga dapat terus tumbuh.
Praktik pembuatan terrarium kurang lebih berdurasi 1 jam – 1 jam 30 menit.
6. Aktivitas Berkebun
Aktivitas pengenalan tumbuhan berkebun untuk anak usia dini dapat
berupa kesatuan unit tematik. Melalui unit tematik ini, anak prasekolah dapat
diperkenalkan dengan beberapa jenis tumbuhan dan dasar-dasar berkebun. Anak
dapat belajar mengenai perbedaan antar tumbuhan, dan apa saja yang dibutuhkan
dalam berkebun. Anak-anak dapat belajar mengenal tumbuhan dan berkebun
sekaligus meningkatkan kemampuan matematika, sains, seni, pemahaman dan
berbicara (Panse, 2012). Melalui berkebun, perilaku saintifik anak dapat dibangun
dengan mendorong naluri rasa ingin tahu anak, mengeksplorasi alam, dan
memberikan kesempatan untuk membangun rasa percaya diri melalui
keberhasilan merawat tumbuhan dari waktu ke waktu.
Namun demikian, kegiatan ini memiliki kelemahan karena tidak semua
sekolah dapat mempraktikkan kegiatan ini, sebab tentunya harus tersedia area
yang akan digunakan sebagai kebun percobaan. Kegiatan berkebun berbeda
dengan kegiatan menanam tanaman yang dapat dilakukan dalam ruangan
menggunakan pot, polybag atau semacamnya. Kegiatan ini harus dilakukan di
kebun sebenarnya. Umumnya sekolah-sekolah yang terletak di perkotaan atau
sekolah kecil, jarang atau hampir tidak memiliki sebidang tanah yang dapat
digunakan untuk berkebun.
Kegiatan ini memiliki tujuan utama yaitu belajar bagaimana tumbuhan
butuh untuk dirawat, dipupuk dan bagaimana cara menanam di kebun. Anak dapat
mengenal berbagai jenis tumbuhan, cara menanamnya dan manfaat tumbuhan
tersebut. Anak akan diajari bagaimana untuk membedakan peralatan-peralatan
berkebun dan cara penggunaannya. Mereka juga akan belajar pentingnya air,
cahaya matahari, jarak tanam, temperatur dan nutrient (tanah) untuk menunjang
pertumbuhan tanaman. Pada kegiatan berkebun, lebih baik jika dilakukan secara
berkelompok untuk mengefisienkan waktu (Judd and Tedesco, 2011).
Aspek-aspek yang dapat dikembangkan dari kegiatan berkebun
diantaranya (Hachey and Butler, 2009):
a.
Berpusat pada siswa: secara intrinsik memotivasi dan memberi
penghargaan (reward) pada anak.
8

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

ISSN 977 2598 79901

Praktik langsung: meningkatkan kemampuan sensori
Inklusif: menghubungkan anak-anak dari berbagai budaya, semua usia dan
semua tingkat kemampuan.
Ikatan sosial: kegiatan ini memungkinkan anak-anak untuk berbicara satu
sama lain dan bekerja sama.
Emosional: membangun keyakinan diri (self efficacy) dan harga diri atau
evaluasi diri (self esteem).
Stimulasi fisik: membantu perkembangan motorik kasar.
Integratif: memungkinkan untuk menggabungkan sains, matematika,
membaca, studi social dan seni.
Estetika: memberikan kesempatan untuk mengagumi makhluk ciptaan
Tuhan dan hasil karya masing-masing anak.

D. Simpulan
Pengenalan Botani pada anak dengan menggunakan tumbuhan sebagai
media pembelajaran dapat mendukung interaksi anak dengan lingkungan.
Terutama untuk anak yang tinggal di perkotaan, anak memiliki kesempatan yang
sedikit dalam berinteraksi dengan alam. Berkebun dan kurikulum berbasis alam
mendukung perkembangan dan belajar anak dalam hal akademis, sosial, dan
berkaitan dengan kesehatan. Tanaman sebagai media pebelajaran sangat mudah
untuk tumbuh dan mudah dirawat serta dapat melibatkan anak dalam proyek
berkebun dan dapat menjadi sebagai penunjang pembelajaran di luar kelas.
Selain itu, pengenalan Botani pada anak dapat membantu anak untuk dapat
mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam dan menyadari kebesaran serta
keagungan Tuhan akan ciptaannya.

DAFTAR RUJUKAN
Education.com.
2017.
Activity:
Build
a
Terrarium.
https://www.education.com/activity/article/Build_Terrarium/.
Growing Minds ASAP’s. 2017. Early Introduction to Sensory Gardens: Infants
and Toddlers. http://growing-minds.org/early-introductions-to-sensorygardens-infants-and-toddlers/
Hachey, A.C. and Butler, D. L. 2009. Science Education through Gardening and
Nature-Based Play. Young Children.
Hensley,
D.
B.
1999.
Discovering
Science
in
Nature.
https://www.scholastic.com/teachers/articles/teachingcontent/discovering-science-nature/.
Judd, L and Tedesco, M. J. N. 2011. Wow! Plants Are So Cool!. Part 2 –
Kindergarten. Salt Lake City: Wasatch Community Gardens.
Math/ Science Nucleus. 2000. Life Cycle Diversity in a Balance. Kindergarten
Plant
Life.
2
Weeks
Lesson
Plans
and
Activities.
https://www.msnucleus.org/membership/html/k-6/lc/pdf/lckp.pdf.

9

EduChild: Jurnal Ilmiah Pendidikan

ISSN 977 2598 79901

Montessori Research and Development. 2013. Botany Manual: Early Childhood.
https://www.montessorird.com/manuals/botany-manual-early- childhood.
Mohrmann, P. 1999. Planting the seeds of science: The school garden—A perfect
laboratory for teaching science. Instructor 108 (i6): 25–29.
Musbikin, I. 2010. Buku Pintar PAUD. Jakarta: Laksana.
Panse, S. 2012. Preschool Plants and Gardening Thematic Unit.
http://www.brighthubeducation.com/preschool-lesson-plans/65915plants-and-gardening-lesson/.
Parlamas, A. 2015. Lesson Plan: How Plants Grow. Plant Survival.
https://www.education.com/download/lesson-plan/parts-of-aplant/attachments/leaf-shapes.pdf.
Ruseffendi, E.T. 1988. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk
Guru dan SPG. Bandung: Tarsito
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 137 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta.
Kemendiknas.
Sohail,
S.
2015.
Lesson
Plan:
Parts
of
a
Plant.
https://www.education.com/lesson-plan/parts-of-a-plant/.
Steere,
W.
C.
2017.
Botany.
Encyclopedia
Britannica.
https://www.britannica.com/science/botany. 2017.
Thomas, R. M. 1992. Comparing Theories of Child Development. Belmont, CA:
Wadsworth Publishing Company, Inc.
Tjitrosoepomo, G. 2005 Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

10