Qiqi Yuliati Zaqiah, 2013 Implementasi Pembelajaran Berbasis kemampuan Otak Brain Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
NEM  lulusan  SD,  SMP,  dan  SMU  yang  menunjukkan  daya  serap  siswa  hanya 35 terhadap pelajaran yang diberikan  Kodir, dalam Tempo l990
Dalam  konteks  inilah,  penelitian  ini  dilaksanakan  untuk  merumuskan implementasi    pembelajaran    yang    dapat  meningkatkan  kemampuan  berpikir
kritis bagi siswa sekolah dasar dalam pembelajaran IPA.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  di  atas,  maka  masalah  utama  dalam penelitian  ini  adalah  bagaimana  meningkatkan  kemampuan  berpikir  kritis  siswa
melalui proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan seluruh potensi berpikir siswa  dalam  pembelajaran.  Selama  ini  pembelajaran  masih  bertumpu  pada
pemberian      informasi  searah  dari  guru  ke  siswa,  sehingga  siswa  menjadi  pasif. Kondisi  siswa  yang  pasif    dalam  belajar  akan  menghambat  pengembangan
kemampuan berpikir kritis siswa. Model  pembelajaran  yang  mengembangkan  keterampilan  berpikir  kritis
adalah  mengembangkan  model-model  pembelajaran  yang  memberikan  pilihan pilihan  rasional  terhadap  masalah  untuk  memiliki  kemampuan  kreatif  dalam
menghasilkan  gagasan    baru  yang bermanfaat.  Selain  itu,  juga  memungkinkan
untuk lebih menghargai dan memahami masalah yang dihadapi dalam kehidupan siswa kelak.
Salah satu model pembelajaran yang sekarang dikembangkan termasuk di Indonesia  adalah  pembelajaran  berbasis  kemampuan  otak  Brain  Based
LearningBBL.    Brain  based  learning  BBL  diasumsikan  memiliki  beberapa
Qiqi Yuliati Zaqiah, 2013 Implementasi Pembelajaran Berbasis kemampuan Otak Brain Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
keunggulan  yang  dianggap  efektif  dalam  pencapaian  hasil  pembelajaran  yang optimal melalui optimalisasi kemampuan otak. Brain based learning BBL mulai
dikembangkan  pada  sekitar  tahun  1980-an  ketika  cabang  ilmu  baru  berkembang secara perlahan. Pada tahun 1990-an cabang ilmu ini telah berkembang pesat dan
melahirkan  berbagai  subdisiplin  ilmu  yang  membingungkan  dan  tidak  saling berhubungan. Maka dari body of research tentang otak  yang multi-disipliner dan
sangat  luas,  lahirlah  cara  berpikir  tentang  pembelajaran.  Brain  based  learning BBL  adalah  sebuah  model  pembelajaran    yang  diselaraskan  dengan  cara  kerja
otak yang didesain secara alamiah untuk belajar Eric Jensen,2008: 12. Pembelajaran berbasis kemampuan otak BBL ini menjadi amat penting.
Barbara  K.  Given  2007:32  menguatkan  akan  pentingnya  hal  tersebut  yakni bahwa  pendidikan  memiliki  tujuan  mengoptimalkan  penggunaan  otak,  tidak  saja
untuk  aspek  rasional  kognitif,  tetapi  juga  emosi,  fisik  dan  spiritual.  Otak  yang optimal  adalah  yang  semua  potensinya  teroptimalkan  dengan  baik.  Dalam
beberapa penelitian disebutkan bahwa pembelajaran berbasis kemampuan otak ini dapat  mengoptimalkan  hasil  pembelajaran  dengan  baik  dalam  suasana
pembelajaran  yang menyenangkan. Pendidikan identik dengan  mengembangkan keinginan    untuk  belajar,    memahami  cara  belajar  dan  menerapkan    praktik
pengajaran  berdasarkan  bagaimana  sesunguhnya  otak  berfungsi.  Peran  utama pendidik  adalah  memahami  riset  otak  secukupnya  untuk  membantu  siswa
berkembang menjadi diri mereka yang terbaik. Menurut Tammy Cave, Jason Ludwar, Wendy Williams dari University of
Lethbridge,  dalam  Towsend.  www.education.alberta.caappsaisiliterature
Qiqi Yuliati Zaqiah, 2013 Implementasi Pembelajaran Berbasis kemampuan Otak Brain Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menyatakan  bahwa  kegairahan  mempelajari  fungsi  otak  dan  efeknya  terhadap pembelajaran secara potensial telah membawa revolusi  baru dalam  proses belajar
mengajar.    Riset  otak  telah  menyediakan    pengetahuan  baru  tentang  bagaimana cara manusia belajar.
Beberapa  penelitian  telah  dilakukan  oleh  Sousa  1998,  Viader  1996, Sylwester  1996  dalam  Salmiza  Saleh  2011:94  menjelaskan  bahwa,  perasaan
siswa  di  kelas  akan  menentukan  seberapa  besar    intensitas  perhatian  pada pelajaran.  Siswa  merasakan  perasaan  aman  dan  menyenangkan.  Keadaan  stress
dan  perasaan  takut  yang  berkepanjangan    dapat  menggangu    kerja  sirkuit  otak yang  normal.  Perasaan  rileks  dan  aman  bagi  siswa  dalam  lingkungan
pembelajaran  sangat  penting  untuk  mengoptimalkan  kerja  otak.  Sebaliknya, perasaan terancam akan mematikan proses belajar pada otak. Maka emosi positif
seperti    perhatian,  kasih  sayang,  semangat,  sukacita  dapat  meningkatkan kemampuan  siswa  dalam  memproses  informasi  dengan  baik.  Oleh  karena  itu
dibutuhkan  lingkungan  pembelajaran  yang    memberi  ruang  pada  siswa  untuk dapat  belajar  optimal  dalam  suasana  emosi  yang  aman,  nyaman,  bebas  dari
ancaman serta merasa diterima dan dihargai dalam lingkungan pembelajaran. Pembelajaran berbasis kemampuan otak brain based learning ini dipilih
sebagai suatu alternatif dalam memperbaiki kualitas pembelajaran didasarkan atas beberapa alasan:
a. Karakteristik  pembelajaran  berbasis  kemampuan  otak  brain  based
learningBBL  ini  bertujuan  untuk  merangsang  konsep  berpikir  siswa. Pembelajaran  yang  dapat  mengoptimalkan  fungsi  otak  dipastikan  dapat
Qiqi Yuliati Zaqiah, 2013 Implementasi Pembelajaran Berbasis kemampuan Otak Brain Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mengoptimalkan  kompetensi  kecakapan  berpikir  di  samping  kecakapan lainnya.
b. Kecakapan berpikir kritis dapat dikembangkan secara efektif  ketika  kondisi
otak dirangsang sesuai cara kerjanya. c.
Pembelajaran  BBL  diharapkan  dapat  melibatkan  otak  emosional,  sosial, kognitif,  kinestetis  dan  reflektif,  sehingga  potensi  siswa  dapat  berkembang
optimal. d.
Pembelajaran  BBL  merupakan  implementasi  dari  gabungan  beberapa  teori belajar  yaitu  kognitif,  behavioristik,  konstruktivistik  dan  humanistik.  Untuk
itu,  diharapkan  pembelajaran  ini  menjadi  alternatif  model  yang  maksimal dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
e. Tahapan berpikir siswa SD kelas lima menurut Piaget 1995: 65 adalah pada
tahap operasional formal 11-15thn, pada tahap ini anak sudah dapat berpikir abstrak, yaitu berpikir mengenai gagasan.
Pembelajaran  berbasis  otak  BBL  berhubungan  dengan  penciptaan lingkungan  belajar  yang  kuat  didasarkan    pada  hubungan  emosional  Bryan
Haines,  personal  communication,  Mei  21,  2008.  Siswa  mempunyai  pengalaman baik  positif  maupun  negatif  ketika  menemukan  pengetahuan  baru  saat  pertama
kali.  Guru  perlu  membangkitkan  pengalaman  positif  siswa,  karena  pengalaman yang negatif akan membuat pemahaman siswa turun Hart, 1983: 37. Penurunan
pemahaman  dapat  muncul  di  berbagai  level,  misalnya, jika siswa diminta untuk merespons  atau  berpartisipasi  pada  situasi  yang  membuatnya  tidak  nyaman  atau
disuruh  melakukan  sesuatu  yang  tidak  ada  hubungannya  dengan  dirinya.    Oleh
Qiqi Yuliati Zaqiah, 2013 Implementasi Pembelajaran Berbasis kemampuan Otak Brain Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
karena itu, akan menjadi penting bagi guru untuk menciptakan situasi yang positif di  kelas  dan  membangun  hubungan  yang  baik  dengan  siswa  sebelum  mereka
masuk dalam situasi yang tidak nyaman. Menurut Caine dan Caine 1995: 31, para pendidik sadar akan penelitian
tentang bagaimana otak  belajar  yang akan  memperoleh  gagasan menarik  tentang kondisi  dan  lingkungan  yang  dapat  mengotimalkan  pembelajaran.  Tantangan
terbesar  bagi  para  peneliti  otak  bukanlah  bagaimana  cara  memahami  anatomi fungsi  otak,  tapi  bagaimana  memahami  luasnya  potensi  otak  kita  yang  sangat
kompleks. Apa yang akan kita temukan tentang peran emosi, stress, dan ancaman pada  pembelajaran  dan  tentang  sistem  memori  dan  motivasi  adalah  hal  yang
menarik untuk dikaji. Sementara  itu,  kemampuan  berpikir  kritis  merupakan  kemampuan  yang
sangat  esensial  untuk  kehidupan,  pekerjaan,  dan  berfungsi  efektif  dalam  semua aspek  kehidupan  lainnya.  Menurut  Halpen  1996,  berpikir  kritis  adalah
memberdayakan  keterampilan  atau  strategi  kognitif  dalam  menentukan  tujuan. Proses  tersebut  dilalui  setelah  menentukan  tujuan,  mempertimbangkan,  dan
mengacu  langsung  kepada  sasaran  merupakan  bentuk  berpikir  yang  perlu dikembangkan.
Berpikir  kritis  juga  disebut  directed  thinking,  sebab  berpikir  langsung kepada  fokus  yang  akan  dituju.  Pendapat  senada  dikemukan  Angelo  1995:  6,
berpikir  kritis  adalah  mengaplikasikan  rasional,  kegiatan  berpikir  yang  tinggi, yang  meliputi  kegiatan  menganalisis,  mensintesis,  mengenal  permasalahan,  dan
pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.
Qiqi Yuliati Zaqiah, 2013 Implementasi Pembelajaran Berbasis kemampuan Otak Brain Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pengembangan  berpikir  kritis  dalam  pembelajaran  sering  luput  dari perhatian  guru.  Pengembangan  berpikir  kritis  hanya  diharapkan  muncul  sebagai
efek  pengiring  nurturan  effect  semata.  Mungkin  juga  guru  tidak  memahami bagaimana cara mengembangkannya sehingga guru kurang memberikan perhatian
secara khusus dalam pembelajaran Redhana, 2007. Mengingat  pentingnya  melatihkan  berpikir  kritis  selama  pembelajaran,
maka  guru-guru  sebaiknya  memberikan  perhatian  yang  optimal  pada pengembangan  keterampilan  berpikir  kritis  siswa    dalam    pembelajaran.  Melalui
pembelajaran brain based learning, siswa diajak untuk melakukan explorasi dalam pembelajaran  untuk  mengembangkan  ketrampilan  berpikir  kritis,  dimana  siswa
diajak berperan serta secara aktif dan efektif  dalam membangun pengetahuannya sendiri  King,  1994;  Mayborn  dan  Lesher,  2000;  Sullenger  et  al.,  2000  dalam
Rankey, 2003 .
2. Rumusan masalah