terus menerus dilakukan dalah hal pembelajaran dimana siswa diberikan materi tambahan guna menciptakan output yang berprestasi dan terampil.
4. Kepemimpinan Leadership
Prinsip ini menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan MMT merupakan tanggung jawab dari manajemen puncak yaitu Kepala Madrasah. Implikasinya
adalah kepemimpinan sebagai alat dalam menerapkan Manajemen Mutu Terpadu yang harus memiliki visi dan misi atau pandangan jauh yang jelas kedepannya.
Aspek kepemimpinan sangat esensial sekali dalam perkembangan mutu. Kepemimpinan dilihat dari sudut formal yakni Kepala Madrasah sebagai
pemimpin puncak wajib melakukan perbaikan-perbaikakn serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan sekolah dan para guru di sekolah harus mampu menetapkan
konteks di mana para siswa dapat secara optimal mencapai potensi mereka melalui dampak dari keinginan berkelanjutan yang disebabkan oleh kerjasama
antara para guru dan para siswa tersebut. Dan untuk mendapatkan data berkaitan dengan kepemimpinan penulis
mengadakan wawancara dengan guru, dimana mereka menjawab bahwa kepemimpinan Kepala Madrasah sekarang sudah lebih baik. Kemudian dari segi
kerjasama anatara Kepala Madrasah dan guru juga berjalan dengan baik sehingga siswa dapat secara optimal mencapai potensi yang mereka miliki masing-masing
dari hasil kerjasama tersebut
12
Hal ini diperkuat oleh hasil observasi penulis tentang kepemimpinan Kepala Madrasah aliyah negeri 2 Bandar Lampung, dimana Kepala Madrasah
12
Eva Yani, guru kelas XII, Wa wancara, tanggal 20 Juli 2016
memiliki gaya kepemimpinan demokratis, ini dapat dilihat dari senantiasa diadakannya rapat bulanan secara teratur untuk menjaring aspirasi dari guru, apa
yang dibutuhkannya dalam kegiatan belajar mengajar, kebutuhan untuk meningkatkan mutu pembelajaran, setelah melakukan rapat bulanan biasanya
Kepala Madrasah langsung merealisasikannya sehingga kebutuhan guru dapat direalisasikan juga..
13
Dalam proses pembelajaran kepala sekolah pun selalu memantau kegiatan pembelajaran dimana Kepala Madrasah setiap bulan sekali mengadakan
kunjungan kelas untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, kemudian setelah diketahui maka langkah selanjutnya
Kepala Madrasah memberikan saran dan kritik terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.
Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh bapak Anwari, M.Pd dimana beliau menyatakan bahwa Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandar Lampung
telah melaksanakan kontrol terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di dalam kelas, sehingga diketahui kekurangan dan kelebihan dari
masing —masing guru, kemudian dijadikan bahan untuk memberikan masukan
dan saran untuk perbaikan dihari yang akan datang.
14
Hal ini juga diperkuat oleh pendapat ibu Dra. Siti Munawaroh dimana beliau menyatakan bahwa kepala madrasah senantiasa mengontrol jalannya
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru didalam kelas, selain itu Kepala Madrasah tidak hanya mengontrol jalannya kegaitan belajar mengajar di
13
Observasi, tanggal 10 Mei – 11 Juni 2016
14
Anwari Waka sarana dan Prasarana, Wawancara, tanggal 20 Juli 2016
dalam kelas akan tetapi juga memberikan jalan keluar terhadap masalah yang di hadapi oleh guru dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar, dan ini dilakukan
oleh Kepala Madrasah minimal satu kali dalam satu bulan, jadi dalam satu minggu bisa 5 atau 6 kelas.
15
Kemudian hasil wawancara penulis dengan guru MAN 2 Bandar Lampung penulis perkuat juga dengan hasil observasi dimana penulis mengamati kegiatan
Kepala Madrasah yang berkaitan dengan kegiatan kontrolling terhadap kegaiatn belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, dimana dari hasil pengamatan
didapatkan hasil bahwa Kepala Madrasah selalu mengunjungi kelas untuk mengetahui bagaimana belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, apakan sudah
baik atau belum, jika belum kemudian Kepala Madrasah memberikan bimbingan supaya guru lebih baik lagi dalam mengajarnya, ini dilakukan terhadap masing-
masing guru.
16
Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa prinsip manajemen mutu terpadu dalam hal kepemimpinan kepala madrasah sudah dilaksanakan dengan
baik, dapat dilihat dari kepemimpinan kepala madrasah bersifat demokratis, semua guru diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat dan berkarir serta
meningkatkan prestasi individu, selain itu dalam hal proses pembelajaran kelapa madrasah selalu mengadakan kunjungan kelas, sehingga kepala madrasah
mengetahui akan keberhasilan kinerja guru dalam porses pembelajaran. Jadi implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam proses pembelajaran
di MAN 2 Bandar Lampung telah dijalankan dengan baik dengan harapan akan
15
Siti Munawarah, Guru Fiqih, Wa wancara, tanggal 20 Juli 2016
16
Observasi, tanggal 10 Mei sd 11 Juni 2016
mendapatkan hasil yang baik dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan mewujudkan Standar Nasional Pendidikan.
C. Analisa Data
1. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu pada Standar Proses di MAN 2
Bandar Lampung.
a. Fokus Pada Pelanggan
Prinsip mutu, yaitu memenuhi kepuasan pelanggan. Dalam Manajemen Mutu Terpadu, pelanggan dibedakan menjadi dua yaitu : 1 Pelanggan internal
didalam organisasi sekolah, dan 2 Pelanggan eksternal pelanggan diluar organisasi sekolah. Siswa, orangtua dan masyarakat menjadi fokus utama.
Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa terpenuhi dengan baik. Dalam arti bahwa pelanggan internal, misalnya guru, selalu
mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari petugas TU, Kepala Madrasah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi keinginan siswa,
begitu pula pada pelanggan eksernal, misalnya masyarakat sekitar. Dari hasil wawancara dengan guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandar
Lampung demikian pula dengan kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandar Lampung bahwa implementasi manajemen mutu terpadu fokus pada pelanggan
sudah terlaksana dengan baik, dimana guru merasa puas akan layanan yang diberikan TU maupun yang lainnya, sehingga dalam melakukan proses
pembelajaran guru tidak lagi mengalami kendala. Begitu juga dengan kepala Madrsah bahwa beliau juga telah puas terhadap hasil kerja guru dalam
menjalankan kegiatan pembelajaran didalam kelas, beliau mengatakan bahwa