Proses Pembuatan Biscuit Crackers

Tabel 2.4 Kandungan Gizi Rumput Laut per 100 gr Kandungan Nutrisi Jumlah Air 12,9 gram Protein 5,12 gram Lemak total 0,03 gram Asam lemak jenuh 0,006 mg Asam lemak tak jenuh 0,003 mg Karagenan 65,75 mg Kalsium 54 mg Besi 1,86 mg Seng 0,58 mg Tembaga 0,061 mg Selenium 0,5 – 3 ppm Iodium 300-700 ppm Magan 0,373 mg Fosfor 5 gram Vitamin B kompleks 43 mg Vitamin E 0,87 mg Vitamin C 43 mg Vitamin A 82,59 mg Sumber : Nindyaning, 2009. Nori berasal dari rumput laut yang dibentuk menjadi lembaran. Gambar nori dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3. Nori Sumber: Nick, 2011

C. Proses Pembuatan Biscuit Crackers

Tahapan dan Pembuatan Crackers Menurut Yunawati, 2002, secara garis besar prosesn yang digunakan dalam pembuatan crackers yaitu : mengelola bahan, membuatan adonan, pembentuk adonan, pembakaran, pendinginan, dan pengemasan. Selama pembentukan adonan waktu pencampuran harus di perhatikan untuk mendapatkan adonan yang homogen. Tepung terigu yang digunakan adalah tepung terigu dengan kandungan protein antara 8,5 – 10 sehingga crackers yang dihasilakan lebih tipis dan renyah. Jenis ini biasanya digunakan untuk membuat kue atau produk sejenis yang menghasilkan struktur mudah patah yang diinginkan Friska, 2002. Proses pengadukan merupakan proses pencampuran bahan-bahan yang digunakan untuk memperoleh campuran adonan yang homogen. Pengadukan yang berlebihan akan merusak gluten sehingga crackers retak pada saat dipanggang, jika pengadukan kurang maka adonan akan kurang menyerap air, sehingga adonan kurang elastis karena penyerapan air yang tidak merata Friska, 2002. Pada proses pembuatan lembaran. Adonan di giling berulang kali agar dihasilakan adonan yang halus dan kompak. Lembaran adonan tersebut diberi bahan pengisi yaitu tepung terigu, baking powder, dan garam. Tujuan ditambahkan bahan pengisi adalah untuk menghasilakan crackers yang renyah Friska, 2002. Pencetakan adonan dilakukan setelah adonan tipis dan merata, adonan dicetak sesuai dengan bentuk cetakan yang digunakan. Adonan yang sudah dicetak diletakkan kedalam Loyang pemanggangan. Alat pencetak adonan yang dgunakan harus tajam dan pada saat pencetakan harus dilakukan penekanan Friska, 2002. Pemanggangan crackers dilakukan dengan suhu tinggi yaitu 150 - 200 o C. tekstur dan pengembangan crackers terbaik diperoleh dari pemanggangan dengan suhu tinggi dan penurunan suhu secara bertahap. Selam pemanggangan laminasi akan terangkat dan terpisah sehingga mengahailkan crackers yang berlapis-lapis Friska, 2002. Apabila biscuit crackers selesai di oven selanjutnya diangkat dari oven dan dinginkan sebentar karena pada pada waktu keluar dari oven teksturnya masih lunak sehingga perlu didinginkan sebentar agar tidak mudah rusak. Biscuit crackers yang sudah dingin siap di simpan di tempat yang kering dan tertutup rapat sehingga biscuit crackers tetap dalam kondisi bagus dan tahan lama Driyani, 2007.

D. Jamur Tiram