Adaptasi, Ekranisasi, dan Alih Wahana

commit to user 15 penting dalam cerita menunjukkan makna peristiwa tersebut. Dua, satu simbol yang ditampilkan berulang-ulang mengingatkan kita akan beberapa elemen konstan dalam semesta cerita. Tiga, sebuah simbol yang muncul pada konteks yang berbeda-beda akan membantu kita menemukan tema Stanton, 2007:64−65. 5 Ironi Secara umum, ironi dimaksudkan sebagai cara untuk menunjukkan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa yang telah diduga sebelumnya Stanton, 2007:71. Dalam dunia fiksi, ada dua jenis ironi yang dikenal luas yaitu ‟ironi dramatis‟ dan ’tone ironis. ”Ironi dramatis‟ atau ironi alur dan situasi biasanya muncul melalui kontras diametris antara penampilan dan realitas, antara maksud dan tujuan seorang karakter dengan hasilnya, atau antara harapan dengan apa yang sebenarnya terjadi Stanton, 2007:71. ‟Tone ironis‟ atau ‟ironi verbal‟ digunakan untuk menyebut cara berekspresi yang mengungkapkan makna dengan cara berkebalikan Stanton, 2007:72.

2. Adaptasi, Ekranisasi, dan Alih Wahana

Adaptasi dalam kamus istilah sastra dapat diartikan sebagai pengolahan kembali suatu karya sastra dari satu jenis ke jenis lain dengan mempertahankan lakuan, tokoh, serta gaya dan nada aslinya Panuti Sudjiman, 1990:1. commit to user 16 Ekranisasi adalah pelayarputihan atau pemindahanpengangkatan sebuah novel ke dalam film ecran dalam bahasa Perancis berarti layar. Ekranisasi juga dapat diartikan sebagai proses perubahan Pamusuk Eneste, 1991:60. Firman Hadiansyah 2006 mengemukakan bahwa dalam perkembangan selanjutnya, hadir pula sebuah novel yang berawal dari film. Kejadian tersebut merupakan kebalikan dari proses sebelumnya. Pekerjaan yang asal mulanya dikerjakan bersama-sama sebagai sebuah proses kolektif dipindahkan ke dalam novel yang merupakan pekerjaan individual. Pengadaptasian ini menjadi menarik karena timbulnya sebuah interpretasi tunggal dari seorang novelis terhadap film yang ditonton. Sapardi menyebut dengan istilah alih wahana, yaitu perubahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Cerita rekaan bisa diubah menjadi tari, drama, atau film; sedangkan puisi bisa diubah menjadi lagu, atau lukisan. Hal yang sebaliknya bisa juga terjadi, yakni novel ditulis berdasarkan film atau drama, sedangkan puisi bisa lahir dari lukisan atau lagu 2005:96. Setiap media memiliki kelebihan dan keterbatasan sendiri, maka setiap adaptasi dari sebuah media ke media lain harus memperhitungkan berbagai faktor dan menyesuaikan subjek cerita pada kekuatan media baru Asrul Sani, 1992:220. Hal yang sama juga dijelaskan dalam Bluestone bahwa transformasi dari satu bentuk karya ke bentuk lain bisa dipastikan memang mengalami perubahan karena karya tersebut harus menyesuaikan dengan media yang digunakan, dan masing-masing media memiliki konvensi sendiri. Antara karya sastra yang tertulis commit to user 17 menggunakan media bahasa, dengan film yang menggunakan prinsip optikal berurusan dengan masalah penglihatan dan pendengaran sekaligus audio visual memiliki perlakuan berbeda terhadap karya Bluestone, 1957:14 −20. Alat utama dalam novel adalah kata-kata. Cerita, alur, penokohan, latar, suasana, dan gaya sebuah novel dibangun dengan kata-kata. Dalam film unsur- unsur tersebut diungkapkan melalui gambar-gambar yang bergerak berkelanjutan. Pada proses penggarapannya pun terjadi perubahan. Novel adalah kreasi individual dan merupakan hasil kerja perseorangan. Film merupakan hasil kerja gotong-royong. Bagus tidaknya sebuah film, banyak bergantung pada keharmonisan kerja unit-unit di dalamnya: produser, penulis skenario, sutradara, juru kamera, penata artistik, perekam suara, para pemain, dan lain-lain Pamusuk Eneste, 1991:60. Membaca sebuah karya novel adalah suatu proses mental. Kata-kata yang ditulis pengarang akan menimbulkan imajinasi bagi yang membacanya. Penonton film disuguhi gambar-gambar hidup, konkret, dan visual, seakan-akan penonton sedang menyaksikan benda-benda yang sesungguhnya Pamusuk Eneste, 1991:60−61. a. Penciutan Hal-hal yang terdapat dalam novel tidak semuanya dijumpai dalam film. Pembuat film penulis skenario dan sutradara sudah memilih terlebih dahulu informasi-informasi yang dianggap penting atau menandai. b. Penambahan commit to user 18 Seorang sutradara mempunyai alasan tertentu untuk melakukan penambahan, seperti dikatakan penambahan itu penting dari sudut filmis atau penambahan itu masih relevan dengan cerita secara keseluruhan. c. Perubahan bervariasi Variasi-variasi antara novel dan film terjadi karena perbedaan alat yang digunakan. Di samping itu, film pun mempunyai waktu putar amat terbatas, sehingga tidak semua hal atau persoalan yang ada dalam novel dapat dipindahkan ke dalam film.

C. Kerangka Pikir