Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. Tinjauan Pustaka.

commit to user 3 diatas, penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya Peningkatan Kebugaran Jasmani melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008.

B. Rumusan Masalah.

Apakah pemberian Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara?

C. Tujuan Penelitian.

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008. 2. Untuk menigkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi kebugaran jasmani siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008.

D. Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu: 1. Guru. Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran. 2. Siswa. Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran, Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain, dan tingkat kebugaran siswa dapat diketahui. 3. Sekolah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan kebugaran jasmani dan bakat dari pada siswa. commit to user 4 BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka.

1. Hakekat Pendidikan Jasmani. Teori-teori tentang upaya meningkatkan kebugaran jasmani banyak dikemukakan oleh para pakar, Tetapi pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, sikap spotrifitas dan kecerdasan emosi KTSP 2006 : 1196 sedangkan menurut Alip Syarifudin dan Muhadi 1992 : 4, Pendidikan Jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan di susun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Bandi Utama 2005 : 75 mengatakan bahwa pendidikan jasmani mengandung dua pengertian pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan dalam hal ini adalah tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu : aspek fisik, psikis dan social atau psikomotor, kognitif dan efektif. Sukintoko 1995 : 130 menyatakan behwa pendidikan jasmani merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistimatik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang melalui aktivitas commit to user 5 jasmani yang dilakukan secara sistimatik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, pengetahuan, kesehatan, perilaku hidup sehat dan kecerdasan emosi. Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan selurh ranah jasmani, kognitif dan efektif setiap siswa. 2. Karakteristik Peserta Didik Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan jasmani harus memahami karakteristik siswa. Dengan memahami karakteristik perkembangan siswa, guru akan mampu membantu siswa belajar secara efektif, selama di SD seluruh obyek perkembangan manusia psikomotor, kognitif dan afektif mengalami perubahan luar biasa KTSP 2006: 1200. Berikut rincian perkembangan. Aspek psikomotor, kognitif dan afektif KTSP 2006: 1200-1202 a. Perkembangan Aspek Psikomotor Menurut Wuest dan Lombardo KTSP 2006 menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotor siswa SD ditandai dengan perubahan jasmani dan sosiologis secara luar biasa, salah satu perubahan yang luar biasa yang dialami oleh siswa adalah pertumbuhan badan dan tinggi badan, juga pertumbuhan tinggi badan diikuti dengan perubahan berat badan. Perubahan berat badan menggambarkan perubahan ukutan tulang, otot dan organ tubuh dan juga lemak tubuh. Perubahan yang lain adalah perkembangan ketrampilan motorik, kinerja motorik siswa mengalami penghalusan. b. Aspek Kognitif Menurut Wuest dan Lombardo KTSP 2006 menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi pada anak SD meliputi peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dan bahasa dalam pemikiran konseptual perkembangan kematangan intelaktual bervariasi, memori remaja sebanding dengan memori orang dewasa dalam hal kemampuan menyerap, memproses dan engungkap informasi. commit to user 6 Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengekspresikan diri melalui kemampuan berbahasa lebih baik perbendaharaan kata lebih banyak. Ketika remaja mencapai kematangan mereka akan memiliki kemampuan untuk menyusun alasan rasional. Menerapkan informasi, mengimplementasikan pengetahuan dan menganalisa situasi secara kritis, kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan akan meningkat pada saat nanti di SMP. c. Aspek Afektif Menurut Wuest dan Lombardo KTSP 2006 perkembangan afektif siswa SD proses belajar perilaku yang layak pada budaya tertentu, seperti cara berinteraksi dengan orang lain bersosialisasi berlangsung lewat pemodalan dan meniru perilaku, terutama bagi yang terpengaruh terhadap proses sosialisasi adalah keluarga, sekolah dan teman-teman sebayanya. Siswa mengalami kondisi egosentris, yaitu kondisi yang hanya mementingkan pendapat sendiri dan megabaikan orang lain. Siswa SD mengalami perubahan persepsi diri selaras dengan peningkatan kemampuan dan keyakinan yang kuat. Bandi Utama 2005: 75, mengatakan bahwa pendidikan jasmani mengandung dua pengertian pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidian dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan dalam hal ini adalah tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu aspek fisik, psikis dan social atau psikomotr, kognitif dan fektif commit to user 7 3. Hakikat Belajar Gerak a. Pengertian Belajar Menurut Reber Dalam Sugihartono, dkk 207: 74 mendefinisikan belajar dalam dua hal, pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan. Sejalan dengan pendapat sebelunya Oemar Hamalik 200: 29 mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses, belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh. Menurut Sugihartono, dkk 2007: 74 mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar merupakan suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan lingkungannya. Sri Rumini, dkk 1993: 59 mengemukakan, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Lebih lanjt Wasty Soemanto 1998: 104 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses dasar perkembangan hidup manusia, manusia melakukan perubahan- perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalamn hidupnya, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya, aktivitas dan prestasi dalamn hidup manusia merupakan hasil dari belajar. Profesi seorang berdasarkan apa yang dipelajari, belajar merupakan suatu proses, bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung commit to user 8 secara aktif dan berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan. b. Ciri-Ciri Perilaku Belajar Tidak semua tingkah laku dikategorikan belajar atau aktivitas belajar. Adapun tingkah laku yang dikategorikan belajar menurut Sugihartono, dkk 207: 74-76, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1 Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalnya menyadari pengetahuan bertambah. Sebaliknya perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian belajar. 2 Perubahan bersifat kontinu dan fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak serius. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan : seorang anak belajar membaca, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Perubahan ini akan berlangsung terus sampai kecakapan membacanya menjadi cepat dan lancar. 3 Perubahan bersifat permanen Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat atau permanent. Misalkan kecakapan seseorang anak dalam bermain sepeda setelah belajar tidak akan hilang begitu saja, bahkan akan berkembang bila terus digunakan dan dilatih. 4 Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah pada perubahan tingkah laku yang benarbenar disadari. Misalkan seorang belajar commit to user 9 mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang dapat dicapai dengan belajar mengetik. 5 Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan dalam hal sikap, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya. c. Pengertian dan Batasan Belajar Gerak Menurut Rusli Lutan 1999: 57 bahwa belajar gerak meliputi tiga tahap. Pertama tahap orientasi, yakni penguasaan informasi. Kedua, tahap pemantapan gerak melalui latihan berdasarkan informasi yang diperoleh. Ketiga, tahap otomatisasi, yaitu ketrampilan itu dapat dilakukan secara otomatis. Menurut Schmidt dalam Amung Mamun dan Yudha M. Saputra, 2000: 45, mengatakan bahwa belajar gerak adalah suatu rangkaian proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada terjadinya perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil. Menurut Gagne dalam Arie Asnaldi, 2008, mengatakan bahwa belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Lebih lanjut Weineck dalam Arie Asnaldi, 2008 mengatakan bahwa tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan segala informasi yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian mengolah dan menyusun informasi tersebut memungkinkan suatu realisasi secara optimal. Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa belajar gerak merupakan suatu proses yang didalamnya terjadi penyampaian informasi, pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan relatif permanen. Penyampaian informasi ini sebagai awal dari proses belajar gerak atau sebagai dasar dari belajar gerak, penyampai informasi commit to user 10 dalam belajar derak dapat berupa penjelasan dan pemberian contoh gerakan. Proses selanjutnya dari belajar gerak adalah pemberian latihan, dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan belajar pada umumnya, karena dalam belajar pada umumnya pemberian pengalaman atau latihan lewat latihan-latihan soal atau yang sifatnya teori, sedangkan pada belajar gerak prosesnya tidak jauh berbeda melainkan latihan-latihan yang digunakan berupa praktik atau yang berhubungan dengan gerak. Proses belajar gerak ini akan menuju pada ketrampilan gerak atau penampilan gerakannya akan meningkat. Proses kematangan dan pertumbuhan dapat meningkatkan kemampuan seseorang tanpa melalui latihan, misalkan ketrampilan anak dalam berlari, tanpa berlatih dalam hal yang sebenarnya, kemampuan berlari akan berkembang dengan sendirinya karena adanya pengaruh kematangan. Perubahan ketrampilan anak dalam hal ini bukan merupakan belajar gerak karena perubahan tersebut bukan hasil dari hasil latihan. Perubahan yang terjadi relatif permanen. Pemberian latihan atau pengalamnan gerak ini akan masuk pada sistem memori otak, proses ini akan menyebabkan perubahan yang relatif permanen. Kejadian semacam ini tidak dapat diamati secara langsung, akan tetapi perubahan-perubahan yang terjadi lewat penampilan geraknya dapat diamati secara langsung. Kemampuan akibat latihan ini akan tersimpan dalam memori otak sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan akan dapat digunakan. 4. Senam Kebugaran Jasmani Indonesia. Senam yang di maksud di sini Senam pada umumnya yaitu latihan tubuh yang dipilih dan dikontruksi dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun scara sistematik dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan ketrampilan, dan menanamkan nili-nilai mental spiritual. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan commit to user 11 senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Disamping itu senam juga berpotensi mengembangkan ketrampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan ketrampilan teknik suatu cabang olehraga. Lebih penting lagi senam lebih dapat meningkatkan kesegaran secara efektif bagi siapapun yang melakukannya. Senam didefinisikan sebagai latihan fisik yang dipilih, disusun dan dirangkai secara sistematis sehingga berguna untuk tubuh, sikap, kesehatan serta kebugaran jasmani Berty Tilarso, 2000:1. 5. Karakteristik Peserta Didik. Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan jasmani harus memahami karakteristik siswa, dengan memahami karakteristik perkembangan siswa, guru akan mampu membawa siswa belajar secara efektif. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan ketrampilan motorik, mengembangkan sikap dan perilaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif, Aktifitas jasmani yang dilakukan dalam berolahraga 6. Komponen Kebugaran Jasmani. Kebugaran jasmani mencakup pengertian yang kompleks maka baru dapat dipahami jika mengetahui tentang komponen-komponen kebugaran jasmani yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, namun masing- masing komponen memiliki ciri-ciri tersendiri yang berfungsi pokok pada kebugaran jasmani seseorang. Agar seseorang dapat dikatakan kondisi fisiknya atau kebugaran jasmaninya baik, maka status setiap komponennya harus dalam kategori baik. Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang commit to user 12 dikelompokan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan Healt Related Physical Fitness dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan Skill Related Physical Fitness. Menurut Purnomo Ananto 2000 : 25 , komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan pada umumnya adalah : a. Daya Tahan Jantung dan Paru-paru Cardiorespiratory endurance. Daya tahan jantung dan paru-paru dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melanjutkan tugas-tugas berat yang melibatkan kelompok-kelompok otot besar untuk jangka waktu yang lama. Kemampuan system peredaran darah pernafasan bertugas menyesuaikan dan memulihkan kesegaran fisik dari efek-efek latihan atau pekerjaan keseluruhan tubuh. Tingginya kapasitas kerja fisik, yang merupakan kemampuan untuk melepaskan jumlah energy yang relative tinggi dalam suatu jangka waktu yang lama. b. Komposisi Tubuh body composition. Adalah presentase lemak dari berat badan total dan Indeks Massa Tubuh IMT. Lemak cepat meningkat setelah berumur 30 th dan cenderung menurun setelah berumur 60 th. Komposisi tubuh mengacu pada jumlah relative dari lemak tubuh disbanding dengan jumlah jaringan aktif. c. Kelenturan flexibility. Kapasitas fungsional yang menunjukan keleluasaan gerak dari sendi-sendi dan otot untuk bergerak secara penuh. d. Kekuatan Otot muscular strength. Kekuatan atau upaya maksimal yang dapat digunakan untuk melawan beban. e. Daya Tahan Otot muscular endurance. Kemampuan otot untuk digunakan secara berulang-ulang atau mempertahankan kontraksi otot selama periode waktu tertentu. commit to user 13 Menurut Casady, Mapes, dan Alley 1071 : 8 yang dikutip oleh Sudarno, SP 1992 : 9 . Komponen-komponen kebugaran jasmani yang dimaksud : a. Kesehatan yang baik b. Kekuatan c. Kelincahan d. Ketahanan muscular e. Kecepatan f. Keseimbangan g. Kelentukan h. Koordinasi i. Ketahanan Radiorespiratori j. Berat badan yang sesuai k. Kemampuan motorik umum l. Ketangkasan Neuromuskular Menurut Nurhasan 2001 ; 133 secara umum komponen jasmani atau unsur-unsur yang terdapat pada kebugaran jasmani ada dua yaitu : a. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, meluputi : 1 Daya Tahan Jantung cardiovaskuler . Daya tahan kardiofaskuler adalah kesegaran system jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secar optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkan kebagian yang aktif sehingga dapat dipergunakan pada proses metabolism tubuh. 2 Kekuatan Otot strength . Kekuatan otot adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya. Serabut otot yang ada di dalam otot akan memberikan respon tanggapan apabila dikenakan beban atau tahanan dalam latihan. Tanggapan atau respon ini membuat otot lebih efisien dan mampu memberikan respon lebih baik kepada sistem urat syaraf pusat. commit to user 14 3 Daya Tahan Otot Ketahanan Muskular. Daya tahan otot adalah kemampuan atau kapasitas sekelompok otot untu melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu, jadi daya tahan otot merupakan kemampuan mengatasi kelelahan otot. 4 Kelentukan flexibilitas . Kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas. 5 Komposisi Tubuh. Komposisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa lemak dan berat lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri atas masa otot 40- 50 , tulang 16-18 dan organ-organ tubuh 29-39 . Berat lemak dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan total. Secara umum dapat dikatakan makin kecil persentase lemak makin baik kenerja seseorang. b. Kebugaran Jasmani yang berhubungan dengan Ketrampilan Gerak motorskill related fitness, meliputi : 1 Kelincahan agility . Kelincahan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa ganguan pada keseimbangan. 2 Kecepatan Speed . Kecepatan adalah kemampuan untuk berjalan atau bergerak dengan sangat cepat, seperti semua kemampuan biomotor kecepatan dapat dirinci menjadi dua tipe yaitu kecepatan maximal dan kecepatan terkontrol. 3 Keseimbangan. Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa ganguan pada keseimbangan. commit to user 15 4 Koordinasi. Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan dengan efisien dan penuh ketepatan. 5 Daya Ledak power . Daya ledak adalah kemampuan seseorang mempergunakan kekuatan maximum yang dikerahkan pada waktu yang sependek- pendeknya. 7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani adalah sebagai berikut : a. Makanan dan Gizi. Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses pertumbuhan, pergantian sel tubuh yang rusak dan untuk mempertahanan kondisi tubuh. Unsur-unsur yang diperlukan tubuh antara lain protein lemak, karbohidrat, garam-garam mineral, vitamin dan air. b. Faktor tidur dan Istirahat. Setelah melakukan aktivitas tubuh terasa lelah, hal ini disebabkan oleh pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan tenaga yang telah terpakai diperlukan istirahat dan tidur agar tubuh kan menyusun kembali tenaga yang hilang. c. Faktor Lingkungan. Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu lama. Dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik serta social ekonomi, mulai dari pekerjaan, daerah tempt tinggal dan sebagainya. d. Faktor Latihan dan Olahraga. Faktor latihan dan olahraga juga bisa digunakan untuk peningkatan kebugaran jasmani. Latihan fisik adalah suatu kegiatan yang menurut cara dan aturan tertentu, yang mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi fa’al tubuh dan sebagai hasil akhir adalah peningkatan kesegaran jasmani. commit to user 16 8. Bentuk-Bentuk Latihan Kebugaran Jasmani. Latihan adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban. Tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal disamping kesehatan serta kesegaran jasmani. Ada 3 macam bentuk latihan kondisi fisik : a. Fartlek. Bentuk latihan yang dilakukan engan lari jarak jauh. Untuk latihan ini dipilih medan yang mempunyai pemandangan indah sedikit rintangan dengan lintasan yang berbeda-beda. Pemandangan yang indah menyebabkan lupa akan kelelahan sehingga dengan bebas melakukan latihan. b. Internal Training. Merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu intervasi. Merupakan penyempurnaan dari Fartlek c. Latihan Peningkatan Kelincahan. Adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan berkaitan dengan tingkat kelentukan. Tanpa kelentukan yang baik seseorang tidak dapat bergerak dengan lincah. Selain itu factor keseimbangan sangat berpengaruh terhadap kemampuan kelincahan seseorang. Bentuk-bentuk latihan kelincahan antara lain : Lari bolak-balik shuttle-run, lari belak-belok zig-zag dan jongkok-berdiri squat thrust. commit to user 17

B. Hasil Penelitian Yang Relevan