UPAYA PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI SENAM KEBUGARAN JASMANI 2008 SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 GEMURUH KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

i

UPAYA PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI SENAM KEBUGARAN JASMANI 2008 SISWA KELAS VI

SD NEGERI 1 GEMURUH KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh: SAMSI NIM. 4709121

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI (PENJASKESREK)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

UPAYA PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI SENAM KEBUGARAN JASMANI 2008 SISWA KELAS VI

SD NEGERI 1 GEMURUH KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh: SAMSI NIM. 4709121

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Penjaskesrek

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI (PENJASKESREK)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Agustiyanta, M.Pd. ...

Sekretaris : Dra. Ismaryati, M.Kes.. ...

Anggota 1 : Drs. Agus Mukholid, M.Pd. ...

Anggota 2 : Drs. Waluyo, M.Or. ...

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001


(5)

commit to user

v ABSTRAK

Samsi. UPAYA PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI SENAM KEBUGARAN JASMANI 2008 SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 GEMURUH KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas maret Surakarta, Juni 2011

Penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi Peningkatan Kebugaran Jasmani melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dan meningkatkan hasil belajar siswa, bagi sekolah dapat memunculkan inovasi dalam pembelajaran olahraga dan kesehatan sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, sebanyak 38 siswa, yang dilaksanakan dalam 2 siklus,masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Metodologi tujuan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta evaluasi belajar siswa.

Berdasarkan Hasil penelitian ini diperoleh simpulan, hasil belajar siswa selama proses pembelajaran siklus I sampai Siklus II mengalami peningkatan. nilai rata-rata ulangan harian siswa yang dicapai pada siklus I ini adalah 68.1, sedangkan pada Siklus II ini adalah 81.1. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 35 siswa atau 92,1% dari 38 siswa, sedangkan yang belum tuntas mencapai 3 siswa atau 7.89% dari 38 siswa. Ketuntasan belajar mencapai 92.1% melebihi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar sampai 80%.

Sedangkan untuk aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke Siklus II. hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh siswa dalam Observasi terhadap siswa pada Siklus I dengan nilai yang cukup baik yaitu 2.5, sedangkan pada siklus II Aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan dengan kriteria nilai Baik dengan rata-rata penilaian 3.2. Kesimpulan dalam penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(6)

commit to user

vi MOTTO

Ø Orang yang tidak pernah jatuh itu biasa, tetapi orang yang setiap jatuh sanggup bangun kembali itulah yang luar biasa. (Mirabeau)

Ø Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rejeki melimpah (Khalil Gibran)

Ø Kesakitan membuat anda berpikir. Pikiran membuat anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan hidup (John Pettrick)


(7)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi Penelitian Tindakan Kelas ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua Orang Tuaku

2. Sri Rahayu istriku tercinta

3. Anak-anakku: Satya Aj Pratama, Rozak Dwi Nur Arifin dan Farah Melani.

4. Rekan-rekan sejawat guru Penjaskes Kecamatan Bawang dan Rekan-rekan


(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Upaya Peningkatan Kebugaran Jasmani Melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011” yang merupakan salah satu syarat tugas akhir Program Penjaskesrek Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyusun laporan ini, tidak lepas dari bantuan pihak-pihak yang terkait. Peneliti mendapatkan bantuan, saran dan kritik yang sangat membangun sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada :

1. Bapak Drs. WALUYO, M.Or., selaku Dosen Pembimbing I dalam Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

2. Bapak Drs. AGUS MUKHOLID, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II dalam Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

3. Kepala UPT Dindikpora Kecamatan Bawang

4. Kepala SDN 1 Gemuruh yang telah memberikan tempat penelitian

5. Para Guru Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh yang turut membantu dalam penelitian ini.

Penulis hanya bisa mendoakan kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga semua amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Harapan penulis, semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan Indonesia, khususnya di SD Negeri 1 Gemuruh, juga kepada para pembaca sekalian.

Gemuruh, Juni 2011


(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PENGAJUAN ... ii

PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belaang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka... 4

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 17

C. Kerangka Pikir ... 17

D. Hipotesa Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Seting Penelitian ... 18

B. Subyek penelitian ... 18

C. Instrumen Penelitian ... 18

D. Sumber Data ... 19


(10)

commit to user

x

F. Analisis Penelitian ... 21

G. Prosedur Penelitian ... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33

B. Pembahasan ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 46

B. Implikasi ... 46

C. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48


(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 20

2. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus I ... 36

3. Perolehan Nilai Ulangan Harian Siklus I ... 37

4. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus II ... 42


(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Baring Duduk ... 23

2. Gantung Siku... 25

3. Loncat Tegak... 26

4. Lari 30 m ... 28

5. Lari 600m ... 30

6. Senam Kebugaran Jasmani 2008 ... 31

7. Grafik Perbandingan Nilai Ketuntasan Belajar dan Nilai Rata-rata Ulangan harian Siklus I dan II ... 43


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ... 49

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ... 57

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1... 63

4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2... 68

5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 76

6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 78

7. Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus I ... 80

8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 81

9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 83

10.Rekapitulasi Observasi Terhadap Aktifitas Siswa Siklus II ... 85

11.Perolehan Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 ... 86

12.Perolehan Hasil Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 ... 88

13.Perolehan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ... 90

14.Perolehan Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ... 91

15.Perolehan Hasil Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ... 93

16.Perolehan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ... 95

17.Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 96

18.Surat Ijin Penelitian ... 97

19.Surat Keterangan Penelitian ... 98


(14)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengitensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan/olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan dikdakdik-metodik, sehingga aktivitas


(15)

commit to user

yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kraetif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Senam Kebugaran Jasmani 2008 pada hakekatnya sama dengan senam-senam sebelumnya baik dilihat dari sisi teknik, gaya serta cara di dalam melakukan gerakan. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa yang pada umumnya sangat berguna untuk kesehatan dan kebugaran siswa sehingga akan dapat menerima berbagai macam pelajaran yang diberikan oleh guru baik dalam pendidikan olahraga maupun pelajaran lainnya.

Senam Kesegaran Jasmani pada umumnya saat ini kurang disenangi oleh siswa. Hal ini terlihat kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran senam. Kurangnya minat siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, peneliti mengamati pada saat pembelajaran senam ini khususnya senam keegaran jasmani 2008 siswa kurang minat dalam mengikutinya, baik siswa putra maupun siswa putri. Keadaan semacam ini tentu menjadi masalah, bagaimana caranya pembelajaran senam dapat tercapai sesuai tujuan.

Peneliti mencoba pembelajaran peningkatan kegugaran jasmani melalui senam kebugaran jasmani 2008. Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat berbentuk macam-macam gerakan, ini dikarenakan teknik yang utama pada senam ini adalah bermacam-macam gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa.. Dengan bermacam-macam variasi gerak senam ini menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran senam yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran siswa, sehingga siswa lebih siap dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dan dengan kata lain tujuan pembelajaran pun akan mudah tercapai.

Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sabagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian


(16)

commit to user

diatas, penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya Peningkatan Kebugaran Jasmani melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008.

B. Rumusan Masalah.

Apakah pemberian Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara?

C. Tujuan Penelitian.

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008.

2. Untuk menigkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi kebugaran jasmani siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008.

D. Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:

1. Guru.

Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran.

2. Siswa.

Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran, Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain, dan tingkat kebugaran siswa dapat diketahui.

3. Sekolah.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan kebugaran jasmani dan bakat dari pada siswa.


(17)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka.

1. Hakekat Pendidikan Jasmani.

Teori-teori tentang upaya meningkatkan kebugaran jasmani banyak dikemukakan oleh para pakar, Tetapi pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, sikap spotrifitas dan kecerdasan emosi (KTSP 2006 : 1196) sedangkan menurut Alip Syarifudin dan Muhadi (1992 : 4), Pendidikan Jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan di susun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Bandi Utama ( 2005 : 75 ) mengatakan bahwa pendidikan jasmani mengandung dua pengertian pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan dalam hal ini adalah tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu : aspek fisik, psikis dan social atau psikomotor, kognitif dan efektif.

Sukintoko ( 1995 : 130 ) menyatakan behwa pendidikan jasmani merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistimatik menuju pembentukan manusia seutuhnya.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang melalui aktivitas


(18)

commit to user

jasmani yang dilakukan secara sistimatik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, pengetahuan, kesehatan, perilaku hidup sehat dan kecerdasan emosi. Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan selurh ranah jasmani, kognitif dan efektif setiap siswa.

2. Karakteristik Peserta Didik

Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan jasmani harus memahami karakteristik siswa. Dengan memahami karakteristik perkembangan siswa, guru akan mampu membantu siswa belajar secara efektif, selama di SD seluruh obyek perkembangan manusia psikomotor, kognitif dan afektif mengalami perubahan luar biasa (KTSP 2006: 1200). Berikut rincian perkembangan. Aspek psikomotor, kognitif dan afektif (KTSP 2006: 1200-1202)

a. Perkembangan Aspek Psikomotor

Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006) menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotor siswa SD ditandai dengan perubahan jasmani dan sosiologis secara luar biasa, salah satu perubahan yang luar biasa yang dialami oleh siswa adalah pertumbuhan badan dan tinggi badan, juga pertumbuhan tinggi badan diikuti dengan perubahan berat badan. Perubahan berat badan menggambarkan perubahan ukutan tulang, otot dan organ tubuh dan juga lemak tubuh. Perubahan yang lain adalah perkembangan ketrampilan motorik, kinerja motorik siswa mengalami penghalusan.

b. Aspek Kognitif

Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006) menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi pada anak SD meliputi peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dan bahasa dalam pemikiran konseptual perkembangan kematangan intelaktual bervariasi, memori remaja sebanding dengan memori orang dewasa dalam hal kemampuan menyerap, memproses dan engungkap informasi.


(19)

commit to user

Siswa mengalami peningkatan kemampuan mengekspresikan diri melalui kemampuan berbahasa lebih baik perbendaharaan kata lebih banyak. Ketika remaja mencapai kematangan mereka akan memiliki kemampuan untuk menyusun alasan rasional. Menerapkan informasi, mengimplementasikan pengetahuan dan menganalisa situasi secara kritis, kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan akan meningkat pada saat nanti di SMP.

c. Aspek Afektif

Menurut Wuest dan Lombardo (KTSP 2006) perkembangan afektif siswa SD proses belajar perilaku yang layak pada budaya tertentu, seperti cara berinteraksi dengan orang lain (bersosialisasi) berlangsung lewat pemodalan dan meniru perilaku, terutama bagi yang terpengaruh terhadap proses sosialisasi adalah keluarga, sekolah dan teman-teman sebayanya.

Siswa mengalami kondisi egosentris, yaitu kondisi yang hanya mementingkan pendapat sendiri dan megabaikan orang lain. Siswa SD mengalami perubahan persepsi diri selaras dengan peningkatan kemampuan dan keyakinan yang kuat.

Bandi Utama (2005: 75), mengatakan bahwa pendidikan jasmani mengandung dua pengertian pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidian dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan dalam hal ini adalah tujuan pendidikan pada umumnya, yaitu aspek fisik, psikis dan social atau psikomotr, kognitif dan fektif


(20)

commit to user 3. Hakikat Belajar Gerak

a. Pengertian Belajar

Menurut Reber (Dalam Sugihartono, dkk 207: 74) mendefinisikan belajar dalam dua hal, pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan. Sejalan dengan pendapat sebelunya Oemar Hamalik (200: 29) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses, belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi merupakan langkah-langkah atau prosedur yang harus ditempuh.

Menurut Sugihartono, dkk (2007: 74) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar merupakan suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan lingkungannya.

Sri Rumini, dkk (1993: 59) mengemukakan, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap, baik yang diamati maupun tidak dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Lebih lanjt Wasty Soemanto (1998: 104) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses dasar perkembangan hidup manusia, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalamn hidupnya, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan dalam hidupnya, aktivitas dan prestasi dalamn hidup manusia merupakan hasil dari belajar. Profesi seorang berdasarkan apa yang dipelajari, belajar merupakan suatu proses, bukan suatu hasil, karena itu belajar berlangsung


(21)

commit to user

secara aktif dan berkelanjutan dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan.

b. Ciri-Ciri Perilaku Belajar

Tidak semua tingkah laku dikategorikan belajar atau aktivitas belajar. Adapun tingkah laku yang dikategorikan belajar menurut Sugihartono, dkk 207: 74-76), mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar

Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya, misalnya menyadari pengetahuan bertambah. Sebaliknya perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian belajar.

2) Perubahan bersifat kontinu dan fungsional

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak serius. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalkan : seorang anak belajar membaca, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Perubahan ini akan berlangsung terus sampai kecakapan membacanya menjadi cepat dan lancar.

3) Perubahan bersifat permanen

Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat atau permanent. Misalkan kecakapan seseorang anak dalam bermain sepeda setelah belajar tidak akan hilang begitu saja, bahkan akan berkembang bila terus digunakan dan dilatih.

4) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah pada perubahan tingkah laku yang benarbenar disadari. Misalkan seorang belajar


(22)

commit to user

mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang dapat dicapai dengan belajar mengetik.

5) Perubahan menyangkut semua aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan dalam hal sikap, ketrampilan, pengetahuan dan sebagainya.

c. Pengertian dan Batasan Belajar Gerak

Menurut Rusli Lutan (1999: 57) bahwa belajar gerak meliputi tiga tahap. Pertama tahap orientasi, yakni penguasaan informasi. Kedua, tahap pemantapan gerak melalui latihan berdasarkan informasi yang diperoleh. Ketiga, tahap otomatisasi, yaitu ketrampilan itu dapat dilakukan secara otomatis.

Menurut Schmidt (dalam Amung Mamun dan Yudha M. Saputra, 2000: 45), mengatakan bahwa belajar gerak adalah suatu rangkaian proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada terjadinya perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil.

Menurut Gagne (dalam Arie Asnaldi, 2008), mengatakan bahwa belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Lebih lanjut Weineck (dalam Arie Asnaldi, 2008) mengatakan bahwa tugas utama dari belajar gerak adalah penerimaan segala informasi yang relevan tentang gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian mengolah dan menyusun informasi tersebut memungkinkan suatu realisasi secara optimal.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa belajar gerak merupakan suatu proses yang didalamnya terjadi penyampaian informasi, pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan relatif permanen. Penyampaian informasi ini sebagai awal dari proses belajar gerak atau sebagai dasar dari belajar gerak, penyampai informasi


(23)

commit to user

dalam belajar derak dapat berupa penjelasan dan pemberian contoh gerakan.

Proses selanjutnya dari belajar gerak adalah pemberian latihan, dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan belajar pada umumnya, karena dalam belajar pada umumnya pemberian pengalaman atau latihan lewat latihan-latihan soal atau yang sifatnya teori, sedangkan pada belajar gerak prosesnya tidak jauh berbeda melainkan latihan-latihan yang digunakan berupa praktik atau yang berhubungan dengan gerak. Proses belajar gerak ini akan menuju pada ketrampilan gerak atau penampilan gerakannya akan meningkat.

Proses kematangan dan pertumbuhan dapat meningkatkan kemampuan seseorang tanpa melalui latihan, misalkan ketrampilan anak dalam berlari, tanpa berlatih dalam hal yang sebenarnya, kemampuan berlari akan berkembang dengan sendirinya karena adanya pengaruh kematangan. Perubahan ketrampilan anak dalam hal ini bukan merupakan belajar gerak karena perubahan tersebut bukan hasil dari hasil latihan.

Perubahan yang terjadi relatif permanen. Pemberian latihan atau pengalamnan gerak ini akan masuk pada sistem memori otak, proses ini akan menyebabkan perubahan yang relatif permanen. Kejadian semacam ini tidak dapat diamati secara langsung, akan tetapi perubahan-perubahan yang terjadi lewat penampilan geraknya dapat diamati secara langsung. Kemampuan akibat latihan ini akan tersimpan dalam memori otak sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan akan dapat digunakan.

4. Senam Kebugaran Jasmani Indonesia.

Senam yang di maksud di sini Senam pada umumnya yaitu latihan tubuh yang dipilih dan dikontruksi dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun scara sistematik dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan ketrampilan, dan menanamkan nili-nilai mental spiritual. Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan


(24)

commit to user

senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh.

Disamping itu senam juga berpotensi mengembangkan ketrampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan ketrampilan teknik suatu cabang olehraga. Lebih penting lagi senam lebih dapat meningkatkan kesegaran secara efektif bagi siapapun yang melakukannya. Senam didefinisikan sebagai latihan fisik yang dipilih, disusun dan dirangkai secara sistematis sehingga berguna untuk tubuh, sikap, kesehatan serta kebugaran jasmani (Berty Tilarso, 2000:1).

5. Karakteristik Peserta Didik.

Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan jasmani harus memahami karakteristik siswa, dengan memahami karakteristik perkembangan siswa, guru akan mampu membawa siswa belajar secara efektif.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan ketrampilan motorik, mengembangkan sikap dan perilaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif, Aktifitas jasmani yang dilakukan dalam berolahraga

6. Komponen Kebugaran Jasmani.

Kebugaran jasmani mencakup pengertian yang kompleks maka baru dapat dipahami jika mengetahui tentang komponen-komponen kebugaran jasmani yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain, namun masing-masing komponen memiliki ciri-ciri tersendiri yang berfungsi pokok pada kebugaran jasmani seseorang. Agar seseorang dapat dikatakan kondisi fisiknya atau kebugaran jasmaninya baik, maka status setiap komponennya harus dalam kategori baik.

Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang


(25)

commit to user

dikelompokan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Healt Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).

Menurut Purnomo Ananto ( 2000 : 25 ), komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan pada umumnya adalah :

a. Daya Tahan Jantung dan Paru-paru (Cardiorespiratory endurance).

Daya tahan jantung dan paru-paru dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melanjutkan tugas-tugas berat yang melibatkan kelompok-kelompok otot besar untuk jangka waktu yang lama. Kemampuan system peredaran darah pernafasan bertugas menyesuaikan dan memulihkan kesegaran fisik dari efek-efek latihan atau pekerjaan keseluruhan tubuh. Tingginya kapasitas kerja fisik, yang merupakan kemampuan untuk melepaskan jumlah energy yang relative tinggi dalam suatu jangka waktu yang lama.

b. Komposisi Tubuh (body composition).

Adalah presentase (%) lemak dari berat badan total dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Lemak cepat meningkat setelah berumur 30 th dan cenderung menurun setelah berumur 60 th.

Komposisi tubuh mengacu pada jumlah relative dari lemak tubuh disbanding dengan jumlah jaringan aktif.

c. Kelenturan (flexibility).

Kapasitas fungsional yang menunjukan keleluasaan gerak dari sendi-sendi dan otot untuk bergerak secara penuh.

d. Kekuatan Otot (muscular strength).

Kekuatan atau upaya maksimal yang dapat digunakan untuk melawan beban.

e. Daya Tahan Otot (muscular endurance).

Kemampuan otot untuk digunakan secara berulang-ulang atau mempertahankan kontraksi otot selama periode waktu tertentu.


(26)

commit to user

Menurut Casady, Mapes, dan Alley ( 1071 : 8 ) yang dikutip oleh Sudarno, SP ( 1992 : 9 ). Komponen-komponen kebugaran jasmani yang dimaksud :

a. Kesehatan yang baik b. Kekuatan

c. Kelincahan

d. Ketahanan muscular e. Kecepatan

f. Keseimbangan g. Kelentukan h. Koordinasi

i. Ketahanan Radiorespiratori j. Berat badan yang sesuai k. Kemampuan motorik umum l. Ketangkasan Neuromuskular

Menurut Nurhasan (2001 ; 133 ) secara umum komponen jasmani atau unsur-unsur yang terdapat pada kebugaran jasmani ada dua yaitu :

a. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, meluputi : 1) Daya Tahan Jantung ( cardiovaskuler ).

Daya tahan kardiofaskuler adalah kesegaran system jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secar optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkan kebagian yang aktif sehingga dapat dipergunakan pada proses metabolism tubuh.

2) Kekuatan Otot ( strength ).

Kekuatan otot adalah kemampuan badan dalam menggunakan daya. Serabut otot yang ada di dalam otot akan memberikan respon / tanggapan apabila dikenakan beban atau tahanan dalam latihan. Tanggapan atau respon ini membuat otot lebih efisien dan mampu memberikan respon lebih baik kepada sistem urat syaraf pusat.


(27)

commit to user 3) Daya Tahan Otot (Ketahanan Muskular).

Daya tahan otot adalah kemampuan atau kapasitas sekelompok otot untu melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban dalam jangka waktu tertentu, jadi daya tahan otot merupakan kemampuan mengatasi kelelahan otot.

4) Kelentukan ( flexibilitas ).

Kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas.

5) Komposisi Tubuh.

Komposisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa lemak dan berat lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri atas masa otot (40-50 %), tulang (16-18 %) dan organ-organ tubuh (29-39 %). Berat lemak dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan total. Secara umum dapat dikatakan makin kecil persentase lemak makin baik kenerja seseorang.

b. Kebugaran Jasmani yang berhubungan dengan Ketrampilan Gerak (motorskill related fitness), meliputi :

1) Kelincahan ( agility ).

Kelincahan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa ganguan pada keseimbangan.

2) Kecepatan ( Speed ).

Kecepatan adalah kemampuan untuk berjalan atau bergerak dengan sangat cepat, seperti semua kemampuan biomotor kecepatan dapat dirinci menjadi dua tipe yaitu kecepatan maximal dan kecepatan terkontrol.

3) Keseimbangan.

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh atau bagian tubuh tanpa ganguan pada keseimbangan.


(28)

commit to user 4) Koordinasi.

Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan dengan efisien dan penuh ketepatan.

5) Daya Ledak ( power ).

Daya ledak adalah kemampuan seseorang mempergunakan kekuatan maximum yang dikerahkan pada waktu yang sependek-pendeknya.

7. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani adalah sebagai berikut :

a. Makanan dan Gizi.

Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh untuk proses pertumbuhan, pergantian sel tubuh yang rusak dan untuk mempertahanan kondisi tubuh. Unsur-unsur yang diperlukan tubuh antara lain protein lemak, karbohidrat, garam-garam mineral, vitamin dan air.

b. Faktor tidur dan Istirahat.

Setelah melakukan aktivitas tubuh terasa lelah, hal ini disebabkan oleh pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan tenaga yang telah terpakai diperlukan istirahat dan tidur agar tubuh kan menyusun kembali tenaga yang hilang.

c. Faktor Lingkungan.

Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu lama. Dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik serta social ekonomi, mulai dari pekerjaan, daerah tempt tinggal dan sebagainya.

d. Faktor Latihan dan Olahraga.

Faktor latihan dan olahraga juga bisa digunakan untuk peningkatan kebugaran jasmani. Latihan fisik adalah suatu kegiatan yang menurut cara dan aturan tertentu, yang mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi fa’al tubuh dan sebagai hasil akhir adalah peningkatan kesegaran jasmani.


(29)

commit to user 8. Bentuk-Bentuk Latihan Kebugaran Jasmani.

Latihan adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban. Tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal disamping kesehatan serta kesegaran jasmani. Ada 3 macam bentuk latihan kondisi fisik :

a. Fartlek.

Bentuk latihan yang dilakukan engan lari jarak jauh. Untuk latihan ini dipilih medan yang mempunyai pemandangan indah sedikit rintangan dengan lintasan yang berbeda-beda. Pemandangan yang indah menyebabkan lupa akan kelelahan sehingga dengan bebas melakukan latihan.

b. Internal Training.

Merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu (intervasi). Merupakan penyempurnaan dari Fartlek

c. Latihan Peningkatan Kelincahan.

Adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan berkaitan dengan tingkat kelentukan. Tanpa kelentukan yang baik seseorang tidak dapat bergerak dengan lincah. Selain itu factor keseimbangan sangat berpengaruh terhadap kemampuan kelincahan seseorang. Bentuk-bentuk latihan kelincahan antara lain : Lari bolak-balik (shuttle-run), lari belak-belok (zig-zag) dan jongkok-berdiri (squat thrust).


(30)

commit to user

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Hadiono Putra. yang berjudul Upaya Peningkatan Kebugaran Jasmani Melalui Pendekatan Permainan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Pekalongan.

C. Kerangka Berfikir

Tujuan dari senam jenis apapun adalah untuk mencapai kebugaran jasmani yang maksimal. Oleh karena itu tata urutan senam dikemas sedemikian rupa sehingga dimungkinkan dapat meningkatkan kebugaran, hal ini dapat dilihat dari gerakan atau latihan-latihan senam.

Senam Kebugaran Jasmani 2008 yang terdiri atas tiga bagian ialah pemanasan, inti dan pendinginan dan masing-masing bagian mempunyai gerakan-gerakan yang kalau dilakukan semua unsur otot digerakan-gerakan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan banyak sekali hal-hal yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang, salah satunya yaitu melalui aktifitas jasmani. Pendidikan jasmani dapat digunakan sebagai bentuk kegiatan siswa dalam upaya menjaga dan sekaligus meningkatkan tingkat kesegaran jasmani. Dengan mempertimbangkan karakter dan perkembangan siswa guru harus dapat merencanakan dengan matang proses pembelajaran. Dalam membuat perencanaan tersebut guru bisa menggunakan pendekatan, teknik, metode ataupun model pembelajaran.

D. Hipotesis.

Melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.


(31)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini peneliti melakukan pengamatan awal untuk memahami dalam penjelasan tentang kondisi atau situasi dan latar belakang subjek atau setting peneliti.

Adapun setting Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi; (1) tempat penelitian, (2) waktu penelitian, (3) jenis penelitian.

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2010/2011 dari tanggal 28 Maret 2011 sampai dengan 28 April 2011 di Kelas VI SD Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara 3. Jenis Penelitian

Dalam penelelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian akan dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan dan diberi tindakan menggunakan Senam Kesegaran Jasmani 2008 untuk meningkatkan kebugaran siswa..

B. Subyek Penelitian

Subjek Penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011, sebanyak 38 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki 18 dan perempuan 20.

C. Instrumen Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu cara untuk menumbuh kembangkan pembaharuan yang dapat meningkatkan atau memperbaiki hasil


(32)

commit to user

belajar siswa. Agar dalam pelaksanaannya dapat brjalan dengan lancar, maka peneliti berkolaborasi dengan observer atau teman sejawat dan supervisor. Namun kenyataan menunjukkan bahwa birorasi dan formalitas yang ada di sekolah tidak menunjang terjadinya itu semua. Seperti yang diungkapkan oleh Shumsky dan Holly (dalam MC Togger 1991).

Penelitian Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Rescarch (CAR), yairu suatu Action Reascarch yang dilakukan di kelas. Kunci utama dalam PTK adalah adanya tindakan (action) yang dilakukan berulang-ulang dalam rangka mencapai perbaikan yang diinginkan. PTK berbeda dengan Penelitian Kelas (Classroom Rescarch). Karena Penelitian Kelas mencakup tidak hanya PTK, tetapi juga berbagai jenis penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Penelitian Kelas yang terkenal adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan cara Flanders, yang mengamati proporsi berbicara antara guru dan siswa. Penelitian Tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yaitu terdiri dari 4 tahap yaitu merencanakan refleksi (planning), melakukan (acting), mengamati (observing), dan melakukan refleksi (reflecting). Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana pembelajaran. Jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktik yang belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru.

Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali, barangkali perbaikan yang diinginkan sudah tercapai. Dalam hal ini daur PTK dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir. Namun biasanya akan muncul kembali masalah atau kerisauan baru dari guru.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah:

1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang kebugaran jasmani dengan penerapan pembelajaran pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.


(33)

commit to user

2. Guru, sebagai teman sejawat untuk mengamati atau melihat tingkat kemampuan siswa dengan penerapan model pembelajaran melalui Senam Kesegaran Jasmani 2008 pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tes dan observasi.

1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa dalam melakukan Senam Kesegaran Jasmani 2008 yang dilakukan oleh siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.

2. Pengamatan atau observasi dipergunakan sebagai tehnik untuk mengumpulkan data tentang aktifitas siswa selama kegiatan belajar mengajar pada saat menerapkan peningkatan kebugaran melalui senam kesegaran jasmani 2008.

Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

No Sumber Jenis Data

Tehnik Pengumpul

an Data

Instrumen

1 Siswa Kelas VI Hasil Ketrampilan melakukan senam kebugaran jasmani 2008 Tes dan Peragaan Praktik Tes Ketrampilan melakukan senam kesegaran jasmani 2008

2 Aktivitas Kejadian-kejadian Pengamatan Observasi


(34)

commit to user

F. Analisis Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan tes hasil belajar.

1. Analisis data lembar observasi

Data observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada perubahan peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Data ini disajikan secara deeskripif pada hasil penelitian.

2. Analisa Hasil Tes Belajar

Hasil tes belajar yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan

G. Prosedur Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Pardjono, dkk ( 28:2007) penelitian tindakan kelas mempunyai empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Perencanaan terdiri dari perencanaan umum dan perencanaan tindakan atau Action Plan. Perncanaan umum meliputi penentuan tempat penelitian, kolabolator, metode dan strategi mengajar, instrumen monitoring dan yang lain-lainnya. Rencana tindakan (Action Plan) adalah prosedur, strategi yang dilakukan oleh guru (peneliti) dalam rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap siswa. Pelaksanaan adalah implementasi tindakan ke dalam konteks proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan bisa dilakukan oleh peneliti ataupun kolabolator. Setiap kali tindakan minimal ada dua peneliti, yaitu yang melakuakn pembelajaran dan kolabolator yang memantau terjadinya perubahan akibat suatu tindakan, kalau mungkin juga ada critical friends yang tidak berkepentingan dengan proyek penelitian yang dilaksanakan. Observasi atau pengamatan berfungsi sebagai proses pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan informasi untu tahap refleksi. Pengamatan dilakukan oleh penelii sendiri ataupun kolabolator. Dampak tindakan terhadap siswa, menjadi fokus penelitian. Refleksia dalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh


(35)

commit to user

tim penelii, kolabolator, dan orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Refleksi dilakukan pada akhir siklus, dan berdasarkan refleksi ini dilakukan revisi pada Rencana Tindakan dan di buat kembali Rencana Tindakan yang baru, untuk diimplementasikan pada siklus berikunya.

Keempat tahapan dalam penelitian ini membentuk sebuah siklus. Setiap siklus di mulai dari perncanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus tergantung pada masih atau tidaknya tindakan diperlukan. Tindakan dianggap selesai bilamana permasalahan dalam lempar turbo sudah dipecahkan. Berikut penjelasan kegiatan-kegiatan dalam siklus penelitian tindakan ini.

1. Rancangan Siklus Pertama

a. Tahap Perencanaan 1) Penyusunan RPP

2) Konsultasi dengan teman (guru kelas)

3) Perencanaan tindakan kelas (senam dan materi) b. Tahap Pelaksanaan

1) Pendahuluan

a) Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa b) Apersepsi

c) Memimpin pemanasan 2) Kegiatan Inti

Tes Kebugaran Jasmani antara lain : a) Baring Duduk

(1) Tujuan.

Tes ini mempunyai tujuan untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.

(2) Tes ini memerlukan alat dan fasilitas diantaranya :

(a) Lantai / matras, lapangan rumput yang rata dan bersih. (b) Stop watch.

(c) Nomer dada/ bila perlu (d) Formulir isian dan alat tulis.


(36)

commit to user (3) Petugas tes (tester).

(a) Pengamat waktu

(b) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil. (4) Pelaksanaan.

(a) Sikap Permulaan.

- Berbaring terlentang di lantai atau di rumput, ke dua lutut di tekuk dengan sudut ± 90º ke dua tangan jari-jarinya berselang selip diletakan dibelakang kepala. - Tester atau pasangannya memegang atau menekan

kedua pergelangan kaki agar tidak bergerak. Lihat Gambar 3.

Gambar 3.2 : Baring Duduk Sumber: (TKJI Depdikbud 1995:1) (b) Gerakan.

- Pada aba-aba “ya” testi bergerak mengambil sikap duduk, sehingga ke dua sikunya menyentuh ke dua paha kemudian kembali ke sikap permulaan.

- Gerakan tersebut dilakukan berulang-ulang dengan capat tanpa istirahat, selama 30 detik.

Keterangan :

Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi, atau ke dua siku tidak sampai menyentuh paha atau mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuhnya.


(37)

commit to user (5) Pencatat hasil.

(a) Gerakan tes tidak dihitung apabila :

(b) Pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi

(c) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha

(d) Menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh. Keterangan :

(a) Hasil yang dihitung dan di catat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik.

(b) Testi yang tidak mampu melakukan item tes baring duduk, berdiri nilai 0 (nol).

b) Gantung Siku (1) Tujuan.

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan atot lengan dan otot bahu.

(2) Tes ini memerlukan alat dan fasilitas diantaranya : (a) Menggunakan palang tunggal

(b) Stop watch

(c) Formulir isian dan alat tulis (d) Nomor dada

(e) Serbuk kapur atau ganesium karbonat. (3) Tester.

Pengukuran waktu merangkap pencatat hasil. (4) Pelaksanaan.

Palang tunggal dipegang dengan ketinggian sedikit di atas kepala testi.

(a) Sikap permulaan.

Peserta berdiri di bawah palang tunggal dengan bantuan tolakan ke dua kaki testi melompat ke atas dan memegang


(38)

commit to user

palang tunggal. Cara pegangan telapak tangan menghadap kearah kepaala testi.

Gambar 3.3 : Gantung Siku

Sumber: (TKJI Depdikbud 1995 : 1) (b) Gerakan.

Dari sikap menggantung (pada sikap permulaan) seperti pada gambar, testi kemudian menarik menarik badannya ke atas sambil menekuk ke dua sikunya, sampai dagu testi berada di atas palang tunggal, sikap ini dipertahankan selama mungkin.

(c) Pencatat Hasil.

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh testi untuk mempertahankan sikap tersebut di atas dalam satuan waktu detik. Karena dalam bentuk tes ini testi sering gagal, maka bagi testi yang tidak dapat melakukan diberi nilai 0 (nol).

c) Loncat Tegak (1) Tujuan.

Tes ini mempunyai tujuan untuk mengukur daya ledak otot (ekspolit).


(39)

commit to user

(2) Tes ini memerlukan alat dan fasilitas diantaranya:

(a) Papan berskala sentimeter, warna gelap, berukuran 20x50 cm, dipasang pada dinding atau tiag. Jarak antara lantai dengan angka nol ( 0 ) pada skala yaitu 150 cm.

(b) Serbuk kapur (c) Alat penghapus (d) No dada bila perlu

(e) Formulir isian dan alat tulis. (3) Petugas (tester).

Pengmbil dan pencatat hasil. (4) Pelaksanaan.

(a) Sikap Permulaan.

- Ujung jari tangan testi terlebih dahulu diolesi dengan serbuk kapur atau magnesium karbonat.

- Testi berdiri tegak dekat papan skala dengan kedua kaki rapat, papan skala berada disamping kiri atau kanan testi. Kemudian tangan yang dekat papan skala dengan lurus ke atas, ujung jari tangan yang diolesi magnesium tadi ditempelkan pada papan skala, sehingga meninggalkan bekas dan menunjuk suatu angka. ( lihat gambar).

Gambar 3.4 : Loncat Tegak


(40)

commit to user (b) Gerakan.

- Testi mengambil ancang-ancang dengan sikap menekukan ke dua lutut, sedangkan kedua lengannya di ayunkan ke belakang ( lihat gambar) kemudian testi meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan skala dengan jari-jari tangan yang terdekat sehingga meninggalkan bekas dan menunjukan suatu angka. - Ulangi loncatan ini sampai tiga kali berturut-turut. (c) Pencatat hasil.

- Angka raih loncatan dikurangi angka raihan berdiri tegak.

- Ketiga selisih raihan dicatat.

- Masukan hasil selisih yang paling besar.

d) Lari Cepat 30 meter (1) Tujuan.

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan. (2) Tes ini memerlukan alat dan fasilitas diantaranya :

(a) Lintasan lari sejauh 40m, atau tanah yang datar, rata dan tidak licin dan masih mempunyai lintasan lanjutan.

(b) Bendera (c) Peluit

(d) Tiang pancang (e) Stop watch (f) Serbuk kapur

(g) Formulir isian / TKJI (h) Alat tulis.

(3) Petugas.

(a) Juru keberangkatan (b) Pengukur waktu


(41)

commit to user (4) Pelaksanaan

(a) Sikap permulaan.

Testi berdiri dibelakang garis pemberangkatan (b) Gerakan.

Pada aba-aba bersedia, siap. Pada aba-aba “Ya” testi lari secepat mungkin menuju garis akhir, menempuh jarak 30m (lihat gambar).

Gambar 3.5:Lari 30 m

Sumber: (TKJI Depdikbud 1995:1)

(c) Lari bisa diulang apabila : - Testi mencuri star

- Testi tidak melewati garis akhir

- Testi terganggu oleh testi yang lain, seperti masuk ke lintasan yang lain

(d) Pengukuran waktu.

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai testi melewati garis akhir.

(e) Pencatat hasil.

- Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai testi dan menempuh jarak 30m dalam satuan waktu detik. - Waktu dan alat catat.

Satu angka dibelakang koma (stop watch manual). Dua angka dibelakang kola (stop watch digital).


(42)

commit to user e) Lari 600 meter

(1) Tujuan.

Tes ini mempunyai tujuan untuk mengukur daya jantung paru, dan peredaran darah.

(2) Tes ini memerlukan alat dan fasilitas diantaranya : (a) Lintasan lari sejauh 600 meter

(b) Stop watch (c) Bendera start (d) Peluit

(e) Tiang pancang

(f) Nomor dada bila perlu (g) Formulir isian dan alat tulis. (3) Petugas tes (tester).

Tester terdiri dari : (a) Juru keberangkatan (b) Pengukur waktu (teamer) (c) Pencatat hasil

(d) Pembantu umum (4) Pelaksanaan.

(a) Sikap permulaan.

Testi berdiri di belakang garis start (b) Gerakan

Pada aba-aba “siap” testi mengambil sikap start, berdiri di belakang garis start, siap untuk lari. Pada aba-aba “ya” testi lari secepat mungkin menuju garis akhir setelah menempuh jarak 600 meter.


(43)

commit to user Gambar 3.6 : lari 600 meter

Sumber: (TKJI depdikbud 1995 : 1) Keterangan :

Lari diulang apabila ada pelari yang mencuri start atau tidak melewati garis akhir perlu diulang.

(c) Pencatat hasil.

- Pengambilan waktu dilaksanakan dari start bendera diangkat sampai pelari tepat melintasi garis akhir.

- Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari dalam menempuh jarak 600 meter dalam menit, dan detik sampai per seratur detik.

3) Pendinginan Siswa dibariskan

a) Mengevaluasi gerakan yang kurang sempurna

b) Siswa duduk untuk melakukan refleksi massase secara berurutan. c) Melakukan do’a bersama

d) Siswa menyanyi potong bebek angsa sambil bertepuk tangan, lalu dibubarkan.

2. Rancangan Siklus Kedua a) Perencanaan

1) Penentuan waktu tindakan kelas

2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan 3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan


(44)

commit to user 4) Pembuatan Rencana Pembelajaran (RPP) 5) Persiapan Bahan dan Alat

b) Tindakan

1) Pendahuluan

(a) Siswa dibariskan dan di pimpin do’a (b) Apersepsi

(c) Melakukan pemanasan 2) Kegiatan Inti

Melakukan Senam Kebugaran Jasmani dua kali satu minggu.

Gambar 3.8 : Senam Kebugaran Jasmani 2008 Sumber: (TKJI depdikbud 1995 : 1)


(45)

commit to user 3) Pendinginan.

a) Siswa dibariskan.

b) Mengevaluasi gerakan-gerakan yang kurang sempurna, tidak sesuai dengan irama atau music.

c) Siswa dibubarkan dengan do’a bersama.


(46)

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

Penelitian Tindakan Kelas terdiri 2 siklus menurut Kemmis dan MC Taggart tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Diawali siklus I kemudian hasilnya direfleksikan agar diketahui tingkat keberhasilannya. Jika siklus I belum menunjukkan hasil yang diinginkan, maka dilanjutkan siklus II demikian seterusnya sampai dengan tercapainya tujuan penelitian yaitu 80%.

a. Tahap Rancangan Persiapan

Kegiatan ini dilaksanakan secara bersama-sama antara pengembang dan guru dalam menentukan langkah-langkah pengembangan yang meliputi: 1) Peneliti menetapkan metode pembelajaran Senam Kesegaran Jasmani

2008 untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam meningkatkan Kebugaran Jasmani dalam mata pelajaran Olahraga dan Kesehatan

2) Membuat perencanaan pengajaran

3) Membuat dan melengkapi alat media pembelajaran 4) Membuat lembar observasi

5) Mendesain alat evaluasi

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Maret 2011 di halaman SD Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.


(47)

commit to user

Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pertemuan pertama yaitu:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Menyiapkan alat-alat dan mengkondisikan tempat kegiatan pembelajaran

b) Siswa dibariskan

c) Mengecek kehadiran siswa/absensi, berdoa

d) Melakukan kegiatan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti

e) Mendemonstrasikan materi inti yang akan disampaikan 2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Peneliti menyajikan materi pelajaran

b) Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok

c) Peneliti memberikan penjelasan tentang senam kebugaran yang akan dilakukan, yaitu melakukan senam kebugaran jasmani 2008 secara kelompok atau beregu

d) Peneliti memberi tugas kepada siswa untuk melaksanakan senam kebugaran secara bergantian

e) Peneliti memberi tugas kepada kelompok untuk melakukan senam kebugaran jasmani 2008.

f) Regu yang tidak melakukan senam untuk menunggu giliran. Setelah kelompok kesatu selesai bergantian dengan kelompok lainnya

g) Guru mendemonstrasikan cara melakukan senam kebugaran jasmani.

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

a) Peneliti mengadakan evaluasi hasil pembelajaran senam kebugaran jasmani 2008


(48)

commit to user

Setelah pertemuan pertama dilanjutkan pada pertemuan kedua. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 April 2011. pada pertemuan kedua guru menyampaikan pembelajaran sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Menyiapkan alat-alat dan mengkondisikan tempat kegiatan pembelajaran

b) Siswa dibariskan

c) Mengecek kehadiran siswa/absensi, berdoa

d) Melakukan kegiatan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti

e) Mendemonstrasikan materi inti yang akan diberikan 2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Peneliti menyajikan materi pelajaran

b) Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok

c) Peneliti memberikan penjelasan tentang senam yang akan disampaikan, yaitu melakukan senam kebugaran jasmani secara kelompok atau beregu

d) Peneliti memberi tugas kepada siswa untuk melaksanakan senam kebugaran jasmani secara bergantian

e) Peneliti memberi tugas kepada kelompok untuk melakukan senam secara beregu dengan bergantian.

f) Guru mendemonstrasikan cara melempar sasaran 2) Kegiatan Akhir (10 menit)

a) Peneliti mengadakan evaluasi hasil pembelajaran lempar turbo b) Mengakhiri pembelajaran

c. Observasi

Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap siswa selama kegiatan berlangsung. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi tingkat keberhasilannya. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah perbaikan untuk tahap pembelajaran pada siklus berikutnya.


(49)

commit to user 1. Observasi Aktivitas Siswa

Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan berpedoman pada instrumen observasi yang telah disusun. Aktivitas belajar siswa pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang baik. Banyak siswa yang tidak mempersiapkan materi sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, selain itu di dalam kerja pembelajaran banyak siswa yang kurang aktif dan hanya bermain sendiri sehingga kurang menguasai materi pembelajaran. Akibatnya pada saat guru mengajarkan contoh pembelajaran banyak siswa yang enggan mengeluarkan pendapatnya, hanya satu, dua murid saja yang aktif memberikan pertanyaan kepada guru. Pembagian kelompok pada pertemuan pertama menyebabkan suasana belajar menjadi gaduh dan kurang kondusif.

Secara rinci, berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar Siklus I:

Tabel 4.1. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus I

No Aktivitas yang diamati

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jml

Rata-Rata Jml

Rata-Rata 1 Memperhatikan.penjelasan.guru 103 2.7 107 2.8 2 Ikut.aktif.dalam.pembelajaran 102 2.7 105 2.8 3 Menanyakan yang kurang dimengerti 101 2.7 113 3.0

4 Merespon pertanyaan 108 2.8 110 2.9

5 Mengkomunikasikan gagasan dengan sesama teman

96 2.5 107 2.8

6 Perilaku yang menyimpang dalam KBM

109 2.9 113 3.0

Jumlah 619 16.3 655 17.2

Rata-rata Siklus I 2.5


(50)

commit to user

Berdasarkan tabel di atas, maka aktivitas siswa dalam pembelajaran Siklus I diperoleh rata-rata akivitas siswa pada pertemuan I adalah 16.3, sedangkan pada pertemuan II rata-rata aktivitas siswanya sebesar 17.2. Hasil ini dirasa masih kurang maksimal, karena masih banyak siswa yang sering ribut sendiri yang dikarenakan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran lempar turbo, serta peran guru yang belum optimal dalam mengkondisikan siswa selama proses pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil pembelajaran siswa yang dilakukan pada akhir Siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.2. Perolehan Nilai Pembelajaran Siklus I

No Aspek Penilaian Jumlah Siswa Prosentase

1 Nilai ≤ 70 13 34,2%

2 Nilai ≥ 70 25 65.8%

3 Tuntas Belajar 25 65.8%

4 Tidak Tuntas Belajar 13 34,2%

5 Nilai Tertinggi : 80 1 2.56%

6 Nilai Terendah : 50 1 2.56%

7 Nilai Rata-rata 68.1

Nilai tertinggi pembelajaran senam kebugaran jasmani 2008 berdasarkan nilai afektif, kognitif dan psikomotorik yang dicapai siswa pada siklus I adalah 80 dan nilai terendah adalah 50. Nilai rata-rata pembelajaran senam kebugaran jasmani 2008 siswa yang dicapai pada siklus I ini adalah 68.1. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 25 siswa atau 65.8% dari 38 siswa, sedangkan yang belum tuntas mencapai 13 siswa atau 34.2% dari 38 siswa.


(51)

commit to user d. Refleksi

Berdasarkan hasil analisis data pada tahap observasi dan evaluasi selanjutnya dilakukan refleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini, pengembang dan guru dapat mengetahui besarnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan pelaksanaan tindakan pada siklus I diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman dan mengajak siswa untuk berani mempraktikkan lempar turbo dengan sebaik-baiknya.

2) Guru perlu mengubah variasi pembelajaran agar siswa lebih fokus pada materi pembelajaran

2. Siklus II

Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Pada Siklus II, materi pembelajaran yang disampaikan adalah Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 yang dirancang dan tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Secara rinci, kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada Siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Kegiatan ini dilaksanakan secara bersama-sama antara pengembang dan guru dalam menentukan langkah-langkah pengembangan yang meliputi : 1) Peneliti menetapkan metode pembelajaran Peningkatan Kegugaran

Siswa melalui Senam Kegugaran jasmani 2008 untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Olahraga dan Kesehatan

2) Membuat perencanaan pengajaran


(52)

commit to user 4) Membuat lembar observasi

5) Mendesain alat evaluasi b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali perteman. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 15 April 2011 di halaman SD Negeri 1 Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.

Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pertemuan pertama yaitu:

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Menyiapkan alat-alat dan mengkondisikan tempat kegiatan pembelajaran

b) Siswa dibariskan menjadi tiga bersaf c) Mengecek kehadiran siswa/absensi, berdoa

d) Melakukan kegiatan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti

e) Mendemonstrasikan materi inti yang akan dipelajari/dilakukan 2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Peneliti menyajikan materi pelajaran

b) Peneliti memberikan penjelasan tentang permainan yang akan dilakukan, yaitu melempar sasaran berupa simpai yang digantung secara beregu.

c) Siswa dibariskan menjadi 3 bersaf kira-kira 10 meter, masing-masing siswa diberi bola berekor. Di depan barisan diberi simpai yang digantung, setelah guru memberikan peluit siswa baris pertama melempar bola mengarah ke simpai sampai melewati lobang lingkaran. Setelah baris pertama melakukan disusul barisan yang kedua dengan posisi lengan lurus ke belakang di atas kepala. Hal ini dilakukan terus sebanyak 3 kali. Regu yang tidak melempar berada di sisi belakang sasaran untuk memungut bola yang telah dilempar


(53)

commit to user

d) Guru mendemonstrasikan cara melempar sasaran, siswa melakukan gerakan melempar sasaran sesuai dengan petunjuk dan contoh dari guru

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

a) Peneliti mengadakan evaluasi hasil pembelajaran lempar turbo b) Mengakhiri pembelajaran

Setelah pertemuan pertama dilanjutkan pada pertemuan kedua. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 April 2011. Pada pertemuan kedua guru menyampaikan pembelajaran sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal (10 menit)

a) Menyiapkan alat-alat dan mengkondisikan tempat kegiatan pembelajaran

b) Siswa dibariskan menjadi tiga bersaf c) Mengecek kehadiran siswa/absensi, berdoa

d) Melakukan kegiatan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti

e) Mendemonstrasikan materi inti yang akan dipelajari/dilakukan 2) Kegiatan Inti (50 menit)

a) Peneliti menyajikan materi pelajaran

b) Peneliti memberikan penjelasan tentang permainan yang akan dilakukan, yaitu melempar sasaran berupa simpai yang digantung secara beregu.

c) Siswa dibariskan menjadi 3 bersaf kira-kira 10 meter, masing-masing siswa diberi bola berekor. Di depan barisan diberi simpai yang digantung, setelah guru memberikan peluit siswa baris pertama melempar bola mengarah ke simpai sampai melewati lobang lingkaran. Setelah baris pertama melakukan disusul barisan yang kedua dengan posisi lengan lurus ke belakang di atas kepala.


(54)

commit to user

Hal ini dilakukan terus sebanyak 3 kali. Regu yang tidak melempar berada di sisi belakang sasaran untuk memungut bola yang telah dilempar

d) Guru mendemonstrasikan cara melempar sasaran, siswa melakukan gerakan melempar sasaran sesuai dengan petunjuk dan contoh dari guru

3) Kegiatan Akhir (10 menit)

a) Peneliti mengadakan evaluasi hasil pembelajaran lempar turbo b) Mengakhiri pembelajaran

c. Observasi

Dalam tahap ini dilakukan observasi terhadap siswa selama kegiatan berlangsung. Hasil observasi kemudian dianalisis dan dievaluasi tingkat keberhasilannya. Selanjutnya ditentukan langkah-langkah perbaikan untuk tahap pembelajaran pada siklus berikutnya.

1. Aktivitas Siswa

Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan dengan berpedoman pada instrumen observasi yang telah disusun. Aktivitas belajar siswa pada siklus II ini sudah menunjukkan hasil yang baik. Banyak siswa yang sudah mempersiapkan materi sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, selain itu di dalam kerja pembelajaran banyak siswa yang sudah aktif dan mendengarkan penjelasan guru mengenai materi pembelajaran. Akibatnya pada saat guru mengajarkan contoh pembelajaran sudah banyak siswa yang mengeluarkan pendapatnya, hanya satu, dua murid saja yang belum aktif bertanya kepada guru. Pembagian kelompok pada pertemuan kedua sudah berjalan baik hal ini dibuktikan dengan siswa yang sudah tertib dan memperhatikan penjelasan guru.

Secara rinci, berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar Siklus II:


(55)

commit to user

Tabel 4.3. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus II

No Aktivitas yang diamati

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jml

Rata-Rata Jml

Rata-Rata 1 Memperhatikan.penjelasan.guru 114 3.0 130 3.4 2 Ikut.aktif.dalam.pembelajaran 116 3.1 124 3.3 3 Menanyakan yang kurang dimengerti 119 3.1 129 3.4

4 Merespon pertanyaan 120 3.2 126 3.3

5 Mengkomunikasikan gagasan dengan sesama teman

119 3.1 120 3.2

6 Perilaku yang menyimpang dalam KBM

120 3.2 132 3.5

Jumlah 708 18.6 761 20.0

Rata-rata Siklus II 3.2

Kriteria Baik

Berdasarkan tabel di atas, maka aktivitas siswa dalam pembelajaran Siklus II diperoleh rata-rata akivitas siswa pada pertemuan I adalah 18.6, sedangkan pada pertemuan II rata-rata aktivitas siswanya sebesar 20.0. Hasil ini sudah baik dan maksimal, karena sudah banyak siswa yang memperhatikan pembelajaran lempar turbo, serta peran guru yang optimal dalam mengkondisikan siswa selama proses pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil Pembelajaran Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani berdasarkan nilai afektif, kognitif dan psikomotorik pada Siklus II sebagai berikut:


(56)

commit to user

Tabel 4.4. Perolehan Nilai Pembelajaran Siklus II

No Aspek Penilaian Jumlah Siswa Prosentase

1 Nilai ≤ 70 3 7.89%

2 Nilai ≥ 70 35 92.1%

3 Tuntas Belajar 35 92.1%

4 Tidak Tuntas Belajar 3 7.89%

5 Nilai Tertinggi : 90 3 7.89%

6 Nilai Terendah : 66.33 1 2.36%

7 Nilai Rata-rata 81.1

Nilai pembelajaran senam kebugaran jasmani 2008 berdasarkan nilai afektif, kognitif dan psikomotorik yang dicapai siswa pada siklus II nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 66.3. Nilai rata-rata pembelajaran kebugaran jasmani melalui senam kebugaran jasmani 2008 siswa yang dicapai pada siklus II ini adalah 81.1. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 35 siswa atau 92.1% dari 38 siswa, sedangkan yang belum tuntas mencapai 3 siswa atau 7.89% dari 38 siswa.

Berikut ini disajikan perbandingan ketuntasan belajar dan nilai rata-rata ulangan harian siswa pada Siklus I dan II

0 20 40 60 80 100

SIKLUS I SIKLUS II

Ketuntasan Belajar Nilai Rata-Rata

Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Nilai Ketuntasan belajar dan Nilai Rata-Rata Pembelajaran Siswa Siklus I dan II.


(57)

commit to user

Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat adanya peningkatan baik pada ketuntasan belajar siswa maupun nilai pembelajaran yang dilakukan pada akhir Siklus I dan II. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Peningkatan Kebugaran Jasmani melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat meningkatkan hasil belajar siswa IV SD Negeri I Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil pembelajaran Siklus II, aktivitas siswa maupun nilai pembelajaran siswa mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena siswa maupun guru telah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Aktivitas belajar siswa pada Siklus II pertemuan kedua telah mencapai hasil baik dengan rata-rata aktivitas 3.2 dengan nilai rata-rata ulangan harian siswa sebesar 81.1 dengan ketuntasan belajar 35 siswa atau 92.1% dari 38 siswa. Dengan hasil yang demikian, maka indikatir penelitian ini telah tercapai.

Setelah melihat hasil pembelajaran pada Siklus II dan pengamatan aktivitas siswa terlihat baik, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian dihentikan sampai pada Siklus II, karena hasil belajar sudah memenuhi target penelitian yaitu mengalami peningkatan baik dari aktivitas belajar siswa maupun dari hasil ulangan harian yang dilakukan pada akhir setiap siklus. Untuk itu, penelitian tindakan kelas ini berakhir pada siklus II.

B. Pembahasan

Berdasarkan temuan dan refleksi selama siklus pertama dan siklus kedua, Pembelajaran Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 ternyata sangat efektif dalam pembelajaran Olahraga dan Kesehatan.. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, serta pemahaman terhadap materi pembelajaran.


(58)

commit to user

Kenaikan prestasi belajar siswa terhadap materi Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 mencapai tingkat ketuntasan belajar 92,2% dan peningkatan nilai rata-rata sebesar 81.1. Ini memberikan bukti bahwa Pembelajaran Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat melatih siswa menghubungkan potensi yang dimilikinya.

Dari 38 siswa hanya ada 3 siswa yang belum tuntas dalam perbaikan pembelajaran terhadap materi Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008. Peneliti dapat mengungkap ketidakberhasilan perbaikan pembelajaran itu dikarenakan siswa tersebut mengalami kekurangan gizi, sering sakit-sakitan yang berdampak terhadap Perkembangan kecerdasan siswa. Menurut Hera Lestari Mikarsa, (2004 : 5.15) faktor lingkungan yang berpengaruh besar terhadap perkembangan intelektual anak nutrisi dan gizi dan rangsangan. Untuk perbaikan pembelajaran Peningkatan Kebugarabn siswa (peningatan prestasi belajar siswa) yang belum tuntas masih ada 3 siswa. Hal ini disebabkan oleh faktor intelegensi siswa yang lambat dalam perkembangannya.

Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh siswa dalam Observasi terhadap siswa pada Siklus I dengan nilai yang kurang cukup yaitu 2.5 sedangkan pada siklus II Aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan dengan kriteria nilai Baik dengan rata-rata penilaian 3.2.

Melihat data tersebut di atas maka Pembelajaran Peningkatan Kebugaran Siswa melalui Senam Kebugaran Jasmani pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Gemuruh mengalami keberhasilan hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai, baik aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dari Siklus I Pertamuan 1 sampai Siklus II Pertemuan II mengalami peningkatan dan melebihi KKM.


(59)

commit to user BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran Peningkatan Kebugaran Siswa melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat meningkakan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Hasil belajar siswa selama proses pembelajaran siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I yaitu 68.1, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 65.8%, sedangkan yang belum tuntas belajar 34.2% dari 38 siswa. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 81.1, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 92.1%, sedangkan yang belum tuntas belajar 7.89% dari 38 siswa. Ketuntasan belajar siswa 92.1% melebihi indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan belajar 80%.

B. Implikasi

Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi perkembangan pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah-sekolah pada umumnya dan khususnya di SDN 1 Gemuruh. Guru Pendidikan Jasmani dapat menerapkan pembelajaran senam dengan materi Kebugaran Jasmani siswa melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008.

C. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti sebaiknya:

1. Bagi siswa hendaknya selalu melakukan latihan-latihan pembelajaran yang diberikan guru untuk menggali potensi yang ada pada diri siswa


(60)

commit to user

2. Bagi guru-guru yang lain untuk melaksanakan Penelitian Tindakan kelas untuk meningkatkan teknik proses belajar mengajar. Dengan Penelitian Tindakan kelas hambatan untuk peningkatan prestasi belajar siswa secara dini dapat terdeteksi.

3. Bagi sekolah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat meningkatkan kinerja guru dalam Proses Belajar Mengajar.


(1)

commit to user

Tabel 4.3. Hasil Observasi Peserta Didik dalam Pembelajaran Siklus II No Aktivitas yang diamati

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Jml

Rata-Rata Jml

Rata-Rata

1 Memperhatikan.penjelasan.guru 114 3.0 130 3.4

2 Ikut.aktif.dalam.pembelajaran 116 3.1 124 3.3

3 Menanyakan yang kurang dimengerti 119 3.1 129 3.4

4 Merespon pertanyaan 120 3.2 126 3.3

5 Mengkomunikasikan gagasan

dengan sesama teman

119 3.1 120 3.2

6 Perilaku yang menyimpang dalam

KBM

120 3.2 132 3.5

Jumlah 708 18.6 761 20.0

Rata-rata Siklus II 3.2

Kriteria Baik

Berdasarkan tabel di atas, maka aktivitas siswa dalam pembelajaran Siklus II diperoleh rata-rata akivitas siswa pada pertemuan I adalah 18.6, sedangkan pada pertemuan II rata-rata aktivitas siswanya sebesar 20.0. Hasil ini sudah baik dan maksimal, karena sudah banyak siswa yang memperhatikan pembelajaran lempar turbo, serta peran guru yang optimal dalam mengkondisikan siswa selama proses pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil Pembelajaran Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani berdasarkan nilai afektif, kognitif dan psikomotorik pada Siklus II sebagai berikut:


(2)

commit to user

Tabel 4.4. Perolehan Nilai Pembelajaran Siklus II

No Aspek Penilaian Jumlah Siswa Prosentase

1 Nilai ≤ 70 3 7.89%

2 Nilai ≥ 70 35 92.1%

3 Tuntas Belajar 35 92.1%

4 Tidak Tuntas Belajar 3 7.89%

5 Nilai Tertinggi : 90 3 7.89%

6 Nilai Terendah : 66.33 1 2.36%

7 Nilai Rata-rata 81.1

Nilai pembelajaran senam kebugaran jasmani 2008

berdasarkan nilai afektif, kognitif dan psikomotorik yang dicapai siswa pada siklus II nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 66.3. Nilai rata-rata pembelajaran kebugaran jasmani melalui senam kebugaran jasmani 2008 siswa yang dicapai pada siklus II ini adalah 81.1. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 35 siswa atau 92.1% dari 38 siswa, sedangkan yang belum tuntas mencapai 3 siswa atau 7.89% dari 38 siswa.

Berikut ini disajikan perbandingan ketuntasan belajar dan nilai rata-rata ulangan harian siswa pada Siklus I dan II

0 20 40 60 80 100

SIKLUS I SIKLUS II

Ketuntasan Belajar Nilai Rata-Rata

Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Nilai Ketuntasan belajar dan Nilai Rata-Rata Pembelajaran Siswa Siklus I dan II.


(3)

commit to user

Berdasarkan tabel di atas, maka terlihat adanya peningkatan baik pada ketuntasan belajar siswa maupun nilai pembelajaran yang dilakukan pada akhir Siklus I dan II. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Peningkatan Kebugaran Jasmani melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat meningkatkan hasil belajar siswa IV SD Negeri I Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil pembelajaran Siklus II, aktivitas siswa maupun nilai pembelajaran siswa mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena siswa maupun guru telah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Aktivitas belajar siswa pada Siklus II pertemuan kedua telah mencapai hasil baik dengan rata-rata aktivitas 3.2 dengan nilai rata-rata ulangan harian siswa sebesar 81.1 dengan ketuntasan belajar 35 siswa atau 92.1% dari 38 siswa. Dengan hasil yang demikian, maka indikatir penelitian ini telah tercapai.

Setelah melihat hasil pembelajaran pada Siklus II dan pengamatan aktivitas siswa terlihat baik, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian dihentikan sampai pada Siklus II, karena hasil belajar sudah memenuhi target penelitian yaitu mengalami peningkatan baik dari aktivitas belajar siswa maupun dari hasil ulangan harian yang dilakukan pada akhir setiap siklus. Untuk itu, penelitian tindakan kelas ini berakhir pada siklus II.

B. Pembahasan

Berdasarkan temuan dan refleksi selama siklus pertama dan siklus kedua, Pembelajaran Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 ternyata sangat efektif dalam pembelajaran Olahraga dan Kesehatan.. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, serta pemahaman terhadap materi pembelajaran.


(4)

commit to user

Kenaikan prestasi belajar siswa terhadap materi Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 mencapai tingkat ketuntasan belajar 92,2% dan peningkatan nilai rata-rata sebesar 81.1. Ini memberikan bukti bahwa Pembelajaran Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat melatih siswa menghubungkan potensi yang dimilikinya.

Dari 38 siswa hanya ada 3 siswa yang belum tuntas dalam perbaikan pembelajaran terhadap materi Peningkatan Kebugaran melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008. Peneliti dapat mengungkap ketidakberhasilan perbaikan pembelajaran itu dikarenakan siswa tersebut mengalami kekurangan gizi, sering sakit-sakitan yang berdampak terhadap Perkembangan kecerdasan siswa. Menurut Hera Lestari Mikarsa, (2004 : 5.15) faktor lingkungan yang berpengaruh besar terhadap perkembangan intelektual anak nutrisi dan gizi dan rangsangan. Untuk perbaikan pembelajaran Peningkatan Kebugarabn siswa (peningatan prestasi belajar siswa) yang belum tuntas masih ada 3 siswa. Hal ini disebabkan oleh faktor intelegensi siswa yang lambat dalam perkembangannya.

Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh siswa dalam Observasi terhadap siswa pada Siklus I dengan nilai yang kurang cukup yaitu 2.5 sedangkan pada siklus II Aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan dengan kriteria nilai Baik dengan rata-rata penilaian 3.2.

Melihat data tersebut di atas maka Pembelajaran Peningkatan Kebugaran Siswa melalui Senam Kebugaran Jasmani pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Gemuruh mengalami keberhasilan hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai, baik aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dari Siklus I Pertamuan 1 sampai Siklus II Pertemuan II mengalami peningkatan dan melebihi KKM.


(5)

commit to user

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran Peningkatan Kebugaran Siswa melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008 dapat meningkakan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Hasil belajar siswa selama proses pembelajaran siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I yaitu 68.1, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 65.8%, sedangkan yang belum tuntas belajar 34.2% dari 38 siswa. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 81.1, siswa yang mengalami ketuntasan belajar mencapai 92.1%, sedangkan yang belum tuntas belajar 7.89% dari 38 siswa. Ketuntasan belajar siswa 92.1% melebihi indikator keberhasilan, yaitu ketuntasan belajar 80%.

B. Implikasi

Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi perkembangan pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah-sekolah pada umumnya dan khususnya di SDN 1 Gemuruh. Guru Pendidikan Jasmani dapat menerapkan pembelajaran senam dengan materi Kebugaran Jasmani siswa melalui Senam Kebugaran Jasmani 2008.

C. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti sebaiknya:

1. Bagi siswa hendaknya selalu melakukan latihan-latihan pembelajaran yang diberikan guru untuk menggali potensi yang ada pada diri siswa


(6)

commit to user

2. Bagi guru-guru yang lain untuk melaksanakan Penelitian Tindakan kelas untuk meningkatkan teknik proses belajar mengajar. Dengan Penelitian Tindakan kelas hambatan untuk peningkatan prestasi belajar siswa secara dini dapat terdeteksi.

3. Bagi sekolah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat meningkatkan kinerja guru dalam Proses Belajar Mengajar.