Populasi Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Nurida Syamsiyah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Tentang Akhlak Tercela Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Subjek Populasi, Sampel Penelitian

a. Populasi

Pengertian populasi dalam penelitian ini merujuk pada Sugiyono 2011: 117 mengemukakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditari k kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah efektivitas belajar siswa kelas X SMA Laboratorium-Percontohan UPI Bandung. Adapun anggota populasi penelitian ini sebagai berikut: [3.1] Tabel 2 Anggota Populasi Penelitian No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan 1. X-A 14 13 27 2. X-B 11 14 25 3. X-C 14 13 27 4. X-D 14 12 26 5. X-E 14 12 26 6. X-F 14 12 26 7. X-G 9 18 27

b. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk menentukan sampel yang akan diambil, maka ditentukan terlebih dahulu teknik pengambilan sampel yang akan digunakan. Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling nonprobability sampling. Nurida Syamsiyah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Tentang Akhlak Tercela Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Sugiyono 2011: 122 mengemukakan “Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluangkesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih secara sampel.” Menurut Sukardi 2008:61 teknik memilih sampel yang termasuk nonprobabilitas adalah memilih sampel dengan dasar tujuan tertentu. Teknik ini juga popular disebut sebagai purposive sampling, karena untuk menentukan seseorang menjadi sampel atau tidak didasarkan pada tujuan tertentu, misalnya dengan pertimbangan professional yang dimiliki oleh peneliti dalam usahanya memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah efektivitas belajar siswa kelas X-A dan X-E SMA Laboratorium-Percontohan UPI Bandung. Adapun anggota sampel yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : [3.2] Tabel 3 Anggota Sampel Penelitian No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 1 X-A 14 13 27 2 X-E 14 12 26 Jumlah 28 25 53 B. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain eksperimen yaitu dengan adanya perlakuan treatment. Menurut Ruseffendi 2005: 52 mengemukakan “desain eksperimen yang termasuk kedalam desain satu variabel adalah kuasi-eksperimen, yaitu dengan menggunakan desain kelompok kontrol tidak ekuivalen the nonequivalent control group design. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti me nerima keadaan subjek seadanya.” Nurida Syamsiyah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Tentang Akhlak Tercela Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dengan adanya perlakuan dalam penelitian kuasi eksperimen, yaitu dengan adanya kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model Problem Based Learning dan yang satunya lagi adanya kelas kontrol yang tidak memperoleh perlakuan atau memproleh perlakuan biasa sehingga desain penelitiannya sebagai berikut: [3.2] Gambar 4 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen Non-equivalent Control Group Design Sugiyono, 2011: 116 Keterangan: E = kelas eksperimen K = kelas kontrol = pretest kelas eksperimen = pretest kelas kontrol X = treatment perlakuan kelas eksperimen = posttest kelas eksperimen = posttest kelas kontrol Dalam penelitian kuasi eksperimen ini peneliti mengambil sampel dari dua kelompok, yaitu kelas X-A dan X-E . Kelas X-E dijadikan sebagai kelas kontrol dan kelas X-A dijadikan sebagai kelas eksperimen. Kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional non Problem Based Learning sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Hal ini bertujuan untuk mengukur sejauhmana tingkat keefektifan model Problem Based Learning yang diterapkan pada kelas eksperimen berpengaruh besar pada sikap siswa mengenai materi akhlak tercela E X .......................................................... K Nurida Syamsiyah, 2013 Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Tentang Akhlak Tercela Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dalam rangka menghindari perilaku tercela dibandingkan pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Dengan adalah pretest dimana kelas eksperimen dan kelas kontrol belum diberikan pembelajaran, setelah diberikan pretest selanjutnya untuk kelas eksperimen diberikan perlakuan treatment pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning, sedangkan untuk kelas kontrol tidak diberikan perlakuan yaitu dengan model pembelajaran konvensional. Setelah diberikan perlakuan treatment untuk kelas eksperimen dan tidak diberikan perlakuan untuk kelas kontrol, selanjutnya adalah posttest yaitu diberikannya tes setelah proses pembelajaran. Untuk mengetahui efektivitas model Problem Based learning dihitung hasil yang diperoleh dari nilai pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian diolah dan dianalisis dengan uji statistik untuk mengetahui peningkatan gain skor pada masing-masing kelas yang telah diberikan pretest dan posttest.

C. Metode Penelitian