13
2. Untuk guru : a. Meningkatkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan profesional guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
3. Untuk sekolah : a. Sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran
khususnya fisika. b. Meningkatkan kreativitas sekolah dengan peningkatan kompetensi siswa
dan kinerja guru.
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah, antara lain :
1. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran dimana model ini menggunakan beberapa fase untuk menyelesaikan masalah dalam
pembelajaran. Sudjana, 2011. 2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajar. Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan,
maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar
siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Muslich, 2011
14
3. Eksperimen atau percobaan adalah proses memecahkan masalah melalui kegiatan manipulasi variabel dan pengamatan atau pengukuran. Sani, 2012.
110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan : 4. Ada peningkatan hasil belajar siswa pada
ranah
kognitif dengan menggunakan model pembelajaran problem solving berbasis eksperimen. Hasil belajar ranah
kognitif siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata 72,95 dengan standar deviasi sebesar 7,45 sedangkan N-gain untuk siklus I sebesar 37 termasuk
dalam kategori sedang pada siklus II meningkat dengan nilai rata-rata 77,30 dengan standar deviasi sebesar 5,33 sedangkan N-gain untuk siklus II sebesar
43 termasuk dalam kategori sedang. Dengan meningkatnya kemampuan pada ranah kognitif maka ketuntasan belajar siswa kelas XI IA-1 SMA Negeri 1
Stabat mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan pada ranah kognitif tersebut dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang tuntas belajar dari
24 63,16 siswa pada siklus I menjadi 33 86,84 siswa pada siklus II. 5. Ada peningkatan hasil belajar siswa pada
ranah
psikomotor dengan menggunakan model pembelajaran problem solving berbasis eksperimen. Dari
data analisis lembar hasil observasi psikomotor diperoleh nilai rata-rata 72,11 termasuk dalam kriteria cukup pada siklus I meningkat menjadi 77,54
termasuk dalam kriteria baik pada siklus II. Dengan meningkatnya kemampuan pada ranah psikomotor maka ketuntasan belajar siswa pada ranah psikomotor
mengalami peningkatan. Ketuntasan klasikal pada siklus I hanya sebanyak 20 110