Profil Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Dusun Lempedu,Desa Les,Buleleng.Keluarga bapak I Gede Widana hanya tinggal di sebuah gubuk yang terdiri dari 2 ruangan,yaitu ruang dapur dan ruang kamar tidur.Bapak ini telah menempati gubuk tersebut selama 3 tahun sampai sekarang.Tanah yang diditempatin sekarang merupakan tanah warisan dari Bapak kandung I Gede Widana.Luas rumah yang ditempati oleh keluarga ini seluas ±10m x 10m.Di luar gubuk tersebut juga Bapak I Gede Widana memelihara ayam.Bapak I Gede Widana sampai sekarang mendapatkan bantuan listrik dan kamar mandi dari Desa Les.Untuk pembayaran air Bapak I Gede Widana dipungut biaya Rp 20.000,00bulan dimana air tersebut dialirkan melalui selang dari rumah Bapak kandung I Gede Widana yang berada di depan. Bapak I Gede Widana memiliki 2 orang anak dan seorang istri.Anak pertama Bapak I Gede Widana bernama Ni Luh Widiartini yang saat ini berumur 4 tahun dan tahun depan akan menempuh pendidikan sekolah dasar.Anak yang kedua bernama Kadek Resmiyani berumur 1 tahun.Bapak I Gede Widana berkerja sebagai nelayan, ia bekerja di perahu milik orang lain.Sedangkan Isterinya,Ibu Kadek Mekiartini bekerja sebagai tukang cuci dan tukang sapu rumah.Pendapatan dari Bapak I Gede Widana dan Ibu Kadek Mekiartini tidak sebanding dengan pengeluaran keluaraga mereka selama sebulan.Keluarga ini juga hidup dari bantuan tetangga dan keluarga saudara mereka.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Ekonomi merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan dari seseorang. Dalam hal ini pengukuran ekonomi dari keluarga dampingan bertujuan untuk mengidentifikasi sumber pendapatan keluarga dampingan untuk memenuhi pengeluaran keluarga dampingan, seperti kebutuhan sehari – hari. Untuk itu dalam mengukur tingkat kesejahteraan keluarga dampingan Bapak I Gede Widana diperlukan dua hal, yaitu pendapatan keluarga dampingan dan pengeluaran keluarga dampingan.

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Bapak I Gede Widana digolongkan sebagai keluarga kurang mampu bahkan bisa dibilang sangat membutuhkan uluran tangan orang.Kehidupan Bapak I Gede Widana sangat jauh dari kata sejahtera.Bapak I Gede Widana memperoleh pendapatan dari hasil tangkapannya selama setengah hari melaut.Hasil tangkapan ikan Bapak I Gede Widana bergantung pada cuaca dan kondisi laut pada bulan-bulan tertentu.Sedangkan istrinya,Ibu Kadek Mekiartini mendapatkan penghasilan dari mencuci pakaian orang,menyetrika pakaian orang,mengepel dan menyapu rumah orang.

1.2.2 Sumber penghasilan

Sumber pengahasilan Bapak I Gede Widana berasal dari hasil tangkapan ikannya bersama temanya.Bapak I Gede Widana berlayar menangkap ikan bersama temanya karena ia takut terjadi sesuatu hal di laut.Pak I Gede Widawa berangkat kerja jam 01.00 WITA ke laut kemudian menuju tempat memancing ikan dibutuhkan waktu 5 jam.Jadi pukul 05.00 WITA dan mulai memancing ikan.Pukul 15.00 WITA Bapak I Gede Widana kembali ke desa Les untuk menjual hasil tangkapannya ke pengepul ikan.Hasil tangkapan rata-rata perhari Bapak I Gede Widana 50 kg.Setelah dipotong uang bahan bakar mesin perahu dan dibagi sama pemilik kapal Bapak I Gede Widana mendapatkan Rp 100.000,00.Jenis ikan yang paling sering Bapak I Gede Widana pancing adalah ikan tuna dan ikan tongkol.Untuk 1 kg ikan tuna dan tongkol dihargai Rp 20.000,00 oleh pengepul ikan.Kalau ikan dilaut banyak ikan tersebut dihargai Rp 20.000,00.Setiap bulan Bapak I Gede Widana memperoleh gaji Rp 2.000.000,00 namun dengan utang dan pengeluaran yang banyak tidak bisa mencukupi.Untuk membangun rumah yang sepantasnya pun tidak ada biaya. Penghasilan istrinya Ibu Kadek Mekiartini berasal dari mencuci baju, menyetrika baju, mengepel rumah dan menyapu rumah orang lain.Dalam waktu seminggu Ibu Kadek Mekiartini bisa mendapatkan tawaran bekerja dari 2 rumah.Ibu Kadek Mekiartini juga membawa 2 anaknya dalam bekerja.Untuk sekali berkerja di rumah orang Ibu Kadek Mekiartini mendapatkan Rp 30.000,00